Sunday 30 December 2018

PENERAPAN METODE APLIKATIP KONSEP BERMAIN SAMBIL BELAJAR


1.       LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar, belajar mengajar merupakan kegiatan siswa dalam membangun makna dan pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberi dorongan kepada siswa untuk meningkatkan otoritas atau hak dalam membangun dan mengembangkan gagasannya. Tanggung jawab belajar ada pada siswa, guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan bertanggung jawab kepada siswa untuk belajar. (desi,2009:1)
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan sampai perguruan tinggi. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa; pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya unuk memiliki kekuaatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam proses pendidikan guru dan peserta didik merupakan komponen utama yang tidak dapat dipisahkan. Guru yang menciptakan suasana tersebut untuk menggali potensi yang ada pada dirinya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya  untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan merupakan metode pengajaran.dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat berperan penting dalam pengajaran, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk Memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubung-hubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara otoritas, tetapi mereka miskin aplikasi. (Sanjaya, 2009:1)
Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita.  Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan selera guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru dalam pengelolaan tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya.  (Sanjaya, 2009:5)  
Sejalan dengan uraian diatas, pembelajaran Matematika di sekolah masih banyak menggunakan metode pembelajaran ceramah yang berupaya untuk menghabiskan materi pembelajaran semata sehingga kurang memberi makna bagi peserta didik, dan apalagi setelah ditinjau hasil UN selama 2 tahun berturut-turut hasilnya belum mencapai hasil yang maksimal.
Untuk mengatasi ini semua, maka guru harus mampu membuat siswa berpikir kreatif dan mandiri dengan cara memberi penjelasan sambil bermain dan belajar sehingga anak tidak mudah bosan, lebih menarik dan lebih berminat dalam belajar. Dengan cara inilah siswa dapat menyesuaikan permasalahan dalam matematika serta mempermudah siswa untuk mengerti materi yang disampaikan oleh guru.
Agar aktivitas pembelajaran matematika mampu memberikan makna bagi peserta didik yang belajar maka guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang mampu membuat siswa itu tertarik dengan matematika, membuat siswa itu berpikir kreatif dan mandiri dapat menyelesaikan permasalahan dalam matematika, serta mempermudah siswa untuk mengerti materi yang disampaikan oleh guru. (Warsita.2008:270).  Salah satunya dengan menggunakan metode aplikatif konsep bermain sambil belajar.
Matematika aplikatif merupakan materi yang konsep dasarnya dapat dilihat secara nyata. Pengukuran, geometri dan pengolahan data (statistik) adalah beberapa diantaranya, materi ini dapat dijelaskan melalui permainan atau kegiatan sebagai contoh materi pengukuran dapat dijelaskan melalui kegiatan mengukur  panjang dan lebar, panjang meja,lebar  lapangan sekolah.(Andri Saleh:   2005).
Selain itu metode aplikatip konsep bermain sambil belajar juga menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya mungkin terjadi apabila  anak aktip mengalami sendiri, apabila yang menyangkut apa yang dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri maka inisiatif harus datang dari siswa itu sendiri, guru sekadar pembimbing dan pengarah. (John Dewey 1916 dalam Davies 1937:31)
Melihat pentingnya metode aplikatip konsep bermain sambil belajar bagi peserta didik maka saya tertarik untuk meneliti metode aplikatip konsep bermain sambil belajar  pada pokok bahasan  bangun ruang. Adapun judul yang saya angkat adalah PENERAPAN METODE APLIKATIP KONSEP BERMAIN SAMBIL BELAJAR DENGAN KECERDASAN DAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN MATEMATIKA   DI  SD NEGERI  88  PALEMBANG  

2.                   MASALAH
2.1. Rumusan masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah, hal utama yang menjadi pokok perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar dan kecerdasan siswa setelah diterapkan metode aplikatif konsep bermain sambil belajar pada pelajaran matematika di SD  Negeri 88  Palembang.
2.2. Batasan masalah
Metode aflikatif konsep belajar sambil belajar ini hanya diterapkan pada kelas VI SD Negeri 88  Palembang.dalam materi balok dan kubus

3.                   TUJUAN PENELITIAN
Metode aplikatif bermain sambil belajar bertujuan supaya anak tidak mudah bosan, lebih menarik dan lebih berminat dalam belajar. Sehingga anak tersebut berubah pola tingkah lakunya dari malas belajar menjadi rajin belajar.
4.                   MANFAAT PENELITIAN
4.1   Dapat meningkatkan hasil belajar dan kecerdasan dengan berbagai kemampuan.
4.2   Dapat meningkatkan hasil belajar dan kecerdasan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah
5.         KAJIAN TEORITIK
5.1. Matematika  Aplikatip  konsep  bermain sambil belajar
           Matematika aplikatif merupakan materi yang konsep dasarnya dapat dilihat secara nyata. Pengukuran, geometri dan pengolahan data (statistik) adalah beberapa diantaranya, materi ini dapat dijelaskan melalui permainan atau kegiatan sebagai contoh materi pengukuran dapat dijelaskan melalui kegiatan mengukur  panjang dan lebar, panjang meja, lebar lapangan sekolah. (Andri Saleh:   2005).
           Materi geometri dapat dimulai dengan kegiatan mencari benda-benda yang memiliki bentuk balok dan kubus. Sepertinya metode aplikatif  konsep bermain sambil belajar ini dapat dengan  mudah disampaikan kepada anak didik mengapa? Karena materi tersebut dapat dikemas menjadi berbagai kegiatan atau permainan yang menyenangkan bagi anak didik.
           Selain itu metode aplikatip konsep bermain sambil belajar juga menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain,belajar hanya mungkin terjadi apabila  anak aktip mengalami sendiri, apabila yang menyangkut apa yang dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri maka inisiatip harus datang dari dirinya sendiri maka inisiatip harus datang dari siswa itu sendiri, guru sekadar pembimbing dan pengarah. (John Dewey 1916 dalam Davies 1937:31)
           Matematika adalah ilmu pasti.artinya, pelajaran ini selalu menghasilkan jawaban yang pasti. Sebagai contoh,satu ditambah enam hasilnya pasti tujuh, setelah enam belas pasti tujuh belas dan begitu seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa matematika adalah pelajaran yang lebih mengedepankan  pemahaman. Untuk itulah seorang guru harus menjelaskan materi dengan konsep yang sederhana namun jelas. Berbeda dengan mata pelajaran yang lain, matematika merupakan pelajaran yang tidak bisa dibayangkan dalam pikiran. Sebaliknya justru “memaksa” para anak didik untuk menjelaskan di atas kertas. Hal ini untuk mengurangi tingkat kesalahan anak didik dalam melakukan perhitungan.
5.2. Kecerdasan
            Setiap manusia pada dasarnya mempunyai banyak kecerdasan. Sungguh inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya, yakni kecerdasan. Sebuah anugerah yang luar biasa dahsyat dari tuhan, ini sayang sekali bila tidak dikembangkan dengan baik. Hal yang banyak terjadi meskipun manusia dianugerahi banyak kecerdasan oleh tuhan, bila tidak dikembangkan dengan baik, maka kecerdasan itu tidak bisa memberikan manfaat yang berarti bagi manusia. Disinilah sesungguhnya peran lingkungan, dunia pendidikan, dan lebih khusus lagi peran orang tua sangat besar dalam mengembangkan kecerdasan anak-anak.
            Meskipun tidak dapat dijadikan ukuran kecerdasan, keberhasilan dan kesuksesan anak didik, nilai tetap saja dianggap penting. Buktinya nilai kelulusan dari suatu sekolah harus diatas nilai minimal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.  
5.3. Hasil belajar Matematika
            Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kuwalitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
            Hasil belajar adalah suatu kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki oleh siswa tersebut aktivitas belajar. Gagne (dalam Suherman, 2001:37) mengemukakan bahwa hasil belajar didasarkan pengamatan tingkah laku, melalui stimulus respon, dan belajar bersyarat. Alasannya adalah bahwa manusia itu organisme pasif yang dikontrol melalui imbalan dan hukuman.
      Hasil belajar juga akan bermanfaat bagi masyarakat bila pada lulusan memiliki perilaku dan pandangan yang positif untuk ikut mensejahterahkan dan menentramkan masyarakat. Masalah efektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implenmentasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran efektip terus dilakukan.
            Hasil belajar menurut  Bloom (1976) mencakup peringkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil efektif. Andersen (1981) sependapat dangam Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat  dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah pasikomotor, dan perasaan  berkaitan dengan ranah efektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam pendidikan, ketiga ranah tersebut  merupakan hasil balajar.
            Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha belajar. Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil-hasil dari berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam dirinya (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal). Apapun faktor dari dalam yaitu kecerdasan bakat, minat dan perhatian, kesehatan jasmani, cara belajar, dan keaktifan siswa sedangkan faktor dari luar yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. (Slameto, 1995 : 5).
      Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada suatu pokok bahasan.
6                     Anggapan Dasar dan Hipotesis
6.1. Anggapan Dasar
Adapun anggaran dasar dalam penelitian ini yaitu :
a.       Setiap siswa memiliki prestasi yang bervariasi
b.       Setiap siswa mendapatkan materi pelajaran matematika yang sama sesuai dengan setiap tingkatan kelasnya.
c.       Siswa yang menggunakan Konsep Bermain sambil belajar dalam pelajaran matematika adalah salah satu tindakan yang diharapkan dapatkan memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

6.2. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu sering dituntut untuk melakukan pengecekan. (Sudjana, 1996 : 219)
Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah ada tidaknya pengaruh didalam metode aplikatif konsep belajar sambil bermain dalam  menyelesaikan soal matematika pada materi Balok dan kubus di kelas VI SD Negeri 88 Palembang.
7                     MATERI MATEMATIKA
7.1. Balok
Balok termasuk bangun ruang yang mempunyai enam sisi masing-masing berbentuk segi empat. Balok juga mempunyai rusuk dan titik sudut.
7.2. Kubus
Kubus termasuk bangun ruang. Sama halnya dengan balok, kubus juga memiliki sisi,titik sudut,dan rusuk. Kubus dan balok dibedakan oleh bentuk sisi. Sisi pada kubus berbentuk persegi, sedangkan sisi pada balok pada umumnya berbentuk persegi panjang. Agar lebih jelas, perhatikan gambar dibawah ini!
 Description: D:\FOTO - FOTO\foto bingung\Kubus.pngDescription: D:\FOTO - FOTO\foto bingung\balok1.png
8.         MET0DE PENELITIAN
8.1. Variabel penelitian
      Menurut Arikunto ( 2002:26 ) “Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu  penelitian” , adapun varabel penelitian dalam penelitian ini adalah  hasil belajar siswa.
8.2. Defenisi  Operasi Varianbel
      Agar pengertian variable dalam  penelitian ini lebih jelas, maka perlu didefinisikan bahwa  hasil belajar dalam dalam penelitian ini adalah nilai rata – rata tes akhir dan nilai lembar kerja siswa ( LKS ).
8.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas  VI  Negeri 88  Palembang.
8.4. Metode Penelitian
    Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2002: 125 ). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang berupa teknik soal. 

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...