Wednesday, 13 July 2016

Keberadaan Indonesia Dalam Al'Quran

KEBERADAAN INDONESIA DISEBUT DALAM AL-QUR’AN? 
Citra diatas adalah sketsa Kota Atlantis Raya,sebagai “Syorga Yang Hilang”, yang Ternyata menghebohkan adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia. Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Jika demikian memang adanya,maka betapa Indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang umatnya begitu penuh dengan karunia Tuhan dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia dimasa lalu.Namun entah pada suatu lingkaran masa sepertinya karunia kemakmuran bangsa Indonesia dahulu seolah tercabut. Maka perlu menjadikan suatu renungan kembali bahwa disamping bangsa Indonesia disinyalir sebagai lokasi kota yang hilang ATLANTIS,juga Indonesia menurut ahli sejarah purba telah dikaruniai Tuhan sebagai pemula atau awal memiliki peradaban bercocok tanam padi sejak ribuan tahun lalu.
“Pada tahun 2011, situs Gunung Padang tiba-tiba meraih perhatian masyarakat luas. Media massa nasional mulai memberitakan hasil penelitian tim Katastropik Purba. Namun, entah mengapa, perbincangan justru diramaikan dengan kabar tentang adanya “piramida”, “harta”, dan “rongga”.
Situs Gunung Padang terletak di Dusun Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Keberadaan situs ini sudah dilaporkan peneliti sejak tahun 1914. Sejak 1980-an beberapa penelitian sudah dilakukan dan akhirnya masyarakat dapat berkunjung sebagai wisatawan sejak tahun 1990-an.
Gunung Padang di Cianjur diperkirakan merupakan pyramid kuno yang usianya bisa mencapai 4700 hingga 10,000 tahun.  Itu menurut Andi Arif, staf khusus presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam yang sekarang juga menjadi  Dewan Pengarah di Tim Terpadu Mandiri Gunung Padang.  Andi Arif yang dalam pekerjaannya dibidang bansos dan bencana alam melakukan pencitraan digital untuk areal-areal bencana menyadarai bahwa terdapat unsur logam dibawah permukaan gunung padang.   Asumsi Andi logam itu mungkin saja emas.  Kalaupun ternyata bukan emas logam tersebut menunjukkan adanya peradaban maju berumur 8000 tahun yang sudah bisa mengolah logam.  Andi Arief juga yakin jika asumsinya terbukti benar maka hal itu akan mengguncang sejarah umat manusia.


Badan Pusat Statistik Mencatat

Ini adalah laporan Badan Pusat Statik negara Republik Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pendapatan rata-rata penduduk Indonesia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai Rp36,5 juta per kapita pada 2013.

Kepala BPS, Suryamin, di kantornya, Rabu 5 Februari 2014, mengungkapkan, peningkatannya sebesar 8,88 persen dibanding 2012 yang mencapai Rp33,5 juta per kapita. "Tiga tahun berturut-turut meningkat," ungkapnya.

Jika dibandingkan dengan inflasi pada 2013 sebesar 8,38 persen, pendapatan masyarakat meningkat sekitar 5 persen. "Itu sudah memperhitungkan kegiatan kita di luar dan dalam," tambahnya.

Berdasarkan pulau, Jawa masih menyumbang PDB terbesar, yaitu sebesar 57,99 persen. Sumbangan tersebut akumulasi PDB tiga provinsi di Jawa.

"Sumbangan Jawa meningkat dari 57,65 persen pada 2012," katanya.

Sementara itu, sumbangan pulau-pulau lain, yaitu Sumatera, meningkat sebesar 23,81 dari 23,74 persen pada 2012. Kalimantan menyumbang 9,3 persen atau meningkat dari 8,67 persen tahun lalu.

Untuk Pulau Sulawesi, sumbangan pertumbuhan meningkat dari 4,74 persen pada 2012 menjadi 4,82 persen tahun lalu. Selain itu, provinsi lainnya menyumbang 4,71 persen, Maluku dan Papua sebesar 2,43 persen.

Suryamin juga memaparkan, pada 2013, provinsi yang pertumbuhan ekonomi di atas nasional, yaitu Papua yang tumbuh paling tinggi sebesar 14,84 persen. Posisi selanjutnya adalah Sulawesi Tenggara 9,38 persen dan Papua Barat sebesar 9,30 persen.

Provinsi lain antara lain, Sumatera Utara 6,61 persen, Sumatera Barat 6,18 persen, Kepulauan Riau 6,13 persen, Jambi 7,88 persen, Sumatera Selatan 5,98 persen, dan DKI Jakarta 6,11 persen.

Suryamin melanjutkan, pertumbuhan ekonomi paling rendah adalah Kalimantan Timur sebesar 1,59 persen, Riau 2,61 persen, dan Aceh yang hanya 4,18 persen.
Kemudian, Bangka Belitung 5,29 persen, Yogyakarta 5,4 persen, Nusa Tenggara Barat 5,69 persen, Nusa Tenggara Timur 5,56 persen, Kalimantan Selatan 5,18 persen, dan Maluku 5,14 persen.


PROPINSI DENGAN PENDUDUK TERKAYA DI INDONESIA
Pernah terpikir ga oleh teman-teman, manakah propinsi yang rata-rata tiap penduduknya mempunyai kekayaan terbanyak di Indonesia....

Mungkin banyak yang menjawab DKI Jakarta dan sekitarnya, bisa dilihat dari banyaknya gedung pencakar langit, tempat kantor-kantor perusahaan besar berada, atau beribu-ribu pabrik mulai dari makanan sampai elektronik dan otomotif yang bertebaran di sekitaran Jabodetabek-Cirangkarta, ternyata hal itu tidak tepat sodara-sodara ^_^, propinsi dimana penduduknya mempunyai pendapatan terbanyak dalam setahun adalaahh..... yak.. Kalimantan Timur, pendapatan perkapita nya menembus angka Rp. 101jt setara dengan negara Polandia yang merupakan salah satu negara Uni Eropa, menyusul di tempat ke-2 yaitu DKI Jakarta dengan PDRB (GRP) perkapita Rp.74jt kemudian menyusul Riau dengan Rp.53jt, Kepulauan Riau Rp.40jt dan Papua dengan Rp 26jt, melengkapi 5 besar propinsi ber pendapatan perkapita terbanyak.

pendapatan perkapita Indonesia sebesar Rp. 21jt.... (sedih)
berikut adalah tabel lengkap nya (angka dalam ribu rupiah):

1  Kalimantan Timur    101.858
2  DKI Jakarta     74.065
3  Riau       53.264
4  Kepulauan Riau     40.746
5  Papua       26.615
6  Kepulauan Bangka Belitung  19.350
7  Sumatra Selatan    18.725
8  Nanggroe Aceh Darussalam  17.124
9  Papua Barat     17.084
10  Jawa Timur     16.757
11  Sumatra Utara     16.403
12  Kalimantan Tengah    15.725
13  Sumatra Barat     14.955
14  Jawa Barat      14.723
15  Jambi       14.226
16  Bali       14.199
17  Kalimantan Selatan    13.206
18  Banten       12.757
19  Sulawesi Utara     12.610
20  Sulawesi Tengah    11.540
21  Kalimantan Barat    11.394
22  Jawa Tengah     11.184
23  Daerah Istimewa Yogyakarta  10.985
24  Sulawesi Selatan    10.909
25  Sulawesi Tenggara    10.686
26  Lampung      10.078
27  Bengkulu      8.799
28  Nusa Tenggara Barat    8.080
29  Sulawesi Barat     7.535
30  Gorontalo      6.068
31  Nusa Tenggara Timur   4.769
32  Maluku       4.747
33  Maluku Utara     4.019





   No 
Indikator Kinerja
satuan
2009
2010
2011
2012
2013
target
realisasi
target
realisasi
target
realisai
target
realisasi
target
realisasi
1
Pertumbuhan ekonomi
%
4,3
4,1
5,2
5,6
5,7
6,5
6,7
6
6,9
na
2
Pendapatan per kapita Harga berlaku dg migas
Rp.000
13.676
16.140
13.866
17.990
14.052
20.330
14.237
26.615
14.419
3
Inflasi
%
8
1,85
7,8
6,02
7,2
3,78
7,3
3,87
7,4
na
4
Pendapatan Daerah
Rp. M
2.818,82
2.397
3.037,72
3.211
3.274,79
3.759,60
3.548,49
5.028,74
3.864,57
5.768,32
Pendapatan Asli Daerah
Rp. M
1.082,71
1.054,32
1.263,04
1.363,16
1.456,35
1.686,95
1.681,61
1.907,70
1.944,38
2.287,02
Dana Perimbangan
Rp. M
1.726,67
1.333,17
1.765,06
1.797,29
1.808,62
1.988,94
1.856,54
2.240,01
1.909,23
2.264,84
Lain lain Pendapatan yang sah
Rp. M
9,44
9,42
9,62
50,26
9,81
83,713
10,34
881,02
10,96
836,46
5
Jumlah Penduduk
ribu
7.222,60
7.329,78
7.322,50
7.450,39
7.421,20
7.593,43
7.518,70
7.752,84
7.614,90
na
6
Laju Pertumbuhan Penduduk
%
1,38
1,81
1,35
1,8
1,31
1,77
1,28
1,74
1,24
na
7
Jumlah Penduduk Miskin
ribu jiwa
1.339
1.167
1.337
1.125
1.335
1.074
1.109
1.057
1.066
na
8
% Penduduk Miskin
%
16,98
16,28
16,24
15,47
15,49
14,24
14,75
13,78
14
na
9
Tingkat Pengangguran Terbuka
%
7,86
7,61
7,65
6,65
7,43
5,77
7,22
5,7
7
na
INDIKATOR DAN CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN MAKRO DAERAH
PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2009 – 2013
Top of Form


Tuesday, 12 July 2016

    
   
   MENCAPAI
    BAHAGIA
                                            Di Tulis Oleh:

               
                                                                                    M Kamil









Pesan
Wahai Anakku:

Moulavi, Maharani, Murniati dan Megawati Sempurna Putri:
          Bila engkau berteman pilihlah teman yang bila engkau berkhidmad kepadanya akan menghargaimu.
            Jika engkau berteman kepadanya akan memperbaikimu. Jika engkau membutuhkan biaya dia akan mau membiayaimu.
            Temanilah orang yang bila engkau mengulurkan tangan untuk kebaikan dia akan memberi bantuan.
           Apabila engkau memberi kebajikan kepadanya dia akan membalas, bila melihat kebaikanmu, akan mengenang.
            Jika melihat kejelekanmu, ia akan menutupi, bila engkau berkata dia membenarkan. Jika engkau memerintah, dia akan taat. Bila engkau berselisih tentang sesuatu dia mendahulukanmu. 
            Salam kepada semua pembaca buku ini, semoga sakit dalam hati akan terobati. Amin.
                














                                                            Daftar ISI
                                                                                                                                                                                                                             Hlm.
Judul           …………………………………………………….                      1.
Pesan          …………………………………………………….                      2.
Daftar Isi    …………………………………………………….                      3.
Prakata       …………………………………………………….                      4.

Bagian        I.      MENCAPAI BAHAGIA ………………………… …..                5.

Bagian       II.     BAGAIMANA MERUBAH KEHIDUPAN SAYA……               14. 

Bagian     III.    MASA-MASA MENUJU BAHAGIA…………………..               22.

Bagian      IV.    KOMUNIIKASIKAN DIRI ANDA…………………….               30.

Bagian.     V.     MEDITASI ………………………………………………             36.

Bagian.    VI.    INGIN MELAKUKAN SESUATU LAKUKANLAH…               42.

Bagian.   VII.   MENIKMATI KEBAHAGIAAN………………………              49.   

Bagian.  VIII.  MEMELIHARA KEBAHAGIAAN…………………….                56.

Bagian.     IX.  MEMBAGI KEBAHAGIAAN   ………………………               69.

Sumber Tulisan…………………………………………………                    79.
Sekilas Penulis …………………………………………………                    80.










PRAKATA


Sesungguhnya ini menorehkan apa yang sudah terjadi disekitar kita selama ini, yang sudah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja anda tidak memiliki waktu untuk menyampaikannya dalam bentuk tulisan, bahkan mungkin pembaca lebih tahu dan mengerti dari saya, ini sekedar mengulang yang ada dan yang terjadi pada diri kita.
           
Kejadian yang saya sampaikan ini, terjadi pada siapa saja, bukan hanya pada seorang konglomerat tetapi juga terjadi pada orang-orang yang melarat.
           
Bedanya hanya pada tempat dan waktu, tetapi semuanya di harapkan oleh setiap manusia yang ada dimuka bumi, dan itu akhir dari cita-cita dari tiap manusia dimana saja berada.
           
Kebahagiaan tidak dimiliki seorang saja, tapi milik semua orang yang hidup dimuka bumi, yang ingin mencapainya, mempertahankanya, menikmatinya, bahkan mungkin sampai ingin membaginya.
           
Berharap ini merupakan semangat baru untuk menuju pada hari esok yang lebih baik, ibarat kendaraan yang sudah di isi bahan bakar.
                                                           
Penulis.   
 

























Bagian I
MENCAPAI BAHAGIA


      Tingkah laku manusia, semata-mata di tentukan oleh kemampuan berpikirnya. Makin inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang akan semakin baik perbuatanya, dan secara sadar pula melakukan perbuatan untuk memenuhi keinginanya. Bila manusia lapar, ia segera mencari makan. Tetapi kalau ia makan sampai kenyang, akan mengalami ketidakseimbangan baru yang lebih tinggi sipatnya, misalnya lalu ia ingin merokok setelah makan, atau ingin membaca dan lain-lain.

            Disini di tarik kesimpulan bahwa tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan akibat dari kita melakukan suatu tindakan, tindakan itu tiada lain mencapai tujuan. Bila tujuan pertama sudah terpenuhi, akan terjadi tindakan, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang ingin dicapai itu dapat dilakukan dua kebutuhan, kebutuhan biologis, kebutuhan pokok, makan, minum, bernapas, istirahat dan statusnya. Kebutuhan kedua adalah secara psikologis yang kebutuhan ini di penuhi akan menyebabkan orang menjadi lebih bahagia hidupnya. Contohnya, kasih sayang, perasaan aman, kebebasan dan lain-lain.
            Menurut A H Maslow, kebutuhan harus di penuhi manusia agar manusia dapat berkembang dengan baik adalah:
1.      Kebutuhan bilogis.
2.      Kebutuhan akan rasa aman
3.      Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
4.      Kebutuhan akan penghargaan
5.      Kebutuhan untuk tahu
6.      Kebutuhan akan keindahan
7.      Kebutuhan akan kebebasan bertindak.

Kalau kita perhatikan dengan seksama, banyak hal-hal yang tanpa sengaja di lakukan, kita melakukan suatu timbal-balik yang saling berkaitan, yaitu ingin mencapai tujuan yang setiap hari kita perjuangkan dengan cara-cara dan pola kita masing-masing.
           
Untuk mencapai bahagia menurut manusia dengan cara menjadi pejabat Negara dan bangga dengan jabatannya, ada yang hanya menjadi pegawai biasa, ada yang menjadi seorang pedagang saja, atau menjadi seorang ulama, seorang wirausaha, serta berbagai usaha lainnya, yang menurut manusia mencapai bahagia.
           
Semuanya hanya tujuan yaitu merasakan bahagia, bahagia dirasakan oleh pejabat Negara, dan juga untuk petani, hanya kondisi dan keadaan saja yang berbeda-beda.
           
Tetapi bisa saja seorang pejabat yang menderita dengan jabatannya. Namun sebaliknya seorang yang tinggal di rumah gubuk merasakan bahagia, ia damai dan rukun dengan keluarganya, ia nikmati dengan senang hati tanpa beban dan pikiran yang menyiksanya, mereka makan apa adanya tanpa makanan yang lezat dan lauk pauk yang berlebihan setiap harinya.
           
Banyak yang mencari harta dengan sepenuh hati siang dan malam tetapi yang menikmati terlebih dahulu adalah orang lain. Misalnya pembantunya. Banyak orang yang memiliki jabatan dan kekayaan tetapi lupa dengan ibadahnya, lalai dengan kewajiban ibadahnya. Sementara para petani yang berada di desa-desa hidup dengan tenang menikmati ibadah dan sholat mereka dengan nikmat penuh ceria.
           
Hasil jerih payah petani di nikmati oleh anak-anak yang taat dan tahu aturan sebagai anak yang berbakti, tapi anak seorang pejabat dengan hasil korupsinya dinikmati oleh anak-anak mereka dengan cara berpoya-poya, kesana kemari hingga menikmati dengan saling melacurkan diri antara mereka, apakah itu kebahagiaan?

Bila kita lihat bahwa manusia tidak dapat menentukan, bahwa dia bimbang menentukan  pekerjaan mana yang akan dipilihnya atau perempuan mana yang akan di nikahinya, atau bila tidak tahu apakah dia mencintai atau membenci seseorang atau suatu hal, maka tidaklah  kita ketahui  keinginan-keinginan mana  yang paling kita harapkan dalam jiwa. Kalau demikian halnya orang akan bertanya tentang satu bagian dan melupakan keseluruhanya. Tetapi kita bertanya tentang pribadi manusia yang bimbang ini. Kita puas, jika kita telah mengerti apa maksudnya dia bimbang dalam keadaan ini, apakah gunanya kebimbangan. Karena manusia itu mmiliki rencana dalam hidupnya.
           
Lain lagi cara dan usaha yang dilakukan seorang pemuda yang tertarik dengan seorang pemudi, dan ingin perempuan itu menjadi calon istrinya, pertama-tama, dia cari tahu namanya.
           
Lalu mulai menyelidiki bagaimana tingkah lakunya, dengan maksud, agar kelak mendapat bahagia, mencapai suatu kebahagiaan di masa yang akan datang, sehingga pada akhirnya ia yakin itulah pilihan hidupnya yang tepat.           

Tetapi bukanlah sesuatu yang baru, kadang wanita menolak dinikahkan dengan seorang laki-laki yang hanya mengandalkan hartanya, lalu apa yang dicari oleh seorag wanita?

            Seorang wanita bertanya, mengapa ada laki-laki sampai beristri lebih dari satu? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan berbagai jawaban yang berbeda-beda, namun pada intinya semua orang ingin menuju suatu tujuan yaitu bahagia.
           
Rumah-tangga retak, hancur, serta berpisah. Tidak semua karena harta (kemiskinan), tetapi alasan yang utama karena tidak ada kebahagiaan didalamnya, kebahagiaan yang dirasakan selama berumah-tangga.

            Tapi sebaliknya, banyak perempuan yang aman dan bahagia dengan menikmati, ia sebagai istri kedua atau ketiga, ia sehat-sehat saja, ia merasakan bahagia pada dirinya.
           
Jadi jelas sekali bahagia itu adalah milik siapa saja, miliknya semua manusia di muka bumi, dengan pola dan cara mereka masing-masing untuk menikmati bahagia tersebut.
           
Seorang istri pejabat walikota bahagia sekali, namun sayang baru satu tahun menjabat bahkan belum sampai satu tahun, ternyata menjadi walikota dengan hasil suap, maka musibah itu datang melanda keluarga ini, sang istri juga terikat dalam kasus ini, sehingga suami istri dipenjarakan, maka hilanglah kebahagiaan dalam rumah-tangga itu.
           
Kepalsuan yang di tanamkan oleh orangtuanya, di rumah seperti dewa tapi di luar  seperti setan, berpoya-poya dengan hasil kerjanya, masuk hotel-hotel, berpoya-poya dengan perempuan yang bukan istrinya, maka rohani dalam dirinya tertanam saling tipu menipu, kalau ini yang terjadi maka itu sudah membuat jurang kehancuran, jurang neraka, bukan kebahagiaan yang akan terjadi.
           
Ingin mengejar dunia ini dengan cara apa saja, dipaksakan dengan besar pegeluaran dari pada pendapatan “besar pasak dari pada tiang”, memaksakan diri agar di pandang mewah oleh orang lain, kredit mobil dipaksakan, padahal rumah saja belum dimiliki.
           
Banyak orangtua yang memiliki harta  memberikan anak dengan fasilitas kemewahan, sehingga, anak tergelincir perbuatan yang melanggar hukum Negara, orangtua menjadi tersiksa batinnya, akibatnya timbul penyakit yang beraneka ragam, mulai dari penyakit kanker, penyakit, dan berbagai penyakit lainnya.
           
Setiap perbuatan yang di lakukan oleh orang tuanya, maka akan berdampak kepada  perbuatan anak mereka, yang  diciptakannya sendiri oleh orangtuanya dengan tanpa sadar atau mereka sadari, “bahwa rebung tidak jauh dari rumpunnya, kalau jauh di makan babi”.
           
Kasus kecil, seorang anak yang meronta-ronta karena tidak dibelikan es krim oleh orang-tuanya, ketika dibelikan apa yang dia inginkan rasa senang pun ada pada dirinya, sehingga ia bermain dengan ceria dan kesedihan pun hilang dalam dirinya. Namun sebaliknya, seorang anak menangis meronta-ronta ketika dilarang orangtuanya saat ingin bermain dengan temanya yang berada di hadapanya hanya berbatas pagar.
           
Akibatnya ia dendam, bahkan menderita demam, apakah ini bukan suatu perbuatan pelecehan terhadap hak-hak bahagia yang diharapkan oleh anak-anak, artinya, kita telah merampas kebahagiaan dari anak sejak usia dini, sehingga tanpa kita sadari kita telah menanamkan suatu kekerasan yang dipaksakan dengan sengaja atau tanpa sengaja, sehingga tumbuh dengan subur tertanam dalam diri sang anak, yaitu sikap memaksa yang tidak memperdulikan hak-hak orang lain dan hanya ia tahu keingannya harus terpenuhi. Sehingga terciptalah pola atau suatu cara yang salah jika orangtua yang selalu mendukung anaknya untuk memaksa orang lain agar mainan yang dimiliki orang lain itu diberikan (dipinjamkan) pada anaknya, kejadian ini terus berlangsung terjadi, sehingga tertanam pula dalam diri sang anak bahwa hak milik orang lain adalah miliknya, Dan ini adalah cara mencapai bahagia yang salah.
           
Pernahkah anda memancing ikan, dan merasa senang sekali ketika pancing anda ditarik-tarik oleh ikan dan akan bertambah senang sekali ketika anda benar-benar mendapatkan ikan yang anda inginkan. Bahagia yang sangat nyata yang di rasakan oleh seorang pemancing ikan. Ini Nyata.
           
Dengan demikian, bahwa bahagia itu bukan hanya didapat dengan materi, tetapi apa yang di rasakan oleh hati, saat bahagia dirasakan maka jantung berjalan dengan baik, aliran darah mengalir dengan normal, pikiran berkembang jernih dan sempurna, otak berpikir bersih  tanpa beban yang tersirat.
            Jadi, bahagia adalah milik semua orang, sudah sangat jelas sekali, lalu mengapa seringkali kita merasa lebih dari orang lain, kalau dirasakan demikian, artinya kita belum memiliki bahagia itu pada diri kita.   Itu salah satu kenyataan namun semu yang sering di tampilkan manusia.
           
Agama manapun tidak membedakan suku dan golongan, untuk menyatu dalam satu komunitas atau kelompok atau persahabatan, atau dalam satu kelompok golongan politik, atau dalam kampung, dan di masyarakat. Tidak membedakan ras dan kulit,
               
Semuanya dapat menyatu dalam hubungan, dapat menciptakan bahagia atau bahkan menciptakan suatu permusuhan. Seorang Ahli Hikmah berkata, ”dua perkara tidak lebih  utama dari keduanya  yaitu, Iman pada Allah  dan  memberi manfaat kepada  orang  lain, bisa saja dengan  cara  yaitu, baik  dengan  ucapan, kuasa, harta, atau  dengan tenaga.”
           
Bahagialah anda yang keadaan akal anda menjadi raja, sedangkan nafsu menjadi tawanan. Dan celaka bila nafsu anda menjadi raja sedangkan akal anda menjadi tawanan. Karena kalau anda meminta pada orang lain, anda akan sembah orang itu.
           
Apabila anda orang yang sibuk dengan dunia, apabila anda orang yang kaya-raya jangan anda terlena dan hanya sibuk dengan menghitung harta anda, agar anda tidak merasa gelisah, serta jauh dari rasa curiga pada orang lain, pada anak, pada saudara, serta pada sahabat.
           
Sehingga anda merasakan ketenangan, kalau anda tidak tenang maka anda tidak akan bahagia dengan diri anda sendiri, tentang diri anda sendiri merasa selalu tidak pernah akan diam di mana saja berada.
           
Jangan pernah menyatakan kesulitan diri pada orang lain, hal itu membuktikan bahwa kita tidak rela dengan takdir dan ketentuan Allah, karena akan lebih baik kalau  kita mengadu tentang permasalahan kita kepada Allah.       
           
            Bahwa sesungguhnya, rasul Allah berkata, “ya Allah segala puja-puji bagimu, kepada engkau kami mengadu, dan hanya engkau yang bisa memberi pertolongan, tidak ada daya dan upaya, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan-mu yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”.
               
Ini suatu cara untuk memberikan, memiliki dan merasakan bahagia dengan tanpa paksaan, tanpa dikorbankan orang atas diri kita.
           
Kita akan selalu bahagia apabila kita senantiasa berada dalam tiga keadaan; pertama, melaksanakan perintah Allah. Kedua, menjauhi larangan Allah. Ketiga, rela akan qodo dan qodharnya.
           
Seorang sahabat rasul bertanya, lalu bagaimana kalau tidak bahagia? Artinya kita dalam keadaan kesusahan, mendengar hal ini sebagian tokoh agama. Ahli hikmah mengatakan, ada tiga hal yang dapat menghilangkan kesusahan yaitu; zikir kepada Allah. Menemui para Wali Allah. Mendengarkan nasihat ahli hikmah.

            Zikir kepada Allah artinya selalu menyadari bahwa kita dilahirkan dan diciptakan. Menemui para wali Allah maksudnya adalah datang menemui orang-orang yang pandai untuk memberi nasehat pada kita. Mendengarkan nasehat ahli hikmah maknanya adalah mau dan siap menerima nasehat dan sanggup untuk mengubah sikap yang lebih baik, dan bukan mempertahankan keinginan pribadi saja.
           
Bahwa orang yang paling bahagia ialah orang yang memiliki hati yang mengetahui bahwa Allah selalu bersamanya, memiliki jiwa yang sabar dan rela atas apa yang ia miliki, qonaah, menerima pemberian Allah dengan senang hati dan menerima apa adanya.
               
Jangan sampai nafsu yang mengendalikan diri kita, itu sama artinya akal menjadi budak sedangkan nafsu menjadi raja, tentu akan sangat menyedihkan sekali, apabila kita sudah diperbudak oleh nafsu kita, sangat menyedihkan dan celakalah kita, sama juga artinya kita di penjarakan oleh budak nafsu.
                                                                                                                                               
            Empat hal penyebab muncul rasa gelisah sehingga hati menjadi gelap; pertama, perut yang selalu kenyang. Kedua, berteman dengan orang zalim (jahat), ketiga, suka melupakan dosa. Lalu yang kempat banyak mengkhayal.
           
Perut yang selalu kenyang tidak pernah berhenti makan, sambil berjalan ataupun duduk tak berhenti makan, sehingga hampir tak pernah terlihat ia dalam keadaan tidak makan.
Ini  manusia  yang  tidak  tahu  akan dirinya, maka  mustahil  ia  akan  tahu penciptanya. Berteman dengan orang zalim maksudnya mau berteman dengan penjudi, pencuri, pemabuk, penipu.  Maka  jangan  harap  kita  akan  bahagia, tapi  hanya  keresahan yang  akan  selalu  melilit  dalam  pikiran  kita  di  mana  saja  berada, kita  akan  menjadi  manusia  pemalas, butuh  terus  ketergantungan  pada  orang  lain, tidak  yakin  dengan keagungan  Allah. Akan mudah  putus  asa, terhadap  diri  sendiri  apalagi  kepada  orang  lain  dan  juga  kepada  Allah. 
           
Suka melupakan dosa artinya selalu meng-anggap dosa-dosa yang telah lakukan dibiarkan berlalu begitu saja, seperti tidak pernah berbuat kesalahan saja, tidak mau intropeksi diri.
           
Maksud banyak mengkhayal, berbicara yang tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan
Nabi Muhammad mengatakan, kita dapat melihat tanda-tanda orang yang tidak bahagia atau tanda-tanda orang yang celaka, yaitu; orang yang telah mendustai dirinya, yang tampak ia bahagia padahal sesungguhnya ia dalam keadaan menyiksa batinnya.
           
Ia selalu  tampil  dengan alim, rajin  ia  ibadah, namun  itu  hanya  di hadapan  keluarganya, tapi  diluar, ia tak mau  ibadah, melacur  dan  judi, memaksa, menipu  itu  sudah  jadi  pekerjaanya. Ini kebahagiaan yang semu.
           
Orang yang tidak Bahagia itu ada empat tanda, suka melupakan   dosa-dosanya yang telah lalu, padahal dosa itu selalu membayangi dirinya, suka membanggakan kebaikanya yang telah lalu, padahal ia tidak tahu apakah kebaikan yang di lakukannya itu di terima atau tidak, ia selalu bangga dengan bersahabat pada orang-orang yang berharta, tapi ia selalu menghindar atau bahkan ia merasa risih berdekatan dengan orang-orang yang miskin, agama ia anggap sepele dan tak perduli.
           
Dapat pula kita  perhatikan bagaimana orang yang bahagia itu, kita dapat melihatnya ia selalu dalam hatinya mengingat-ingat selalu bahwa ia telah berbuat dosa, sehingga ia selalu bertobat dan bersabar, ia tak pernah lagi mengingat-ingat akan kebaikan yang telah di lakukan, ia ihklas bila ia telah berbuat baik, urusan agama lebih dia utamakan  dari pada urusan dunia, ia kasih dan sayang pada orang-orang miskin, berusaha selalu untuk menolongnya, pada orang-orang yang lebih kaya ia tidak melebih-lebihkan, ia merasa semuanya sama karena ciptaan Allah semata.
           
Sahabat Nabi Ali RA, berkata,”barangsiapa sedang mencari ilmu, maka sebenarnya ia sedang mencari surga. Dan Barangsiapa mencari kemaksiatan maka sebenarnya ia sedang mencari neraka.” 
           
Sebuah pepatah lama “kebahagiaan itu bukan terletak pada melakukan apa yang ada menurut akal sehat, tetapi menguasai apa yang harus anda lakukan.
           
Menurut Louis A. Allen  seorang  pakar  manajement yang  pada  tahun  1960-an di  kontrak oleh Union Carbide sebesar US$ 5  juta, manajer professional adalah pemimpin  yang melaksanakan tugasnya dengan fungsi-fungsi manajemen. Dia harus memiliki keterampilan khusus di bidang manajemen yang di peroleh melalui pendidikan formal maupun pengalaman.

Allen kemudian merinci enam karakteristik pokok manajer professional yaitu:
1.      Mempromosikan dan mengembangkan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadinya.
2.      Menekankan aspek manajemen dengan memanfaatkan kemampuan orang lain.
3.      Melakukan desentralisasi  kekuasaan dengan  kemampuan  memilih  mana keputusan-keputusan  yang harus  di ambil  sendiri, dan dimana yang  harus  didelegasikan.
4.      Berpikir dan bertindak secara rasional dengan memanfaatkan ilmu pengaetahuan dan pengalaman yang di milikinya.
5.      Melakukan komunikasi  proaktif  dan partisipatif  dengan bawahanya, untuk
6.      Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang dinamis, terbuka dan tertib. Intruksi dan paksaan itu di jauhi. Menjalankan fungsi kontrol dan mendelegasikan pekerjaan, sehingga ia dapat memanfaatkan energi dan waktunya untuk masalah-masalah yang lebih strategis, atau pada hal-hal yang bersifat visioner.

Karakteristik manajer  professional  dalam  pandangan Allen tersebut, tampaknya belum memasyarakat  benar  di  kalangan  pemimpin-pemimpin  bisnis  di  Indonesia. Padahal  manajer  dengan karakteristik  seperti  itulah   yang  di  perlukan, kalau  kita  ingin mengembangkan  manajemen professional. Apakah itu di lingkungan dunia usaha, di dunia pendidikan, pemerintah dan sebagainya.

Kalau dalam suatu organisasi usaha yang berkuasa adalah orang–bukan sistem-karena ia memiliki saham mayoritas misalnya, maka di situ sulit diterapkan prinsip kerja manajemen professional. Sulit karena keputusan dan proses bisnis akan selalu diwarnai oleh subyektivitas induvidu. Semua tergantung pada selera individu sang bos. Bahkan tidak keputusan diambil sekedar to make the boss looks good.

Lantas bisa jadi karena mentalitas rakyat jajahan belum lenyap benar, sebagian orang tetap bergantung pada perintah. Seakan-akan apa saja yang di katakan bos adalah wahyu yang tidak mungkin salah. Celakanya, begitu  bos  memberi kebebasan brkreasi karena ia  sendiri  sudah  tidak  mampu memahami  dinamika  dan perubahan-perubahan, semuanya langsung bingung.

Itulah  visualisasi  pengalaman  pahit  yang  menimpa  berbagai  usaha-usaha  keluarga  yang  ada  di  Indonesia. Pada  saat  skala  uasaha  masih  kecil  dan bisnis  belum  begitu  rumit, pemilik merangkap pengelola alias the owner  manager  barangkali masih  cocok. Usaha kemudian  membesar, tiap  tahun  bikin  PT, bisnis  makin  komplek, tetapi  pemilik  tetap “ bersolo-karir” Tidak ada mekanisme kontrol karena pemilik atau pemimpin bisnis keluarga tersebut berwenang mutlak. Bahkan sejak akte pendirian perusahaan hingga rekening air minum di kantongi sendiri. (Dari meja Tanri Abeng, wawasan, Gagasan dan Renungan)

Kembali  kita  pada  tujuan, yaitu  menuju  pada  kesuksesan  yang  ingin  kita  capai, atau  bahagia  yang  ingin  kita  capai.  Mari  kita ikuti  yang  mudah  dan  gampang  untuk  kita  ikuti  saja. Kalau terlalu berat mengikuti petunjuk di atas.

Untuk mencapai bahagia itu perlu mengikuti aturan-aturan, pertama memilki tujuan, kemudian merencanakan, menggambarkan, kemudian pelaksanaan, hasilnya, istiar.


Pertama  adalah  tujuan, misalnya  saja kita  akan  melamar  seseorang  gadis, yang di butuhkan  adalan  calon pengantin, wali, dua  orang  saksi, mahar  atau  mas kawin  dan ijab Kabul.

Untuk calon ada pengantin pria dan pengantin wanita yang sah untuk di nikahkan. Wali itu orang yang bertanggungjawab untuk menikahkan pengantin perempuan tersebut. Apakah wali nishab atau wali hakim. Wali juga memiliki hubungan darah dengan pengantin yang akan di nikahkan. Saksi, yaitu dua orang yang menjadi saksi atas terjadinya pernikahan. Mahar, adalah yaitu pemberian dari pihak laki-laki kepada perempuan saat pernikahan. Ijab yaitu ucapan penyerahan dari wali perempuan kepada pihak laki-laki. Qabul, yaitu adalah penerimaan pihak laki-laki atas penyerahan perempuan dari walinya.

           Jika  sah  maka keduanya  sudah  sebagai  suami  istri, ini  salah  tujuan  dari  sebuah pernikahan  adalah  ingin  bahagia  di  dalam  membina  rumah  tangga tersebut.

          Menjadi  pertanyaan  bagaimana  kalau  ingin  menjadi  pengusaha  yang  berhasil, yang  sukses  atau  bahagia.  Misal  kita  ingin  menjadi  seorang Pengacara, Persiapan  pertama  adalah  sekolah   dasar,  lalu  sekolah  menengah pertama,  kemudian  sekolah menengah  atas,  di  lanjutkan  sekolah  di  perguruan  tinggi, tentunya  mengambil  jurusan hukum. Kemudian mengikuti pelatihan pengacara. Kalau di Indonesia adalah, misalnya Peradi atau Persatuan Advokad Indonesia. Kemudian di mulailah praktek seorang pengacara.
          
Itulah  persiapan  yang  kita  butuhkan, jika  ingin  sekali  untuk  tujuan  menjadi  seorang  pengacara, berbagai  rintangan  dan  liku-liku  yang  akan  kita  jalani  untuk  ini. Namun itu harus dan siap kita menghadapinya.

           Jika  keinginan  kita  adalah  pengacara, maka  itu  sudah  dapat  kita  bayangkan, kemudian  kita  ikuti, bagaimana  petunjuk  dan  pelaksanaan  menjadi  seorang  pengacara. Segala  rutinitas  dan  langkah-langkahnya  yang  sesuia  dengan persyaratan  sebagai  seorang  pengacara  tersebut.
          
           Ini sudah terlihat apa yang kita inginkan tersebut. Kita  telah  melangkah  pada perubahan  kehidupan  yang  kita  inginkan, itu  langkah-langkah yang  kita  harapkan  untuk  mencapai  bahagia  yang  kita  harapkan  tersebut. Jadi  jelas  tergantung  dengan induvidu  yang  mengalami atau  yang  berkeinginan  yang di  cita-citakan  tersebut. Meskipun itu sesuai dengan tingkat kemampuan hidup manusia.

           Tentu  kita  juga  harus  memiliki  sikap  yang  cepat bertindak, di  dalam  menghadapi persoalan  yang  kita  hadapi  tersebut, karena  kita  mulai mejalani sisi-sisi masa  kehidupan  yang  ingin  kita capai tersebut. Perlu untuk kita renungkan, yaitu di evaluasi segala sesuatu yang telah terjadi, atau yang akan kita lakukan mendatang. Karena waktu tidak pernah menunggu kita, tetapi kita yang harus selalu  waspada dengan keadaan yang  terjadi, karena waktu itu akan terus berjalan sesuai  dengan putaranya sendiri.
          
Jika demikian ia  terus berjalan tanpa ada perundingan dengan kita, kewaspadaan yang harus selalu kita jalankan, maka dari itu ikuti agenda yang sudah anda rencanakan  
sendiri. Di butuhkan sikap yang terjadwal, terencana, sehingga itu  di  laksanakan dengan mengikuti petunjuk  awal  yang telah di rencanakan  tersebut.

Kesuksesan itu ada dalam rencana anda, bukan yang suda di miliki orang. Jadi total atas keinginan dan program  yang kita kehendaki semata-mata. Tapi pengembangan dan hubungan barulah anda  butuh  kepada orang lain, tapi program anda  yang  di ikuti, jangan pernah tergantung pada  orang lain. Setelah program terencana  siap, maka sudah saatnya untuk di evaluasi  dengan  tepat. Pelaksnaan  di lakukan setelah persiapan  sudah siap betul, jangan setengah-setengah laksanakan program dengan sungguh-sungguh.

Jangan terpengaruh, atau sampai menyimpang dari rencana  semula, karena  selalu
Evaluasi, dengan langkah yaitu  dibutuhkannya  meditasi, maka akan  tergambar apa yang  sudah dan akan kita  rencanakan  semula. Setelah tergambar  dengan jelas, langkah-langkah  yang  dan akan di  lakukan  oleh  kita  sesuai  dengan  rencana. Jangan menyerah  sampai di  situ, tetapi lanjutkan  dengan perbuatan. Sebuah tindakan yang nyata.
          
           Jangan sampai anda  menunda waktu untuk melaksanakan program  yang  anda  miliki, tapi  lakukan  dengan  tindakan  yang  nyata. Karena dengan  kita  melakukan program yang  kita  laksanakan, akan tampak dan selalu  dengan  tepat  waktu, kalau  kita  sampai menyimpang  dari  jadwal  yang  sudah  kita  rencanakan  semula. Akan timbulnya kegagalan, bahkan ada kekecewaan.
          
           Sebaliknya jika rencana yang sudah di gariskan, di jalankan sesuai dengan jadwal dan tepat waktu, lalu di ikuti aturan-aturan yang ada, sesuai dengan keinginan yang memang di harapakan. Maka akan tercapai bahagia yang selama ini kita harapkan. Tentu saja kesuksesan berada  di  tangan kita, Sembilan puluh persen sukses  ada  di pihak  kita  saat ini.

           Bila keberhasilan ada  di tangan kita, maka akan tergambar keceriaan, maka akan banyak orang yang akan  senang  pada  anda, kehormatan akan  datang, perjuangan yang  berat  sudah  berlalu. Kesuksesan  sudah  di  pihak  kita. Kembali lakukan evaluasi  yang  matang  dan tepat.
          
           Apa yang  pantas  pada evaluasi  sekarang? Yaitu mengenai  anda  menggapai sukses itu bukan  karena  usaha anda sendiri. Tapi  perjuangan anda sudah berhasil itu bukan hanya usaha anda  sendiri, karena banyak  orang  lain  yang  ikut  di  dalam  perjuangan  anda  sekarang  ini.

           Maka sudah sepantasnya  anda  melakukan tindakan, yaitu  merenungkan dengan membagi  hasil  usaha anda  yang  di miliki. Bahagia  yang  kita  rasakan, juga  ada  hak  orang lain  yang  juga dapat  mengikuti  bahagia  bersama  kita  untuk  saat  ini.

           Hubungan ini  jangan  terlupakan, karena  bagian  pokok  dari  bahagia, jika sampai  kita  melupakan untuk  membagi  masa  bahagia  ini. Maka  akan terjadi  hambatan, rintangan, bahkan  mungkin kegagalan  dan kehancuran. Itu akibat melupakan untuk membagi bahagia  pada  orang lain.

           Membagi kebahagiaan  pada  orang  lain sesuai  dengan  daya  kemampuan  yang  dapat kita milikki sendiri, mulai  dari harta atau uang, pikiran, saran, ilmu  serta tenaga dan lainnya. Hal itu juga harus di lakukan dengan dasar kemufakatan bersama, secara pribadi atau mengikuti aturan pemerintah, aturan  menurut aturan agama yang  kita percaya masing-masing.
          
           Itu kita ikuti cara pembagian yang sah, menurut  aturan pemerintah atau agama, misalnya zakat, atau sedekah, atau pajak kekyaan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah kita Indonesia. Bisa juga sedekah secara pribadi yang menurut daya kemampuan kita masing-masing, tidak ada paksaan untuk memberi orang lain, tapi berikan kepada orang yang memang berhak untuk menerima.

           Sebuah Firman Allah menyatakan,Dan apabila kamu hendak menghitung banyaknya nikmat Allah yang telah di berikan kepadamu, agar kamu sekalian mendapat kebahagiaan. Di tambah pula. Maka ingatlah kamu sekalian akan nikmat –nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu, agar kamu sekalian mendapat kebahagiaan. Sehingga berharap kita  dapat merubah kehidupanya.          
   























Bagian II
BAGAIMANA MENGUBAH KEHIDUPAN SAYA


Kebanyakan orang berpikir bahwa hati harus dalam keadaan tepat sebelum bisa menyelesaikan sesuatu yang berharga, itu sangat tidak benar, menyelesaikan masalah tidak perlu banyak menunggu waktu, tetapi berpikir cepat namun tepat dan bukan menambah masalah tapi menyelsaikan masalah.

            Apa yang terjadi? Bagaimana cara saya mengubah kehidupan saya, dari kehidupan yang dipenuhi frustasi menjadi kehidupan yang penuh kebahagiaan?

            Tariklah napas yang panjang, mundur untuk mengamati kondisi dari kehidupan, arahkan pengamatan hati, arahkan itu pada satu tujuan.

            Ahli hikmah berkata,”barangsiapa meninggalkan dosa, maka hatinya lembut. Dan barangsiapa meninggalkan perkara haram serta memakan yang halal, maka cemerlang pikiranya.” Jadi   kalau  pikiran  sudah  cemerlang  akan  terbuka  jalan  untuk  menghadapi  tiap-tiap  masalah.

            Masalah yang sesungguhnya adalah bahwa setiap orang masalahnya pada orang lain? Sadarkah kita bahwa kita menuai apa yang  kita tabur.

            Bumerang itu sendiri adalah bahwa kita yang menciptakan situasi kita sendiri dengan pikiran yang kita lakukan, serta itu kegiatan kita sendiri. Bertanyalah pada diri kita sendiri, siapakah kita ini sebenarnya atau kembali pada kodrat sendiri, cobalah untuk mempengaruhi diri anda sendiri.

            Orang yang memiliki integritas itu tidak menuduh orang lain untuk kegagalan yang di jalaninya sendiri, hingga berpengaruh pada dirinya sendiri. Atau orang lain akan memberikan suksesnya kepadanya.

            Sudah  jelas  bahwa, tidak ada keterasingan bagi  orang  yang  berilmu lagi  mau  beramal, serta  tidak  ada  tanah  air  bagi  orang  yang  bodoh.

            Filsuf Yunani, Aristoteles. Pernah menorehkan rumus sukses dan bahagia, pertama, milikilah gagasan yang jelas, tegas dan praktis, tujuan, sasaran.

            Kedua untuk mencapai sasaran itu dengan suatu cara, baik melalui kebijaksanaan, uang, materi, maupun dengan cara-cara tertentu, lalu ketiga kemampuan anda pada saat atau terhadap tujuan tersebut.

            Untuk merebut seorang gadis saja membutuhkan tujuan dan sasaran serta kemampuan, tentu tidak dengan sembrono, tidak sembarang gadis yang kita inginkan, begitu juga seorang gadis tidak sembarangan ia memilih seorang pasangannya, tetapi dengan penuh perasaan dan teliti, terkadang sebelumnya ia impikan terlebih dahulu, tentang seorang pemuda yang sangat diharapakannya itu.
                Ia bertanya pada temannya, tentang namanya, tentang alamatnya, siapa orangtuanya, sudah punya pacar atau belum, bagaimana keturunanya, bahkan bagaimana pekerjaannya, baru ia berpikir, adakah peluang untuk diriku dapat tempat di sisinya? Muncul pertanyaan itu, ini salah satu bentuk tujuan.

            Untuk  dapat  melangkah, mampukah  kita  akan  mengakui  kelemahan  diri  kita  sendiri,  sehingga  taat  dengan  aturan  agama  dan  juga  aturan  undang-undang  Negara, jika  “ya”  maka  kita  sudah  melangkah  menuju  suatu  perbaikan  yang  berguna.

            Menentukan tujuan sebenarnya adalah pendidikan yang lebih kreatif terhadap kehidupan. Menentukan tujuan berarti membentuk atau menciptakan kehidupan itu sendiri berdasarkan pilihan anda sendiri.

            Kalau anda belum menerjemahkan rencana anda kedalam langkah hari-hari dalam batas waktu, Kecil kemungkinan untuk melaksanakannya anda akan berputus asa bahkan merasa frustasi. Menunda-nunda atau mendahulukan aktivitas kedalam suatu tujuan.

            Banyak orang yang mempunyai harga diri yang tinggi bahkan merasa bahwa memiliki harga diri yang tinggi. Mereka menganggap bahwa pekerjaan mereka sangat bermanfaat. Tetapi mereka tidak mengambil suatu langkah, atau memiliki asumsi, bahwa sukses yang mereka capai dalam kehidupan itu akan selalu berusaha menekan mereka sendiri. Jangan pernah berharap bahwa orang lain akan datang dan berkunjung dan akan membagi, sesungguhnya sukses itu tanggungjawab terhadap diri sendiri.

            Terbaik  adalah  kenalilah  dirimu,  jangan  pernah  merasa  bahwa  ada  orang  yang  akan  menolongmu, kecuali  Allah. Maka itu  anda  belum  mengenal  dirimu,  dan  juga  Allah. Namun  jangan  pula  pernah  kita  memananamkan  dalam  diri  kita  bahwa  kita  ada  musuh,  karena  musuh  yang  sesungguhnya  itu  adalah  nafsu.
   
                Jangan pernah  berharap orang lain akan memberikan hasil pada anda, beberapa waktu yang lalu, Amerika Negara superpower, tempat berkumpul orang-orang yang hebat. Ternyata Negara ini adalah salah satu Negara yang tidak mau menerima kesalahan, seperti anak yang manja ketika ia tak mampu melakukan sesuatu ia menyalahkan orang lain, padahal itu adalah kesalahanya sendiri.

            Banyak orang bertanya,”Mampukah saya, Tuhan?” Padahal sesungguhnya kita berkata ,“saya yakin Tuhan, bahwa saya mampu menyelsaikan masalah ini, tapi segalanya dengan pertolongamu.”

            Tergambar bahwa dalam pikiranya itu sangat tidak matang, cederung selalu menyalahkan orang lain, menyalahkan orangtua, menyalahkan pimpinan, menyalahkan pemerintah, atau bahkan mengelak dari kesulitan.

            Seharusnya kita giat berkerja dengan apa yang kita ada sekarang ini, jangan menyalahkan orang lain apalagi orang sekelilingmu.

            Hasil perbuatan itu adalah bukan hasil kerja orang lain, akan tetapi sesungguhnya apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai, tidak orang lain bertanam hasil akan diberikan pada kita, apa yang kita perbuat tentu kitalah yang akan menikmatinya, tapi sesungguhnya kita bertanya pada diri kita sendiri, mengapa hal ini  terjadi ?
           
Intropreksi Diri. Pernahkah kita bertanya bahwa, apakah kita ini sebenarnya, coba kita tanyakan pada diri kita sendiri, artinya apakah kita sudah menjalankan kodrat kita sebagai manusia di muka bumi ini.

            Apakah kita sudah mengabdikan diri kita, bahwa kita adalah sebagai orangtua, apakah kita sudah mengabdikan diri kita bahwa kita adalah seorang anak, apakah kita sudah mengabdikan diri kita bahwa kita adalah seorang suami, atau apakah kita sudah mengabdikan diri kita bahwa kita ini adalah seorang pemimpin, apakah kita juga sudah sepenuhnya mengabdikan diri kita pada bumi ini untuk menjaganya.

            Semuanya tergantung dengan diri kita masing-masing, semua tindakan adalah tanggungjawab  kita sendiri.

            Mulai dari awal, kembali untuk mengetahui kita sesungguhnya di ciptakan, bahwa kita di ciptakan di muka bumi ini memiliki tanggungjawab terhadap diri kita sendiri dan itu yang paling utama.

            Adakah pertanyaan yang sudah diajukan pada diri kita sendiri, siapakah aku ini? Maksudnya siapakah kita? Jadi kita di tuntut untuk tahu siapakah kita ini terlebih dahulu, siapakah kita ini?

            Kalau kita sendiri  belum tahu siapakah kita sendiri, lalu bagaimana kita akan tahu kita ini di muka bumi sebagai apa ?  
  
                Sebuah  kisah, bahwa  nafsu itu bisa mengakibatkan raja  menjadi  budak, sedangkan sabar  menjadikan seseorang  budak menjadi  raja. Tahu  tentunya  anda  kisah  tentang  Nabi  Yusuf?

            Pertama kita bertanggungjawab pada Allah sang Maha Pencipta, kalau sebagai suami kita bertanggungjawab kepada istri dan juga anak-anak.

            Semua itu tak mungkin kita sendiri yang akan melaksanakanya, lalu mengapa? Tentu saja istri ikut andil dalam hal ini, ia juga bertanggungjawab pada anak-anak, karena sesuatu yang sangat tidak mungkin bila tanggungjawab itu semuanya di serahkan pada suami, karena istri tidak terlepas dari hubungan ini.

            Jadi sesungguhnya istri juga bertanya apakah yang harus aku pertanggungjawabkan pada suami dan keluarga?

            Akan timbul kembali pertanyaan dalam diri kita, atau setelah kita menyadari siapakah diri ini, apakah kita juga mengetahui dimana kita akan mulai untuk mengabdikan diri kita, yang pertama adalah kita adalah sebagai kholifah di muka bumi ini, sesuatu yang tidak mungkin kita akan sendiri di muka bumi ini.

             Perlu  juga sekali  lagi kita bertanya, siapakah aku ini? Kalau sudah mengetahui peran kita barulah kita akan tahu, tapi jangan pula sampai kita tergantung pada orang lain, itu artinya kita akan tahu posisi kita seharusnya berada dimana.

            Untuk melangkah harus tahu dulu kemana tujuan kita yang akan kita capai, jangan melangkah dalam keadaan tidak tahu tujuan.    
  
                Kadang kita bertanya kapan kita mesti tahu kapan kita mulai untuk mengabdi pada diri kita? Karena hal itu adalah yang sangat penting untuk mengabdi pada diri kita sendiri. Banyak orang yang tak pernah tahu akan dirinya sendiri hingga akhir hayatnya.

            Jika kita sudah tahu apa lagi yang akan kita lakukan? Kita kembali bertanya mengapa aku selama ini lalai dengan diriku sendiri, selanjutnya setelah kita tahu akan tugas kita , bertambah lagi pertanyaan-pertanyaan, lalaikah aku pada Allah, lalaikah aku pada tugas-tugasku sebagai manusia di muka bumi ini, lalaikah aku pada larangan yang ditentukan agama, lalaikah aku pada lainnya.

            Maka akan muncul lagi, langkah apa yang harus aku lakukan kini, apa yang harus aku rubah kalau aku telah lalai? Artinya kita harus siap koreksi pada diri kita sendiri, apapun itu yang akan terjadi.

            Bertambah lagi pertanyaan yang akan muncul, lalu bagaimana caranya kita itu agar selalu intropeksi diri, mulailah kita rajin ibadah, selama ini malas ibadah kini kita mulai rajin, mempasrahkan diri kita Allah.

            Ternyata ini belum kita lakukan, atau sudah tapi hanya sekedar memenuhi kewajiban, akan lebih buruk lagi kalau ibadah hanya untuk di lihat orang saja, apalagi hanya memenuhi keinginan agar di pandang orang baik.  

                Ibadah memiliki waktu, dari itu kita harus ikuti waktu-waktu yang sudah di tentukanya tersebut, mulai pagi itu sholat Subuh, lalu siang hari ada Sholat Zhuhur, kemudian sore harinya akan ada lagi Sholat Ashar, menjelang Sore ada lagi sholat Magrib dilanjukan dengan sholat isya’

            Ini semua salah satu petunjuk pengaturan waktu yang harus kita mengerti dan dipahami, mau atau tidak aturan itu tetap jalan, kita ikuti atau tidak, yang tertinggal adalah kita sendiri, yang akan menerima hasilnya juga kita sendiri.

            Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, betapa rendahnya kita dihadapan Allah, apakah kita tergolong orang yang sudah menyadari diri kita? Ternyata kita bukanlah apa-apa.
                                                                                                                                               
            Kita sama-sama harus menerima kekurangan dan berani mengakui suatu kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, Lantas kita juga berani mengakui bahwa kita telah melakukan suatu kesalahan.

            Memang bukanlah hal yang mudah untuk mengakui kesalahan yang kita lakukan, apalagi kalau kita mengakui bahwa kita adalah benar-benar salah dalam hal ini.

            Tetapi yang lebih buruk lagi adalah jangan sampai kita berulangkali melakukan suatu kesalahan, karena sekali kita menutup kesalahan maka akan terulang kembali kesalahan yang kedua kalinya, jangan pula sampai perbuatan salah itu limpahkan pada orang lain  mengapa kita yang berbuat orang lain yang menjadi korban? Tidakkah kita berbesar hati bahwa lebih baik kita bersujud pada Allah, kita curahkan seluruh jiwa dan raga kita hingga pada perasaan yang paling dalam.
            Selama ini kita kurang kasih sayang ubahlah, mulai dari sayang pada anak kita, sayang pada lingkungan kita, kalau kita sudah demikian maka alangkah indahnya hidup ini bila di penuhi dengan kasih dan sayang yang berada di sekitar kita.

            Akan terasa nikmat dimana saja kita berada, dimanapun kita akan merasa semua orang yang kita jumpai adalah penuh kasih dan sayang, akan merasa tentram tinggal di bumi ini, bahagia rasanya melangkah dalam menikmati hidup ini, orang lain penuh dengan rasa gelisah dan galau, maka kita merasa bahagia dimanapun kita berada, Hidup merasa tenang dengan tanpa rasa benci dan prasangka buruk pada orang lain. Tanpa ada rasa iri dan dengki pada orang lain.

            Berpikir dengan benar agar tidak di kuasai oleh nafsu yang berakibat menjerumuskan diri kita, sehingga tenggelam dalam kedukaan yang berlarut-larut. Akan mudah terombang-ambing, lalu bagaimana akan mengubah hidup menjadi lebih baik, kalau diri kita selalu di lingkari dengan menyalahkan orang lain terus menerus. Satu sisi orang lain terus maju, sedangkan kita masih   terpaku tanpa ada perubahan yang berarti.

            Karena hal itu akan selalu menggerogoti, amal kita, semuanya akan merunah derajat kita, susah payah kita untuk mendapatkan amal ibadah pada Allah, lalu dengan mudah begitu saja amal ibadah kita berikan pada orang lain.

            Ini berdampak pada diri kita, kita menjadi lemah menjalani hidup ini, timbulnya gejala penyakit yang berakibat menambah kesusahan pada diri kita. Jangan sampai hal-hal ini tetap bertahan dalam diri kita, mulai saat ini buang jauh-jauh rasa iri dan dengki pada orang lain.

            Sudah saatnya kita bersihkan diri kita dari sifat-sifat yang justru membuat kita makin lemah, berusahalah mulai dari jiwa dan raga kita. Jangan biarkan setan bersemayam dalam tubuh kita. Oleh karena, itu biasakan diri kita tidak pernah berhenti intropeksi diri salah satunya dengan banyak memasrahkan diri pada Allah.

            Pasrahkan diri pada Allah adalah teknis untuk dapat berkonsentrasi yang penuh arti, yaitu dengan banyak berzikir dimanapun kita berada. Itu cara melatih diri kita untuk berkonsentrasi yang bertujuan.

            Sehingga dengan tenang kita akan menemukan sendiri untuk dapat mengubah hidup kita kemana akan kita bawa, dan kemana akan kita pertanggungjawaban langkah-langkah hidup yang  membawa diri kita menuju hidup penuh diliputi kebahagiaan.

            Setelah kita menempatkan diri kita pada posisi yang memang kita impikan, lalu kita jalani dengan aturan, tanpa melanggar perasaan jiwa dan batin yang tidak bertentangan dengan keinginan dan penuh keikhlasan serta kejujuran.

            Sehingga, ketika berada dimana saja, kita merasa tenang dan menerima apa adanya, serta senang ketika melihat orang lain menerima atau mendapat nikmat dunia atau juga nikmat akhirat. Bahagia rasanya hidup ini bila sudah demikian.  

            Peningkatan kehidupan atau akan lebih lantang kalau  kita  sebut  adalah perubahan hidup. Perubahan itu di awali dari kehidupan  miskin  menjadi kaya. Atau  Paling tidak menjadi sedikit kaya. Itu yang selalu di  inginkan oleh setiap hidup manusia yaitu merubah kehidupan. Dari yang bersikap buruk menjadi baik, dalam agama Islam itu di sebut dengan hijrah. Kalau Negara dari otoriter menjadi reformasi Demokrasi itulah yang  terjadi di Indonesia  saat ini.

            Untuk merubah kehidupan  dari sikap yang  keras menjadi sikap  yang lunak, atau menjadi bijaksana, dari seorang  yang  pemarah  menjadi seorang  yang penyabar. Dari orang yang mudah putus asa  menjadi seorang  yang bersemangat. Dari orang yang mengalami suatu kegagalan menjadi orang  yang  berhasil, atau  sukses  atau  bahagia.

            Merubah hidup dari susah  menjadi senang  atau menjadi bahagia. Bukan perjalanan yang  mudah  dan gampang, yang dapat di capai dalam angan-angan, banyak khayal, atau dicapai dengan cara judi  dan tebak-tebakan. Serta dengan hanya bercita-cita  yang tanpa dengan usaha  keras, di dukung semangat dan jiwa  yang kuat untuk menghadapi  segala macam cobaan yang akan datang silih berganti.
           
            Ada sebuah untai kata yang  selalu di  sampaikan oleh para ahli hikmah, dibalik kesudahan itu kesenangan, di balik kesulitan itu ada tersimpan kemudahan. Dibalik suatu kegagalan itu tersimpanya kesuksesan atau keberhasilan. Dibalik suka dan duka itu ada kebahagiaan.

            Untuk  itu merubah kehidupan  di  butuhkan keyakinan, seorang penganut agama, butuh keyakinan bahwa ia memiliki tuhan. Ia yakin bahwa Tuhan akan selalu memberikan bimbingan kepadanya. Tuhan memberikan kekuatan pada dirinya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dari kehidupan yang penuh kesengsaraan merubah hidup yang penuh rasa bahagia.

            Untuk merubah hidup, itu butuh keinginan, butuh  kemauan  yang keras, lalu mulai berpikir untuk di programkan segala rencana  yang  akan di  inginkan itu. Jadwalkan itu, lalu di renungkan  dan  kemudian di  laksanakan, itu sesuai  dengan aturan, jadwal dan segala peraturan dan resiko yang  akan di hadapi  nantinya.

            Untuk melakukan perubahan juga di  butuhkan  waktu  yang tepat. Tidak sembarangan waktu. Itu artinya  butuh  perecanaan juga.  Waktu yang tepat itu, tergantung menurut  perhitungan kita  yang  punya perencanaan, yaitu  sebagai akan  melakukan perubahan itu.

            Kita contohkan saja seorang muslim, kalau di  bulan Ramadhan ia akan banyak melakukan ibadahnya, ia mengevaluasi  dirinya. Di bulan itu  mereka intropeksi  diri, bagaimana dengan ibadah  yang  mereka telah  lakukan  selama ini.

            Untuk melakukan itu artinya  kita  butuh menahan diri, menahan diri artinya  banyak hal, untuk sebuah perubahan. Dari selama ini hobi berjudi, mulai mengehentikan untuk judi. Disni butuh  kesabaran yang  tinggi, dari segala rintangan yang  akan menhalangi rencana-rencana yang  akan  kita  laksanakan  nanti.

Begitu juga  kita akan   merubah kehidupan kita, mulai  dari pekerjaan sebagai, sales, mungkin itu dulu yang  harus  kita  lakukan, sebagai orang yang bercita-cita  menjadi seorang distributor, lalu kita  menjadi pedagang  dengan  modal yang  kecil. Bisa saja kita menjadi pedagang kaki lima. Dalam beberapa tahun kita kumpulkan modal. Itu sebagai usaha untuk berkeinginan berdagang  besar. Dengan seyakinya kita melaksanakan pekerjaan itu. Suatu hari modal yang di inginkan terpenuhi dan mungkin juga  dengan modal di tambah dengan pinjaman  di bank.

Tetapi perlu juga di perhatikan masih butuh menahan diri, karena jangan sampai setelah modal terkumpul. Sikap menjadi berubah  yang  tidak  benar. Ingin sekali berpoya-poya, dengan mengahabiskan uang  simpanan yang bertahun-tahun itu. Lalu uang itu di gunakan untuk minum-minuman keras. Terbawa untuk  menikmati narkoba.

Ini telah sangat  jauh menyimpang  dari rencana awal, karena itulah  butuhnya  selalu aturan-aturan yang  dapat  kita  patuhi  sendiri. Kita perhatiakan peraturan menurut  agama, atau aturan menurut pemerintah  yang  ada.

Jika menurut  aturan  secara pribadi yang  kita  buat  sendiri adalah, dengan menabung di bank, uang itu kita  gunakan seperlunya saja. Tidak lagi  menggunakan hasil jerih payah itu semaunya  kita. Meskipun tidak  ada  orang  yang  mau  mencegah  kita, apa yang mau  kita  lakukan  itu.

Sikap dan ahlak yang  kita  lakukan  juga  patut  selalu  kita  perhatikan sendiri, yaitu sikap dan ahlak kita, dalam pergaulan, dalam rumah tangga, dalam urusan bisnis sekalipun. Butuh kita peningkatan dengan mulai  rajin  dan giat, untuk melakukan keramahan, kerukunan antar  pelanggan . Konsentrasi  dengan urusan  perdagangan yang  jujur dan terbuka.

Selalu  ingin  tahu  perkembangan pasar, dengan  banyak diplomasi, kepada pelanghgan, pada rekan bisnis, dengan  cara  yang  sopan  dan menyenangkan  rekan bisnis. Jika selama ini  hubungan dengan rekan bisni kurang  komunikasi  maka kita berusaha untuk menjalin hubungan dengan yang  baru, namun  hubungan  bisnis  yang  lama  jangan di  lupakan.

Sabar kita bila ada bisnis kita  yang  menjadi harapan  terdapat  kendala, jangan kita mudah marah  pada  bawahan kita, berikan  jalan  keluar  yang  baik bila ada pendapat  yang tidak  sesuai  dengan keinginan  yang  kita  harapkan, karena itu  hubungan akan lebih memberikan keharmonisan  pekerjaan  anda.

Ramah tamah, kalau selama ini  kita  kurang  perhatian  pada  pelanggan, maka usahakan kita  lebih  banyak  perhatian  dengan perkembangan masyarakat, sosial  dan ekonomi masyarakat  yang  ada  di sekeliling  kita.

Bersikap adil  kita  pada  bawahan  kita, tidak  berat  sebelah, bijaksana dalam bertindak dan  juga  bicara, yang  mampu  memberikan  kesejukan  bagi  orang  lain.

Jika ini  yang di jalani, maka akan mulailah  orang-orang  juga  akan  memberikan perhatian  pada  kita. Kalau  selama ini pelangga kita  kurang maka akan  mulai  bertambah. Karena pelanggan yang  kita  layani  dengan ramah, sopan santun, jujur  makan akan menjadi  pembantu  salesman  bagi  anda  secara  tidak langsung.

Pelanggan anda  yang akan promosikan  pelayanan anda, “Duh enak  belanja  di  toko anu, karena pelayananya  ramah, sopan santun dan jujur.” Pelanggan tetap tak berubah bahkan datang pelanggan yang baru. Sehingga  menjadi berubahlah  hidup  anda, dari sebagai seorang  pedagang  kecil  menjadi seorang  yang  telah  memiliki  toko.

Langkah  berikut  yang  juga  sangat  kita  perhatikan, adalah  sikap  berhati-hati, karena  itu  sangat penting. Jangan  sampai  kita  kembali  berkata  kasar, tingkah  yang  tidak sopan, maunya  menang sendiri, suka berkhianat  pada  rekan bisnis, menipu  pelanggan. Hal ini  jangan  sampai  terjadi. Kalau terjadi akan hancur semua usaha yang  selama ini  telah dijalankan  dengan penuh susah  payah. Bagai sebuah pepatah,”hujan sehari merusak kemarau bertahun-tahun”

Kalau usaha  sudah berjalan, kehidupan  dalam  rumah  tangga sudah  bahagia, jangan sampai  sembarang  bertindak, jangan sampai  ingkar. Kalau  ini   sampai  terjadi hubungan bisnis  akan  berkurang  pelanggan. Ibarat  sebuah  rumah  tangga  kalau suami  atau  istri sudah  mulai  ingkar  dan  mulai  berkhianat  maka alamat  akan  hancur  rumah tangga itu.

Kalau berdagang  jika kita  mengatarkan  pesanan dengan tepat  waktu, dengan penuhi setiap  pesanan  sesuai  dengan  keinginan  pelanggan  maka akan  menjadi bertambah  majulah  bisnis anda. Kalau  rumah tangga  yang  di penuhi  dengan keterbukaan, dan kejujran, maka harmonis dalam  rumah  tangga akan  terjali  baik. Bahagia  sudah  menjelang, dari hidup  yang  penuh  kacau  balau  akan  menjadi tentram  dan  damai.

Sebuah rumah  tangga  yang  harmonis, rumah tangga yang  bahagia. Selalu  damai akan menjadi  panutan  dan  contoh  bagi  orang  lain. Tempat  orang  datang untuk minta tolong  kepada  anda. Mulai  dari hal mohon uang, nasehat, saran, tenaga  atau  pikiran anda. Akan selalu di  gunakan oleh  masyarakat  anda.

Keluarga anda  bertambah, sanak pamili  yang  selama ini tak  perduli,    ia akan datang dengan suka rela, membawa  bekal mungkin, meskipun  itu  nilainya  sangat tidak seberapa  tapi  itulah  sebuah  penghargaan yang  di berikan orang  kepada  anda.

Jika sudah demikian, maka  tidak  cukup  sampai  di situ  saja, kembali  banyak intropeksi  diri, jangan  sampai  anda  merasa  bangga, atau  anda  merasa  lebih  segalanya  dari  orang  lain. Karena itu  akan  melahirkan kesombongan.”Kesombongan  itu  di  beci Allah, meskipun dia orang  kaya  apalagi  dia seorang  yang  miskin, maka Allah akan lebih benci.”

Jika sudah  banyak  pelanggan sudah saatnya, yaitu  kalau  anda  sudah sukses  atau  berhasil  dengan  harta  kekayaan  yang  anda  miliki. Maka sebaiknya  mulai  sedekah. Kalau seorang  pemilik  took, sudah saatnya  memberikan  hadiah  kepada  pelanggan anda. Atau  meberikan tim  tambahan  bagi  pegawai  anda, selama  ini  berkerja  dengan  tekun  dan  rajin  itu.

Jika ini  yang  terjadi  akan  bertambah kemulian  yang  di  miliki, akan  bertambah kehormatan  yang  datang  kepada  anda. Maka banyak orang akan menghargai  anda, dengan menempatkan  anda  pada tempat  yang lebih  terhormat  dari  orang  lain  yang  ada  di  sekitar anda. Makin banyak  kita  perduli  pada  orang  lain  maka kebahgian  itu  akan  semakin  banyak  yang  datang.

Sekarang anda  sudah  menjadi berubah, yaitu  dari  selama ini  dalam di rundung  kesusahan  dan  kemalangan, maka kini  telah  berubah  menjadi  bahagia. Tiba saatnya  pada  masa-masa  menuju  bahagia  yang  segera  di  nikmati.   
Bagian III
MASA- MASA MENUJU
BAHAGIA


Setelah melakukan intropeksi diri, kita mulai mengetahui langkah-langkah yang dapat membawa kita pada suatu arah.

            Memang sudah merupakan keharusan, bahwa kita harus dan sudah menjadi kewajiban untuk memiliki arah dan tujuan. Seorang murid saja yang memiliki semangat itu selalu berkeinginan menjadi juara didalam kelasnya. Kadang orangtuanya memberikan rangsangan padanya dengan hasil dari anaknya yang menjadi juara ia belikan sepeda.

            Ini suatu contoh untuk memberikan semangat pada diri kita, bahwa sadar atau tidak kita sudah menanamkan  saling memberikan semangat dalam keluarga.

            Jika sudah demikian tentu saja apa yang dipesankan oleh orangtuanya akan diikuti, karena ia sudah mendapatkan keinginannya yaitu sepeda, anak juga akan mulai mengikuti apa yang diinginkan orangtuanya akan diikuti.  anak juga akan menjalani apa yang diperintahkan oleh orangtuanya, ia akan rajin sekolah-rajin belajar, rajin ibadah. merasakan ini, orang-  tua akan merasa sangat senang karena anak-anaknya  mengikuti aturan yang telah di tetapkan oleh orangtuanya.

            Sahabat Nabi Abubakar Asy Syibli mengatakan,” apabila  kamu telah merasakan nikmatnya  dengan   Allah , niscaya  kamu  mengetahui  akan pahitnya  jauh  dari  Allah.”

            Sungguh  indah  makna  dari  pesan  itu, agar  kita  selalu  menyadari  diri, untuk  meniti  hidup  dengan  bahagia, dalam  perjalanan  meniti  kehidupan  di  muka  bumi  ini. Penuh  kesadaran  berdasarkan  ilmu  yang  berguna, bukan  merusak  alam  semesta  dengan ilmu.

            Segala yang dirasakan dipikirkan atau di kehendaki manusia,  pendeknya segala yang bergejolak  dalam batinya, adalah tertuju sebagai cita-cita, suatu satuan terhadap suatu  ma sud tertentu. Siapa yang mengetahui  tujuan itu, dia menegetahui manusianya, dan siapa yang mengubah  tujuanya, mengubah manusia.

            Suatu contoh dapat kiranya ini dapat  dengan jelas di terima, kita gariskan dengan tajam, sehingga mudah dapat diterima dan di pahami, oleh semua pembaca  buku ini. Oleh karena itu hukum yang berlaku juga harus menurut  hukum yang ada, jika hukum tidak pandang bulu maka tujuan masyarkat  akan terlaksana, karena kalau hukum di berlakukan dengan tidak adil maka akn banyak tujuan yang tersendat atau bahkan hilang sama sekali.

            Kita tampilkan contoh yang sangat  sederhana saja, sehingga dengan gampang di mengerti  oleh tiap orang, jangan sampai  terlalu bertele-tele  sehingga  ngaur dan menjadi tidak jelas.
            Berikut contoh yang akan kita  ketahui, dua laki-laki berjalan melalui hutan  kayu. Yang seorang melihat  cahaya  hijau dan terang, sehingga tempat itu  teduh  namun gelap oleh banyak pepohonan, ia merasakan suasana tumbuhan dan sejuk di puncak – puncak pohon tersebut, namun banyak  daun yang  mati  namun  jadi  membusuk akibat banyak yang rontoknya  daun tersebut.Dia  berpikir akan suatu lingkaran-lingkaran tentang  kehidupan  yang  hidup dan yang  mati, setelah ia  meninggalkan hutan. Ia punya  rencana untuk suatu lukisan dalam kepalanya karena dia adalah  seorang pelukis.

            Laki yang satu lagi, ia melihat dimana-mana  banyak  kayu  dalam hutan tersebut, untuk kayu di bakar atau dapat  untuk  bahan rumah  atau bahan lemari. Ia melihat  mobil truk dapat  masuk kehutan itu. Ini dapat  menguntungkan  pikirnya  jika  di buka perusahaan, lalu ia menghitung  danaya, berapa  biaya  seluruhnya dan resiko. Setelah  ia  keluar  dari hutan itu  ia telah  memgambil  sebuah keputusan, itu karena dia  adalah  seorang bisnisman.

            Jadi  untuk  hutan  yang  sama, jika  dua  orang masuk  maka akan berbeda-beda pendapat mereka, atas  kedua  orang  yang  ada diatas  tersebut. Namun tidak  ada  yang menjadikan  untuk  bertentangan  dengan pikiran  dan keinginan mereka masing, menurut bathin mereka masing-masing, menurut  cita-cita  mereka masing-masing, menurut tujuan mereka masing-masing. Mengertilah sendirri  dengan keinginan mereka  untuk tujuan hidupnya. Ini  tujuan  dari  kehidupan  mereka, tentu  saja  dengan penuh  jebakan dan liku-liku yang tak pernah di duga  sama sekali  apa yang  akan terjadi, suka maupun duka didalam melakukan  rencana  tersebut. Sudah pasti  kita  dapat  mengerti apa yang sesungguhnya  kita  ingin  tersebut, padahal awalnya  tak pernah  tahu apa yang  akan  di  pahami  di  hutan itu  sebelumnya.  

            Hampir setiap hari anda bisa memiliki kesempatan-kesempatan  atau dapat melihat masalah anda. Disanalah kita dapat pula melihat dan membayangkan bagaimana jalan anda. Apakah kondisinya dalam keadaan mulus atau dalam keadaan terjal dan  berbatuan. Disaat kita akan menuju arah dan tujuan apakah ada aral melintang yang menghadang tujuan anda.

            Ketika datang masalah bukan untuk dihindari tapi di hadapi, diselesaikan, saat melihat diri kita sangat kecil, bangkit dari situ, jangan sampai terjatuh di jurang yang menanti.

            Nabi  Besar  SAW berkata, barangsiapa  bangun  di pagi  hari lantas mengadukan kesulitan  hidupnya  kepada orang  lain, maka  seolah-olah dia mengadukan  tuhanya. Artinya  ia  tidak  rela  dengan  apa  yang  telah  dia  peroleh  saat  ini.

            Dapat melihat dan memperhatikan suasana dalam keluarga, jika perhatikan sesungguhnya penuh kekuatan ikatan keluarga dalam rumah tangga, tumbuhnya kesetiaan, persahabatan, bersama keluarga menikmati suatu kebahagiaan.

            Meskipun tidak sedikit dalam lingkup keluarga yang retak dan berantakan mengakibatkan kemiskinan, tentu saja itu sangat mempengaruhi langkah-langkah kehidupan sehari-hari yang dijalani, dalam keluarga dan masyarakat dalam setiap pergaulan yang kita jalani.  

            Banyak  orang cenderung untuk menghitung lebih dahulu hasil pekerjaannya, sebelum ia benar-benar menjalani pekerjaannya, Boleh juga, tetapi apakah sesuai dengan perhitungan dan hasil pekerjaan yang akan dikerjakan nant.

            Sukses bukan hanya di lihat dari hasil nanti, tetapi sukses terlihat setelah kita mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu, yang di mulai dari pekerjaan yang telah direncanakan.
           
Sukses tidak akan di peroleh oleh orang yang hanya menunggu hasilnya saja, apalagi sukses yang hanya diberikan orang lain. Kebahagiaan tidak ada yang pasti tetapi itu harus kita usahakan dengan cara terus-menerus.

            Karena sesungguhnya kita masing-masing telah memiliki bakat-bakat tersembunyi, tergantung kita, apakah memiliki daya kemampuan untuk dapat membangkitkan daya kemampuan yang kita miliki, apakah itu berpengaruh pada diri kita, atau justru kita yang kan di pengaruhi oleh orang lain untuk mengikuti kemampuan orang lain.

            Sekali lagi apakah orang lain akan memberikan kesempatan bagi kita, agar kia mendapatkan sukses itu? Sama sekali sangat tidak mungkin terjadi, karena kesuksesan itu adalah tanggungjawab kita sendiri, itu suatu yang  tidak mungkin bila kesuksesan itu akan diberikan orang lain pada kita, hanya kita yang dapat merebutnya kesempatan itu bukan diberikan oleh orang lain pada kita.

            Dapat saja kita melihat suatu kepribadian,  juga dapat dilihat  dari kepribadian seseorang. Yang sering dan kadang disampaikan oleh orang-orang yang kurang percaya diri.

            Salah satu yang sering kali disampaikanya adalah dengan kata-kata “Mungkin” dari seringnya kita menggunakan kata-kata ini, maka akan mempengaruhi diri kita, dan terlihat sekali bahwa kita adalah orang yang kurang percaya diri. Ada saat itu orang yang berkata” Mungkin” padahal di saat itu ia akan anda berikan suatu tanggungjawab padanya.

            Selain dari kata itu, juga dapat kita perhatikan dengan kata-kata”Tidak Akan”  kata-kata tersebut menunjukan bahwa sudah jelas bahwa anda adalah orang yang dalam keadaan yang plin-plan,

            Misalnya ada sebuah undangan, lalu anda ragu untuk menyatakan tidak datang, atau bahwa bahkan   anda memberikan keputusan yang tidak jelas. Tetapi harusnya nyatakan “saya tidak dapat datang” atau saya datang” bukan menggunakan kata akan datang, atau tidak akan datang.

            Artinya dengan kata-kata juga kita dapat mengerti  kepribadian orang tersebut, bagaimana mengenai sikap dan watak dia yang sesungguhnya, tepat dengan pepatah lama, mulutmu adalah harimaumu, suatu ungkapan.

             Ada lagi kata yang juga sering di gunakan oleh orang-orang yang adalah termasuk

tidak percaya diri itu, yaitu dengan sering menggunakan “kata-kata Biasanya” ini adalah rangkaian kata yang digunakan oleh orang-orang yang kadangkala sangat tidak percaya diri, orang yang selalau di liputi oleh keraguan.

            Biasanya saya bisa  melakukan pekerjaan itu, jadi kalau kata-kata itu dapat dimengerti sudah tampak dan jelas orang tersebut memiliki kurang percaya diri.

Termasuk juga sebuah ungkapan yang menyatakan “Curiga” itu sebuah ungkapan yang dapat di pahami bahwa  dirinya adalah kurang percaya diri. Misalnya seorang atasan memerintahkan anak buahnya, yaitu untuk melaksanakan tugas, tetapi ia mengatakan,” saya curiga apakah ia mampu melaksanakan tugas itu ya?

            Apalagi ketika ia menghadapi suatu masalah, tetapi ketika ia menerima informasi yang actual bukan sekedar asumsi.

            Lagi sudut kata yang dapat kita pahami bahwa orang-orang, yaitu orang-orang yang kurang percaya diri, yang sering di katakanya merasa tidak mungkin dan ini jelas merupakan sikap pada diri anda adalah tidak memiliki suatu ketidak optimisme terhadap diri anda  sendiri.
           
 Bagaimana mengenai sikap dan watak dia yang sesungguhnya, tepat dengan pepatah lama, mulutmu adalah harimaumu, suatu ungkapan.

            Ada lagi kata yang juga sering di gunakan oleh orang-orang yang adalah termasuk tidak percaya diri itu, yaitu dengan sering menggunakan “kata-kata Biasanya” ini adalah rangkaian kata yang digunakan oleh orang-orang yang kadangkala sangat tidak percaya diri, orang yang selalau di liputi oleh keraguan.

            Biasanya saya bisa  melakukan pekerjaan itu, jadi kalau kata-kata itu dapat dimengerti sudah tampak dan jelas orang tersebut memiliki kurang percaya diri.

            Termasuk juga sebuah ungkapan yang menyatakan “Curiga” itu sebuah ungkapan yang dapat di pahami bahwa  dirinya adalah kurang percaya diri. Misalnya seorang atasan memerintahkan anak buahnya, yaitu untuk melaksanakan tugas, tetapi ia mengatakan,” saya curiga apakah ia mampu melaksanakan tugas itu ya?

            Apalagi ketika ia menghadapi suatu masalah, tetapi ketika ia menerima informasi yang actual bukan sekedar asumsi.

            Lagi sudut kata yang dapat kita pahami bahwa orang-orang, yaitu orang-orang yang kurang percaya diri, yang sering di katakanya merasa tidak mungkin dan ini jelas merupakan sikap pada diri anda adalah tidak memiliki suatu ketidak optimisme terhadap diri anda  sendiri.

             Sikap yang lain yang juga termasuk adalah tidak percaya diri yaitu selalu merasa cemas, ketika akan melakukan sesuatu selalu merasa bisakah saya melakukan itu, jangan pernah merasa cemas dengan sesuatu yang hal itu belum anda kerjakan, bahwa hadapi masalah itu, kalaupun menemukan jalan buntu upayakan cari soslusinya yang terbaik.

            Beberapa sikap yang patut juga kita perhatikan adalah juga dengan kata “Butuh” pada saat anda menerima tawaran. Usahakan jangan sampai mengatakan “saya butuh sekali ini dan itu”

            Sikap ini merupakan suatu ketidak jelasan diri anda, bahwa anda tidak memiliki percaya diri, tetapi belajarlah dengan berkata yang jelas, tidak sekedar menerima saja perintah itu, tunjukan bahwa anda memiliki kemampuan, bukan hanya butuh dengan tawaran itu.

            Bukan itu saja tetapi sikap yang juga sangat mempengaruhi perbuatan dan tindakan kita itu adalah dengan sikap “Ragu-Ragu” bagaimana orang akan percaya pada diri anda jika anda bersikap ragu-ragu.

            Ragu-ragu akan sangat menyiksa diri anda karena akan selalu menciptakan kegagalan demi kegagalan yang sedang anda jalani. Sulit bagi anda untuk memimpin jika anda selalu di lingkari oleh sikap yang ragu-ragu, karena sikap tegas sangat anda perlukan.

                 Sikap lain yang juga terkadang pertanda anda seorang yang kurang percaya diri adalah sikap yang menyatakan ungkapan ”Sepertinya” kala itu ada suatu pertemuan pada saat itu, pembicaraan itu anda yang berbicara, lalu jangan sampai anda menyatakan kata-kata Sepertinya.

            Karena kalau anda sampai menyatakan kata-kata “Sepertinya” hal itu terdengar suatu sikap yang tidak percaya diri pada anda. Anda berkata Sepertinya pekerjaan ini dapat kita selsaikan.

            Ini adalah sebuah kisah, di tahun 2000, tiba –tiba sekali saudara saya menyatakan akan menikah, pada waktu saya tidak memiliki uang untuk semua biaya pernikahannya, namun saya percaya dan yakin bahwa biaya itu ada.

            Pada saat itu saya sudah mempersiapkan dana dalam bentuk saham penerbitan buku perdana saya, ternyata dari hasil penjualan buku perdana itu, dapat mencukupi kebutuhan saudara saya untuk melakasanakan pernikahanya.

            Itu sikap bahwa kita harus selalu siap dan waspada, untuk selalu siaga persiapan  keuangan, menjaga kesehatan, siap selalu menanam kebaikan selagi muda, bukan menunggu disaat masa –masa tua baru akan menanam kebaikan, berjuang dan menabung itu dimulai selagi masih muda, menjaga kesehatan selagi suatu kegagalan seringkali itu adalah hasil dari kesalahan yang kita lakukan di masa-masa lalu.

            Penilaian keputusan atau pelaksanaan didalam bidang yang sedang anda tangani, mampukah kita menerima kenyataan ketika menerima hasil kerja ternyata hasil adalah gagal, karena itu semua adalah hasil apa yang kita lakukan telah lalu.

            Sikap menghadapi hasil kerja secara positif adalah pelajaran yang berharga bagi anda untuk anda petik ketika datang masa-masa anda menikmatinya.

            Seperti bisnis yang di awali oleh kalangan keluarga Tiongha, ia sering kali mengikutsertakan  istrinya dalam bisnis perdangan, ia dampingi suaminya dalam mengelola
usaha perdagangan yang di lakukanya, dengan penuh tanggungjawab ia berikan pada istrinya tersebut.

            Mereka percaya betul, bahwa kepercayaan dan saling memberikan tanggungjawab, merupakan upaya, suatu yang menanamkan kekompakan pada keluarganya tersebut.

Tidak merasa terganggu dengan keluarga ikut serta dalam urusan bisnis perdagangan itu, bagi mereka itu adalah suatu pelajaran bisnis awal yang di ajarkan pada keluarga mereka, sehingga kekuatan kepercayaan pada mereka terjalin, terbentuknya hubungan bisnis keluarga.

            Meskipun banyak keluarga yang juga gagal dalam menjalain bisnis keluarga , hal itu karena seringkali tidak memberikan tanggungjawab  yang penuh, lalu juga mengabaikan tanggungjawab, serta di lingkari sikap-sikap yang tidak jujur pada tugas-tugas yang diberikan padanya. 

            Sukses datang bukan dengan sendirinya, tetapi seringkali datangnya sukses itu  setelah mengalami kegagalan demi kegagalan yang dihadapi, jangan ulangi kesalahan demi kesalahan , tetapi maju terus  tanpa takut dengan aral yang  melintang.

            Prinsip yang akan selalu membantu dalam kehidupan kita, lima prinsip yang harus kita miliki.
1.      Rohani,  pelajari dan ikuti bimbingan untuk membimbing jiwa kita, pelajari urusan agama  dengan baik.
2.      Keluarga dan Sosial, bisnis dan usaha adalah sangat penting, karena itu adalah sangat penting, karena itu dalah perhatian kedua setelah terhadap istri dan keluarga.
3.      Pengembangan Mental, sediakan selalu waktu untuk mengikuti pembentukan mental pada jiwa dan rohani kita, pada kelompok agama.
4.      Pengembangan Pisik, berolah ragalah, senam atau membiasakan diri dengan lari-lari di pagi hari.  
5.      Percaya diri,  kalau semua prinsip telah di lakukan maka tentu akan dapat menikmati dan mearasakan hasilnya yang yang  telah kita kerjakan itu.

            Setelah keinginan mulai  dapat  kita  rasakan, rencana mulai  berjalan . Maka sesungguhnya nikmat  dunia telah  memberikan kehidupan  bagi  kita, tentu saja tak lupa  dengan  aturan –aturan  dalam  kehidupan, mengikuti aturan  hidup  adalah  suatu  kenikmatan. Karena mengikuti aturan  dalam agama  hidup akan  tenang, Negara  akan tentram, dimana  saja  akan  aman dan  damai.

            Perhatikan  semua  yang  ada  di  sekitar  kita, karena  semuanya  adalah bermanfaat bagi kita, jika  kita  memperhatikan  dan  menikmatinya. Ingat  selalu akan  sejarah  diri  kita, karena  dari  tiada  menjadi  ada. Dari seorang  yang  bodoh  menjadi  berilmu, sadar  akan  ini itu  adalah  nikmat  kebahagiaan.

            Belajar rohani, itu adalah sangat perlu dan dapat kita ikuti di rumah ibadah atau kelompok-kelompok bimbingan rohani, bertanya kepada yang ahli dalam  bidangnya, tentu bersama-sama rekan sehingga kita akan mendapat pemikiran yang sempurna dan kebenaran, sehingga dapat meniti bahagia yang memang kita harapkan itu.

            Dr Martin Setigman membutuhkan lebih dari 20 tahun dan melakukan lebih dari
serartus exprimen    dengan hampir lima belas ribu orang, sehingga ia menarik kesimpulan bahwa yang terjadi pada kita adalah karena hasil kerja yang sebelumnya telah kita lakukan.

            Orang yang selalu merasa pesimis akan cenderung menjadi defresi dan akan timbulnya penyakit. Jika demikian sikap pesimis itu adalah negatif, jangan sampai sikap negatif itu tenggelam dalam lingkaran kehidupan, kalau ini tertanam pada diri anda maka sikap ini akan selalu menggerogoti pemikiran dan tindakan yang di lakukan dalam kehidupan sehari-hari, akibatnya akan cenderung mengkambing hitamkan orang lain, kita yang berbuat tetapi cenderung kesalahan yang kita perbuat namun kita limpahkan pada orang lain.

             Pada akhirnya kesalahan-kesalahan yang di lakukan cenderung merasa benar, pandangan yang  selalu pesimis akan melingkari dirinya yang bertambah semakin sulit.

            Menjadi kebiasaan melempar kesalahan yang di lakukan kepada orang lain, merasa kesalahan yang dilakukan oleh dirinya bukan karena dia tapi karena orang lai.

            Seorang ibu melihat anaknya yang sangat ingin makan buah kelapa muda, kealapa muda itu berada di samping rumah, yaitu milik tetangga, setelah ia minta dengan tetangga diberikanlah buah kealapa muda itu, tetapi ketika anak itu membelah kelapa muda itu, tangan anaknya terluka.

            Apa reaksi ibunya sang anak, ia lantas berkata,” Mengapa pula dia diberi kelapa muda, anakku jadi terluka?!

            Problema yang terjadi namun tidak mau mengakui akan kesalahan itu, seringkali merusak hubungan kita dengan orang lain.

            Cenderung kita melalaikan sebuah hubungan baik yang terjalin yang hanya disebakan oleh kurang intropeksi diri kita, terhadap apa-apa yang melingkari persoalan pada diri kita.

            Hubungan yang baik terjalin itu pantasnya kita nikmati dengan baik, bukan kita putus dengan kesalahan yang  kita perbuat, lalu lebih mengorbankan orang lain, padahal itu adalah akibat perbuatan kita tetapi tidak menyadari  bahwa itu adalah perbuatan kita, lalu mengapa tidak kita sadar diri bahwa itu adalah kesalahan diri sendiri.

            Sukses datang tidak dengan langsung begitu saja.
            Sukses tidak berhubungan dengan sebuah kebebasan.
            Sukses tidak berkaitan dengan kekayaan yang di hasilkan.

            Boleh jadi ada orang yang memilih dirinya karena, kaya, berbakat, hubungan keluarga, cerdas, memiliki kemampuan dalam ilmu tertentu yang di milikinya.

            Banyak anak-anak orang terkenal dan sukses yang tak berhasil dalam memimpin sebuah usaha yang kelola orangtuanya, tidak memiliki kemampuan untuk memimpin.

            Ada sebagian orang yang takut menerima kenyataan bahwa kesuksesan yang dia raih tak mampu dilanjutkan oleh anaknya.

            Sebaliknya kesuksesan besar banyak diraih oleh orang-orang yang  hidupnya sederhana dan tingkat kehidupan yang sangat tidak mapan.

            Jadi kesuksesan itu tidak juga disebabkan oleh kesuksesan yang di raih sebelumnya oleh orangtua. Kesuksesan terbangun oleh kerja keras, yang dilakukan dengan gigih dan menghadapi kegagalan demi kegagalan, sehingga berhasil bangkit dari dari kesuksesan yang
 tertunda, sehingga benar-benar  sukses dapat di raihnya.

            Terus bangkit dari kegagalan yang melandanya sehingga berdiri dengan gigih, tanpa harus ia menoleh kebelakang dengan mengingat-ingat kesalahan-kesalahan.

            Pernahakan kita renungkan secara dalam ”Allah memberi kita dua telinga dan satu mulut, maknanya apakah kita sadar bahwa kita dianjurkan untuk lebi banyak mendengar bukan untuk banyak bicaranya.”

            Jangan sampai dalam satu pembicaraan yang terjadi dalam  dua belah pihak, yang satu sedang berbicara lalu yang lain layaknya mendengarkan pembicaraan itu. Akan menjadi suatu permasalahan jika yang satu bicara lalu yang lainnya juga  berbicara maka hubungan itu akan menjadi kacau.

            Kadang-kadang yang menambah masalah adalah, satu bicara yang hanya ingin suaranya saja yang ingin didengarkan, tanpa mau mendegarkan pembicaraan lawan bicaranya.
Bahkan lawanya bicara tidak memiliki lagi kesempatan untuk bicara, kesempatan bicara hanya padanya, sehingga lawan bicaranya menjadi kesal, serta meninggalkan lawan bicaranya dengan pembicaraan yang tidak berarti, bahkan munculnya permasalahan yang berakibat sesuatu yang merusak hubungan   dengan lawan bicaranya, selanjutnya tak mau lagi mengajak atau mendengarkan lawan bicaranya itu.

            Keluarga adalah yang paling utama untuk diperhatikan, karena dalam keluarga terbentuknya hubungan antara pemimpin dengan yang di pimpin , terdapatnya pembelajaran sosial dan lingkungan , bagaimana kita komukasikan diri kita pada keluarga semuanya akan tercermin dengan baik yang di awali dari dalam keluarga yang kita bina.

            Berikan kesempatan dalam keluarga untuk saling menerima saran-saran antara keluarga, penilaian-penilaian, kritik-kritik dan saran-saran, bicarakan bersama-sama.

            Mendengarkan satu sama lainnya, tidak menghina yang satu dengan lainnya, tidak hanya anda yang merasa lebih berkuasa dalam keluarga, tetapi selalu berpikir bahwa anda adalah bersama untuk menjalin hubungan dalam keluarga, bukan menanamka kekuasaan dalam kekeluargaan.

            Hubungan dalam keluarga akan memelihara kesatuan rohani yang kokoh dalam diri kita, dan akan membentuk jalinan yang  positif untuk kemajuan dan menanamkan prasangka yang tak berkesudahan.















Bagian IV
KOMUNIKASIKAN DIRI ANDA


Beberapa yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari, yang paling penting adalah komunikasi.

            Dalam komunikasi itu terbentuklah bahasa yang disampaikan dengan jelas, berbagai bahasa yang digunakan, tergantung dengan bangsa dan Negara dan daerah setiap Negara yang ada di dunia ini.

            Di saat komunikasi itu akan adanya, bergbagai ungkapan, kiasan dan juga berbagai kutipan –kutipan kata yang disampaikan oleh setiap orang dalam bicaranya.

            Namun sebaiknya kita selalu menggunakan kata-kata mudah di mengerti, jangan sampai menggunakan kata-kata yang tidak di menegrti, atau terlalu intelektual dan propesional sehingga sulit dipahami orang lain. Jangan sampai orang lain tidak memahami maksud yang  disampaikan, sampaikan pembicaraan itu dengan bahasa ya   di mengerti oleh lawan bicara.

            Dalam setiap pembicaraan jangan hanya anda saja yang bicara, tetapi berikan kesempatan untuk bicara pada orang lain yang juga bicara.

            Tunjukan pada lawan bicara anda, bahawa anda juga memahami apa yang di bicarakan oleh lawan bicara anda tersebut, bagaimana tanggapan anda mengenai apa yang dibicarakan oleh lawan bicara anda? Juga apa pandangan anda tentang hal yang dibicarakan oleh lawan bicara anda? Mungkin ada suatu kesimpulan yang akan diambil dari pembicaraan yang disampaikan oleh lawan bicara anda itu. Dengar pembicaraan lawan bicara dengan penuh perhatian.

            Di saat anda bersama-sama dengan lawan bicara, apalagi berbicara dengan lawan bicara dengan beberapa orang, atau lebih dari dua orang atau lebih dari itu. Berikan kesempatan untuk ia leluasa bicara. Jangan sampai mendahului apalagi memotong pembicaraan, apalagi menciptakan pertengkaran dalam pembicaraan itu.

            Jangan selalu membicarakan tentang diri anda saja, apalagi membicarakan anda yang lebih baik, anda yang lebih pintar, anda yang lebih kuasa, anda lebih kaya, tapi berikan orang lain, atau lawan bicara anda kesempatan untuk  cara yang lebih luas saling bergantian, satu sama lainnya.

            Bila itu yang kita jalankan, maka ia akan merasa bangga dengan pembicaraan, dengan itu pula kita akan menarik kesimpulan tentang pembiraan itu, menilai dengan baik tanpa kita merasa di anggap atau dilecehkan dengan pembiraan itu.

            Selanjutnya juga jangan sampai kita melupakan, dalam pembiraan itu, gunakan nama orang yang bersangkutan. Itu adalah salah satu penghormatan yang kita sampaikan pada lawan bicara kita, itu artinya anda menghormati lawan bicara anda yaitu dengan menyebut namanya.

            Jika disaat  mula perkenalan, kalau ragu atau lupa dengan nama orang itu anda dapat berkata,” bilang ulang nama anda untuk saya?”

            Dalam pembicaraan selanjutnya,maka sebut nama orang itu dalam pembiraan,”Terima kasih  pendapatmu Bill, senang bisa bicara dengamu .”

            Pada saat bicara, lakukan kontak bicara dengan pandangan mata tertuju padanya, maka anda akan belajar banyak nantinya, karena dengan anda melakukan pandangan mata yang langsung pada lawan bicara anda tersebut,itu akan memberikan suatu kepercayaan diri pada anda itu juga menunjukan pada anda, bahwa anda sangat tertarik dengan apa yang telah di bicarakan oleh lawan bicara tersebut. 
               
            Perkenalkan diri anda pada saat berlangsungnya pembicaraan lewat telepon atau juga pada saat berbicara secara langsung, jangan lupa lakukan denga jabat tangan, tepat ketika anda menyampaikan salam, katakan “ anda sangat  senang bertemu denganya atau bicara  tentang sesuatu sebelumnya. Kalau dapat jangan sampai setelah akan berakhir pembicaraan baru anda memperkenalkan dira anda padanya, kalau anda bicara mewakili perusahaan sampaikan anda atas nama perusahaan tersebut.

            Di saat bicara, bicaralah  yang positip, jika sampai pembicaraan itu negatif maka dapat menghentikan pembicaraan, pembicaraan kadang kala jadi terputus, sehingga sudah jelas akan tidak produktip lagi pembicaraan itu.
            Usahakan dalam pembicaraan itu tidak mengeluh, atau mengomel, menyampaikan berbagai alasan, jangan pula sampai bergosip dengan orang yang sama-sama anda kenal.

            “Kita akan berpikir apa yang akan dibicarakan, mengenai saya? Atau akan menyampaikan gossip yang mungkin di sebakan oleh  saya sendiri? Jika kita telah menyampaikan isu yang tidak benar artinya kita adalah memberikan ketidak percayaan orang lain pada kita, jangan kau tanam  duri dimana jalan itu kita akan lewat disana.
               
Bersikaplah bahwa anda sangat senang dengan apa yang dibicarakan oleh lawan bicara anda, tunjukan bahwa anda sungguh ingin sekali mendengar pembicaraan itu, berikan pujian, yang  jujur padanya, pujilah keberhasilan yang pernah dicapainya, dan coba pancing mereka dengan pertanyaan.

            Disamping itu juga, anda berusahalah untuk mengerti dan paham apa yang disampaikan oleh lawan anda bicara, jika anda belum paham atau belum mengerti maka tanyakan kembali apa yang di bicarakannya tersebut.

            Jangan patahkan waktu teman bicara, tetapi berikan kesempatan untuknya berbicara, tunjukan bahwa anda tertarik  dengan materi-materi yang disampaikanya tersebut. Ia akan berpendapat bahwa anda adalah teman yang baik untuk diskusi dalam pembicaraan. Dalam pembicaraan itu bicaralah yang perlu-perlu saja, yang itu memang perlu untuk di bicarakan padanya.
           
Buatlah bahwa lawan bicara anda adalah orang-orang yang  memang penting bagi anda, dapatkan informasi yang berguna bagi anda, jangan tinggalkan lawan bicara anda sebelum benar-benar pembicaraan itu  telah berakhir.

            Terpenting lagi adalah perhatikan lawan bicara anda, tunjukan sikap yang hormat pada mereka, buat mereka merasa penting bicara dengan anda, bukan sebgai obyek saja. Jangan sampai berlebihan  memuji terhadap lawan bicara anda, tetapi jangan pula merendahkan lawan bicara anda, hanya keterbatasanya dalam bicara, atau materi yang disampaikanya tidak tepat, bersikaplah sopan, jangan pula perintah orang dengan seenaknya, tetapi gunakan kata “minta tolong” pada orang yang anda butuh akan pertolongan darinya.

            Untuk selanjutnya sampaikan posisi anda sehingga, coba lihat dan perhatikan dengan cara sudut pandang anda. Bertanyalah, tunjukan pada diri saya bagaimana pemikiran anda pada saya.

            Ambillah tanggungjawab penuh demi suksesnya dalam pembicaraan tersebut, jika pada posisi sebagai pendengar, jadilah pendengar yang baik, pahamilah orang lain dengan baik, sehingga anda menjadi sahabat yang baik untuk di ajak bicara, tunjukan sikap yang menyatakan bahwa anda dapat menjadi teman kerjasama yang baik.

            Presiden Amerika Serikat Abraham Linchon mengatakan”kalau saya siap-siap untuk memberikan pengertian pada orang lain, berggunakah untuk saya, keluarga saya  dan sahabat saya, saya selalu memberikan kesempatan pada orang , apa yang ingin di sampaikanya?”

            Ada beberapa hal yang penting kita perhatikan saat-saat bernegoisasi, berkatalah pada masalah saja, jangan bicarakan masalah lain, atau di luar pokok pembicaraan, kecuali hal itu memang saling berhubungan dengan isi negoisasi yang sedang kita bicarakan.

            Selain itu dalam pembicaraan tersebut hindari istilah pasti, jangan gunakan kata-kata tersebut, tetapi jangan pula gunakan kata-kata tidak akan, selalu, atau membicarakan tentang tingkah laku dan keturunan.

            Jangan pula kita beranggapan bahwa anda perlu meyakinkan orang lain untuk mencapai pemenuhan yang memuaskan terhadap masalah tersebut.

            Inisiasi terjadi, jangan ada kata penghinaan dan istilah yang mengancam, karena itu tidak ada manfaatnya sama sekali, terhadap anda juga terhadap lawan bicara anda. 

            Jangan biarkan penghinaan yang berada dalam pikiran anda, menguasai anda, suatu penghinaan itu menyimpan dendam, yang akan melahirkan penyakit hati dalam diri anda.

            Hendaknya selalu mengadakan konsultasi atau silahturahmi terhadap rekan dan sahabat anda, karena dibalik itu akan adanya saling mengerti dalam permintaan diantara yang di harapkan selama ini.

            Perlu pula di ingat secara lantang, jangan sampai kita putus komunikasi, sebab dari hasil pembicaraan yang lakukan tersebut, akan adanya suatu kesimpulan akhir dari pertemuan demi pertemuan, dari itu pula kita akan dapat untuk melakukan tindakan yang tepat.

Langkah berikutnya, adalah mulailah melakukan proyeksi, yaitu apa dan bagaimana langkah-langkah yang akan di bicarakan nanti sehingga hasilnya akan benar-benar sukses dan sesuai dengan rencana yang di harapkan semula.

            Untuk tetap hubungan terjalin dengan baik, selalu berpikiran dengan positif, jangan pula berharap menang dalam pembicaraan, tetapi yang paling penting itu adalah adanya kesepakatan dari pertemuan tersebut.

            Bukan memastikan diri agar kita berhasil, tapi sebaiknya berusahalah bagaimana orang yang anda hadapi ikut senang dan menyetujui usulan anda, bukan berharap memaksakan diri pada orang atas permintaan anda dengan cara apapun.

            Karena banyak yang menang tetapi ia justru telah memutuskan hubungan dengan orang lain, tapi sebaiknya berusahlah untuk lebih menyakinkan keberhasilan dalam rencana, namun orang lain juga ikut senang dengan hasil yang kita inginkan tersebut.

            Berusahalah untuk menikmati hasil yang kita peroleh dengan adil, bukan hanya kita pribadi saja yang menikmatinya, karena kita juga harus menyadarinya bahwa hasil yang kita peroleh tersebut adalah juga adanya hak-hak otang lain, artinya hal itu juga pantas untuk kita berikan pada mereka, agar hasil yang kita peroleh dapat sehat kita rasakan, tanpa ada beban yang merusak dalam benak dan pikiran nantinya.

            Dalam kerjasama kita hendaknya selalu bermupakat dalam menikmati hasil yang kita peroleh tersebut. Apalagi itu pekerjaan yang memerlukan orang lain, jadi mengapa tidak kita ikut sertakan orang lain, jika itu memang butuh orang lain dalam pekerjaan tersebut.

            Kalau kesepakatan itu tidak terjadi, boleh dianggap kesepakatan kita telah gagal, jika itu benar-benar gagal jangan berhenti hanya di situ, tetapi berusahalah karena itu baru awal dari menuju kesuksesan.

            Ingatkah di masa lalu, ketika pertama kali tertarik pada seorang wanita, kita berusaha ingin dekat dengannya, lalu berusaha ingin tahu namanya, kemudian dimana alamatnya, berusaha keras kita untuk mendapatkanya. Hanya karena agar ia tertarik pada kita.

            Artinya pertemuan pertama adalah awal dari untuk pertemuan yang berikutnya, rencana selanjutnya tentu memerlukan berbagai persiapan yang harus kita program dengan sempurna.

            Setelah terjadi kesepakatan diantara kita maka pertahankan dengan baik, menjaga hubungan dan pembicaraan yang saling menghargai diantara setiap pembicaraan yang kita sampaikan tersebut, jangan sampai terjadi saling tuding yang sangat tidak berarti. 

            Buatlah suatu pembicaraan yang berencana, lalu  programkan dari hasil pertemuan itu, untuk di evaluasi kemudian perbandingkan, lalu pilih kerjasama yang mana  yang layak untuk di lanjutkan, agar hubungan bisnis yang kita  lakukan  itu saling menguntungkan, hubungan sesama  manusia  terjalin harmonis, atua juga dengan hubungan terhadap alam semesta.
           
Menjalin hubungan atau  komunikasi, hubungan  dengan  alam antara  manusia  adalah berinteraksi  dengan  lingkungan  dan  manusia, sadar  akan  lingkungan maka alam semsta, itu adalah  kuat  keterkaitanya sejak zaman filsafat  kuno.

            Hubungan  manusia  dengan  Allah, itu  adalah  aturan  dalam  agama yang  patut kita  ikuti, karena  itu  akan  menjadi  titik tolak  ketakwaan.

            Hubungan seorang manusia dengan Allah adalah bentuk ketaatan yaitu melaksanakan ibadah. Dari ibadah akan berimplementasi terhadap kehidupan sosial seseorang. Konsistensinya melalui ibadah. Akan tampak dalam kehidupannya sehari-hari, dan akan  memberikan  warna  pada perilakunya  yang  displin, pada  kebenaran  dan  akan  menolak  pada  penyelewengan.

            Hubungan  dengan  sesama  manusia, paling  utama  adalah orang tua, ini hubungan yang terkait erat, akibat  suatu  perkawinan.

            Sadarkah  kita? Bahwa lahirnya  seorang  anak  manusia  hasil  dari  perjuangan  yang  berat  antara  ibu  dan  ayah. Dari  hubungan  ini  akan  tampilnya  kasih dan  sayang  dalam keluarga. Sangat  perlu  juga  di  sadari  hubungan  atau  komukasi  itu  bukan  hanya  dalam  bentuk  materi  semata, yaitu  hubungan  kasih  sayang. Meskipun  di  zaman  modern  ini  hubungan  atau  komukasi  dalam  keluarga  cenderung  merenggang. Hal  ini  karena kesibukan  pekerjaan  yang  mempengaruhi  kehdiupan  manusia, sehingga  terjadi  berbagai  masalah dalam  keluarga, adanya  selingkuh, kenakalan  remaja.

            Hubungan  sesama  masyarakat  adalah  hubungan  yang akan menjadi  aktulisasi dari ibadah  yang  di  lakukan, itu  akan  tampil  di  masyarakat. Kumonikasi  itu  butuh  hak, yaitu adil  dan  kebenaran, maka  hubungan  akan  terjalin  baik, tidak  berat  sebelah, silahturahmi akan  menjadi  komunikasi yang  bermanfaat.

            Karena  dalam  komunikasi  memiliki  aturan  yang  itu  harus  kita  yakini, kita  bertanggungjawab  apa  yang  kita  sampaikan, yang  memiliki  prinsip-prinsip, yang  kita  harus  mampu  untuk  menjalankanya, dalam  kondisi  dan  keadaan yang  bagaimanpun.

            Sangat  perlu  kita  ingat  adalah, manusia  memiliki  tugas  di  muka  bumi  ini, yang di berikan  kemampuan  untuk  mengelola, memelihara, terjali  kebahagiaan  dan  kesejahteraan  pergaulan, kesejahteraan  hidup  manusia. Karena  kebahagiaan  itu  merupakan tujuan  yang  di  capai. 

             Jika demikian itulah  komunikasi yang sangat  penting untuk di  ikuti.  Artinya Hubungan atau  komunikasi  pertama adalah awal dari untuk pertemuan atau  komunikasi  yang  berikutnya, rencana selanjutnya tentu memerlukan berbagai persiapan yang harus  kita program dengan sempurna.

            Membuat kesepakatan yang baik diantara kedua belah pihak, lalu jaga hubungan  yang pembicaraan itu akan selalu saling menghargai, apa-apa yang  kita  sampaikan tersebut, hindari perbuatan yang  hanya menuding, semua itu tak aka nada arti.

            Bila sudah terjalin hubungan baik, pertemuan yang sudah kita lakukan itu, baiknya di evaluasi, ibarat kita akan membangun  sebuah gedung, bukankah kita tidak membuat atapnya terlebih  dahulu, tapi  kita buat  sketsa  dahulu, kemudian rencana perhitungan dana untuk membangun. Tetapi  untuk pekerjaan awalnya  adalah  pondasi. Jadi jika ingin menjalin kerjasama itu yang  paling perlu di perhatikan adalah hubungan yang harmonis.

            Jadi sangat dibutuhkan perhitungan yang tepat, mulai dari awal pembangunan yaitu pembuatan pondasi, dana yang dianggarkan tersebut di rencanakan.
            Jika pembuatan pondasi juga dibutuhkan suatu perhitungan keseimbangan, yaitu antara pembuatan pondasi dan lainnya, mengapa demikian? Untuk menikmati rumah yang indah ternyata membutuhkan kesabaran dan usaha yang keras.

            Jika terjadi juga kegagalan dalam langkah suatu pembangunan, dan berkerjasama dalam suatu program proyek artinya itu membutuhkan intropeksi terhadap diri kita sendiri, bukan justru mengkambing hitamkan orang lain. Atas kesalahan yang kita lakukan itu.

            Renungkan diri kita, lalu bangkitlah lakukanlah pemanasan pikiran yang penuh dengan semangat, lalu muailah dengan langkah-langkah baru kembali, yang memiliki kekuatan  bentuk harapan baru untuk langkah kesuksesan berikutnya, karena sukses tidak datang dengan sendiri.

            Persiapan dibutuhkan dengan semangat baru, lakukan perenungan, Kholwat atau lebih di kenal dengan memulai meditasi.
               








   








Bagian V
MEDITASI


                Siapapun manusianya tak akan pernah terlepas dari suatu masalah, dalam perjalanan hidupnya di muka bumi ini. Beraneka ragam masalah yang dihadapi oleh manusia, mulai dari yang kecil hingga masalah besar.

            Masalah datang pada kita bukan dihindari, hadapi tapi selesaikan dengan baik dan cari solusinya, hadapi dengan tenang. Dan persiapan yang maksimal, tentu akan menemui peyelsaianya yang baik dan itu memang kita harapkan sebelumnya.

            Jalan terbaik, langkah awal yang kita lakukan adalah dengan kholwat atau akan lebih di kenal dengan sebutan meditasi, itu istilah umum yang di gunakan, kholwat artinya menyepi di tempat yang sunyi lalu melakukan perenungan yang dalam dengan bacaan yang sudah ditentukan dalam waktu yang juga sudah di tentukan, sedikit-dikitnya adalah dilakukan selama empat puluh hari lamanya . 

             Tradisi ini di lakukan sudah dari sejak zaman dahulu, dilakukan oleh para rasul Allah dan orang –orang utusan Allah lainnya, seperti para wali-wali Allah, hal itu dilakukan untuk lebih tepat dalam menjalankan tugasnya sebagai penyampai risalah-risalah agama.

            Lebih sering orang mengatakannya itu adalah dengan jalan meditasi, meskipun sesungguhnya itu adalah kholwat, baiklah disni kita bukan akan membahas mengenai arti dari kholwat, tapi guna pelaksanaannya tersebut.

            Mengenai pelaksanaan meditasi atau kholwat ini, bukan saja di gunakan oleh orang-orang yang akan berniat baik, tapi juga dilakukan oleh para normal, baik untuk kebaikan atau untuk sebaliknya.

           Paranormal atau dukun, yang sering berhubungan dengan dunia mistik, ia sangat sering menjalankan meditasi, karena kalau kholwat itu, lebih identik mengunakan kata-katanya disaat kholwat itu menyebut nama Allah semata.

            Tetapi dalam meditasi, itu di jalankan tergantung orang yang akan menjalaninya, karena hal terus berlanjut dalam penggunaanya, tentu kita bertanya, apakah manfaat dari orang-orang yang melakukan meditasi tersebut, apakah gunanya orang yang menjalani meditasi tersebut, dalam setiap langkah kehidupan manusia.

            Disini kita pakai kata meditasi, meditasi dari beberapa pendapat mengatakan, dari meditasi  memiliki suatu kekuatan besar, yang kadangkala tidak dapat diduga sama sekali oleh orang-orang yang melakukanya, kadangkala sangat di luar dugaan, bahkan hasilnya di luar perkiraan.

            Paranormal banyak yang menggunakan meditasi, hal ini di gunakannya untuk membaca sesuatu yang di luar kemampuannya yang dia miliki. Banyak orang yang tidak perduli dengan meditasi ini. Kita ingat sekali bahwa nabi Muhammad untuk memohon sesuatu pertolongan yang sangat berat di hadapainya, ia pergi ke goa, yaitu melakukan kholwat atau meditasi tersebut.

            Menjadi pertanyaan adalah, banyak umat manusia saat ini tidak mau menggunakan kholwat, atau meditasi sebagai jalan untuk  memahami dirinya atau untuk memohon petunjuk tersebut.

            Jadi sesungguhnya meditasi ini adalah sangat diperulukan, tetapi mengapa banyak orang tidak mau menjalankan ini, padahal untuk meditasi itu bukan hanya nabi, para wali, atau ulama saja, atau dukun saja, tetapi itu boleh di jalankan oleh siapapun, yang ingin menggunakannya,atau menjalani, tentu saja semuanya itu tergantung manusianya itu sendiri.

            Artinya siapapun butuh melakukan meditasi ini, karena ini adalah bagian dari kebutuhan akan petunjuk dari sang maha pencipta untuk diri kita yang sangat butuh akan sebuah petunjuk dari keinginan yang sangat kita harapakan, dalam menjalani roda-roda kehidupan di muka bumi ini, karena bumi penuh dengan berbagai masalah dan rintangan yang kita hadapi, dalam setiap harinya.

            Kalau begitu meditasi ini sangat perlu kita lakukan, lalu apa sih gunanya kita untuk melakukan meditasi? Tentu saja ini bukan suatu perbuatan yang sia-sia, mengapa demikian karena sudah terlihat betapa besar fungsinya, seorang rasul saja melakukan meditasi, tidak ada perbuatan yang di lakukan oleh seorang nabi itu adalah perbuatan yang sia-sia.

            Lalu dimana kita akan melakukan meditasi tersebut? Jawabnya tentu tidak di sembarang tempat, artinya ada di tempat tertentu, yang menurut kita tempat itu tenang untuk melakasanakan meditasi tersebut. Jadi meditasi dapat dilakukan dengan keadaan yang tentram, karena nabi saja untuk melakasanakan meditasinya di sebuah goa.

            Sekali lagi tidak dapat meditasi di sembarang tempat, jadi pada suatu tempat yang tentu saja aman, dari semua gangguan, mahluk hewan atau lainnya.

            Jelas sudah di tempat yang sangat sunyi, aman dan tentram, yang tentu saja jauh dari hiruk pikuk suara-suara yang justru akan mengganggu konsentrasi kita nantinya. 

            Dimana kita seharusnya melakasanakan meditasi tersebut, tentunya tidak di sembarang tempat, contohnya sudah jelas bahwa seorang rasul saja untuk menerima petunjuk dari Allah, ia melakukan meditasi atau kholwat tersebut, di suatu tempat yang sunyi, suatu tempat yang betul-betul aman saat kita melakasanakan meditasi tersebut.

            Jangan sampai kita terganggu disaat melakasanakan meditasi tersebut, mulai dari suara hingar binger kota hingga suara teriakan dari apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan dari meditasi tersebut.

            Tempat yang menurut anda memang tenang dan aman, sehingga pelaksanaan meditasi tersebut penuh dengan konsentrasi yang baik. Juga induvidu yang akan melaksanakan meditasi membutuhkan suatu persiapana juga, karena orang yang akan meditasi juga harus mempersiapkan diri, pikiran dan yang bersangkutan harus betul-betul tenang, tidak dalam keadaan galau.
            Artinya persiapan itu adalah mulai dari mental, yaitu mental yang bersih, sikap yang bersih, terlepas dari rasa iri, dengki, sombong. Kalau sikap ini masih bersemayam dalam hati maka cenderung pelakasanaan meditasi tersebut tidak dapat di laksanakan, artinya pelakasanaan meditasi tersebut tidak akan menjadi sempurna, itu membutuhkan sikap-sikap dan jiwa yang tidak di kotori oleh sikap sombong. Rasa iri, dengki, bakil atau serakah.

            Disamping itu  tentu  kita  melakukan  ini  karena  keinginan  memperoleh  kedudukan yang  tinggi  di  muka  bumi  ini, juga  setelah  kematian, buat  apa  dalam  dunia  kita  terkaya  tapi  mati  dalam  keadaan  tersiksa .

            Maka  itu  para ahli  hikmah  berkata,  kalau  anda  ingin  hidup  tentram  di  muka  bumi  ini adalah  biasakan  dengan  ucapan  atau  salam,  atau  pekataan, atau komunikasi  yang sopan  serta  santun.

            Bekal  untuk  meditasi  itu  juga  di  butuhkan  orang  dermawan, senang  dengan  sedekah, mau  memberi  kepada  orang lain, sehingga  ia  akan  menjadi  tenang.

            Dalam agama  Islam  meditasi  adalah  bagian  dari  ibadah  sholat  Tahajud, yang  harus  di  lakukan  pada  saat  sunyi  di  malam  hari, sehingga  hening  suasananya.

            Untuk  dapat  melakukan meditasi  juga  di  butuhkan  sikap-sikap  yang  antara  lain, jiwa  dan  raga  selalu  bersih, senang  dengan ibadah, hubungan  dengan  sesama  mahluk, terutama  manusia.  Hati dan  jiwa  yang  selalu  control  dalam  diri  sehingga  hubungan  dengan  manusia  tidak  di  kotori  dengan  sipat  jahat.

            Meskipun demikian masih ada pertanyaan yang tersimpan di benak kita, lalu kapan sepantasnya dan sebaiknya kita melakukan meditasi yang paling tepat, kalau bukan pada siang hari dan di tempat yang sunyi, dalam agama Islam di berikan jalan yaitu tengah malam ketika keadaan sunyi sepi, yaitu salah satunya adalah dengan Sholat Tahajud.

            Jadi sudah jelas dalam Islam itu di ajarkan, suatu yang tak dapat di pungkiri lagi, dan itu dapat di buktikan, tapi sayang sangat  jarang orang-orang yang melakukan yang demikian, khususnya dari penganut agama islam.

            Jika demikian bahwa rasullullah juga telah mengajarkan bagaimana cara untuk melakukan meditasi tersebut, hanya karena orang-orang yang pandai untuk mengembangkan meditasi ini, maka mereka menyebutnya itu adalah meditasi.

            Artinya ini di gunakan oleh semua orang, hanya beraneka ragam saja orang yang menyebutnya, tapi itu bukan persoalan yang terpenting disini, bagaimana kita cara melaksanakan, karena tidak mungkin melakukan suatu perbuatan yang sia-sia dan tanpa ada manfaatnya, baik bagi dirinya, juga bagi orang lain, dan orang  pengikutnya dizaman itu, hingga berguna sampai kepada dizaman kini. 

            Kholwat ini dikembangkan oleh para ahli psikologi dengan sebutan mereka adalah meditasi, kembali kita merenungkan kapan waktu yang tepat untuk mulai melaksanakan meditasi tersebut, kita perhatikan para tokoh agama dunia memparktekan meditasi ini dengan berbagai ragam dan cara yang mereka lakukan.

            Meditasi ini telah di lakukan suatu uji coba oleh para terdahulu, dengan percobaan dan demi percobaan mereka lakukan, sehingga meditasi itu juga sangat baik di lakukan pada pagi hari, yaitu sebelum kita melakukan kegiatan apapun di saat bangun tidur. Dimana orang-orang yang masih banyak tidur dengan nyenyaknya kita lakukan itu meditasi dipagi hari, tentu maksudnya jangan sampai kita terganggu pada saat melakukan meditasi.

            Lebih baik lagi kita lakukan meditasi itu dipagi hari dan juga di sore harinya, artinya disaat baru bangun tidur dan juga disaat akan menjelang tidur, sekali lagi tempatnya untuk melakukan mediasi itu supaya ditempat yang aman dan tenang.

            Jadi sangat perlu kita ketahui bahwa pada saat kita akan melaksanakan meditasi itu adalah, akan banyak yang mempengaruhi pikiran dan keinginan yang akan kita renungkan dalam melakukan meditasi tersebut, kita ingat hari-hari pada hari itu, apa-apa yang telah kita lakukan pada hari itu, di ingat dengan baik.

                Jika telah menyadari semuanya maka akan terbukti kita bahwa betapa pentingnya melakukan meditasi tersebut. Kita juga ada aturan dalam melaksanakan meditasi tersebut, kita ucapkan kata-kata yang akan beda-beda setiap orang karena keinginan orang itu beda-beda.

            Boleh dalam meditasi melakukan bacaan zikir “Laillah ha illahlah” dengan menarik napas perlahan-lahan kemudian sesaat berhenti di bagaian perut, lalu direnungkan kekiri dan kekanan, sesaat napas di tahan dan hembuskan secara perlahan-lahan dengan teap membaca zikir.

            Boleh juga menggunakan kata-kata lain yang kita inginkan, aau sesuatu yang kita inginkan, intinya ucapakan kata-kata yang membuat kita dapa berkonsentrasi dengan baik dan sempurna, sehingga terlaksana meditasi tersebut dengan hasil yang benar-benar kita harapkan sesungguhnya.

            Pola melaksanakan meditasi adalah dengan duduk bersila, hal itu yang lebih dominan di lakukan oleh orang-orang terdahulu. Duduk posisi tubuh dengan dengkul dan tubuh yang tegak lurus, dengan perlahan-lahan menarik napas.
           
Hal itu kita lakukan dengan berulang-ulang, berkali-kali aau kalau kita ingin lebih tertib bisa juga dengan hiungan, namun hitungan itu jika akan menggunakan dengan hitungan yang mundur kebelakang yaitu 21-19-17-15-13-11-9-7-5-3-1, ini dilakukan berulang-ulang kali sehingga kita mengulanginya. Paling tidak disaat melakukan meditasi hal yang sama di ulang setidaknya dilulang lima kali , dengan menarik napas yang sama.
           
Untuk  melakukan hal ini, setidaknya selama dua menit, jika dapat dilakukan lebih lama adalah itu akan lebih baik lagi, maka merasakan sesuatu disaat itu, bisa saja suatu ketenangan dan kekuaan baru, bahkan mungkin akan merasakan suatu kebahagiaan, merasakan kelonggaran di dada, atau bahkan mungkin akan menghilangkan pemikiran yang berkecamuk di hati kita nantinya.
           
Di saat-saat kita melaksanakan meditasi tersebut, kita mulai merenungkan semua jalan hidup yang menurut kita adalah masalah, maka itu akan muncul, apa-apa yang terpikirkan oleh kita pada waktu itu, maka itu dapat kita singkirkan hal-hal yang tidak berguna dan yang akan mengganggu segala pikiran kita, lalu kita mulai mengambil hal-hal yang dapat di cerna dengan baik untuk tindakan yang berguna bagi kita.
            Jadi untuk itu kita akan dapat memilih tindakan yang bukan justru mencari kesalahan untuk menghindari ketidakkemampuan kita, teapi justru itu harus di hadapi dan di pikirkan apa jalan keluar yang terbaik untuk mejadikan suatu tindakan yang kita lakukan nantinya.

            Dengan kita melakukan suatu meditasi, itu sesungguhnya untuk mengulangi kembali apa-apa kejadian kita yang telah kita lakukan sebelumnya, apa yang telah kita perbuat selama ini. Lalu tanyakan pada diri kita sendiri apa yang telah kita lakukan itu adalah benar.

            Setelah itu sanggupkah kita nantinya, untuk mengenali diri kita sendiri, lalu kita akan mulai menilai diri kita sendiri, jika ternyata kia selama ini telah melakukan suatu perbuatan yang bertindak suatu kesalahan, suatu keburukan yang sangat memalukan, ternyata justru telah merusak diri kita sendiri.

            Langkah berikut adalah yang menjadi pertanyaan, mampukah akan megoreksi diri sendiri dengan kejujuran, kalau salah kita akui semua kesalahan yang telah kita lakukan, mampukah kita menyadarinya bahwa kita telah menyiksa diri kita sendiri selama ini. Sesungguhnya tidak ada orang lain yang akan memperbaiki kita sendiri kecuali kita sendiri.

            Untuk maju atau mundurnya kita adalah semuanya tergantung pada diri kita sendiri, untuk menyadarkan diri kita itu adalah kita sendiri, memang tidak mudah untuk dapat mengkoreksi diri kita sendiri, untuk menyadarinya, bahwa kita telah banyak berbuat salah selama ini, untuk mengakui diri sendiri adalah memang bukan yang gampang, bagaimana sesungguhnya untuk menyadari perbuatan kita .

            Langkah berikunya adalah, kita sendiri yang akan memberikan kemampuan pada diri kita sendiri, karena itu akan sangat berguna sekali, sehingga akan dapat kita ketahui bagaimana kemampuan kita dalam menerima tanggungjawab yang kita lakukan, sejauhmana kemampuan kita untuk melakukannya nanti.

            Kemampuan itu ada pada kita sendiri, kita sendiri yang tahu sejauhmana kemampuan kita, bukan kita bertanya pada orang lain, atau oleh karena bantuan orang lain, jadi sesungguhnya apa yang anda lakukan itu lakukanlah.

            Karena tidak akan datang orang memberikan rahasia kemampuan anda kepada anda, kecuali anda sendiri, oleh karena itu anda sendiri yang tahu bagaimana kemampuan anda itu.

           Dari meditasi itu akan muncul, pemikiran yang murni, pemikiran yang berguna untuk dirimu, untuk orang lain, sehingga nantinya anda sendiri yang memiliki kemampuan untuk memilihnya nantinya.
                                                                                                                                               
            Disanalah nantinya akan merasa adanya kebahagiaan yang muncul yang anda rasakan, yang tidak dirasakan oleh orang lain, anda justru merasa senang dapat membantu diri sendiri, anda dapat bahagia setelah berhasil membantu orang lain, artinya bukan suatu yang mudah untuk mengetahui sebatas mana sesungguhnya kemampuan yang telah kita miliki sesungguhnya, hanya kita sendiri yang memiliki kesempatan untuk dapat mengerti akan diri kita sendiri, bukan orang lain. Jadi jangan pernah berharap bahwa kesempaan itu akan daang dari orang lain, tapi dari kita sendiri.

            Namun sehubungan dengan itu, jibril berkata pada Nabi Muhammad Dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar Asqolani mengatakan,” hiduplah kamu sekehendakmu, tapi ingat kamu akan mati, cintailah orang kamu kehendaki, tapi sudah pasti kita akan meninggalkanya. Tapi beramallah kamu, pasti akan mendapat balasanya.’

            Jiwa seorang harus juga di bekali dengan amal-amal yang baik, bukan hanya di selimuti oleh nafsu, nafsu yang membebani dirinya, karena nafsu serakah, tamak dan rakus, itu akan menghalangi diri untuk konsentrasi dalam meditasi.

            Jadi kemampuan untuk menyadarkan diri kiat sendiri adalah kita sendiri yang harus berusaha sepenuhnya untuk kita sendiri, oleh karena itu bukan hal yang mudah, untuk menilai kemampuan diri kita sendiri itu, dan untuk menyadarinya atas diri kita sendiri.
Tentu saja bila kita telah mengetahui akan kemampuan diri kita, maka akan kita ketahui sejauhmana sesungguhnya tanggungjawab yang yang harus kita lakukan, setelah itu akan tahu kita apa langlah selanjutnya yang harus kita lakukan, itu langkah yang terbaik baik kita.

            Ketenangan akan dapat kita rasakan dengan sendirinya, ketenangan itu kia sendiri yang akan merasakanya, bukan orang lain, apalagi bantuan orang lain, jadi tenang dan bahagia itu adalah milik kita, oleh karena itu mencapainya adalah dari usaha kita bukan uasaha orang lain.

            Itu pemikiran dan yang akan kita lakukan adalah sudah pemikiran yang benar, jika di jalani dengan hasil meditasi tersebut, maka kebahagiaan itu akan dapat kita rasakan dalam diri kita, jadi tentu saja kalau anda sendiri telah merasakan suatu kebahagiaan tentu saja ingin pula membagi kebahagiaan itu kepada orang lain, sehingga kita lebih merasakan bahagia bila telah berhasil  setelah berhasil membantu orang lain dengan baik dan juga dengan ihklas , serta tanpa merasa bangga dengan membantu orang lain, maka kebahagiaan itu sudah di nikmatinya.

            Tentu saja setelah kita menyadari bahwa kita telah memiliki kemampuan untuk diri sendiri, maka akan datang sendiri daya pemikiran kita, apa yang akan kita lakukan selanjutnya.Mulai terasa adanya suatu ketenangan dalam diri kita, bukan ketenangan karena orang lain, atau dibantu orang lain, tetapi ketenangan itu muncul, sehingga ingin melakukan sesuatu maka lakukanlah itu.

            Muncul pemikiran murni kita yang akan membawa pada pemikiran baru, akan kembali memberikan jalan suatu kebahagiaan, sehingga ingin pula membagi bahagia itu pada orang lain, sehingga muncul selalu ingin membantu orang lain.

            Selalu  ingat  akan  kebesaran  Allah, selalu  datang  kepada  orang-orang  yang  dapat memberikan  nasehat  kepadamu. Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya sabar dalam  menghadapi  cobaan  hidup,  sabar dalam  menghadapi kesulitan, sabar  dalam  melaksanakan aturan-aturan  atau disiplin  dalam  rencana, namun  hindari  dari  perbuatan  yang  zalim  atau  perbuatan  maksiat.     

            Sehingga tiada lain dalam pikiran akan selalu memiliki pemikiran yang selalu brilian, oleh karena itu bila ingin melakukan sesuatu maka lakukanlah. Jika sudah melakukan meditasi, agar timbul suatu pemikiran, bagaimana tindakan anda setelah melakukan meditasi.
                                                                                                                                               


Bagian VI
INGIN MELAKUKAN
SESUATU LAKUKANLAH


Setelah melakukan meditasi, akan muncul gagasan yang baru, tindakan dan gerakan-gerakan yang menjadikan langkah untuk berbuat sesuatu yang ada dalam benak kita yang terbaik bagi diri juga bagi orang lain.

            Dorongan kuat akan muncul dalam pemikiran kita, sehingga bertanya harus berbuat apa, artinya pada tahap ini, mulailah dengan suatu rencana-rencana baru yang muncul, tulis setelah tergambar dalam pemikiran kita.

            Mulailah evaluasi apa –apa yang telah kita lalui. Apa yang yang telah kita lakukan, apa saja kesalahan yang telah kita lakukan selama ini, apakah banyak yang baik atau justru banyak yang buruknya, mampukah kita akan melakukan suatu untuk menyatakan bahwa kita selama ini telah banyak berbuat kesalahan, lalu memang banyak kesalahan maukah kita untuk merubahnya agar dapat merubahnya, bukan justru kita untuk menyimpanya, atau menutupi kesalahan itu, agar kedepan untuk memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan reformasi diri.

            Bila  kita masih sedikit meragukan tentang pemikiran kita itu, maka datanglah kepada tokoh-tokoh agama, kepada para ulama, petunjuk yang sesuai dengan  apa yang kita harapkan sesungguhnya.

            Kita berusahalah untuk menemui orang-orang yang dapat di ajak untuk bermuswarah, beristiharoh, sehingga kita dapat menemukan persoalan, tentu saja setelah tahu persoalan maka akan dapat pula menemukan penyelsaianya, setelah menemukan jawabanya, maka lakukanlah tindakan yang ingin di lakukan.

            Jangan pernah menunda-nunda permasalahan, perbedaan adalah suatu panorama yang untuk di kombinasikan sehingga menjadi bentuk yang bagus bila di pandang mata. Jangan ragu-ragu untuk bertindak, persiapkan diri anda untuk melakukan suatu tindakan.

            Bila sudah ditemukan penyelsaian yang baik lakukanlah, namun untuk melakukan tindakan itu, dibutuhkan waktu-waktu yang tepat, untuk memulai kembali jalan baru, bukankah setiap pembangunan suatu yang sudah rusak parah saja itu perlu di lakukan tindakan perbaikan, sehingga orang-orang yang akan melalui jalan itu akan merasa nyaman, sehingga tujuan yang akan di capai oleh setiap orang yang melalui jalan itu tidak terganggu, merasa nyaman dan semua urusan yang akan di tuju  akan tercapai tanpa adanya rintangan. 
 
            Waktu yang tepat  adalah suatu awal dari suatu tindakan, perlu di perhitungkan waktu-waktu yang tepat, itu untuk memulai tindakan, karena jangan sampai sembarangan waktu, karena aral merintang yang akan datang juga harus jadi perhitungan, karena rintangan bukan di hindari tapi di hadapi dan selesaikan.

Harus memiliki perhitungan yang tepat, dan jangan sampai sembarang kita melakukan suatu tindakan tersebut, jangan sampai mengecewakan kita sendiri, atau bahkan akan mengecewakan orang lain, tapi lakukan tindakan yang epat sehingga hubungan dengan orang lain akan menjadi baik.

            Perhitungkan dengan baik, siapa-siapa yang akan kita hadapi tersebut, mulai dari diri sendiri, keluarga, sahabat dan orang-orang yang akan menjadi hubungan bagi kita.

            Tindakan kita akan jadi perhatian orang lain, perbuatan sosial yang kita lakukan adalah nilai –nilai dalam langkah kehidupan dimasa-masa yang akan datang, karena ucapan dan indakan hari ini akan di tuai di masa yang akan datang, dalam waktu dan tiap tindakan adalah diperhitungkan, karena akan memberikan suatu kekeliruan atau kebaikan adalah apa yang telah kita lakukan, perimbangan itu harus yang tepat.

            Ketenangan akan ada bila kita melakukan tindakan yang penuh perhitungan, tanpa dengan tindakan yang tergesa-gesa, karena masalah apapun itu harus dihadapi  jika memang kita ingin berhasil, seorang Thomas Alpa Edison , ketika  ia memulai percobaan, kegagalan demi kegagalan yang di hadapi, teapi ia tak juga menyerah untuk menuju kebrhasilan, ia lakukan apa yang ingin di lakukan, hingga benar-benar berhasil.

            Nabi Muhammad SAW 13 tahun melakukan dakwah kepada umat dengan kesabaran, ketabahan dan kejujuran, ribuan hinaan dan cobaan, namun rasul Allah itu  tetap tegar, tanpa sedikitpun ada keluhan dalam pikiran ataupun ia sampaikan kepada siapa saja, ia terus melaksanakan amanah dari Allah, tanpa ada rasa takut dan gentar serta tanpa ada rasa putus asa sedikitpun.

            Baik kawan maupun lawan menghargai dan mengakui keyakinan rasul Allah itu, yang meiliki semangat yang tinggi dan tak pernah menyerah, untuk berbuat suatu kebajikan terhadap kepada semua manusia, yang berada di dekatnya maupun yang berada di sekitarnya, merasa tentram tenang dan iku merasakan dilindungi meskipun ia bukan pengikutnya di masa itu.

            Di tahun 2001 penulis mengumpulkan beberapa anak jalanan, dengan semangat agar mereka memiliki jiwa yang tegar, agar mereka dapat mandiri, tidak lagi terbuai dengan perbuatan yang membawa mereka pada penyimpangan moral, keluarga, kerabat, dan tetangga
tidak ada yang mendukung rencana mengumpulkan anak jalanan itu, padahal untuk membina mereka agar idak lagi melakukan perbuatan yang menyimpang dari perbuatan moral yaitu seperti menghisap lem aibon dan lainnya, namun dengan semangat dan niat yang tulus keinginan iagar anak-anak itu memiliki sikap yang berguna bagi dirinya juga orang lain, kita mengarahkan mereka agar mau hidup yang lebih berarti, setidak-tidaknya mampu untuk sekolah kembali, atau mereka memiliki pekerjaan yang idak melanggar hukum agama dan pemerintah, pada akhirnya keinginan itu tercapai juga.

            Meskipun demikian rintangan itu akan selalu datang, ia akan datang setiap saat, dengan atau tanpa kita  ketahui, yang tidak akan pernah menunggu, hanya menunggu tindakan-tindakan bukan keluhan dan kelemahan dari orang-orang yang mereka hadang.

            Meskipun demikian tindakan itu, tentu saja suatu tindakan yang berguna yang bermanfaat bukan tindakan justru akan merusak tatanan dan  perilaku kemanusiaan antar hubungan sesama manusia lainnya. Tiap tindakan adalah tanggungjawab diri kita masing-masing, jangan pernah mencari kambing hitam atas perbuatan yang kita lakukan itu. Akan lebih baik kita selalu lakukan intropeksi diri, agar dapat melakukan tindakan yang tepat namun sangat berguna, sehingga bukan sesalan yang nantinya akan kita hadapi. 

                Barack Hoesen Obama lahir Agustus 1961, Presiden Amerika Serikat ke 44, seorang Afrika pertama menjadi presiden Amerika Serikat, ia menjadi seorang penggerak di masyarakat, sebelum menjadi guru hukum, berkerja sebagai pengajar, membuka wawasan hak-hak sipil di Chicago, mengajar hukum di universitas  Chicago, mewakili hak –hak warga dari daerah distrik  13 di senat Ilionis  tahun 1997-2004, mencalonkan diri ke parlemen  tahun 2000 namun ia tidak berhasil, sebelum menjadi presiden ia telah lakukan survey  tentang  dirinya, mampukah ia menjadi seorang presiden.
                                                                                                                                               
            Semua itu adalah gambaran orang-orang yang penuh semangat, yang tak pernah menyerah dengan apa-apa yang mereka hadapi, sebagaimana beratnya rintangan yang mereka hadapi, tidak kenal menyerah.

           Persiden Republik Indonesia yang terpilih tahun 2014-2019  Joko Widodo, hidup sederhana, berjiwa mandiri, yang tidak pernah menyerah dengan kondisi dan keadaan yang dia hadapi.  Berjuang kuliah sambil berdagang, mengajar, menjadi walikota Solo, menjadi gubernur  DKI Jakarta,  meskipun  hinaan dan berbagai  cobaan yang datang  silih  berganti, nyatanya ia berhasil merubah wajah kota Jakarta.

            Ternyata semua rintangan itu berlalu, dengan sendirinya, meskipun bertubi-tubi semuanya dapat di lalui dengan baik, menjadi pertanyaan   adalah jika orang lain mampu  mengapa kita  tidak  mampu untuk melakukanya,  karena itu semangat dalam diri jangan  pernah  berhenti.

            Seorang Aristoteles Onasis, ia selalu berada  diempat  dimana  orang  saling  membutuhkan, karena  teman-temanya   juga  banyak yang  senang padanya, bahkan  tidak  jarang  ia di   gelari sampah masyarakat, tetapi pada akhirnya  ia  menjadi  seorang  yang  milyuner.

            Jadi  sangat  jelas, bahwa  tidak ada hasil kebahagiaan itu hanya datang dengan mengharap-harap saja, tetapi semuanya di hasilkan  dengan  usaha  demi usaha yang di lakukan dengan berulang-ulang kali, tanpa keluhan dan tak pernah menyerah, terus berusaha menuju keberhasilan hingga benar-benar merasakan suatu kebahgiaan.

            Satu tindakan pertama membutuhkan tindakan yang lainnya, jika itu suatu kegagalan, maka itu adalah awal dari menuju sebuah keberhasilan, karena jelas di balik kesusahan itu  akan datangnya suatu kebahagiaan, di balik kesedihan ada kegembiraan, hanya saja semuanya itu mau atau  tidak Itu  maka ia akan tetap menggilas siapa saja yang akan di laluinya. Mampukah tiap untuk melalui rintangan yang berada di hadapanya, karena kalau naik kita tetap harus mendaki kalau diam atau turun itu adalah kalah. 

              Untuk  melakukan  suatu   tindakan, jangan langsung melakukan tindakan, jadi perhatikan lebih dulu titik tindakan yang nantinya akan di lakukan,  perhatikan apa-apa yang akan di hadapi, strategi apa yang akan di gunakan, sehingga tindakan itu  benar-benar  berhasil nantinya.

            Dari tindakan yang kita lakukan, resiko apa yang nantinya akan kita hadapi nantinya, perlu juga kita ketahui siapa-siapa yang jelas-jelas jadi penghalang bagi kita, kelemahan-kelemahan apa yang kita miliki, bukan hanya untuk di biarkan tapi direnungkan lebih dalam, kemudian dari sudut mana kita memulainnya.

            Karena dibalik tersembunyi yang tidak kita ketahui adanya suatu kelebihan, itu dalam hal kita mengamati diri kita sendiri itu. Di balik semua usaha-usaha yang telah kita lakukan itu ada kesuksesan yang menanti, tetapi ia menunggu orang-orang yang bersemangat, karena keberhasilan itu di awali lebih dulu dengan berbagai rintangan yang datangnya selalu silih berganti dengan tiada hentinya, oleh karena itu harus di sertai dengan kerja keras.

            Bukankah kita semua sudah tahu bahwa petani untuk memperoleh padi dengan kerja keras yang tiada henti, ia cari bibit, lalu di semai dahulu, baru kemudian tanahnya di garap terlebih dahulu, tanah di bajak dengan baik apakah tanahnya cocok atau tidak, karena lahannya juga   patut di perhatikan dengan baik, setelah padi di tanam masih perlu juga untuk di perhatikan dengan kedaan padinya, apakah anah sudah aman, mulai dari pupuk dan juga menganai hama lain yang akan datang mengganggu keadaan tanah dan juga padinya.

            Bukan cukup sampai di situ, masih di butuhkan suatu perawatan yang baik, tekun dan kerja keras, jika ada rumput yang mengganggu pada pertumbuhan maka itu perlu di bersihkan, perawatan ini dibutuhkan perhatian yang secara serius, inilah suau gambaran dalam roda perjalanan  tiap-tiap hidup manusia, di muka bumi ini, karena smua yang ada di alam ini adalah sebuah perbandingan yang tiada henti, perbandingan yang hanya manusia yang memahami alam ini saja yang akan tahu semua itu.

            Padi tidak dapat langsung jadi, tapi akan selalu ada hama-hama yang kecil maupun hama yang besar, datang tanpa kita ketahui, tapi bukan untuk di hindari aau di jauhi, tapi lakukan perlawanan dengan berbagai solusi yang akan menguntungkan bagi kita, juga bagi orang lain yang ada di sekiar kita.

            Setiap kita berpikir suatu kebaikan bagi orang lain, kita  dulu yang akan merasakan kebaikan itu, kemampuan kita untuk dapat, membagi bahagia pada orang lain, kita terlebih dahulu yang akan merasakan kebahagiaan itu, sebelum orang lain merasakan. 

            Rencana hidup itu memang penuh dengan rahasia, yang di ikuti oleh banyak petanyaan demi pertanyaan yang datang pada kita.  Untuk menjawabnya, untuk melakukan tindakan di butuhkan suatu keberanian tersendiri dan kepercayaan diri kita sendiri. Tetapi semakin hebatnya  kekecewaan seseorang makin berat ia  lakukan. Maka berat pula rintangan yang  harus ia lawan untuk merubah hidup  agar ia mau jujur, dengan kealpaan yang telah di lakukan.
           
            Misalnya, seorang anak perempuan  yang punya perasaan, bahwa kaum wanita itu lemah dan bodoh dari laki-laki. Kini ia sendiri telah menganggap dirinya adalah lemah. Tapi jangan pula berkata, bahwa kaum wanita  itu lemah, kaum laki-laki itu rusak budi pekertinya, hanya di pengaruhi oleh hawa nafsunya belaka. Padahal makin tahu dan mengerti kaum wanita maka akan makin tinggi derajatnya di hadapan laki-laki.

            Seorang anak perempuan muda, kadang kala mudah putus asa, sering berkata, saya tak sanggup bersaing dengan kaum laki-laki, maka jadi benci pada laki-laki.

Saya  ini terlalu baik pada laki-laki, pada laki-laki itu  buruk tingkah lakunya. Ini yang kadang kala menjadi wanita  itu tidak  percaya  diri. Sehingga senang ia sendiri, sulit ia menyatakan bahwa laki-laki itu adalah  baik baginya.

Karena wanita ini selalu tersiksa oleh laki-laki, sehingga pendapatnya beda dengan apa yang di alami wanita lain yang bahagia dengan rumah tangganya. Ia menentang tentang cinta  dan pernikahan, bahwa banyak keluhan dirinya tentang laki-laki. Ia tak mengenal namanya laki-laki yang  sejati, ia marah dan benci.

Untuk itu manusia dianjurkan dengan mereformasi diri yaitu dengan berpikir tentang diri bukan  senang sendiri, ia anggap hidup ini tipu daya, ia anggap hidup rumah tangga tidak bahagia, tapi tak mau bahwa ini adalah karena kesalahan dirinya, ia lebih baik mati rasanya. Inilah hidup yang berjalan seperti sebuah lingkaran setan.

            Selanjutnya terpenting  sekali  adalah  suatu  persiapan  diri  untuk  melakukan  suatu, ingin  melakukan  sesuatu  lakukanlah, lalu  apa  saja  yang  perlu di lakukan persiapan  itu? Yang  paling  utama adalah kehormatan  diri  kita  terlebih  dahulu.

            Memelihara  kehormatan  diri  ini  adalah  sangat  berkaitan  sekali  dengan diri kita sendiri, tindakan  itu  adalah menjaga  kehormatan  diri  dengan menjaga  kesucian  diri. Sebuah pribahasa  mengatakan, ”air arang di sauk, ranting  orang di  patah, adat  orang di turut,” makna  dari  pribahasa  ini  adalah, seseorang  itu  harus  memiliki  kepandai  untuk  dapat  menyesuaikan diri  dari  lingkunganya  yang  baru. 

            Menjaga diri  juga  termasuk menghindar  dari makanan  haram, mengisi kehidupan  ini  dengan  jalan  halal. Menghindari  diri  dari  perbuatan  yang  haram, menghindari  diri  dari  perbuatan  haram  itu  antara  lain, menjauhkan  diri  dari  perbuatan  mencuri, menipu, korupsi  serta  perbuatan lain  yang  merugikan  orang  lain.

Salah  satu  untuk  mengembangkan  hubungan  itu  adalah  dengan pernikahan, itu untuk  menjalin  hubungan  satu  sama  lain, yang  mulanya  kita  tak  saling  mengenal  kini  menyatu  dalam  hubungan, itu  sebagai  pembuka  jalan  untuk  pengembangan  apa yang nanti  kita  lakukan.

            Selain  itu  untuk  menjaga  diri  kita  dari  perbutan  zina, yang  akan  merusak  kemampuan  berpikir  yang  jernih, sebagai  persiapan  menuju  tindakan  selanjutnya.

            Itu  adalah  suatu  pengendalian  diri  pribadi  artinya  dengan  mengelola  dan  mengendalikan  jiwa, pikiran  dan  tindakan, sehingga  ia  tidak  mengikuti  hawa  nafsu  belaka.

            Mengapa  demikian? Karena  hawa  nafsu  itu  cenderung  kita  akan  melakukan  tindakan  yang  sembrono, ceroboh,  tidak  perduli  dengan  kondisi  dan  keadaan, padahal untuk  kita  bertindak  itu  harus  selalu  dalam  keadaan  kebenaran  dan keadilan.

            Nantinya  akan  memiliki  kemampuan  yang  akan  tampak  pada  sosok, seorang  yang  memiliki  suatu  kepribadian. Sehingga  akan  memiliki  kehormatan  pada  dirinya, pada  keluarga  dan  masyarakat.

Inilah  persiapan  diri  ketika  akan  melakukan  tindakan, salah  satunya  adalah dengan  kesabaran. Sabar  dalam  arti sesorang  memiliki  kekuatan  yang  ampuh  untuk  melakukan  suatu  tindakan. Karena  ini  adalah  sikap diri  seseorang yang  berproses.

            Kemudian  hal  itu  akan sangat  mempengaruhi  sikapnya, karena dari  sabar  itu, ada nilai-nilai yang  tersimpan  dalam jiwa seseorang, sehingga  akan  tampak  menjadi  nyata  dalam  perbuatanya  di kehidupan sehari-hari.

            Persiapan  diri  itu  harus  setiap  saat, sehingga  di  dalam  melakukan  tindakan  dan keinginan, dari  persiapan  mental  yang  membuka  pemikiran  dan tindakan  yang  sesuai  di  harapkan, atau  sesuai  dengan  rencana  semula.
                                                                                                                                               
                Untuk  berbuat  sesuatu  atau  tindakan, itu  sesuai  dengan  jiwa  dan  pemikiran, namun  tindakan  itu  yang  sempurna. Dengan  kesabaran  itu, dapat  berpikir  tepat  dengan  sasaran  yang  akan  di  tuju,  namun  siap  untuk  menerima  apa  yang  akan  terjadi  dari  hasil dan  rencana  yang  telah  di  program  semula, jika  rencana  itu  tidak  sampai  memenuhi standart yang  kita  harapkan sesungguhnya.

            Disamping  itu  pula  kita  harus  siap  menerima  hasil  apa yang  kita  programkan  itu  dengan  penuh ihklas. Siap  pula  untuk  membuka  diri. Karena  dari  kesabaran  itu, siap  mebuka  diri, yaitu  menerima  kegagalan,  ihklas, mampu  untuk  membuka  diri. Juga  tidak menerima  kegagalan  dengan  sikap  keterpaksaan, karena  kalau  kita  merasa  terpaksa, maka timbul  sikap  kecewa, dan putus  asa.

            Meskipun  dalam kehidupan  ini  adalah  suatu  kebebasan, bagi  orang  untuk merasa  kecewa  atau  terpaksa, namun  karena  inilah  banyak  terjadinya  penyakit  yang  timbul  dari  diri  manusia.

            Setelah  kita  mulai  melakukan  tindakan, atau  melakukan  rencana  dan program-
program  yang  di  inginkan. Juga  harus  selalu  siap  dan  mampu  untuk  melakukan  pendeteksian  diri, dengan pemikiran  terhadap  aturan, atau  prinsip-prinsip  yang  tentunya  itu  sudah  kita  pedomi dalam  diri  kita  pribadi.

            Sangat  dan  perlu  sekali  kita  ketahui bahwa, semua  tindakan  dan  perbuatan, serta  rencana  yang  akan  kita  gapai itu, akan  selalu  ada  pengorbanan. Inilah  yang  sangat  di  butuhkan keterbukaan, keihklasan  untuk  mengorbankan sesuatu, demi  untuk yang  akan kita capai  nantinya.

            Jangan  sampai  kita  tak  mau  berkorban, misalnya masalah  waktu, dana  dan  juga  pikiran, sekali  lagi. Jika  kita  sudah  berkorban  namun  belum  juga  tercapai  apa  yang  kita  inginkan  itu, jangan  sampai  kecewa. Bangkitlah,  renungkan  dan  mabil  hikmah  dari  kejadian  yang  telah  terjadi  tersebut, yaitu  ambil  pelajaran  dari  makna  peristiwa-peristiwa  yang  telah  kita  jalani  itu. Karena  tindakan  yang  kita  lakukan  sekarang  adalah  hasilnya  itu  di  masa  yang  akan  datang.    

            Bila  rencana, atau  program  yang  kita  inginkan  itu  berhasil  dengan  sukses. Apa yang  tindakan  yang  kita  lakukan? Itu  adalah  dengan  rasa  bersyukur.

Karena  bersyukur itu  adalah, merupakan suatu  aktualisasi  terhadap   diri  sendiri, yang  membuka  diri  dengan  sikap berterima kasih, akan  hasil  yang  telah  kita  terima, saat ini.

            Rasa  syukur,  dalam kita  lakukan  dengan  suatu  tindakan  atau kita  lakukan  dengan, ucapan  atau  juga  dengan  perbuatan, yaitu  memanfaatkan  hasil  yang  telah  kita  peroleh  itu  sesuai  dengan  hasilnya.

            Misalnya, kita  mendapat  apa yang  kita  harapkan, usaha  yang  sukses, jangan lupa  kita  bertindak  adil  dan  benar, serta  bijaksana. Tidak  menjadi  lupa  diri, bila  kita  telah  berhasil  dari  keinginan  yang  selama  ini  kita  inginkan, jangan lupa  pula  bahwa  di  balik keberhasilan  yang  kita  miliki  itu  adalah ada  hak  milik  orang  lain. Apakah  itu  hak  milik  orang  lain  itu?  Yaitu  sedekah, harta  atau  hasil  usaha  kita  peroleh  itu  adalah lakukan  dengan  tindakan  bersykur, wujudnya  adalah  sedekah.

            Lain  kalau  kita  seorang  mahasiswa, yang  di  berikan  kesempatan  dengan  hanya  untuk  melakukan  belajar, maka gunakan  kesempatan  itu  dengan  sebik-baiknya. Jangan sampai  kesempatan  yang  di  berikan  itu  di  salah  gunakan. Tentu  kita  akan  tahu  apa hasilnya  bila  kita  tak belajar  dengan  sungguh-sungguh.  Maka akan banyak  orang akan di  kecewakan, bahkan  diri  sendiri  nantinya  akan  kecewa  di  masa  yang  akan  datang, karena tidak  menggunakan  kesempatan  yang  baik  itu, dengan sesuai  aturan  dirinya, disaat sebagai  seorang  mahsiswa.

            Paling  pokok  lagi  adalah  yang  harus  kita  miliki  dalam  melakukan  tindakan  adalah  memiliki  kemampuan  untuk  berdiri  sendiri. Mampu  untuk  berjalan pada  aturan, baik  itu  aturan  untuk  diri  pribadi, keluarga  atau  aturan  hukum  Negara  yang  berlaku.

            Karena apapun  rencana yang  akan  kita  lakukan maka  lakukanlah, namun mampukah  kita  menjalani  aturan  yang  sudah  ada, sehingga  kita  juga  siap  untuk  mempertanggungjawabkan  apa  yang  telah  kita  lakukan  itu. Sebuah pribahasa  mengatakan, ”Adat periuk  berkuah, adat  lesung  berdedak, maksudnya adalah  mau  mendapatkan  keuntungan harus  mau  juga  dan siap  menanggung  kerugian.”

            Kemampuan  diri  hendaknya  selalu  di  kontrol, yaitu  perhatikan  diri  kita  sendiri, dengan  pertanyaan  pada  dir  kita, mampukah aku  berbuat  ini? Jika  sudah  yakin  dan  percaya  bahwa  kita  telah  memiliki  kemampuan  untuk  melakukan  itu  mengapa tidak, lakukanlah. Jika  ingin melakukan  sesuatu  maka  lakukanlah.

            Ingat  jika  sudah  berbuat  dan  sudah  bertindak, maka  siap  pula untuk  melakukannya  dengan  resiko, atau  konsekwensinya  nanti, berani  adalah tindakan  yang  adil  dan  benar. Siap  menghadapi  keadaan  dan  kondisi  yang  bagaimanapun, sehingga tidak  akan  lagi  merubah  prinsip  dalam  tindakan  yang  akan  di  lakukan  nanti.

            Sangat  perlu  pula  di  ingat  adalah, dalam  melakukan  tindakan  itu, akal  dan  perbuatan  itu, seharusnya  dapat  berjalan  dengan  baik, berjalan  dengan  selaras. Jaga  lisanmu, karena  lisan  merupakan  bagian  dari  perbuatan  yang  terkadang, itu  dapat  menggagalkan  tindakan  atau  rencana  yang  akan  kita  lakukan, tidak sampai  menjadi ceroboh,  atau  sembrono.

Siap  pula  kita  untuk  melakukan  sesuatu  itu  adalah, dengan siap  menerima  usul  dan  saran, dengan  pemikiran, sesuai  dengan aturan  prinsip  pribadi, aturan  agama  dan  aturan  hukum Negara.   


Bagian  VII
MENIKMATI BAHAGIA


Bagi orang  yang  sudah  berkeluarga  tentu  saja  ia memiliki  pengalaman,  yaitu bagaimana ia dahulu  mendapatkan kekasihnya  yang kini   sudah menjadi istrinya, akan sangat lain pengalamannya dengan orang yang perkawinanya itu di jodohkan oleh orangtuanya.

            Setelah ia berumah tangga akan banyak lagi yang harus menjadi pikiran baginya, yaitu bagaimana ia membina rumah tangganya, agar aman, sejahtera dan tentu saja ingin sekali menikmati bahagia di dalam rumah tangganya.

            Tentunya  awal mula seorang laki-laki atau  seorang  perempuan  untuk mendekatinya, membutuhkan kesabaran, ia bertanya pada seseorang  tentang gadis itu, atau tentang  perilakunya,  cara  berjalan, cara  berkata-kata,  pergaulan dia  dengan  siapa  saja,  senyumnya, semua  tingkah  lakunya,  berusaha  semaksimal mungkin  agar  kita  berhasil  menjadi seorang  pendamping  di masa  hidupnya.

            Mengenai bahagia ini sampai Badan Statistik merilis  tentang suatu  kebahagiaan yang
disebut dengan indek Kebahagiaan 2013 (disampaikan oleh  Sory  Hary B Hamdani Kepala  Lembaga  Demograpi FEUI ; Ketua umum  koalisi kependudukan}

            Kesimpulannya sederhana, penduduk Indonesia cenderung bahagia dengan nilai indeks mencapai 65,11 menggunakan  skala 0 (paling tidak bahagia)  hingga 100 (paling bahagia) . Indeks kebahagiaan diukur berdasarkan 10 indikator  yang bersifat material dan  nonmaterial  mencakup  pekerjaan,  pendapatan  rumah  tangga,  kondisi  rumah  dan  asset,  pendidikan, kesehatan,  keharmonisan  keluarga,  hubungan  sosial,  ketersediaan  waktu  luang,  kondisi  lingkungan,  kondisi  keamanan. Rumah tangga  yang  tinggal  di perkotaan,  berpendapatan  tinggi,   berusia  dibawah 65  tahun,  dan tidak  berstatus  cerai  dapat  di  simpulkan  sebagai rumah  tangga paling  bahagia.
           
Menurut  keterangan yang di sampaikan oleh Sory  Hary  B Hamdani di media Kompas, indek kebahagiaan  harus  di maknai  dengan tepat sehingga  dapat  menjadi  informasi  berguna bagi  para  calon  pemimpin untuk  menerjemahkan  kebahagiaan  dalam  kebijakan yang  di tawarkan.
           
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap  kebahagiaan  penting sebagai  ukuran  keberhasilan  pembangunan,  sejak  2011, PBB mengajak  Negara-Negara  anggotanya  menyusun  konsep  pengukuran kebahagiaan   sebagai indikator  basis  bagi formulasi  kebijakan  dalam pembangunan. Sejak ahun 1980, Butan  telah  mengembangkan  konsep Gross National Happiness (GNH) untuk  menggantikan Gross  Domestic  Product (|GDP),  Inggris, Perancis,  Australia,  Brasil,  dan  Jerman, misalnya  sejak beberapa tahun terakhir   yang  mengembangkan  konsep indkator  kebahagiaan,  mereka menyadari    bahwa  keberhasilan  pembangunan  itu  bukan  hanya  di tinjau  dari  hal-hal  yang  bersifat  material saja , tetapi  juga  nonmaterial.
            Menurut  kamus besar  bahasa  Indonesia   edisi  ketiga (2002),  bahagia  di defenisikan  sebagai  keadaan  atau  perasaan  senang  dan  tentram  (bebas  dari  segala yang  menyusahkan).  Kebahagiaan  sendiri  di artikan  sebagai  kesenangan  dan  ketentraman  hidup.

            Secara  ilmiah  kebahagiaan di definisikan berbeda   oleh masing-masing  ahli. Sebagian  literature menyebutkan happiness  merupakan  subyektive  well –being |(kesejaheraan  induvidu yang  sipatnya  subyektif).  Kebahagiaan  bersifat  subyektif   karena  di  maknai  berbeda oleh setiap  orang  terkait  penilaian  seseorang  apakah  dirinya senang atau  susah. Kesenangan  atau  kesusahan  bergantung  pada  persepsi  apakah dirinya  mampu berfungsi dengan  baik(bagi dirinya sendiri, keluarga  dan    Masyarakat)

            Psikolog dari  Universitas  ilionis, Ed Diener (2004) , mengatakan  kebahagiaan  merupakan  komponen  utama  dari  good life . Kebahagiaan  dimaknai  sebagai  kesenangan,  kepuasaan  diri, emosi  positif,  dan hidup  yang  penuh dengan  arti.  Bagi sebagian  ekonom  seperti  Yew Wang ng  dan Adrew  J Oswald, kebahagiaan itu  identic  dengan  kesejahteraan.
           
Para antropolog  membedakan kebahagiaan  ke dalam  dua  dimensi, yakni  induvidu  dan sosial.  Dimensi  induvidu terkait  perasaan yang menyelimuti  induvidu  itu,  sedangkan  dimensi  sosial  melihat   kebahagiaan  sebagai  hasil  dari  interaksi  antar  induvidu. Kebahagiaan  dapat  meningkatkan  jika interaksi  antar  induvidu mampu  untuk menciptakan    efek  positif. Prasyarat  terpenuhi  kebahagiaan  secara  sosial adalah  rendahnya  kesenjangan  di  antara  induvidu  yang  saling   berinteraksi.

            Bruno  Frey (2006) dalam bukunya  Happiness A Revolution  in  Economics,  weel-being, dan  life   satisfaction   sering  di gunakan  secara  bersamaan  untuk  terminologi  kebahagiaan.  Faktor  penentu  kebahagiaan  seseprang  bukanlah  sekedar  faktor  material,  melainkan  juga  nonmaterial  seperti  keharmonisan  dalam  keluarga  dan  hubungan  dengan  teman, tetangga,  ataupun  masyarakat.

            Kebahagiaan  tidak  terjadi  secara  instan   merupakan akulmulasi  dari  berbagai  faktor  dan  kejadian  yang  di  alami  seseorang.  Kebahagiaan  juga  tidak  bersifat  statis  karena  persepsi  kebahagiaan  bagi  setiap  orang  dapat  berubah   menurut  waktu  sesuai  kejadian   yang  di  alaminya.  Kebahagiaan  dapat  berubah  karena  ada  perubahan  aspirasi   dalam diri  seseorang.  Aspirasi  mencerminkan  sesuatu  yang  ingin  di capai.

            Lalu  bagaimana  kita  mengaitkan  kebahagiaan  dengan  kebijakan   pembangunan?  Berbagai  literature  menunjukan  bahwa  meski  bersifat  subyekif , tingkat  kebahagiaan   dapat  di pengaruhi  oleh  berbagai  hal.

            Pertama  rasa aman.  Kejadian  yang tidak   menyenangkan  ataupun  yang  menimbulkan  khawatir (takut)   hal itu  dapat  menurunkan  kebahagiaan.  Butuh  pemerintahan  yang  mampu   menghadirkan  rasa  aman  dan  melindungi  penduduknya.  Bisa dihubungkan  dengan  kebijakan ,  keamanan,  pertahanan.  Menjaga  stabilitas  harga-harga,  mencegah  munculnya   krisis  ekonomi,  dan menekan  tingkat   krimilitas. Rasa  aman  menurun  seiring  adanya  ketidakpastian dalam berbagai  aspek  kehidupan  masyarakat.  Hal  ini  dapat  menurunkan  tingkat  kebhagian   mereka.

            Kedua,  membangun  ekspektasi  dan  harapan  yang positif  bagi  masyarakat  sesuai kemampuan  yang  kita  miliki.  Misalnya  seorang   Presiden   dan wakil   presiden   itu di tuntut  tak hanya  menciptakan  ekspektasi  untuk  kehidupan   lebih  baik,  tetapi  juga mampu  mewujudkannya.

            Ketiga,  meningkatkan  pendapatan  berkorelasi   positif  dengan  peningkatkan  kebahagiaan.  Namun  penelitian  di beberapa  Negara   menunjukan  adanya  korelasi   yang  tidak  linear.  Tambahan kebahagiaan  cenderung tidak  sebesar  tambahan  pendapatan.

            Keempat,  menurunya   kesenjangan.  Meski perbedaan  merupakan   hal  yang  alamiah,  kesenjangan   dapat  memicu   ketidakbahagian  dalam  masyarakat.   Data  menunjukan  adanya   peningkatan  kesenjangan   pengeluaraan  di  Indonesia  dalam   beberapa tahun  terakhir   di mana  rasio  kini  naik  dari  0,36 (2007)  menjadi  0,41( 2012). 

            Kesenjangan  dapat   menimbulkan   eksplotasi  dari   pihak  yang  mampu   terhadap   mereka   yang  kurang  mampu.  Penilaian  subyektif  kebahagiaan   seseorang   juga  didasarkan   pada  kondisi  hidupnya  secara  relative  di bandingkan  dengan   orang lain.

            Kelima,  berhubungan dengan  modal  sosial.  Hubungan  antarinduvidu  yang  baik  dan  saling  mendukung   dalam  masyarakat  memegang  peran  penting  guna  meningkatkan   kebahagiaan.  Pembangunan  harus  mampu  menggerakan  modal  sosial  dan  tidak  sekedar                       
mengandalkan  modal  fisik (material)  semata.

            Keenam,  mengoptimalkan   fungsi  keluarga .  Keluarga   menjadi  wahana  pertama dan  utama   dalam  membangun  manusia  Indonesia   yang  produktip,  harmonis  dan bahagia.

            Berbagai  faktor  yang  mempengaruhi  kebahagiaan  di perlu   menjadi  perhatian  yang  khusus, meskipun  terkadang  kepemimpin  suatu Negara  juga  mempengaruhi   kondisi  dan keadaan  pembangunan,  kita  semuanya bertanya  apakah kebahagiaan  itu  adalah tujuan  hidup   kita?  Pertanyaan  ini  selayaknya  kita  jawab  pula dengan   pertanyaan  apakah ada di dunia  ini ada  orang   yang tak ingin  bahagia.

            Sudah jelas  artinya  kebahagiaan  itu  bukan  datang  begitu  saja  tanpa  sebab  dan  akibatnya,  maksudnya  untuk  memperoleh  kebahagiaan  adalah  bukan milik  seorang  saja,  tetapi  kebhagiaan  itu  berkaitan  dengan orang  lain  yang  di butuhkan  orang  lain  pada  kita.

            Hubungan  diri  kita  dengan  keluarga, tetangga, sahabat,   dan  masyarakat  sekitar  adalah   sangat  berhubungan  sekali,  karena  jika  kita  dalam keadaan   bahagia  orang  di sekitar  kita  akan  ikut  pula  untuk  merasakan  kebahagiaan   yang  tengah  kita   rasakan  itu adalah  idealnya,  karena  kalau  tidak  maka  kebahagiaan  yang   sedang  kita  nikmati  itu  juga  akan  sangat  terganggu  olehnya  yang  ingin   juga   ikut   menikmati   bahagia  yang  kita   rasakan  itu. Meskipun  itu   kita  memperolehnya   dengan  susah  payah.

            Timbulnya  kembali  pertanyaan  bagaimanakah  untuk  mengetahui bahwa  kebahagiaan  itu  telah  kita  peroleh   dan  telah  kita  rasakan,  bisa  saja   itu   dengan  harta yang  banyak   meskipun  itu  bukan   ukuran  suatu  bahagia,  karena  banyak  orang  yang  tak  memiliki   harta   yang  banyak  juga  merasakan  bahagia.
           
Meskipun semua  orang  tahu  bahwa  bahagia  di peroleh   dengan  perjuangan  yang  keras  dan penuh   resiko, usaha, doa  dan ikhtiar jalan  terakhirnya.       Kalau  begitu   ada  juga  orang  yang  banyak  harta  tetapi  ia  tidak  bahagia,  jadi  sangat  perlu  di jaga, di  perhatikan, mulai  antar  keluarga, teman, masyarakat,  serta  mau  mendengarkan pendapatnya   tokoh-tokoh  agama,  jalan  dan  bimbingan  untuk  menikmati  bahagia  secara  sempurna.   

            Menurut  Prof  Muhammad  Mutawalli  Syarawi (Ilmu Gaib 1990), Untuk  mengatasi  kesulitan  kehidupan  duniawi  dan  menyembuhkan  penyakit-penyakitnya dengan  pasti,  haruslah  dengan  mengambil  ajaran  Allah,  karena  Allah  yang  menciptakan  penyakit,  Allah  pula  menciptakan  obatnya.

            Dia lah  Allah  pencipta  manusia  dan Alam,  yang  mengeahui    baik  dan buruk,  yang  dapat  merusak   kehidupan  manusia  dan  alam.

            Dalam  interaksi (muamalah) duniawi,  kita  berpedoman  kepada  petunjuk  orang  yang   membuat  alat   untuk  memudahkan  perbaikan   alat  tersebut  bila  rusak,  karena  si  pembuat  itulah   yang   sangat   mengetahui   rahasia  alat  yang  di  buatnya.

             Karena  hasil  produksi  banyak  dan   tersebar  luas, maka  pabrik   yang  memproduksi  alat  tersebut  melatih  tenaga-tenaga  teknis  untuk memperbaikinya  bila  terjadi  kerusakan.  Juga  di  terbitkan  jutaan   katalog  yang  memberikan  petunjuk  cara-cara  memperbaiki  alat   tersebut.

           Orang  yang  tidak  mengerti  teknik  dan  tidak  pula  mempelajari  katalog,  apabila ia  coba memperbaikinya,  malah  akan  menimbulkan  kerusakan  yang  lebih  besar.

            Inilah  yang  kita  lakukan  dalam urusan  kebendaan (material),  tetapi  dalam  menghadapi  masalah  alam   semesta.  Kita  seringkali tak acuh.

            Kita  harus  yakin  sepenuhnya  bahwa  Allah  lah  pencipta  alam  semesta, dia pula yang  menurunkan  peraturan  dan system bagi  kehidupan alam  semesta.  Dia juga  telah  menyampaikan   semua  itu  kepada  kita,  tetapi  kita  sengaja  mengabaikan  dan   meninggalkan ajaran  Allah.

             Kita  juga  harus  menyadari  bahwa  yang terjadi  adalah, kita  berusaha  membuat  hukum dan  peraturan  sendiri,  hasil  cipataan akal kita  sendiri,  padahal  kemampuan  akal  kita  sangat terbatas.  Kita  yakin  melakukan  kebaikan,  meskipun  sebenarnya  kita  melakukan  perusakan.  Kita  menciptakan  teori-teori  baru  dengan keyakinan  bahwa  kita  lebih  tahu  dan  lebih  mampu  dari  penciptanya.

            Semua  upaya  perbaikan  yang  jauh dari ajaran Allah,  sebenarnya  adalah  perusakan  di muka.  Sebaliknya,  segala  sesuatu yang  diciptakan  pasti baik  dan  bermanfaat.  Matahari,  menyinari  alam  sejak   jutaan  tahun   dan  tidak  pernah  mengakibatkan  bencana   dan  kerusakan.  Bandingkan  dengan pabrik-pabrik  dan  industri  telah  menimbulkan banyak  kerusakan.
           
Nikmat yang  telah  diperoleh  tentu  itu  pantas  untuk  kita  nikamti  secara pribadi atau  bersama  keluarga,  atau  orang  lain. Jadi  memang  itu  hasil  usaha  yang  telah  kita tekuni, usaha  yang  selama  ini  memang  kita  harapkan.

Maka nikmatilah itu dengan baik,sesuai  aturan  dalam  kehidupan  diri  pribadi, keluarga  atau  bersama  orang  lain. Ada  aturan  untuk  menikamti  hasil  usaha yang  telah  kita  peroleh  itu. Aturan  itu  adalah  dengan  mengikuti  petunjuk  dari  agama  yang  kita  ikuti  masing-masing.

            Jangan  sampai  nikmat  yang  telah  kita  peroleh  itu  justru  membawa  diri  kita  kepada  kesengsaraan  diri  kita  sendiri. Lalu  apa  sih  nikmat  bahagia  yang  membawa  kita  kepada  kesengsaraan itu?

            Hasil usaha  yang  kita  peroleh dengan  susah  payah, dengan penuh  pengorbanan, secara  bahtin  dan  secara  materi. Namun  justru  kita  bawa  hasilnya  untuk  hanya memenuhi  selera  hawa  nafsu  belaka. Mulai  dari  sikap  berpoya-poya, dengan menghamburkan  pada  hal  yang  tidak  bermanfaat  sama  sekali.

            Hasil  usaha  yang  di tuntut  dengan  susah  payah  itu kita  penuhi  dengan  menikmatinya  dengan  hal menyimpang. Kita  bawa  hasil  usaha  yang  penuh  dengan banyak  pengorbanan  itu  dengan, hanya mabuk, judi  serta  dengan bersenang-senang  berbuat  maksiat  serta  pada  obat-obat  yang  terlarang.

            Ini  kesalahan   di  dalam  menikmati  kebahagiaan  yang  telah  kita  capai. Mengapa  tak  kita  bawa  menikmati  bahagia  itu  dengan baik  dan  benar. Nikmati bahagia  itu  dengan  selalu  kita  intropeksi  diri. Bahwa  keberhasilan itu  bukan  hanya  usaha  kita  saja, tapi  banyak  orang  lain  yang  ikut  andi  di  dalamnya.

            Ikut  andil  dalam  meraih  kesuksesan  itu  adalah  terutama  sekali  adalah  keluarga, sahabat  dan  rekan kerja. Jadi  jika  demikian, untuk  menikamtinya  juga  orang  lain  ikut  serta  di  dalamnya. Ingatkah  kita  ini?

            Bukan  justru  mngajak  orang  lain  untuk  menikmati  bahagia  dengan  menyimpang. Misalnya  dengan  bersama keluarga  dan  kerabat, menikamtinya  dengan  menikmati  narkoba.

            Tidak  sedikit  orang  dari  hasil  usahanya  untuk  di  manfaatkan  untuk  menganggu  orang  lain, dengan  membayar  orang  lain, untuk  meresahkan  orang  lain. Bahkan meresahkan  kelompok  lain, dengan  menggunakan  keuangan  atau  hasil  usaha  yang  selama   ini  peroleh  untuk  membuat  kelompok  yang  akan  membodohi  masyarakat, atau  membuat  kelompok  untuk  justru  menyesatkan  orang  lain. Bahkan  ada  orang  dari hasil  usaha  yang  di  perjuangkan  dengan  sekuat  tenaga, atau  hasil  bersama  dengan  orang  lain, itu  ia  gunakan  untuk  membawa  masyarakat  untuk  menentang  Negara.

            Sadarkah  kita, bahwa  setiap  langkah  yang  kita  jalani  ini  ada  yang  selalu  mengawasi  kita. Itu adalah  jiwa  dan  diri  pribadi  kita  sendiri, yang  selama  ini sudah  kita  tempa  untuk  selalu  mengikuti  kita  dalam  langkah  benar  dan  adil.

            Jika  kita  melanggar  aturan  yang  selama  ini  sudah  kita  bangun, kita  bentuk dengan  baik, maka  akan terjadi  pertentangan  di  dalam  jiwa  kita.Maka akan timbul  secara  nyata  perbuatan  yang  melanggar  hukum  pribadi  dan  juga  hukum  Negara, justru  akan  merusak  pribadi  kita  selanjutnya.

Tetapi  bila  kita  merasa  tenang, dalam perbuatan, dalam tingkah  laku  kita yang  kita  jalani, dengan  penuh  perasaan  yang  ihklas  di  saat  menikmati  bahagia  itu, maka akan  lepas  beban  perasaan yang  melanggar  bathin  kita.

            Selanjutnya  bila  nikmat   kebahagiaan  itu  mulai  di  rasakan, maka akan lahir menjadi  suatu  sikap yang  sosial, akan  timbul  sikap  perduli  kepada  orang  lain. Juga  akan  mau  mendengarkan  saran  dan ide  orang  lain, dengan  segala ketulusan  dan kemurnian  hati  yang  di  miliki.

            Maka  nikmat  bahagia  di  terima  dengan  penuh  kesadaran, penuh rasa  kebesaran  sebagai  hasil  jerih  payah, yang  di  miliki  oleh  banyak  orang, kita  hanya  sebagai selang  dari  kita  itu. Maka timbul rasa  syukur. Tidak  menjadi  sombong  dengan  bahagia  yang  kita  peroleh  itu.

            Bahagia  di  nikmati dengan  mengikuti  aturan agama, sehingga  berjalan  damai  sesuai  petunjuk  hukum  agama  dan  juga  hukum  Negara. Di  isi  dengan  ketaatan  untuk  mengikuti  aturan  amanat  diri  kita  sebagai  orang, atau  manusia  yang  memiliki  tugas  untuk  menikmati  isi  bumi  ini  dengan  aturan, bukan  dengan semaunya  saja.

            Senang  bila  ada  orang  yang  juga  ikut  merasakan  bahagia  itu,  mau  menerima  saran, serta  mau  bermupakat  dalam  kebaikan  dan  kebenarn  serta  keadilan. Karena  itu untuk  menunjukan  bahwa  diri  kita  sadar  bahwa  bahagia  yang  kita  nikmati  ini, tidak tahu  batas  waktu  yang  akan  kita  rasakan  nantinya.

            Banyak  yang  perlu  kita  ingat, juga  perlu  kita  sadari  adalah, bahwa  jangan  bangga dengan  memperoleh  nikmat  bahagi  itu, Kita  terlena, terlena  dengan  pujian  yang  di  sampaikan  oleh  lain  kepada  kita.

            Jadi  pertanyaannya  adalah  mengapa? Karena dibalik  pujian  itu  akan  tersembunyi  fitnah. Karena  fitnah  itu  akan  merusak  dirimu,  dan  juga  orang  lain, timbulnya  pula suatu  permusuhan, pertentangan.

            Walaupun  kita  tahu  bahwa  sukses  itu  kita  peroleh  dengan  susah  payah, tetapi  kita  juga  memiliki  nketerbatasan  untuk  menikmatinya. Maka  dengan  cara  apa  kita  untuk  menikmati  bahagia  itu  sesuai  dengan  diri  kita ?  yaitu  dengan  cara  mengikuti  aturan  hidup, aturan  itu  adalah  agama.

            Salah  satunya  adalah bersyukur, itu  juga  bagian  dari nikmat  bahagia, karena  mampu  menerima  apa  adanya, karena  itu  bahagia  tidak  selamanya  hanya  dinyatakan  dalam  materi, tapi  jiwa  dan  hati  yang  tenang, tenram, itu  bagian  dari  bahagia.      

            Lalu  jadi  pertanyaan  kembali mengapa  kalau  kita  selalu  bangga dengan  pujian? Hal  itu  tidak  selamanya  kita  itu  bahagia, khawatir  disaat  jatuh, atau  lenyap  masa-masa sukses  akan  meracuni  dri  kita,  bahwa  masa-masa  sukses  itu  sudah  lenyap. Ketika  tahu  bahwa  tidak  menjabat  lagi, merasa  terasing, karena  tidak  ada  lagi  orang  yang  mau menundukan  kepala  ketika  bertemu, cuek  saja. Kita  merasa stress, kecewa.

            Pantasnya  selagi  nikmat  dapat  kita rasakan, disaat  itulah  selalu  berpikir, untuk  bagaimana  agar  jangan  sampai  terlena, bahwa  bahagia  itu  tidak  akan  kekal  kita  nikmati, ia  akan lenyap, ia  akan  pergi  meninggalkan  kita  dalam  keadaan dan  kondisi  yang  bagaimanapun.

            Langkahnya  adalah  dengan  mulai  banyak  berpikir, bagaimana  untuk  menjaga kelestarian  bahagia  yang  kita  miliki, karena  dari  hasil  dan  mau  nikmat  bahagia  itu  dengan  orang  lain. Maka akan  terlahir  sikap  aman, tenang  dan  tenram. Lahir  pula  sikap yang  adil  serta  mau  bertindak  yang  benar.

            Merasa  bahagia  dengan  kekuatan  diri  yang  sertai  dengan  kekuatan  lain, yaitu budi pekerti  dan  telah  menikmati  bahagi  dengan  benar  maka  lahir  pula, orang  akan  hormat, karena  bahagia  juga  ia  mulai  rasakan  dari dirimu, maka muncul dorongan  untuk  tetap  mempertahankan  kebahagiaan  yang  ada  pada  diri  kita  itu.     


  
Bagian  VIII
MEMELIHARA BAHAGIA



Bila  kita  sudah  masuk  masa  panen,  sebuah  lahan  pertanian, di butuhkan  kerja  keras untuk  memetik  hasil  panen  lahan  pertanian, kemudian  baru lah  dapat  di  nikmati, bersama keluarga, tetangga,  teman  dan  masyarakat  yang   ada  di  sekitar  kita,  lingkungan  kerja  dan   wilayah  dimana  kita  tinggal,  iku merasakan   bahagia  yang  kita  peroleh  tersebut.

            Menurut  prof  Muhammad  Mutawalli Syarawi (ilmu gaib, tahun 1990, terbitan gema insani)  seseorang  tidak  dapat  mengetahui  dengan  pasti  rezeki  yang  akan  diperolehnya  besok,  karena  reseki  itu  hanya di tangan Allah,  meskipun ada  orang  yang  membantahnya.

            Anda mungkin  saja  mengetuk sepuluh  pintu  untuk  mencari  rezeki  tetapi  gagal, namun  di  lain  waktu rezeki  malah  yang  datang  ke tempat anda.

            Ada  orang  berkata bahwa  rezeki dapat  diperoleh dengan  sebab-sebab  dan  dengan  usaha  dan  upaya.  Memang  benar , karena  itu adalah  peraturan  Allah  yang  harus kita  jalani.

            Tetapi bisa  saja  terjadi  bahwa  pada suatu  Negara  miskin, namun  kemudian  dengan  sangat  tiba-tiba alias  mendadak  ditemukan  sumur-sumur   minyak  bumi, sehingga  dalam  waktu  yang  tidak  lama  menjadi  salah  satu  Negara  terkaya  di dunia.  Bukankah ini  suatu  hal  yang  tidak  mustahil?  Apakah  yang  menyebabkan  perubahan  tiba-tiba  itu?  Semuanya  disebabkan  karena  rahmat  dan  rezekinya  memang  tak  pernah  terduga,   dan  di berikanya  kepada  siapa  saja  yang  dikehendakinya.  Betapa   Allah  memberi  suatu  negeri   sumur-sumur  minyak  bumi  dan  tambang-tambang  emas,  tembaga  dan  lain-lain  kekayaan  alam,  sedangkan  negeri  lain  tidak  dan  tetap  miskin.

            Rezeki  yang  beredar  didunia  mempunyai  rahasia-rahasia  aneh  yang  tidak  kita  ketahui.  Takdir  Allah  berperan  tanpa  kita  rasakan  dan  ini  pantas  untuk  di  nikmati. 
           
Suatu  saat  harga  turun  tajam,  membuat  orang-orang kaya  menjadi  bangkrut  dan  melarat.  Begitu  juga  sebaliknya,  tiba-tiba  harga  barang  naik,  sehingga  orang-orang  yang  lemah  mendadak  jadi  kaya  raya.  Tatanan kehidupan  masyarakat  pun  berubah,  orang-orang  yang  dahulunya  berjalan  tanpa  alas kaki,  tiba-tiba  menjadi  pemilik  gedung-gedung bertingkat  dan  memiliki  harta  yang  besar.
           
Disampaikan oleh  prof  Muhammad  Mutawalli (Ilmu Gaib, tahun 1990 Gema Insani),  Semuanya itu  terjadi  dan  disaksikan  oleh  mata  kita.  Saya  masih  ingat  seorang  jutawan  terkenal  di bursa  New York  yang  bangkrut   karena  jatuhnya  harga  saham,  lalu  dia  menembak  orang  yang  diserahi  menangani perdaganganya dan  setelah  itu  membunuh  dirinya.
           
Semua  orang  memang  mencari  kekayaan  dan  harta,  tetapi  ada  yang  berhasil dan ada  yang  tidak,  karena  takdir  dalam  rezeki  Allah  memegang  peran utama.

            Kita  dianjurkan  oleh  agama  untuk  menempuh  jalan  ke  arah  perolehan  rezeki,  tetapi  kita  juga  harus  rela  untuk  menerima  hasil  sebab-sebab  yang  kita  tempuh  dan  menyadari  bahwa  itulah  takdir   Allah  dan  itu  rezekinya.
           
Banyak  orang  mengira  bahwa  yang  disebut   rezeki   ialah  apa  saja  yang  diperoleh  manusia,  padahal  keyakinan  seperti  itu  sangat  keliru.  Yang  di sebut  rezeki  itu  apa  yang  dapat   kita  manfaatkan.

            Memperhatikan  apa  yang  telah  kita  nikmati  tersebut  artinya,  apa-apa  saja  yang  perlu  kita  syukuri  betul,  agar  karunia  yang  kita  peroleh itu  dapat  kita  manfaatkan,  dalam  rumah  tangga  agar  bersama  dengan rukun   dan damai  dalam  menikmati  hasil  jerih  payah   yang  kita  gapai  tersebut,  namun  harus  juga  kita   sertai  dengan  nilai-nilai  ibadah  dalam  agama,  biasa  memanfaatkan  waktu dengan  menemui  tokoh-tokoh,  mintalah  nasehat-nasehat  agama  atau  ikuti  bimbingan  rohani  pada  untuk  kita.

            Siapapun  butuh  bahagia, karena  itu  ketika  mendapat  bahagia,  nikmatilah  dengan baik   dan  peliharalah,  dalam  keluarga  ada  istri  dan  anak-anak,  satu  sama lain   saling berhubungan sehingga  terbentuk  keluarga  yang  bahagia.

            Mau  mengakui  kekurangan  diri  dan  mau  mengakui  kelebihan  orang  lain,  karena dengan  demikian  keutuhan  bahagia  yang  sesungguhnya  itu  dapat  bertahan.

            Sebagai manusia  yang  beragama  oleh karena itu  banyak-banyak  mengingat-ingat  tuhan,  temui  pembimbing rohani,  di masjid  atau tempat-tempat  ibadah  lainnya,  yang akan menguatkan  kepercayaan,  memberikan  kekuatan, keimanan,  kesucian  hati  atau  kebersihan  jiwa,  karena  nantinya  jiwa  yang bersih  akan melahirkan  kebahagiaan  dari  diri  kita,  bukan  bahagia  itu  datang   begitu  saja.

            Tentu saja  untuk memelihara  bahagia kita  harus  memiliki   waktu,  untuk  keluarga, untuk  diri  sendiri  dengan mengisi ruang-ruang kalbu,  bukan   di  isi  dengan  tertawa-tawa,  berpesta-pesta atau  dengan  berpoya-poya,  tapi  dengan menghadap  tuhan,  dipagi hari  atau  di siang  hari, atau  disore  hari,  di malam hari,  dengan  khusu  kita   merenungkan  semua apa-apa yang   telah  kita   lalui   dalam hari  itu.

            Tetapi  bukan  itu  saja,   waktu  itu  adalah  pada  saat  yang  tepat,  atau  mungkin  saja  kita  memiliki  tempat  khusus.

            Meskipun  untuk  memelihara  bahagia  itu dapat  kita  lakukan dimana  saja,  menjaga  hubungan  dengan  orang  tua, mungkin  kita mohon  nasehatnya,   mohon  bantuan  doanya, terutama  sekali  adalah  doanya  seorang  ibu, agar  selalu  dapat  membayangi  jalan yang kita lalui  itu  akan  sempurna,  sehingga  ketenangan  akan  bersama  kita.

            Hati  dan  jiwa  manusia  itu  harus  selalu  di  isi  dengan  keimanan  dan nasehat  dari  ahli hikmah, juga  bimbingan  dan doa-doa,  dari  orang  tua, ibu  dan  bapak,  saudara, sahabat  dan  juga   tokoh-tokoh  agama,  selalu  bersama  orang-orang   yang  baik. Mereka berada  dimana-mana,  yang  akan  selalu  mengiringi  tata kehidupan  kita.  Mau atau  tidak  kita  tetap  membutuhkan  bimbingan  dalam  memelihara  kehidupan  agar  selalu  bahagia  mengiringi  setiap  langkah   yang  kita  lalui  setiap  saat. Di siang   atau  di malam  hari, bahkan  disaat  tidur sekalipun  kita  butuh  perlindungan.

            Kalau  kita   seorang  pedagang,  jika    kita  ingin  merasakan  bahagia,  maka   sertakan  dalam  perdagangan  kita  ada  allah  yang  selalu   mengawasi   di  saat  kita melakukan  transaksi  perdangan  tersebut,  bisa  saja  bagi umat  islam  adalah  dengan  banyak  berzikir,  juga  selalu   melakukan  intropeksi  diri, yaitu  apakah hari  ini  kita   telah  melakukan  suatu  kesalah, atau   melakukan  dosa-dosa,  maka  tentu saja  cepat  atau   lambat  kita  akan  menerima  timbangan  nya.

            Bagi  pegawai  juga  bukan  halangan  baginya  untuk  melakukan  pemagaran  jiwanya  agar   goodgovermet  dapat  terlaksana dengan  baik   adalah  dengan  juga  mengingat –ingat  maha  pencipta,  sehingga  dalam  melaksanakan  tugas  pemerintahan  itu dapat dengan   sempurna   sesuai  aturan dalam lingkungan   kerja. Dimana  kita  berada  di tempat kita  kerja.

            Kalau  anak  yang  di didik   dan  dipelihara  dengan  baik, maka  ia  akan  jadi   hasil  yang  juga  akan   baik, dalam keluarga   kita  jaga, dengan  tetangga   kita  jaga,  dengan  temanya  juga  kita  jaga,  kalau   kita  lengah  maka  lingkungan   akan  merusaknya, akibatnya  maka  kita  merasakan  dampaknya,  dengan  berbagai  macam  masalah,   akibatnya  menjadikan   pikiran  dan  langkah  kita   terganggu  merusak  kebahagiaan   kita.

                Sesungguhnya  setiap  langkah  yang  kita  jalani  sudah  memiliki   waktu-waktunya   tersendiri, artinya   punyakah kita  kemampuan  untuk  dapat   mengatur  waktu  tersebut   sehingga  sesuai   dengan  fungsinya   masing-masing,  karena   alam  tidak  pernah ingkar  dengan  waktu, tidak pula   ia  korupsi  dengan  waktu  tersebut.

            Tanpa   akan di  beritahu  sekalipun  kita  tahu  bahwa  ini  adalah   pukul  12  siang, tidak  ia   berusaha  untuk   menggantikan  posisi  pukul  12   malam, karena   mereka  memiliki tugas   dan   tanggungjawab  yang   tak  dapat di tawar-tawar   sedikitpun.  Kalau  begitu  alam itu  tidak  pernah  ingkar   dan  bohong  dengan tugasnya   di muka  bumi ini.

            Bila  sudah  habis  tugas  siang  ia tak menawar   sesaatpun,   segera  ia  menyerahkan  tugas  selanjutnya  pada  rekanya  yang  akan  bertugas  dimalam  hari.  Bukankah   manusia  juga   ada  yang   memiliki  kemauan  dan kemampuan   untuk  bertugas  di malam  hari,  tetapi  memang   manusia  memiliki  kemampuan lebih   dari  alam  yang  di muka  bumi  ini.  Karena  mampu  untuk  bertugas  malam  dan  sekaligus   mampu  bertugas  malam  dan  siang  sekaligus,  jadi  memang  manusia  itu  selalu  ingkar   dengan  tanggungjawabnya  sendiri,  melalaikan  sumpahnya  sebagai  manusia  yang memiliki  tugas pokonya  di muka  bumi.

                Jadi sudah jelas  bahwa  memang  manusia di muka   bumi  ini  di  beri  kemampuan  untuk  dapat  mengendalikan   bumi  ini  dengan segala  isinya. Dan itu  di sanggupi oleh  manusia   yang di ciptakan   dari benuk  yang  hina  hingga   menjadi   mahluk   yang paling  mulia  di  alam ini.

            Maka manusia  di berikan  keistimewaan  dari  mahluk-mahluk  lain  yang  ada di alam  semesa ini. Karena  ia memiliki akal  untuk mengatur   segala sesuatu  yang  di inginkannya. Ia  mampu  untuk  menggunakan   bagi dirinya,  juga  mampu  untuk   membantu  mahluk lain, atau  bahkan  ia yang  memeliharanya,  tetapi  kadang ia pula  yang  merusaknya.
             
Jadi  sesungguhnya  yang  menjadikan bahagia  atau  kedukaan  itu adalah  manusia  itu  sendiri,  jika  ia  mampu  untuk  memeliharanya  maka terjaga  namun cenderung  kadang  kala  merusak. Sehingga  manusia  itu  saja  yang  memiliki  hak  untuk  memeliharanya kebahagiaan  itu,  meskipun  tidak  aturan  yang  memaksa  bahwa  manusia  itu  hanya  di perbolehkan  berkerja  di  siang  hari, atau  hanya di izinkan  pada  malam hari,  tetapi manusia  itu  sendiri  yang  dapat  mengatur  kehidupan  dirinya  agar  ia  mencapai  bahagia  yang  di harapkannya,  yang  bukan  hanya  bergantung  pada  harta semata.

                 Sekali lagi  tak ada  aturan yang  memaksa  manusia  untuk melanggar waktu, tetapi agama  mengajarkan  manusia  untuk  tahu  di dalam  mengatur   waktu  kehidupannya, untuk dapat  memelihara  pola  hidupnya. Ada  waktu untuk  diri  pribadi, ada  waktu  untuk  ibadah, ada  waktu  untuk  keluarga, ada  waktu  untuk berkerja, ada  waktu  bergaul  dengan  masyarakat, perjalanan  ini  mau  tidak  mau  akan  berjalan  dengan  sendirinya. 

            Jika  manusia  tidak  menggunakan   aturan  dalam  setiap  langkah   hidupnya, artinya  dia  bertindak  semaunya.  Maka ia  akan menerima  hasil   sesuai  dengan  keinginanya  itu  sendiri.

            Bahagia  tidak  ada  waktu  tertentu  saja  namun ia akan  selalu  ada,  dari pagi  hingga sore  dan  malam hari, bukan  karena  di paksakan dia  datang, tetapi  dengan  ketulusan   dan ketenangan  yang  kita  jalani  tersebut, bukan  bersenda  gurau  kesana  kemari,  bernyanyi di  berbagai   tempat  karaoke,  apalagi  dengan mengumbar sex   pada  tiap  perempuan  yang butuh   uang,  atau  tante-tante  yang  kesepian dengan  rela hati  mengeluarkan  uang  yang  banyak  demi  pemuasan  sex.

            Bila demikian  jalan  yang  di mainkan, dan  beranggapan  itu  adalah  suatu  kebahagiaan  maka  cepat  atau  lambat,  akan  datangnya  nya  penderitaan,  bukan  kebahagiaan  yang  akan  di peroleh  dari hasil, yang  dikatakan  itu  adalah  suatu bahagia,  anda  akan menuai kerja  penderitaan   yang  berkepanjangan,  penyakit  yang akan  tumbuh  dalam diri  anda,  hingga  akan selalu  bersama  sepanjang  hidup  anda.

            Kalau hala ini  yang  terjadi  pada  anda, penderitaan  batin  ak akan  pudar, bahagia dalam  rumah  tangga  hanyalah  tinggal  impian  belaka,  tetapi  hal ini  tetap  harus  di lalui, dilawan   bukan di hindari, karena  itu  peliharalah  ketika  bahagia  bersama  kita.

            Artinya  kita  hendaknya  selalu  waspada, dengan  mengikuti  aturan-aturan  hidup  dalam beragama, karena  itu  adalah  pagar  yang  membatasi  gerak  dan  langkah  dalam  kehidupan  kita  sehari-hari.  Tentu saja  agar  tidak  masuk  dalam  golongan  yang  merusak  diri  sendiri  dengan memaksa  kehendak  yang  melanggar.

            Jika  itu  sudah  terjadi, tentu  tak  dapat di hindari  lagi,  tapi  jangan  lari  kenyataan  ini, karena  itu  harus  kita  hadapi.

            Kejadian  ini  artinya  sudah  merupakan  kelalaian  dari  diri  kita, mampukah  untuk  menghadapi  dari  kenyataan  ini,  karena  kita telah  melalaikan  bahagia  yang  telah  diperoleh  dengan  susah  payah  itu, memang  sesungguhnya  apa  yang  mau  kita  lakukan lakukanlah,  tetapi  selagi  itu  dalam  koridor  yang  positif  adalah  baik  untuk  kelestarian yang kita  harapkan   selama ini. Selama  kita  tetap  mempertahankan  kebahagiaan  yang  telah  kita  gapai, maka  kita  akan sangat  berpengaruh  bagi  keluarga,  kelompok  lainnya,  artinya  kita  adalah  bermanfaat  dan  berguna  bagi  lingkungan  di  sekitar  kita,  itu  artinya  kita  telah  berguna  bagi  bangsa  ini.

            Tidak  ada  yang  namanya  pengorbanan yang  baik  akan  sia-sia,  lilin  meskipun  habis  terbakar  namun  ia  telah  menerangi  sekitarnya.  Kalau  begitu  kita  manusia  akan  selalu  ada  timbal  balik  dari  tiap-tiap  perbuatan  yang  telah  kita  lakukan  setiap  hari.

            Jangan  pernah  merasa  kebaikan  dan  kebahagiaan  yang  di  capai  orang  lain  anda  merasa  ternganggu  apa  lagi  merasa  iri  dan  dengki  dengan  bahagia  yang diperoleh  oleh  orang  lain, tetapi  ikutlah  merasa  bahagia,  karena  kalau  keluarga  merasa  berkecukupan  dan  bahagia,  tentu   saja  ia  akan  tenang  dengan  kehidupan  pada  dirinya.

            Jangan  pernah  mengeluhkan keadaan  diri  kita  kepada  orang  lain,  tapi  berupayalah terlebih  dahulu  dengan  kembali  pada  Allah, bahwa  ia akan  memberikan  petunjuk pada  kita  jika  persoalan  yang  di hadapi   disampaikan  padanya  dengan penuh  harapan  serta  tiada  lain  kecuali  Allah  yang  dapat  membantu  kita,  maka cepat  atau  lambat  akan  datang  melalui  orang  lain  menemui  kita.

                Bukankah  ketika  kita  bersahabat  dengan  seseorang  persahabatan  itu  dijaga  dengan  baik,  agar  jangan  sampai  menjadi  permusuhan   yang membawa  pada  permusuhan  pada  kita   dan  orang  lain  lantaran  dari  kita.

            Jadi ketika  telah  bersahabat  dengan  seseorang  tentu  berusaha  dengan  sebaik  mungkin  menjaga  agar  kita  dengan  sahabat  terjadi  jalinan,  hubungan  yang  baik.  Mulai  dari  pembicaraan  kita  menjaga  agar  jangan  orang  lain  merasa  tersinggung   dengan  pembicaraan  yang  telah  kita  sampaikan, atau  perkataan   kita  telah  merusak   hubungan  tersebut.

            Karena  dampak  yang  telah  kita  perbuat    akan  mengakibat kan   orang   lain  merasa  kecewa  dengan  apa  yang  telah  kita  sampaikan  tersebut,  sehingga  hal  ini  memberikan  dampak  dan  mempengaruhi  pikiran,  gerak  dan  langkah,  mempengaruhi  hubungan kadang   kala  hubungan  itu  benar-benar  putus  hubungan  itu.

            Ini  bagian  yang  menyatakan  bahwa  hal  ini  adalah   telah   lalai  dengan  hubungan,  sehingga  juga  merusak  hubungan  kita,  yang  sekarang   atau  bahkan  selanjutnya,  justru  dari   rusaknya  hubungan  ini,  juga  sahabat  orang  telah  merasa  di  kecewakan  itu   juga  akan  ikut  memutuskan  hubungan  dengan kita.   

                Sudah  jelas  bahwa  harta  yang  berlimpah  itu  tidak  menjamin  seseorang  itu  sudah  dinyatakan  ia  bahagia, karena  tidak  boleh  tidak  kalau ia  selalu  sombong  dengan  harta  yang  dia  miliki,  itu  suatu  kelemahan,  karena  kesombongan  adalah  salah  satu  kelemahan  dari sesorang  tersebut.

            Jadi  bisa  saja  itu  harta  adalah  merupakan   beban  berat  baginya,  mungkin  hutang  yang  banyak, atau  anak-anak  yang  berbuat  selalu  melanggar  etika  moral,  sehingga  di masyarakat  di anggap   meresahkan,  karena  dimana  ia  berada  bisa jadi  itu  malapetaka. 

            Mengapa  orang  merasa  resah  bila anda  datang,  atau  orang  hanya  mengharapkan  dan  merasakan   harta  yang  dia  miliki  saja, karena dengan  sikapnya  yang sombong  itu  telah  berpengaruh  dengan  segala tingkah laku yang  dia lakukan,  karena  mungkin ia suka  menghina  orang  lain,  atau  juga  kadang  kala  meremehkan  orang  lain.

            Mampukah Bila  kita  bersikap  tenang,  sabar,  tidak  terburu-buru,  mau  mendengarkan  pembicaraan  orang  lain,  menerima  pendapat  orang  lain,  memberikan  keterbukaan  untuk  orang  lain,  tidak  memaksakan  keinginan  kita  pada  orang  lain,  mau  bermusyawarah,  tidak  pula  rakus,   tidak  juga  tamak,  bersikap  dermawan,  berpikir  yang  baik-baik,  suka  menolong  orang  lain.

                Bukan  itu  saja,  tetapi  kita  bersediakah  untuk  menjalin hubungan  ketika  orang  lain  telah  memutuskan  hubungan  pada  kita,  juga  mau  memaafkan  orang  lain,  cepat  dan  mau  minta  maaf,  serta  bersedia  memaafkan     orang  lain  ketika  ia  melakukan kesalahan,  atau  kita  sendiri  yang  melakukan  kesalahan  tersebut.

            Sebaliknya  bagaimana  kalau  kita  mengalami  penghinaan  yang  di  lakukan  orang  lain  terhadap  kita,  mampukah  kita  untuk  tidak  membalasnya   dengan  penghinaan  pula  terhadap  orang  yang  telah  menghina  kita  itu. Lalu  sanggup  untuk  bersikap  sabar.

            Karena  sikap  itu  akan  selalu  kita  jumpai  di masyarakat  dalam  pergaulan  hidup  kita,  sehingga  juga  bersediakah  kita  untuk memberikan  saran  pada  orang  lain,  pada  saat  orang  datang  untuk  mohon  pendapat  dan  saran   dari  kita,  bersabar  diri  dalam  menyatakan dan memberikan  nasehat  pada  orang   yang  telah  melakukan  kesalahan  tersebut.

            Juga  kita  mau  membantu  orang  lain,  ketika  orang  datang  meminta  pertolongan  pada  anda, atau  mau  berkerjasama  dalam  melakukan  kebaikan. Sikap  ini  yang  tetap  dan  mampukah  kita  untuk  ada  dalam  tindakan  kita  sehari-hari,  sehingga  hal  itu  mempengaruhi  dalam  jiwa  kita. 

                Belum  cukup  sampai  di situ,  tetapi  mampu  untuk  menolak  orang  lain  yang  datang,  yaitu  mau  mengajak  pada  perbuatan  yang  tidak  baik,  atau  suatu  perbuatan   yang  akan  mencelakan  orang  lain,  mampu  menolak  orang  yang  akan  mengajak  pada  perbuatan  yang  membawa  musibah,  merusak  hubungan  antara  dirinya  dan  juga  orang  lain.
           
             Artinya  bukan  kita  saja  yang  akan menikmati  apa-apa  yang  kita  lakukan  itu,  semuanya  membawa  dampak  bagi kita  dan juga  bagi keluarga, tetangga  dan juga  sahabat atau  masyarakat  yang ada  di sekitar  kita.

            Tidak ada  kehidupan  yang  hanya dengan perbuaan kita  sendiri,  tetapi  semua alam yang  di ciptakan  adalah  berkaitan semuanya,  memiliki dampak  dan saling  berkaitan  apa-apa yang  kita  lakukan.

            Patut  disadari  bahwa  yang  namanya  bahagia  tidak  selamanya  berada  di sisi  kita, karena  semunya  itu  akan  selalu  berjalan,  layaknya  sebuah  roda  yang  akan  selalu  berputar.

            Disini yang  di butuhkan   suatu  modal  yang  dapat  menjaga  agar  selalu  mempertahan  kebahagiaan  yang telah  kita  peroleh  dengan  susah payah. Karena  selalu  saling berhubungan  dengan  alam. Bila kita  telah  melakoni  perjalanan  hidup  dengan  selalu  menjaga  etika  pada  keluarga  dan  orang lain. 
Sketsa dari sebuah  kehidupan  itu  sudah jelas  bahwa,  ibarat  penjual  minyak  wangi  bila  kita  mendekatinya  sedikit  banyak  akan terbau  dengan  kita,  begitu  juga  sebaliknya  bila  kita  dekat  dengan  tukang  besi, sedikit  banyak juga  akan merasakan   percikan  apinya  pada kita.

            Jadi  pergaulan itu  akan  membawa  dan menjaga  kehidupan  kita,  tetapi  juga  akan  membawa  bahagia  pada  kita  atau  akan  merusak  tatanan  hubungan  pribadi,  namun  akan  mempengaruhi  dalam keluarga,  kalau  begitu  bila   kita  membawa  dampak  yang  baik  bagi   orang  maka akan  menjadi  kenangan  yang  baik  pula  bagi   orang  lain,  tetapi  bila  kita  telah  menanam  keburukan  tentu  saja  kita  akan   panen  keburukan  pula.  hukum alam  akan  selalu  terjadi,  dengan  kita  sadari  atau  tanpa  kita  sadari.

            Orang  akan  merasa  tenang  jika  kita  telah  menanam  kasih  dan  sayang  pada  semua  orang.  Apabila  kita  berada  orang  akan  merasa  butuh  dan  merasa nyaman  bila bertemu  dengan  kita.

            Jika kita  sudah  berhasil  memelihara  kasih  dan sayang,  maka  orang-orang  yang  ada di sekitar  kita  juga  akan  ikut  merasakan  kasih  dan sayang  itu.  Bukankah   tumbuh-tumbuhan  selalu  berharap  dengan  turunya  air,  sehingga  kesuburan  akan  selalu  mempertahankan   hidupnya    tanaman.

Jadi  kalau  kita  sudah  berhasil  memelihara  kebhagian  dalam diri  kita, tentu  kesadaran   orang  yang  telah  mengenal  dirinya  dan  merasakan  nikmat  hasil karyanya  dengan  penuh  ihklas  dan juga  tahu  tugasnya  di  muka  bumi  ini.  Maka  ingin pula  ia akan  berbuat  untuk   berusaha   semaksimal  mungkin  untuk  membagi  bahagia  yang  ada  pada  dirinya  pada  orang  lain.  Lebih  dominan  orang  akan  menyebutnya  adalah  ia seorang  yang  dermawan. 

Memelihara  bahagia, di ikuti  dengan  niat  yang  luhur, baik  dalam bentuk  yang  nyata  atau  dalam  bentuk  yang tak  nyata. Itu  maksudnya  adalah, dalam  bentuk  yang  nyata  adalah, mau  dan  bersedia  untuk  menjaga kesuksesan  atau  kebahagiaan  yang  telah  di  capai, dengan  atau  tanpa  paksaan  dari  siapapun. Penuh  ihklas  kita  jalani, dengan  cara  pribadi  atau  keluarga  atau  bahkan  orang  lain.

Memelihara  bahagia  dengan  cara  tidak  nyata  adalah, berniat  dengan  suci, untuk dimanfaatkan  pada  hal-hal  yang  halal, kepada yang positif, menampak hidup  yang sederhana, baik  dalam  keadaan  kaya  atau  juga  dalam keadaan  msikin. Mampu  mengatasi  diri  dengan  atau  tanpa  ada  rasa  soombong, angkuh, takabur  dan tidak menghina  orang baik dalam  pembicaraan  maupun  dalam  tindakan  nyata.

Jadi Nampak  sekali  orang  yang  telah  memelihara  bahagia  itu, hidup  sehari-harinya  adalah  dengan  sederhana, baik ia  dalam  keadaan  kaya  atau  dalam  keadaan miskin. Bila  ini telah  berjalan  dengan  baik, maka akan  tampak  sikap  darinya  akan  sangat  terlihat, apa yang  dapat  kita  lihat yaitu, ia  akan  bersikap  adil  mau  membela yang  benar.

Akan  memiliki  kekuatan, yaitu  mampu  ia  menyatakan ya  atau  tidak, di dalam ia mengahadapi suatu masalah  yang  akan  datang  kepadanya. Ia tidak  akan  membedakan antara  menghadapi  orang  yang  kaya  atau  menghadap orang  yang  miskin. Mengapa demikian? jawabnya  adalah  karena  manusia  memiliki  kedudukan  yang  sama  di  muka bumi  ini. Semua  manusia  itu  berhak  mencapai  bahagia tersebut.

Perlu  pula  di  perhatikan  bahwa untuk  terpeliharanya  bahagia, yang  selalu  di identikan  dengan  harta  itu, atau  merasa  damai, tenang  dan  tenram itu  juga  wujud  bahagia. Jadi  pertanyaan  lagi  mengapa  bahagia  itu  harus  di  pelihara?

Singkatnya  saja  jawabnya, yaitu  karena  kita  sudah  dengan  susah  payah  mendapatkanya, banyak  pengorbana yang  telah  di  lakukan, untuk  memdapatkan  yang  namanya  bahagia  ittu.

Lalu  dengan  cara  apa  kita  harus  memeliharanya, juga  tidak  berat meskipun terkadang banyak  orang  yang  tak  mampu  untuk  melakukanya. Dengan  jalan  banyak  memberi.

Lho  kenapa  kita  harus  banyak  memberi ya? Jawabnya  adalah ya, karena  dengan  kita  banyak  memberi, maka harta  yang  kita  miliki  itu akan  terjaga, wujud  dari pemberian  itu  akan  mengikuti, akan  mebayang-bayangi  harta  yang  telah  kita  berikan. Lihat  saja  dan buktikanlah  sendiri, setiap  orang  yang  telah  kita  beri  ia akan  menjaga harta  kita, ia  selalu  mengawasi  kita, jika  ada  orang  lain  yang  akan  berbuat  jahil  kepada  kita. Tentu ini  sadar  atau  tidak  sudah  kita  saksikan  sendiri  dan  kita  alami  sendiri.

Bila hal  ini  berjalan, maksudnya  kita  sudah terbiasa  dengan  banyak  memberi dan itu  menimbulkan  sikap  pada  kita  menjadi  seorang  yang  tegas, berani  dalam  mempertahankan  keadilan  dan  kebenaran.

Lalu  bagaimana  kalau  ada  orang  yang  setelah  memperoleh  bahagia, itu  melakukan  pelanggaran  dalam  aturan  hidup  yang  menurut  agama  itu  pelanggaran?

Misalnya  dengan  ia  memperoleh  bahagia, atau ia  banyak  harta itu  dengan ia berpoya-poya, ia  mabuk, ia  nikmati  dengan perjudian, dengan narkoba. Yang lebih  merusak  lagi  adalah  menikmati  bahagia dengan  mengajak  orang  lain  dengan  cara  yang  tidak  benar, bersama teman, keluarga. Mereka berpoya-poya dan mabuk bersama  narkotika yang  sangat  di  larang  itu. Ini  merusak.

Tetapi  kalau  orang  yang  memelihara  bahagia itu  akan  selalu taat  pada aturan-aturan agama  yang  di  anutnya. Sehingga  ia  menimbulkan  sikap  yang  perduli  pada  orang lain  dan ia mampu  melakukan  tindakan  tepat untuk  dirinya  dan  juga  orang  lain.

Itulah  yang  namanya  tepat  dalam  penggunaan  hartanya. Secara  nyata  memang hidup  manusia  itu  sangat  tidak  terlepas  dari  kebutuhan  pokok, apa  itu  kebutuhan  yang  sangat  pokok  tersbut. Tiada  lain  adalah  makan  dan  minum, kebutuhan  akan rumah, kebutuhan  akan sex, karena itu  juga  adalah  bagian  dari merasakan bahagia.

Dari  makan orang  akan  tampak  sehat, sehingga  ia  akan  mampu  untuk  berbuat, untuk  memiliki  tindakan, pemikiran, serta  tujuan. Karena  ia  memiliki  kekuatan  yang sudah  mengisi  pada  tubuh  manusia, namun  itu  kekuatan  yang  nyata. Makanan itu tak selamanya baik bagi tiap-tiap orang, apalagi kalau  makanan   di  isi  dengan makanan yang haram.

Maka itu  akan  sangat  mempengaruhi  dalam  gerak hidup  manusia, cenderung ia akan  berpikir  negatif, karena tubuhnya  selalu  di isi  dengan  makanan  haram. Ia tak akan perduli  dengan  orang  lain. Sikapanya  akan  selalu  mau  di  agungkan, sikapnya  hanya  mau di  besar-besarkan, selalu  ingin di sanjung-sanjung, selalu  ingin  di  banggakan.

Tempat  tinggal, itu  adalah  pusat  dari  pangkalan  untuk  melakukan  semua  tindakan, karena di  sana  melahirkan  berbagai anak  manusia. Oleh  karena  itu  rumah  adalah  bagian  pokok  hidup  bagi  manusia  di  muka dunia  ini. Dari  rumah  itu  pula  dapat  memberikan  kebahagiaan  bagi  setiap  orang.

Maka dari  itu  harta  yang  berbentuk rumah  itu  pantas  untuk  di  pelihara, apalagi  dari rumah  itu  sudah  mampu  untuk membantu  orang  lain, misalnya  dengan rumah  itu  dapat  mengajak anak  yatim hidup  dalam  rumah  kita. Jika anak yatim itu  diberikan kehidupan  maka ia  juga  merasakan  bahagia, maka akan menjadi  mulai  hidup  manusia  yang  menyantuni  anak  yatim. Ini  juga  bentuk  dari  pemeliharaan kebahagiaan.

Jika anak  yatim  sampai  di  celakai, maka di rumah  itu akan mendapat fitnah yang  datang, tentu  akan  datang  musibah  dari akibat  rumah  yang mengajak anak  yatim namun tidak di  santuni itu.

Sex  adalah  salah  satu  kebutuhan  pokok  dalam  kehidupan  manusia, tidak mudah untuk di remehkan, karena kebutuhan  ini  tak  dapat  di gantikan oleh  kebutuhan  lainnya. Untuk dapat  memenuhi  kebutuhan  sex, adalah  dengan  jalan pernikahan, lalu apa  pengaruh  dari  sebuah  pernikahan?

Jadi  pengaruh  dari  sebuah  pernikahan  adalah, suatu  upaya  manusia  untuk  memnuhi  kebutuhan  hidup  alias  kebahagiaan  hidup. Sehingga  hubungan  sex, akan terjalinya  kasih  dan  sayang  yang  dapat  menciptakan  bahagia, dari sebuah  pernikahan  anak  manusia  tersebut.

Hubungan  keluarga  itu  sangat  penting untuk  di  pelihara, karena  dari  hubungan keluarga  atau  dari  pernikahan, kebutuhan  sex  dapat  di  penuhi. Meskipun  kebutuhan  sex  itu dapat di  beli. Tetapi  itu  bukan  bentuk  bahagia  yang  benar, itu suatu  pelanggaran  dalam  hidup  manusia yang  ingin  memenuhi kebutuhan  hidupnya, ia merasa  itu  bahagia, tapi  itu  suatu budak  nafsu  yang  terdapat  dalam  diri  manusia.

Lalu apa  akibatnya  jika  dalam suatu  pernikahan  di langgar? Maka akan terjadi keretakan  dalam  rumah tangga  tersebut, dimulai dari pertengkaran, perselingkuhan, suami  atau  istri, karena melakukan  kebutuhan  sex  dengan  sembarangan, jajan sex  secara  liar tanpa  memnuhi  aturan  yang  dari  sebuah  pernikahan tersebut.

Lalu  bagaimana  jika, pelanggaran tidak  juga  dihentikan  alias  tak  perduli dengan  aturan? Maka dalam  rumah  tangga akan  terjadi  kehancuran, akan  muncul  rusak rumah tangga, dari tubuh  orang  yang  melakukan  sex  liar, atau melakukan  sex bukan secara benar yaitu melalui  sebuah  pernikahan, akan  timbul  berbagai  penyakit  kelamin, hiv, aids yang  sangat  berbahaya  bagi  dirinya  juga  keluarganya. Ini Dampak  pelanggaran  kebahagiaan yang tak dipelihara  dengan  baik.

Jadi sangatlah  penting  pernikahan  yang  sah  itu, itu memiliki  cara dan pola yang dimiliki oleh  agama  yang  mereka  ikuti  sendiri. Karena  masing-masing  agama  memiliki  aturan-aturan  tersendiri  untuk  memenuhi  kebutuhan  akan  pernikahan, yang  tidak ada lain  ini  juga  jalan  untuk  bahagia  tersebut.

Jadi  jelas  sekali  bahwa  pernikahan  adalah  upaya  untuk  menjalankan aturan dalam agama, untuk  menuju  bahagia  yang  benar, sebagai  amanat  untuk  memelihara  diri pribadi, yang  telah  mendapatkan  rasa  bahgia  itu.

Mengapa  dari  sebuah  pernikahan  adalah  kebutuhan  yang  sangat  pokok  dari kebahagiaan? Jawabnya  adalah di  sini  pula  akan  berkembang  biaknya, dari sebuah  pernikahan, akan  lahir  garis  keturunan, meskipun banyak  pula  keluarga  yang tidak  merasakan  bahagia  tersebut, alias  keluarga broken home.

Dari pernikahan  akan  terbentuk dari  keluarga yang  tak  saling  kenal  akan  menyatu dalam ikatan  persaudaraan, sehingga  terbentuk  keluaraga yang  bahagia, ada ayah, ada ibu  dan anak.

Dari sebab  ini  pula  munculah  aturan-aturan  dalam  kehidupan  manusia, di dunia  ini, hingga  terbentuknya  kelompok, terbentuknya  kampung, bangsa  dan  Negara. Sehingga ini telah  menjalin  hubungan  yang  luas. Dari itu  pula  terbentuk  peraturan dalam Negara. Hal  itu  tiada  lain  karena  untuk  mejalin  kerukunan  antar  keluarga, antara  kampung , antar  Negara. Maka ini tiada  lain  dalah  salah  wujud  untuk  memenuhi  kebutuhan  pokok  bagi  manusia. Itu  adalah  Bahagia.

Kita  tinjau  saja  dalam  sebuah  perusahaan  misalnya, jika  dipelihara  hubungan yang  baik, yaitu  sesuai  dengan  aturan  dalam  perusahaan, maka  karyawan  dan  atasan, serta aturan  kerja  berjalan  baik. Maka  perusahaan  itu  juga  akan  berjalan  baik.

Jika terjadi  ketimpangan dalam perusahaan  itu, maka karyawan tidak  merasa betah, untuk  berkerja  di  tempat  itu, sehingga  berupaya  untuk  keluar atau  bahkan  membawa  perusahaan  itu  pada kehancuran, tidak ada  lagi  rasa damai, tidak  ada  rasa  aman, karena risau  dan  bingung  dengan  keadaan yang  terjadi. Maka bukan tidak akan  terjadi  suatu aksi yang  merusak  semuanya.

Dalam suatu  Negara  yang pemimpinya  sudah tidak  melaksanakan  aturan dan undang-undang  yang  berlaku. Alias  hukum tajam bagai  pisau, maka  lambat  laun  Negara itu  akan terjadi  pemebrontakan, terjadi  perlawanan  dari  rakyatnya. Itu  semua  akibat  dari  pelanggaran  yang  di  lakukan oleh  segelintir  orang  saja, namun berakibat  merusak  banyak  orang.

Artinya  dalam hal  ini  sangat  di  butuhkan  saling  pengertian, saling  hormat  menghormati, maka  timbulnya  kasih  dan  sayang. Keluarga  yang  di  liputi  oleh  kasih  sayang, maka akan  merasa  bahagia, kasih  adalah  juga  wujud  dari pemeliharaan  bahagia. Dari  tindakan  kasih  sayang  terjalin  hubungan  yang  baik  dalam rumah  tangga, dalam hubungan  sahabat, kampung  dan bangsa.

Jika sudah  mampu  menjalin  hubungan  yang  baik, mampu  untuk  memelihara bahagia  itu  dengan  baik, maka kasih  sayang  menjadi  kebutuhan  pokok  dari bentuk  kasih  dan  sayang  tersebut.

Jika  mampu  memberi kasih  dan  sayang, maka akan  mampu  pula  untuk  menerimanya, jika  sudah  mampu  memberi  dan  juga  mampu  menerima  kasih  dan  sayang, dalam keluarga, sahabat atau  bangsa. Maka  kita  juga  akan  tampak  hilangnya penyakit  yang  akan  menggerogoti  diri  kita, yaitu  sikap  iri, dengki, hasut  dan takabur  tersebut.

Inilah  wujud  dari  sebuah ikatan  satu  sama  lain, dari  bentuk  pernikahan tersebut. Yang mampu  menciptakan  bahagia bagi  diri  kita  juga  bagi  orang  lain, sehingga melahirkan bentuk  kasih  dan  sayang, akan  tampak  secara  nyata  dan tuntas.

Muncul  dorongan-dorongan  dalam  diri manusia, untuk  berpikir  jernih  untuk kreatif untuk  kepentingan  dirinya, keluarga  dan  bangsanya, karena  mampu  bersama  orang  lain  untuk  menciptakan  bahagia, juga  mampu untuk  memeliharanya.

Dari kasih  sayang  itulah menjadikan  wujudnya  bahagia, jadi  alat  bahagia  itu juga  dapat  melalui  sebuah  pernikahan, adri  pernikahan  akan  tampil  kasih  sayang, dari  aksih  dan  sayang  ini  akan  tampil  bahagia  tersebut.

Perlu  kembali  di  ingat  bahwa  bahagia  itu akan  juga  sangat  penting pada hala-hal yang  akan  dilakukan, akibat  sebuah  kesalahan, lalu  kesalahan  itu jangan di  lihat  dari  besar atau  kecilnya  kesalahan. Tapi  perhatikan  karena kesalahan  yang  kecil akan  menjadi besar.

Karena betapa  sulit  dan susahnya  untuk  mendapatkan  bahagia  itu, kalau  tidak di  pelihara, maka  akan  mengalami  kehancuran  dan  kerusakan, jadi  jangan  pula di  nilai  sedikit  atau  banyak  harta  yang  kita  miliki. Tapi  jagalah  mana  yang  saat  ini  telah  kita  miliki. Peliharalah  dengan  baik keberhasilan  yang  telah  kita  peroleh  dengan  susah  payah  itu.

Memang  tidak  semua  orang  dapat  mencapai  sukses, oleh  karena  itu mari  bersama-sama  untuk  memeliharanya. Karena itu  pula  kesuksesan  jangan  di jadikan kesombongan  diri karena  itu  akan  berakibat membuat  iri  orang  lain.

Sebaliknya jika  kita  gagal  jangan  mudah  putus  asa, perjuangkan  kembali, bangkitlah, intropeksi  diri, karena  kegagalan  itu  adalah  sebuah kesuksesan yang tertunda. Karena  amsih  ada  kesempatan  lain  yang  menunggumu. Susun kembali  rencana  baru, renungkan  dengan  baik sesuai  aturan  dalam  menggapai  keinginan  itu.

Bahagia bukan  dalam  bentuk  materi  semata, suatu pertolongan  dan  mau  membagi  kepada  orang  lain, ketika kau  mampu  menyelamatkan  orang  lain  dari kesengsaraan maka itu adalah  bahagia yang  paling  utama. 

Sekedar memperjelas saja, agar lebih mudah untuk memahaminya arti dari memelihara bahagia yang  yang pantas  untuk  kita  pelihara  dengan  baik  dan  benar. Seperti  berikut ini.

Pertama kita contohkan pada  sebuah rumah tangga, setelah kita  melamar  kalau di ingat  betapa  sulitnya, kita  untuk mendapatkan seorang  gadis  yang  selama ini kita inginkan. Kemudian berhasil  kita  lamar dan  menjadi  istri, maka sudah sepantasnya untuk  memelihara  keutuhan  rumah  tangga  tersebut.

            Setelah itu  sah  kita  untuk  membina  rumah  tangga  dengan keinginan  kita. Ini mungkin suatu kebahagiaan  yang  selama  ini  kita  harapkan. Untuk  membina  rumah  tangga sungguh  kita   harapkan  adalah  rumah  tangga  yang  bahagia.

            Untuk  bahagia  tentu  kita  perlu  pelihara, mengapa  demikian? Karena rumah tangga yang  bahagia  itu  harapan  bagi  setiap  rumah  tangga. Untuk itu  pertama kali  adalah  Beragama, karena  dengan  agama akan  memberikan  aturan  dan bimbingan  yang  benar  untuk  mengatur  di  dalam  rumah tangga  tersebut. Menurut  aturan agama  yang  kita yakini, juga  menurut  hukum  Negara  yang  berlaku  di  neagara  Indonesia  tentunya.

            Peran suami  yang  lebih  berwenang  untuk  memberikan bimbingan, itu tetap di sesuaikan dengan aturan agama. Juga berkewajiban  untuk  memberikan  nafkah  secara materi  atau  secara  bathin. Itu  sangat  penting  sekali  bagi sebuah  rumah  tangga  kita  sehingga terjalin hubungan rumah  tangga  bahagia.

            Melalui pernikahan yang sah, seorang manusia dapat memenuhi kebutuhan  bilogisnya dengan dengan cara yang berbeda  dengan binatang. Penyaluran  kebutuhan  seks secara bebas adalah perilaku yang  bermoral. Manusia adalah makhluk yang mulia. Karena itu, pernikahan  merupakan upaya  memelihara kemuliaan manusia  sebagai pemegang amanat Allah di muka bumi.

            Selalu  sempatkan waktu untuk  selalu beribadah bersama-sama dengan keluarga, orangtua sebagai imam, anak sebagai makmum, sehingga  terjalin hubungan yang bahagia yang di ridhoi Allah.

            Terhadap  istri,  sebagai pasangan suami  dalam suatu pernikahan, juga berarti memelihara garis keturunan  dalam proses regenerasi manusia. Ini wujud Bahagia Dalam rumah tangga. Dengan pernikahan, kekerabatan  dan status-status  orang menjadi jelas. Istilah dan fungsi suami, istri ayah, ibu, saudara dan sebagainya dapat di tetapkan dengan jelas. Dari sini  akan  lahirnya aturan-aturan  yang menentukan  hubungan-hubungan kemanusiaan, seperti aturan kekerabatan, pernikahan, pewarisan, dan sebagainya. Jika pernikahan  tidak di atur, garis keturunan manusia  akan  kacau. Dengan demikian  bukan bahagia yang dicapai, tapi kehancuran yang  akan  di peroleh.

            Selanjutnya  adanya  kasih  dan  sayang. Oleh karena itu, kasih sayang merupakan kebutuhan dasar manusia, baik untuk menerima maupun memberikanya kepada orang lain. Melalui pernikahan, rasa kasih sayang  itu akan dapat diterima dan berikan  secara  nyata  dan tuntas.  Hubungan manusia dengan manusia  laninya diberikan kebebasan untuk berinteraksi dan juga berkreasi.

            Kasih sayang  adalah hal yang paling asasi bagi  manusia  dan pernikahan  merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan kasih sayang tersebut, dengan tanpa merusak  nilai-nilai kemanusian  yang  suci.

            Jangan  sampai bertindak  kasar  terhadap, istri , anak  dan keluarga. Jangan keluarkan bahasa kasar dalam rumah  tangga. Karena itu  akan  menurunkan kekasaran pula  pada anak-anak kita. Tetapi berikan pengertian  yang  sopan, sehingga apa  yang  kita sampaikan itu dapat di terima dan pahami oleh istri, anak  dan keluarga.

            Saling mendengarkan pendapat  dalam keluarga, berikan kesempatan untuk istri berbicara mengenai  suatu pendapat, begitu  juga dengan anak berikan ia untuk berpendapat, kalau tidak sesuai  dengan  keinginan kita, maka berikan pengertian  yang dapat dia mengerti dengan mudah.

            Bila dalam rumah tangga terjadi  masalah, mohon  pada Allah dengan penuh khusu, sesuai dengan keyakinan yang  kita  miliki, jangan  sampai datang  ke tempat dukun atau paranormal, atau juga  dokter psikologi. Kalau sampai ke dukun akan menjadi bertambahnya masalah.

            Datanglah menemui  para ulama, dokter, dan juga  orangtua mohon nasehat, bukan menuduh atas  kesalahan yang di lakukan istri, atau yang dilakukan suami. Karena itu bukan justru selesainya persoalan tetapi akan menambah  persoalan yang  baru lagi.

            Bila anak berbuat  kesalahan, panggil dengan sopan, berikan pengertian  yang dapat ia pahami,  yang mudah di mengerti  oleh anak. Dengarkan  keluhanya, jangan sampai mengeluarkan kata-kata kasar  pada anak, apalagi kalau sampai memukul. Jangan buat anak menolak pengertian  yang  kita sampaikan.

            Keluahan yang di sampaikan oleh anak, tanggapi  dengan sopan,  jangan hina  anak di depan teman-temanya, jangan pula kita  remehkan dia  di depan teman-temanya. Dengarkan anak  bila sedang berbicara, supaya  dia merasa  sangat  di  hargai.

            Terhadap tetangga  berikan  hormat  padanya, bila ia  kurang  mengahargai kita, tidak sopan  pada  kita. Maka bersabarlah, karena hal itu  merupakan  ujian  bagi kita dan keluarga.

            Bila ada keluarga yang kurang mampu, berikan santunan  kepadanya, kalau ada keluarga yang mohon bantuan kepada kita berikan  bantuan itu  walaupun  sedikit. Di saat kita memberikan sesuatu, apakah itu sedekah , jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar kepadanya, karena itu akan sangat menyakitkan hatinya.

            Santuni anak yatim dan piatu, bila mampu  sertakan dia  dalam rumah  tangga kita, bombing dia sehingga besar. Jangan di makan hartanya, bila ia ada warisan  untuknya, berikan padanya atur  penggunaanya, sehingga ia dapat  menggunakanya hingga ia dewasa dan dapat  hidup dengan mandiri.

            Bila ada  tersandung perasaan yang  kurang  baik, atau datangnya  masalah dari  luar, yang mengganggu  dalam rumah  tangga. Atau  ada  persoalan  yang menyangkut tindakan keluar, baiknya  di  musyawarahkan, keluarkan hasil  dari kemufakatan bersama. Kalau tindakan sudah merupakan hasil dari musywarah, maka jika terjadi juga kesalahan, maka itu  adalah sudah merupakan hasil persetujuan bersama, tidak ada lagi orang yang akan di salahkan.

            Bila ada ada tamu  yang  datang  dalam rumah tangga kita. Hormati  mereka, hargai mereka, terima  dengan sopan dan santun. Sehingga ia merasa sangat di  terima, kehadiranya di dalam rumah  kita. Jangan buat  kecewa tamu  yang  datang  ke rumah  kita.

            Setahun sekali bersama keluarga  pergi tamasya, ke kampung  halaman, atau ke tempat tujuan  wisata, dalam negeri atau luar negeri. Sehingga keluarga merasakan keharmonisan . Di sanalah akan terdapat  keceriaan, sehingga makin  membuat semangat  hidup  dalam keluarga. Saling  keterbukaan   diantara  keluarga  di saat tamasya tersebut.  
Bagian   IX
MEMBAGI KEBAHAGIAAN


Manusia  yang  paling  bahagia  ialah orang  yang  memiliki  hati, bahwa  Allah  selalu  bersamanya, memiliki  jiwa  yang  sabar  dan  rela atas apa  yang  ia  miliki.

            Timbul pertanyaan   yang  mejadi  gejolak dalam jiwa,  Bagaimana sih sesungguhnya orang yang telah merasakan bahagia itu ?
           
Kembali  suatu  rumusan  yaitu  untuk  merasakan  atau  seseorang  yang  telah  menikmati  bahagia  itu  ada tanda-tandanya.

            Yang  pertama  adalah  suka  megingat-ingat  dosa  yang  telah  lalu,  dengan  selalu ia  mengingat-ingat  dosanya, ia  tak  ingin  melakukan  dosa  itu  lagi,  berusaha  untuk  menghindarinya  dari perbuatan  tersebut.

            Kedua adalah ia  melupakan  kebaikan yang  telah  lalu, karena  dengan ia  melupakan kebaikan yang  telah ia perbuat  ia tidak  menjadi sombong, angkuh,  merasa  selalu  berjasa, sehingga selanjutnya ia tak  pernah  henti  untuk  selalu  berbuat  kebaikan  pada sesama  umat  manusia  yang  lainnya.

            Ketiga  adalah  dalam  urusan  agama  melihat  kepada  orang  yang  lebih  tinggi,  maksudnya  ia selalu  menghormati  siapapun  pada  lebih  tua  darinya, tanpa  ia  melihat  status  orang  tersebut,  menghargai  guru, ulama dan tokoh  agama. Meskipun  ia  lebih  muda  darinya . 

            Karena  ilmu  dapat  diperoleh  dari  siapa  saja,  meskipun  terkadang  muncul  ilmu  dari  seorang  anak  kecil,  kemana ia  melangkah  tak  pernah  meremehkan  orang   lain.  Marilah berpikir bahwa, orang yang lebih tua, lebih banyak ilmunya, orang yang sebaya ia lebih berilmu darinya, hormat dan kasih sayanglah kepada  yang lebih muda, karena orang yang lebih muda, belum memiliki  noda  dan dosa, sehingga  selalu memnadang  orang  lain  itu  dengan posistip.

             Keempat,  Dalam  urusan  dunia suka  melihat  kepada  orang  yang  lebih  rendah,  ia selalu  memberikan  kesempatan  pada orang  lain  tanpa   ia  memaksakan  keinginanya  pada orang  lain,  karena  dibalik perbuatan  orang  itu  kadang  tersembunyi  makna  untuk   diri   kita  namun  kita   saja   terkadang  tidak  dapat  memahaminya.  Meskipun  sesungguhnya  apa  yang  telah  disampaikan  orang  tersebut  tidak  begitu   begitu  benar,  terkadang  jauh apa  yang   telah  disampaikanya kepada kita.

            Itu  adalah  kebahagiaan   orang-orang yang beriman , yaitu orang-orang yang bertaqwa pada Allah, pada sang maha pencipta.

Kalau demikian tentu saja ada kebahgian yang menurut orang-orang awam, yaitu kebahagiaan yang dirasakan oleh banyak orang, atau kebahagiaan yang di rasakan pada umunya.

            Menjadi pertanyaan adalah, mengapa orang-orang yang beriman itu akan selalu mengingat –ingat dosa yang telah lalu? Karena itu  baginya jalan untuk  mereka mendekatkan diri  pada Allah adalah yang paling utama dari segala-galanya.

            Jadi kalau selama ini ia senang dengan judi, maka ia akan total behenti dari judi, kalau ia senang  dengan maksiat, maka ia dengan total berhenti dari maksiat, kalau ia selama ini senang dengan hasil yang haram-haram maka ia hentikan itu pekerjaan haram tersebut.

            Jika ia seorang serakah maka ia akan hentikan perbuatan yang serakah itu, bukan bahkan bertambah jadi perbuatanya. Saya mulai banyak sedekah, perduli dengan kaum sesamanya.

            Jika ia selama ini tidak belajar ilmu agama, maka ia akan belajar, untuk mengetahui apa makna dari perbuatan dirinya tersebut, agar tahu manfaat dari semua  harta  yang sedang dia miliki saat ini.

                Ingin ia berusaha  untuk membantu atau membagi agar harta ia miliki sesuai dengan aturan yang ada  dalam hukum  agama atau hukum  Negara, baru ia tahu bahwa kebahagiaan bagi dirinya  itu  adalah  juga kebahagiaan bagi orang lain yang ada  di  sekitarnya.

            Ada suatu pertanyaan, Siapakah orang-orang yang  bahagia itu? Orang yang bahagia itu adalah orang –orang yang mau melupakan  kebaikanya yang  telah lalu.

            Berlaku sopan pada siapa saja, dan juga santun, baik pada orang yang  miskin, atau juga dengan orang yang kaya.

            Tidak akan ia berkata,”Ah…sianu  itu berhasil  karena aku….” Tidak akan ia meningat-ingat jasa-jasanya, ia tak akan mengingatnya.

            Jadi jangan pernah, ingat lagi kalau kita telah menolong orang lain itu, hendaknya kebaikan yang telah di buat itu lupakanlah, biarlah itu hanya  rahasia kita dengan orang-orang yang telah bantu atau yang  telah di tolong itu.

            Mengapa demikian, agar kita selanjutnya mau kembali  menolong orang lagi, kalau itu kita ingat, maka akan mengalami  kekecewaan  pada diri kita, karena  orang yang telah kita  bantu, akan belum tentu mau  juga  membalas  kebaikan  yang telah  lakukan  padanya, atau bahkan mungkin ia akan memfitnah kita, dengan cara apa saja.

                Mau kita meluangkan waktu  untuk hal-hal yang di gunakan oleh orang lain, Mau menyelamatkan orang  lain, karena kita  mampu untuk melakukanya.

            Jika ia seorang yang tak memiliki  suatu pekerjaan, kita  mampu  untuk  memberikan jalan bagi pada  suatu pekerjaan, atau kita beri jalan baginya  untuk  suatu pendidikan, sehingga ia  memiliki  keterampilan  yang  mampu  akan  memberikan  untuk kehidupan  dirinya  dan bahkan berguna bagi orang itu  hingga pada masa depanya.

Seorang  yang tak memiliki  modal usaha kita bantu  mereka dengan modal, atau kita  bantu ia  pada sebuah  rekan yang  dapat memberikan  pekerjaan baginya.

            Di dalam melakukan  kebaikan itu, penuh  dengan  keihklasan, ras kerelaan, dengan tanpa mengingat-ingat  jika itu  telah kita lakukan. Biarlah  kebaikan itu, berlalu  bersama dengan hembusan yang  berlalu, tanpa kita sesali  jika itu pertolongan akan  membawa dampak yang mengecewakan  kita.

            Bantulah orang  yang  tidak  mampu untuk berobat, sehingga ia  selamat dari penyakit yang dia derita, itulah  pembagian  pertolongan yang kita berikan, tutup pertolongan  ini hanya sampai  pada kita, orang tahu apa  yang telah kita  bantukan itu, itulah nilal dari suatu pembagian  kebahagiaan itu.

            Datanglah ke tempat dimana, di ajarkan dengan aturan tuntunan  beretika, terhadap manusia sesama manusia, sesama mahluk lainnya ciptaan Allah , juga tahu kasih sayang pada hewan, karena hewan juga ciptaan Allah, ia juga tahu akan kasih sayang pada alam yang ada di sekitarnya, betapa persahabatan mahluk ini  yang  ada di  muka bumi.

            Buat komunitas keluarga, arisan keluarga, dalam rumah tangga, antara  tetangga, antara rukun tetangga. Berkumpul untuk membicarakan bantuan sosial, yaitu berusaha bagaimana agar dapat  memberikan atau  membagi  kebahagiaan itu  pada  orang  lain, yang  sangat  membutuhkan  bantuan itu.

            Datangi orang yang sedang  dalam keadaan  di timpa  oleh  musibah, apa saja  itu bentuknya, secara  harta, secara tenaga, atau juga saran  dan  usulan agar  oarng itu  keluar dari penderitaanya.
                                                                                                                                               
            Jadi  bukan musyawarah yang  akan mencelakai orang lain, atau hanya  untuk kepentingan  diri  saja, tapi marilah  bicara secara pribadi tapi  untuk kepentingan  orang lain  yang  sangat  membutuhkanya. Bicaralah dengan kelompok, untuk kepentingan diri  dan juga  untuk orang lain.

             Mengajak  masyarakat untuk  selalu  saling  membantu, saling  membagi, untuk kepentingan  orang  lain, jangan  memberikan peluang pada orang  lain untuk  saling  tidak perduli, tapi marilah  untuk segera memasyarakatkan  saling perduli pada manusia.

            Jangan sampai  kita  membiarkan kemiskinan  yang  ada di sekitar kita, karena itu akan  membawa dampak  pada  kita, lalu mengapa  kita berpikir  untuk  mmberikan kebahagiaan itu  sedikit  pada orang lain.

            Sehingga  ia  tidak merasakan bahwa mereka itu, tidak tinggal sendiri  berada  di  muka bumi  ini, bahwa  masih  ada  orang  lain yang  bearada di  dekatnya, orang yang masih dan  mau  membantu  mereka.

            Jika demikian  berjalan, maka akan munculnya kehidupan yang  normal, tidak manusia tanpa suatu derita, namun  akan terkubur dalam jika kita saling  membagi kebahagiaan itu. Masyarakat akan berjalan dengan normal, kalau saja  kita  biarkan, maka akan muncul kehidupan yang abnormal, adanya  saling curiga mencurigai.

Jika terjadi ketidak perdulian, maka akan muncul ketidak amanan, disana akan muncul kriminalitas, keamanan  masyarakat  akan  segera terganggu, saling  rampok, saling tuding dalam bentuk nyata ataupun  tidak  nyata.

                Ketenangan tidak akan  terasa  di tempat yang  demikian, karena  masyarakat  akan tertanam  saling  tidak percaya, lahirnya  perasaan yang was-was, curiga pada  siapa saja, apalagi jika orang yang  baru  di  kenal.

            Saling fitnah  akan  muncul dimana-mana di daerah ini, masyarakat  akan saling mementingkan  diri sendiri, masyarakat  akan  selalu tidak  betah  pada  daerah itu. Hukum agama tak berguna  lagi, masyarakat hanya  percaya  pada  orang-orang  yang  saling berhubungan  dengan mereka saja.

            Artinya  hanya agama  yang  dapat  memberikan  tuntunan  pada  kita, sehingga  juga akan  terbuka untuk  mengikuti  atauran  pada  hukum  Negara. Di sinilah  fungsi  dari  para  tokoh  agama, untuk  selalu menyerukan agama  seringnya  mengikuti  atauran  dalam  agama msing-masing.

            Ulama dan para  tokoh  agama, tak pilih kasih dalam  menyampaikan  tuntunan agama, sehingga  semua  masyarakat  dapat  menerima, bagaimana  tuntunan  yang  dapat  di  ikutinya  adalah benar  dan  juga  adil.

            Setelah  kita  belajar  dan  memahami  apa-apa yang  pantas  dan  sesuai  aturan dalam agama  yang  kita  ikuti, untuk  tetap saling membagi diri  kita, untuk menikmati kebahagiaan, itu setelah  kita  masuk dalam komunitas ajaran agama, yang telah  membimbing kita  untuk tepatnya dalam membagi kebahagiaan itu  pada  orang  lain.

            Menjadi pertanyaan sekarang kepada siapa kita belajar tentang aturan hidup? aturan agar  kita  hidup  di  muka  bumi  ini  dengan tuntunan yang  benar  dan kita  akan dapat  bertindak adil.

            Jangan sampai  kita  belajar  pada orang-orang yang  bersekutu  dengan  iblis, kalau ini terjadi maka akan timbul, sipat  serakah, kejam, tak akan pernah perduli pada orang  lain. Jangan  sampai  kita  bertanya  pada dukun-dukun  atau  pada  para  normal, kalau ini yang terjadi. Maka akan kita rasakan, perbuatan kejahatan yang akan terulang  lagi, hingga  berkali-kali.
                                                                                                                                               
            Berdialoglah  pada  ulama-ulama, agar mereka dapat  menyampaikan  jalan yang  terbaik, menurut  aturan agama  juga  menurut  aturan hukum  Negara  yang  berlaku  dalam  negera  kita.
           
Para  ulama adalah  memiliki tanggungjawab  secara  dunia, yaitu  hukum  Negara, juga memiliki  hukum agama  secara  dunia dan  juga  secara  akhirat.  Miliki waktu yang  tepat  untuk kita selalu  berdialok, karena jangan  sampai  kita akan menjadi sia-sia di  atas  bumi  ini.
           
Jangan pula  hanya  tertuju  pada agama saja, sehingga tak  lagi  peduli  pada  orang  lain, sehingga  hidup hanya  berpikir  untuk  ibadah, tak lagi perduli pada keluarga  dan orang  lain, tapi pekerjaan   dan peragulan  adalah  penghubung  dalam  hidup  kita  selanjutnya.
           
Jika  berjalan  sesuai  aturan  dengan agama, sesuai dengan  aturan  etika,  dan  rumah  tangga, juga  sesuai dengan hukum  Negara.

            Maka hidup  ini akan  berjalan  dengan baik  serta  normal, kerukunan di kampung  itu  akan berjalan  baik, ketenangan  akan  tercipta  dengan  sendirinya.
            Para pendatang  akan  tenang bila berkunjung  di  tempat  itu, karena etika dan sopan santun yang  datang  mereka rasakan begitu  nyaman.

            Maka kebahagiaan akan  berjalan baik, akan terbagi  dengan sendiri, penuh ihklas  dan kesadaran  pada sesama  manusia  yang  ada  itu  sendiri. Kan tercipta  saling  membagi, saling perduli, terjalin  kerukunan  yang sejahtera dan bahagia, menuju masyarakat  yang makmur  dan  damai. 

            Jika yang terjadi, maka itu akan dapat menopang manusia itu, agar bahagia dan sekaligus mampu untuk  membaginya. Bahwa urusan dunia  itu  adalah juga utama, karena akan  membawa  pada urusan lainnya.

            Jadi pilihan  dalam hidup  itu  harus  dan  tetap  ada, apakah itu  baik ataukah  itu  buruk, tapi  itulah  pilihan  kita  sebagai  manusia yang bertanggungjawab di  muka  bumi  ini.
Tempatkan  posisimu, agar tidak salah dalam menempatkan diri, karena ada juga merasa bahagia padahal ia bahagia  dalam hal  yang menyimpang, sehingga  karena kemiskinan ia pada akhirnya mengagungkan orang  yang  telah memberikan  sedikit uang padanya.

            Boleh kita bersyukur pada  orang yang  memberikan  sesuatu  tapi  jangan sampai kita bahkan melupakan  bahwa ada yang lebih memiliki kekuatan dari itu  semua, yaitu Sang Maha Pencipta  bumi dan langit    berserta dengan isinya.

            Manusia itu mulia meskipun ia mencari nafkah dengan cara mencari barang bekas, untuk mendapatkan uang bagi kehidupanya, di banding ia mencari nafkah dengan hanya sebagai seorang pengemis, yang mengharapkan belas kasih sayang orang. Namun hina dalam  kodratnya  sebagai manusia, yang patut  untuk  saling harga mengahargai, dal;am segal  bentuk kehidupan yang  ada  di  muka  bumi  ini.

                Berikan penghormatan pada yang lebih tua, atau  pada yang  lebih muda  adalah  kasih dan sayang, itu  juga  membagi bahagia.

            Kalau kaya tapi  pelit, itu artinya kehdiupan hanya di isi  hanya untuk kepentingan diri saja dan serahkah, mengapa kita tak sedikit berbagi  pada orang  lain, dari hasil jerih payah yang  kita  miliki  itu?

            Bila kita telah  memberikan barang yang berharga  pada orang yang  sangat  membutuhkan itu, maka hal ini akan adanya  komunikasi, sehingga  terjalin hubungan  yang  harmonis.

            Pernahkah  kita  dengan rasa ihklas, untuk mendengarkan  keluhan  yang ada dari orang-orang yang  tidak  mampu, sehingga dengan mendengarkan keluhan itu, kita akan terasa  bahagia  dalam jiwa  kita. Bahwa sesungguhnya  kita  ini  sangat  di  butuhkan  oleh  orang  lain.
           
Kebahagiaan ini  yang  sangat  jarang di rasakan oleh  orang  lain, walaupun  ia kaya, tapi  nilai nya yang  sangat  tinggi, karena bila kita  mampu  mendengarkan keluahan orang-orang  miskin  maka  beberapa penyakit  yang  ada  dalam diri    kita akan  secara  perlahan –lahan lenyap. Penyakit ini tak dapat  di  obati dengan medis sekalipun, atau dengan tradisional sekalipun, hanya  dengan silahturahmi dengan orang miskinlah obatnya.

                Masihkah kita bertanya-tanya, mengapa harta yang aku  peroleh dengan susah payah, lalu harus aku bagi  pada orang lain?

            Jawabanya, adalah karena harta yang kita  miliki dan kita  peroleh dengan itu, adalah  ada bagian milik  orang lain.

            Nah, kalau  itu tak kita berikan  maka hak itu akan diambil dengan paksa, yaitu oleh yang telah  memberikan harta itu  pada kita, dengan caranya  tersendiri.

            Hidup akan bahagia kalau kita terasa senang bila kita  mampu  menolong orang lain.  Bergabunglah bersama-sama orang  yang  mau dan saling  nasehati, saling  bantu  dalam kebaikan.

            Bersama orang yang  mau bergabung, dengan dapat saling bantu  menuju semangat hidup  yang mulia, bersama  dalam menjalini hidup  yang  berguna, pada langkah-langkah, adanya kesabaran dan lahirnya derajat yang mulia  di hadapan sesama  manusia, juga akan mulia  di hadapan  Allah, sehingga selalu tenang dalam melangkah.

            Jadi wujud  dari  membagi  itu  adalah  suatu  penjabaran  dari  sebuah  perintah,kita simak  sebuah  kisah  haru yang  tak  pernah  terlupakan, suatu  history  lama  yang  sangat  melegenda  di  dunia  ini. Itulah  kisah  nabi Adam  dan  Hawa. Betapa  sedih  hati  Adam, karena  menyendiri  di  dalam  surga, tetapi  ia  tak  juga  bahagia  padahal sudah  tinggal di  dalam  sorga.

            Maka  nabi  Adam  memohon  pada  Allah, “Ya tuhan  jangan  engkau  biarkan  aku  sendiri, sepi  rasanya  di  surga  ini  tanpa  ada  yang  menemaniku.

            Lalu  Tuhan  menyeru, ”hai  Adam, jika  kau  ingin merasakan  bahagia, dalam  hidupmu  di  surga  ini, kau  harus  mau  membagi  agar  kau  tercapai  kebahagiaan  yang  kau  inginkan.”

            Sehingga  Nabi Adam  rela  untuk  memberikan  tulang  rusuknya, sehingga  terciptanya  Hawa, sebagai  pendamping  kehidupanya  di  alam sorga, yang  ia rasakan sangat  sunyi  dan  sepi  itu.

            Ini  wujud  dan  bentuk  kebahagiaan, yang  sudah  jelas bahwa  kebahagiaan  itu  adalah wujud  atau  perkembagan  dari  membagi, lalu  membagi  itu  sangat  butuh  pengorbanan. Ini kembali  pada  keinginan  dari suatu  kebahagiaan  tersebut.

            Artinya  bahagia  itu  akan  berjalan  dengan  baik, dengan  kita  mau  membaginya  pada  orang  lain. Tidak  berguna  uang  banyak  bila  kita  hanya  berada  di  atas  gurun yang beribu-ribu  kilo meter  jaraknya. Tapi  kita  butuh  air  yang meskipun  hanya dalam setetes  air  yang  kita  butuhkan  itu.

            Tak berguna  harta  yang  berlimpah  jika  kita  tinggal di sebuah  pulau yang di  penuhi  dengan  emas, tapi  kita  hanya  hidup  sendiri  tiada  orang  lain  di  tempat  itu. Bukankah  orang  itu  di  sebut  kaya  karena  ada  orang  miskin di  sekitarnya. Dan  sebaliknya ia  di  sebut  miskin  karena  ada  orang  yang lebih  berharta  dari  dirinya.
           
            Jadi bahagia  itu  ada  karena  ada  orang  lain yang  tak  pernah  merasakan  bahagia, yaitu  dalam  bentuk  wujud  materi. Meskipun tetap  tidak  kita  bantah, bahwa  wujud  bahagia  juga  ada  dalam  bentuk  tersembunyi. Yaitu  aman, tenang  dan tentram.

            Kesuksesan  itu  perlu  di  penuhi  dengan usaha  yang  keras, dengan doa  dan ikhtiar  yang  yakin  akan  tercapai. Karena  tidak  sukses  yang  hanya  di tunggu  dengan  cita-cita yang  tanpa di  dasari  dengan  usaha. Tetapi  tidak  ada  usaha  yang  akan  tenang  jika usaha  itu  tanpa  di  dasari  dengan  doa-doa.

            Kalau  berusaha  maka  dengan  tanpa  doa-doa, akan di khawatirkan, terjadinya  kekecewaan  jika  usaha  yang  di  inginkan  itu  gagal, untuk  mencapai  suatu  usaha  adalah  sangat  di  butuhkan  orang  lain  hadir  bersama  kita.

            Kehadiran  orang  lain  adalah, dengan berbagai  bentuk  ragamnya, mulai  ikut  dalam usaha, ia  ikut  berdoa, atau  bahkan  ikut  kerja keras  memberikan  modal  dalam  usaha  kita, tapi  kita  juga  harus  di bekali  siap  menerima  apa  yang  akan  terjadi.

            Kalau sudah  tercapai  apa yang  telah  di  rencanakan  selama  ini, maka itu wujud bahagia  pantas  di  bagikan  pada  orang  lain. Dengan  atau  aturan  yang  sudah  berlaku  dalam pekerjaan, atau  dalam sedekah.

            Maka  juga  perlu  selalu  di  ingat, bahwa  tidak  semua  usaha  itu  akan  tercapai, sesuai  apa  yang  kita  harapakan  sebelumnya. Jika  gagal  maka  dari  itu  kita  berikhtiar, mulai  mengkoreksi  diri, apa yang  sesungguhnya  telah  terjadi. Jangan  sampai  kegagalan  itu  akan  menuduh  orang  lain  yang  berbuat. Tetapi  pelajari  kembali,  lalu  ambilah langkah-langkah  baru  yang  lebih  baik  untuk  dapat  kita  jalani.

            Sebaliknya  kalau  itu  berhasil, bawa  serta  keluarga, sahabat  atau  karyawan dengan mengungakap  rasa  terima  kasih  kita. Maka  itu  wujud  membagi  akan  terasa  oleh  kita, juga  ikut  di  rasakan  oleh  orang  lain.

            Bila  rasa  syukur  sudah  kita  ungkapkan  pada  sesama  sahabat  dan  keluarga  serat  kepada  Tuhan, Maka  wujud  bahagia  pada  kita  akan  bertambah. Itu  terus  bertambah  sehingga  akan  memberikan  energi  baru  kita  untuk  melangkah  selanjutnya.

            Bila  kita  mau  membagi, maka  orang  tunduk  kepadamu, ia  menghormatimu, ia akan  selalu  mengenangmu  dengan penuh  hormat. Maka akan timbul  kasih  dan  sayang  kepadamu.

            Kesuksesan  yang  dibagi  akan  membentuk  kekuatan  dan  keamanan, ketentraman serta  kedamaian, baik  dalam  kelurga, serta  bangsa. Negara  yang  mau  memperhatikan  pada  rakyat, mau  membagi  hartanya  pada  rakyatnya  dengan  cara  kasih  dan  sayang, maka  bangsa  itu  akan  damai  dan  aman.

            Terwujudlah  kasih  sayang  antar  keluarga, sehingga  akan  memberikan kemampuan  yang  kita  untuk  akan  selalu  memberi, dengan  harta, akal pikiran, saran, serta  perbuatan, ini  yang  perlu  dan  sangat  di  harapakan  oleh  masyarakat  bangsa.

            Jika  demikian  adalah, sukses  itu  adalah bagian  dari sikap yang  mau  memberi, karena  dari sikap  mau  membagi  itu  akan  mengahapus permusuhan  antar  keluarga, antara  tetangga, antara  kampung  dengan  kampung  lainnya, antara  suku dengan  suku  lainnya, antara  bangsa  dengan  bangsa  lainnya.
           
Disamping  itu  juga  manusia  harus  mampu  menerima, tapi  juga  harus  menolaknya. Karena  tak merasa  bahagia  jika  kita hanya  mampu  menerima  tapi  tidak  mampu  untuk  menolaknya. Karena  kalau  kita  tak  mampu  menolak, maka  banyak  hak  orang  lain yang  di  gunakan  bukan  pada  tempatnya.

            Jika ini yang  terjadi, maka  wujud  bahagia  tidak  akan  tercapai, rumah  tangga akan  saling  curigai, akan  saling  iri, sehingga  selalu  berniat  akan mencelakai  orang  lain. Itu  karena  untuk  kepentingan  dirinya  saja, yang  tak  memperdulikan  kalau  itu  hak  orang  lain. Bangsa  akan  terjadi  aksi-aksi, karena  telah  mengambil  hak  orang  lain  dengan  cara  paksa, terjadi  korupsi  di  mana-mana, penindasan  terjadi  di  segala  usaha, penguasaan  hanya  oleh  satu  orang  saja.  

            Jika kita    sudah  membiasakan  untuk  memberi, maka  kelurga akan ikut sipat ituyang juga suka memberi, misalnya, kepada  masyarakat,  pada  bangsa  sehingga kerukunan  bangsa  akan terlaksana  dengan  baik, aturan  akan  jalan, keadilan  akan  di tegakan.

            Jika  kita  senang  membagi, maka harta  yang  kita  miliki  akan terjaga, kesuksesan  yang  telah  kita  capai  akan menjadi  berkah. Akan  memberikan  nikmat  yang  benar-benar  dapat  kita  rasakan, oleh  diri  pribadi  atau  juga  oleh  orang  lain.

            Diberikan  padanya  energi  baru, yang  akan  selalu  memberikan kekuatan, pemikiran  untuk  selalu  membangun  kembali  bahagia  yang  baru, untuk  dirinya  dan  juga  orang  lain. Bahkan  orang  lain  akan  ikut  berjuang  bersamanya, untuk  dapat  mensukseskan  apa  yang di  cita-citakanya.

            Tidakah  kita  tahu bahwa, untuk  sebuah  perusahaan  itu  di dukung  oleh  banyak  orang. Karena  orang  lain  juga  ikut  untuk  merasakan  kesuksesan  itu, tapi  kita  harus  adil  dalam  membagi  yang  sesuai  dengan  aturan  dalam usaha  tersebut.

            Suksesnya  suatu  Negara  karena  para  menterinya  sangat   mendukung  presidennya, gubernurnya  mejalankan  aturan  pembangunan  yang  sudah terencana  sesuai  dengan  program  yang  benar. Tidak  ada  pelanggaran  hukum yang  membuat  rakyat  rasa  di  tipu, tidak  terjadi  korupsi  dalam  negera  itu.

            Pemerintahan  yang  selalu  memperhatikan  pembangunan  yang  untuk lebih  memakmurkan  bangsanya, untuk  kepentingan  rakyatnya, tidak  bertindak semena-mena  pada  rakyatnya.

            Membagi  itu  banyak  hal, bisa  saja  dalam  bentuk  harta, dalam  bentuk  ilmu, dalam  bentuk  nasehat,  dalam  bentuk tenaga. Bantuan  dalam  bentuk  harta  dari  pribadi  sudah  di  wujudkan  dalam  agama, dengan  kekayaan  harta dua  setengah  persen, dengan bentuk uang, sedekah  hewan   juga  ada  aturanya. Yang  sudah  di tetapkan  jika  kita  mau  mengikutinya.

            Mereka  yang  di tunjuk  oleh  Negara  untuk  memberikan  ilmu, itu  secara  sah  adalah  sering disebut sebagai  seorang  guru  yang  baik,  sebagai  seorang  dosen  yang  baik, atau  sebagai  ulama  yang  baik. Semua  itu  adalah  wujud  pembagian  yang  sudah  di  jalan  oleh  pemerintah.

            Dalam  bentuk  lain  di  Indonesia  ada  wujud  membagi  ini  kita  perhatiakan  dengan baik-baik. Itu  mulai  dari  sekolah  gratis  dari  tingkat  sekolah  dasar  hingga  Sekolah  menengah  atas, ada  juga  beasiswa  untuk  murid  sekolah,  mulai  dari sekolah  dasar  hingga  sekolak  menengah  atas, bahkan  beasiswa juga  di  berikan  di  tingkat  universitas.

            Lalu  pemerintah  sudah  memiliki  program  khsusus  untuk,    memberikan nasehat  kepada  rakyatnya,  yaitu  melalui  ulama, dimana-mana  ulama  di tugaskan, baik  secara  pribadi  atau  tugas  Negara. Kalau  para  ulama  tak  ada  maka  akan  rusak  negeri  ini, karena  tidak  tahu  lagi  aturan moral, tingkah laku dalam keluarga atau juga dalam lingkungan masyarakat di sekitanya.

            Melalui  tenaga pemerintah  memberikan, para  pegawai  Negara,  mulai  dari  mentri  hingga  sampai  dengan  RTnya, yang  siap  melayani  rakyatnya dengan  segala  upaya  dan  program  yang sudah  di  tentukan  oleh  Negara.

            Jadi  wujud  dari  membagi itu  adalah memberikan  kelapangan  dadanya, maka lebih  baik  memberi  daripada  kita  menerima,  karena  mulia kita  bila memberi. Maka kehormatan akan datang dari Allah.

            Memberi  ilmu  bukan  hanya tugas  pemerintah, tapi  juga  kewajiban bagi  sebagai  umat  manusia. Wujud  membagi  akan terbentuk  tindakan  yang  akan  selalu  bermanfaat  bagi  dirinya  juga  bagi  orang  lain.

            Seorang ahli hikmah berkata, barangsiapa sedekah, namun ia telah meremehkan dengan sedekahnya itu, maka batal pahalanya, nanti akan dilempar kewajahnya  sedekahnya itu. Itu dapat kita maknai bahwa  sedekah  itu harus ihklas, membagi itu harus  ihklas, dengan harapan akan  mendapat pahala dari Allah, jangan meremehkan orang  yang menerima sedekah  itu, tapi hormatilah  mereka, jangan menyinggung  perasaanya.

            Suatu contoh, bahwa  sedekah itu  dapat  juga  kita  makan dari  sedekah kita  sendiri, misalnya, kita  membawa air minum ke  dalam masjid, tetapi  kita  juga ikut  minum, karena kita  juga  merasa haus. Sedekah itu, atau membagi  itu bukan di  nilai banyak atau sedikit, tapi  ihklas. Karena  sedekah yang ihklas  meskipun sedikit Allah pasti akan  membalasnya.

            Membagi atau memberi, atau sedekah, berbagi pendapat, ada yang mengatakan memberi itu lebih baik  tidak terlihat, ada pula  memberi itu lebih baik Nampak, agar ada orang lain yang  juga  mau  memberi, dengan melihat  kita  telah  memberi maka harapan ada orang lain juga  ikut  suka memberi. Untuk membuka kesadaran  pada manusia  lainnya agar terbuka hatinya perduli  dengan orang  lain. Terpenting adalah mau memberi dengan ihklas. 

Sikap  yang  selalu  mau  memberi  akan  memberikan  ketenangan  bagi  dirnya, juga  akan  selalu  tenang  di  mana  saja  kita  berada, akan  terjaga oleh  keadaan  yang  karena banyak  orang senang  dengan  kita, karena  kita  senang  memberi  kepada  orang  lain. Kita  akan  terjaga  dimana  saja  kita  berada.

            Sungguh  indah  jika kesuksesan  dalam  keadaan  tenang,  aman dan  damai, sehingga  terpancar  dalam  keluarga  yang  bahagia, kampung  yang  aman  dan  damai, suatu  kerukunan  tetangga  akan tercipta. Jika  tergabung  dalam  keluarga  yang  bahagia tersebut, di  dalam  lingkungan kita.
Sumber Tulisan:

 -    Kitab Ahya Ulumudin di tulis oleh Imam Al Gazali
-       Kitab Shaihul Ibad di tulis oleh Ibnu Hajar Asqalani
-       Al Quran
-       Al Hadist
-       Kompas, 2014(21-6) Sabtu.
-       Ilmu Gaib Ditulis oleh Prof. Dr Muhammad  Mutawalli  Sharowi
-       Pendidikan  Agama  Islam –Drs. A.Toto  Suryana Mpd
-       Dari Meja Tanri Abeng, Gagasan, Wawasan, Terapan, dan Renungan (Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1997)  
-       Pendidikan  Pribadi-karya  Dr Fritz Kunkel  dan Ruth Kunkel (Balai Pustaka)
-       Motivasi  Daya  Penggerak  Tingkah  Laku - Martin Handoko




 Sekilas Riwayat Penulis
Nama                           : M Kamil
Nama orangtua Pria    : Sidik
Nama orangtua wanita: Nurholilah
Tempat tanggal lahir   : Palembang, 21 November 1965.
Almat                          : Jl.Kha.Wahid Hasyim 7 ulu rt.13 Lr.Terusan II. No. 510 Palembang. 30253
Telepon                       : 0819-7888802

Pendidikan.
-Sekolah dasar Negeri di Palembang tamat tahun 1979
-Sekolah Menengah Pertama di Palembang tamat tahun 1983
-Sekolah Menengah Atas di Palembang tamat tahun 1986
-Sekolah Jurnalistik di Jakarta tamat tahun 1987
-Sekolah di Universtas Terbuka tahun 1998 tidak tamat di Palembang
-Sekolah di Universitas Taman Siswa dua tahun Fakultas hukum tidak tamat tahun 2010 di Palembang

Pengalaman pekerjaan.
-di tahun 1986 pemenang satu menulis di LIPI
-di tahun 1987 Tenaga Kerja Sukarela Butsi di Belitung
-di tahun 1988-1996 penulis lepas di media local Palembang.
-Wartawan Media Guru tahun 1997 di Palembang
-Wartawan Gema Pancasila tahun 1998 di Palembang
-Wartawan Majalah Fakta tahun 1999 di Palembang
-Wartawan Media Sumatera tahun 2000 di Palembang
-Menerbitkan buku Novel local di Palembang, tahun 2001
-Wartawan Patroli tahun 2001-2012 di Palembang
-Menulis buku Biografi ”Ramli Sutanegara” tahun 2010
-Menulis buku cerita Rakyat Sumatera Selatan tahun 2013


Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...