Aku, daah
di tulis oleh : M Kamil
Pagi aku sudah bangun, kucuci muka, meski mata masih mengantuk, aku laksanakan ibadahku,
setelah itu aku duduk membaca ayat-ayat suci, aku berharap menjadi kekasih allah,
jam enam lima belas menit, meski berat kendaraanku berjalan mengatar anaku kesekolah,
ia sekolah di SMP ngeri tujuh Palembang.
jalan kota selalu macet, apalagi jalan yang banyak lobangnya, di dekat jemabtan sungai aur itu bahaya sekali jalan itu, karena lobanya yany besar, lagi pula banyak kendaraan di jalan kalau pagi hari,
kupanggil sekilas temanku hasyim yang mnraik becak itu, ia menjawanb walau hanya terdengar sayup-sayup dari kejauhan.
pagi aku sudah sarapan sepotong roti, itu juga sebagai hadia dari ibuku, karena aku bantu ia membereskan dagannya untuk di susun di warung nya.
setelah itu lalu antar istriku pergi mengajar, sekitar pukul delapan pagi, aku hari ini kepalaku agak berat, kadang kala aku pijit-pijit sendiri bagian leherku. tak juga sembuh berapa hari ini.
aku ikut sedih sesungguhnya karena anaku akan kuliah tak dapat bayar kekurangan bayar satu juta, aku pikir kemana kau aku mau cari uang uang itu, hanya berharap agar tuhan dapat memberikan jalan aku dapat uang itu.
daah aah hari ini, rasa kepalaku berat sekali rasanya,
secangkir kopi dan sepotong roti di berikan oleh ibuku, ini hadiah katanya, karena dagangnya hari banyak
yang beli.
di tulis oleh : M Kamil
Pagi aku sudah bangun, kucuci muka, meski mata masih mengantuk, aku laksanakan ibadahku,
setelah itu aku duduk membaca ayat-ayat suci, aku berharap menjadi kekasih allah,
jam enam lima belas menit, meski berat kendaraanku berjalan mengatar anaku kesekolah,
ia sekolah di SMP ngeri tujuh Palembang.
jalan kota selalu macet, apalagi jalan yang banyak lobangnya, di dekat jemabtan sungai aur itu bahaya sekali jalan itu, karena lobanya yany besar, lagi pula banyak kendaraan di jalan kalau pagi hari,
kupanggil sekilas temanku hasyim yang mnraik becak itu, ia menjawanb walau hanya terdengar sayup-sayup dari kejauhan.
pagi aku sudah sarapan sepotong roti, itu juga sebagai hadia dari ibuku, karena aku bantu ia membereskan dagannya untuk di susun di warung nya.
setelah itu lalu antar istriku pergi mengajar, sekitar pukul delapan pagi, aku hari ini kepalaku agak berat, kadang kala aku pijit-pijit sendiri bagian leherku. tak juga sembuh berapa hari ini.
aku ikut sedih sesungguhnya karena anaku akan kuliah tak dapat bayar kekurangan bayar satu juta, aku pikir kemana kau aku mau cari uang uang itu, hanya berharap agar tuhan dapat memberikan jalan aku dapat uang itu.
daah aah hari ini, rasa kepalaku berat sekali rasanya,
secangkir kopi dan sepotong roti di berikan oleh ibuku, ini hadiah katanya, karena dagangnya hari banyak
yang beli.
No comments:
Post a Comment