Thursday 19 September 2019

Asal Mula Desa Pegayut

Hutan Siluman menjadi asaal muasal desa pegayut kecamatan Pemulutan
kabupaten Ogan ilir

pegayut kini sudah menjadi desa , dahulu kala merupakan hutan siluman
yang sangat menakutkan, bagi orang-orang yang mencari kehidupan yang
melalui sungai ini di kala itu, terutama yang akan melalui pemukutan daerah
pegayut.

waktu itu di daerah ini terkenal dengan daerah  yang berpenghu i siluman
yang bergayutan di rakit-rakit yang lewat di sungai ini.

Siapa saja yang lewat ia akan berhadapan dengan siluman,
terutama yang berdagang melalui sungai ini.

saat itu lewatlah tiga orang , nah.. bagi yang akan lewat ia akan
buang barang berharga ke sungai terutama makanan agar ia dapat
lewat dari tempat ini.

tiga orang yang lewat dengan rakit, jadi mereka akan selamat jika telah melempar
bawaan mereka ke sungai .

 " wahai penghuni dan sungai, para siluman kami berikan, barang bawaan ini
padmu, jangan ganggu kami!"

itulah teriakan yang sering di sampaikan oleh orang-orang yang jika
ia lewat di tempat ini, hanya ombak sungai saja yang menggelombang.

itulah yang kadang membuat orang yang llewat jadi bergetar, karena seakan-akan ada
jawaban dari mahluk siluman itu.

tetapi jika orang memberikan sedikit bawaan maka, seolah-olah
ada yang menggayut  di perahu mereka.

jadi tersebarlah kata bahwa bagi orang yang lewat sini akan
terasa ada yang bergauyut jika tak memberikan bawaanya.
sehingga hutan ini akana menjadi ancaman bagi mereka yanbg
hanya lewat saja di sungai ini.

kisah ini di kisahkan oleh seorang laki-laki yang menyatakan
bahwa hutan itu bersiluman, akan mengganggu jika tak mmeberikan bawaan
pada mereka.

"paman aku ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi
di daerah ini, kata Maderi kepada pamanaya

'MADERI MENGAPA KAU TERTARIK AKAN DAERAH INI,
karena derah ini sangat menakutkan!"  ungkap pamanya itu.

ia cuma diam dan memandang pamanya yang bertanya-tanya, lalu ia berkata
' aku ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi,
apa benar ada siluman."

mereka berasala dari desa betti tneunya merantau kedesa ini
,
hanya karena di katakan ini daerah siluman maka dari itu ia
ingin tahu akan hal itu.

perlahan-lahan ia mulai menelusuri jalan sungai itu
dengan perahu rakit, secara waspada  dengan  membawa barang daganya
seperti dagaanan biasanya.

di persimpangan sungaia, ia mendengar suara orang.

"toloooonggg.....," itulah suara yang terdengar itu.

tiba -tiba ia menoleh kearah sungai yang terdenganr suara minta tolong itu.
dipangainya orang-orang.

"wahai pak tua   apa yang terjadi?

disaat itu juga Mader mendekati orang itu, tentu ia ingin tahu apa yang terjadi
pada orang itu.

setelah dekat orang itu berkata,"boleh akut ikut denganmu?"

Maderi hanya senyum lalu ia pandangi itu.

"naiklah mari " di ajak oleh maderi.

orang tua itu sudah berada di perahu rakitnya, keadaan terus berjalan
rakit mulai menelusri sungai .

tibalah mereka pada sungai yan\g sangat rimbun akan hutan,

tak perduli ia dengan sekitarnya, Maderi terus saja
menjalankan perahu rakitnya.

terdengarlah suara yang memilukan hati dari hutan itu,

"inikah yang di namakan hutan siluman itu? demikian tanya oleh Mader
 dalam hatinya.

disaat itulah ia merasa sangat terkejut bahwa orang naik perahunya
itu sudah tidak ada  lagi.

tak sedikitpu Maderi merasa gentar akan hal itu, bahkan ia
menjadi ingin tahu yang di alaminya itu.

ku ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi, perlahan ia mendekati suara
yang aneh itu.

di saat ia telah mendekati suar itu ia berkata" wahai penghuni hutan
aku ingin bertemu dengan, jika berniat baik muncullah, jika berniat jahat
jauhkah kau.

Muncullah bayangan yang bergelantungan itu yang berada di hadapanya.
ia yaki tak akan di ganggunya.

beberapa saat kemudian, terasa hembusan angin yang sangat kencang
sekali, sehingga angin seolah mengelilingi tubuh Maderi,
namun itu hanya sesaat saja.

Mader tak juga gentar akan hal itu, setelah terasa aman tak lagi terdengar
apa-apa, saat itu juga ia nyatkan bahwa ini sudah aman.

menjelang sore ia duduk di pinggiran sungai, ia beristirahat krena merasa
leha baginya.

di saat itu ia meliaht raki yang di tumpangi oleh lima orang,

disaat itu Maderi yang melihat mereka yang ada di rakit seakan takut, lalu ia berkata
"hai orang yang berada di rakit jangan takut, aku ini manusia biasa bukan siluman."

"tampaknya ia baik saja, karena ia duduk santai di bumi, tak menginjak menerawang
itu, lihatlah !" kata orang yang berada di rakit itu.

"mampirlah, aku ingin tawarkan sesuatu pada kalian!" teriak kencang pada orang itu
oleh Maderi.

seperti orang yang berada di rakit itu, mereka mnerasa yakin bahwa itu tawaran baik
bagi mereka.

lalu mereka merapatkan rakit mereka, menjelang malam, tampaknya mereka
bergabung di tempat hingga menjelang pagi, dan terasa nyamanlah mereka.

saat pagi hari ada orang yang lewat di sungai , namun mereka merasa
sangat terkejut, karena ada beberapa rakit yang terikat di tepi sungai itu.

mereka di saat itu, muncullah Maderi, lalu ia berkata,"hei teman mampirlah
kami butuh akan pendapat kalian, aku manusia, lihatlah ada teman lainya."

mampirlah orang itu, lalu mereka bergabung, dan bermuswarah di tempat itu
di saat itu Maderi berkata,"bagaimana  kalau kita mmebentuk desa baru di
tempat ini!"

"setujuuuu!!!!!"
demikian mereka berteriak, tanda setuju.

"jika demikian saya usul desa ini di namakan desa Pegayut!"

"kami sangat setuju!"
demikianlah pada akhirnya mereeka mupakat ini di namakan
desa Pegayut.

cerita ini kami kutip hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
yang menjadi Kepala Desa, kelahiran Beti.

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...