MENCAPAI
    BAHAGIA
                                            Di
Tulis Oleh:
                                                                                   
M Kamil
Pesan
Wahai
Anakku:
Moulavi, Maharani, Murniati dan
Megawati Sempurna Putri:
          Bila engkau
berteman pilihlah teman yang bila engkau berkhidmad kepadanya akan
menghargaimu.
            Jika
engkau berteman kepadanya akan memperbaikimu. Jika engkau membutuhkan biaya dia
akan mau membiayaimu.
            Temanilah
orang yang bila engkau mengulurkan tangan untuk kebaikan dia akan memberi
bantuan.
           Apabila
engkau memberi kebajikan kepadanya dia akan membalas, bila melihat kebaikanmu,
akan mengenang.
            Jika
melihat kejelekanmu, ia akan menutupi, bila engkau berkata dia membenarkan.
Jika engkau memerintah, dia akan taat. Bila engkau berselisih tentang sesuatu
dia mendahulukanmu.  
            Salam
kepada semua pembaca buku ini, semoga sakit dalam hati akan terobati. Amin.
                                                            Daftar ISI
                                                                                                                                                                                                                             Hlm.
Judul           …………………………………………………….                      1.
Pesan          …………………………………………………….                      2.
Daftar Isi    …………………………………………………….                      3.
Prakata       …………………………………………………….                      4.
Bagian        I.      MENCAPAI BAHAGIA ………………………… …..                5.
Bagian       II.     BAGAIMANA MERUBAH KEHIDUPAN SAYA……               14.  
Bagian     III.    MASA-MASA
MENUJU BAHAGIA…………………..               22.
Bagian      IV.    KOMUNIIKASIKAN DIRI ANDA…………………….               30.
Bagian.     V.     MEDITASI
………………………………………………             36.
Bagian.    VI.    INGIN MELAKUKAN
SESUATU LAKUKANLAH…               42.
Bagian.   VII.   MENIKMATI
KEBAHAGIAAN………………………              49.    
Bagian.  VIII.  MEMELIHARA KEBAHAGIAAN…………………….                56.
Bagian.     IX.  MEMBAGI KEBAHAGIAAN   ………………………
              69.
Sumber Tulisan…………………………………………………                    79.
Sekilas Penulis …………………………………………………                    80.
PRAKATA
Sesungguhnya ini menorehkan apa yang sudah terjadi disekitar kita selama
ini, yang sudah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja anda tidak
memiliki waktu untuk menyampaikannya dalam bentuk tulisan, bahkan mungkin
pembaca lebih tahu dan mengerti dari saya, ini sekedar mengulang yang ada dan
yang terjadi pada diri kita.
Kejadian yang saya sampaikan ini, terjadi pada siapa saja, bukan hanya
pada seorang konglomerat tetapi juga terjadi pada orang-orang yang melarat.
Bedanya hanya pada tempat dan waktu, tetapi semuanya di harapkan oleh setiap
manusia yang ada dimuka bumi, dan itu akhir dari cita-cita dari tiap manusia
dimana saja berada.
Kebahagiaan tidak dimiliki seorang saja, tapi milik semua orang yang
hidup dimuka bumi, yang ingin mencapainya, mempertahankanya, menikmatinya,
bahkan mungkin sampai ingin membaginya.
Berharap ini merupakan semangat baru untuk menuju pada hari esok yang
lebih baik, ibarat kendaraan yang sudah di isi bahan bakar.
Penulis.    
Bagian I
MENCAPAI BAHAGIA
      Tingkah
laku manusia, semata-mata di tentukan oleh kemampuan berpikirnya. Makin
inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang akan semakin baik perbuatanya,
dan secara sadar pula melakukan perbuatan untuk memenuhi keinginanya. Bila
manusia lapar, ia segera mencari makan. Tetapi kalau ia makan sampai kenyang,
akan mengalami ketidakseimbangan baru yang lebih tinggi sipatnya, misalnya lalu
ia ingin merokok setelah makan, atau ingin membaca dan lain-lain.
            Disini
di tarik kesimpulan bahwa tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu
kebutuhan, dan tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian tujuan yang
dapat memenuhi kebutuhan akibat dari kita melakukan suatu tindakan, tindakan
itu tiada lain mencapai tujuan. Bila tujuan pertama sudah terpenuhi, akan
terjadi tindakan, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang ingin dicapai itu dapat
dilakukan dua kebutuhan, kebutuhan biologis, kebutuhan pokok, makan, minum,
bernapas, istirahat dan statusnya. Kebutuhan kedua adalah secara psikologis
yang kebutuhan ini di penuhi akan menyebabkan orang menjadi lebih bahagia hidupnya.
Contohnya, kasih sayang, perasaan aman, kebebasan dan lain-lain.
            Menurut
A H Maslow, kebutuhan harus di penuhi manusia agar manusia dapat berkembang
dengan baik adalah:
1.     
Kebutuhan bilogis.
2.     
Kebutuhan akan rasa aman
3.     
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
4.     
Kebutuhan akan penghargaan
5.     
Kebutuhan untuk tahu
6.     
Kebutuhan akan keindahan
7.     
Kebutuhan akan kebebasan bertindak. 
Kalau kita perhatikan dengan seksama, banyak hal-hal yang tanpa sengaja
di lakukan, kita melakukan suatu timbal-balik yang saling berkaitan, yaitu
ingin mencapai tujuan yang setiap hari kita perjuangkan dengan cara-cara dan
pola kita masing-masing.
Untuk mencapai bahagia menurut manusia dengan cara menjadi pejabat Negara
dan bangga dengan jabatannya, ada yang hanya menjadi pegawai biasa, ada yang
menjadi seorang pedagang saja, atau menjadi seorang ulama, seorang wirausaha,
serta berbagai usaha lainnya, yang menurut manusia mencapai bahagia.
Semuanya hanya tujuan yaitu merasakan bahagia, bahagia dirasakan oleh
pejabat Negara, dan juga untuk petani, hanya kondisi dan keadaan saja yang
berbeda-beda.
Tetapi bisa saja seorang pejabat yang menderita dengan jabatannya. Namun
sebaliknya seorang yang tinggal di rumah gubuk merasakan bahagia, ia damai dan
rukun dengan keluarganya, ia nikmati dengan senang hati tanpa beban dan pikiran
yang menyiksanya, mereka makan apa adanya tanpa makanan yang lezat dan lauk
pauk yang berlebihan setiap harinya.
Banyak yang mencari harta dengan sepenuh hati siang dan malam tetapi yang
menikmati terlebih dahulu adalah orang lain. Misalnya pembantunya. Banyak orang
yang memiliki jabatan dan kekayaan tetapi lupa dengan ibadahnya, lalai dengan
kewajiban ibadahnya. Sementara para petani yang berada di desa-desa hidup
dengan tenang menikmati ibadah dan sholat mereka dengan nikmat penuh ceria.
Hasil jerih payah petani di nikmati oleh anak-anak yang taat dan tahu
aturan sebagai anak yang berbakti, tapi anak seorang pejabat dengan hasil
korupsinya dinikmati oleh anak-anak mereka dengan cara berpoya-poya, kesana
kemari hingga menikmati dengan saling melacurkan diri antara mereka, apakah itu
kebahagiaan?
Bila kita lihat bahwa manusia tidak dapat menentukan, bahwa dia bimbang
menentukan  pekerjaan mana yang akan
dipilihnya atau perempuan mana yang akan di nikahinya, atau bila tidak tahu
apakah dia mencintai atau membenci seseorang atau suatu hal, maka tidaklah  kita ketahui 
keinginan-keinginan mana  yang paling
kita harapkan dalam jiwa. Kalau demikian halnya orang akan bertanya tentang
satu bagian dan melupakan keseluruhanya. Tetapi kita bertanya tentang pribadi
manusia yang bimbang ini. Kita puas, jika kita telah mengerti apa maksudnya dia
bimbang dalam keadaan ini, apakah gunanya kebimbangan. Karena manusia itu
mmiliki rencana dalam hidupnya.
Lain lagi cara dan usaha yang dilakukan seorang pemuda yang tertarik
dengan seorang pemudi, dan ingin perempuan itu menjadi calon istrinya,
pertama-tama, dia cari tahu namanya.
Lalu mulai menyelidiki bagaimana tingkah lakunya, dengan maksud, agar
kelak mendapat bahagia, mencapai suatu kebahagiaan di masa yang akan datang,
sehingga pada akhirnya ia yakin itulah pilihan hidupnya yang tepat.            
Tetapi bukanlah sesuatu yang baru, kadang wanita menolak dinikahkan
dengan seorang laki-laki yang hanya mengandalkan hartanya, lalu apa yang dicari
oleh seorag wanita?
            Seorang wanita bertanya, mengapa ada
laki-laki sampai beristri lebih dari satu? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan
berbagai jawaban yang berbeda-beda, namun pada intinya semua orang ingin menuju
suatu tujuan yaitu bahagia.
Rumah-tangga retak, hancur, serta berpisah. Tidak semua karena harta (kemiskinan),
tetapi alasan yang utama karena tidak ada kebahagiaan didalamnya, kebahagiaan
yang dirasakan selama berumah-tangga.
            Tapi sebaliknya, banyak perempuan
yang aman dan bahagia dengan menikmati, ia sebagai istri kedua atau ketiga, ia
sehat-sehat saja, ia merasakan bahagia pada dirinya.
Jadi jelas sekali bahagia itu adalah milik siapa saja, miliknya semua
manusia di muka bumi, dengan pola dan cara mereka masing-masing untuk menikmati
bahagia tersebut.
Seorang istri pejabat walikota bahagia sekali, namun sayang baru satu
tahun menjabat bahkan belum sampai satu tahun, ternyata menjadi walikota dengan
hasil suap, maka musibah itu datang melanda keluarga ini, sang istri juga
terikat dalam kasus ini, sehingga suami istri dipenjarakan, maka hilanglah
kebahagiaan dalam rumah-tangga itu.
Kepalsuan yang di tanamkan oleh orangtuanya, di rumah seperti dewa tapi
di luar  seperti setan, berpoya-poya
dengan hasil kerjanya, masuk hotel-hotel, berpoya-poya dengan perempuan yang
bukan istrinya, maka rohani dalam dirinya tertanam saling tipu menipu, kalau
ini yang terjadi maka itu sudah membuat jurang kehancuran, jurang neraka, bukan
kebahagiaan yang akan terjadi.
Ingin mengejar dunia ini dengan cara apa saja, dipaksakan dengan besar
pegeluaran dari pada pendapatan “besar pasak dari pada tiang”, memaksakan diri
agar di pandang mewah oleh orang lain, kredit mobil dipaksakan, padahal rumah
saja belum dimiliki.
Banyak orangtua yang memiliki harta 
memberikan anak dengan fasilitas kemewahan, sehingga, anak tergelincir
perbuatan yang melanggar hukum Negara, orangtua menjadi tersiksa batinnya,
akibatnya timbul penyakit yang beraneka ragam, mulai dari penyakit kanker,
penyakit, dan berbagai penyakit lainnya.
Setiap perbuatan yang di lakukan oleh orang tuanya, maka akan berdampak
kepada  perbuatan anak mereka, yang  diciptakannya sendiri oleh orangtuanya dengan
tanpa sadar atau mereka sadari, “bahwa rebung tidak jauh dari rumpunnya, kalau
jauh di makan babi”.
Kasus kecil, seorang anak yang meronta-ronta karena tidak dibelikan es
krim oleh orang-tuanya, ketika dibelikan apa yang dia inginkan rasa senang pun
ada pada dirinya, sehingga ia bermain dengan ceria dan kesedihan pun hilang
dalam dirinya. Namun sebaliknya, seorang anak menangis meronta-ronta ketika
dilarang orangtuanya saat ingin bermain dengan temanya yang berada di hadapanya
hanya berbatas pagar. 
Akibatnya ia dendam, bahkan menderita demam, apakah ini bukan suatu
perbuatan pelecehan terhadap hak-hak bahagia yang diharapkan oleh anak-anak,
artinya, kita telah merampas kebahagiaan dari anak sejak usia dini, sehingga
tanpa kita sadari kita telah menanamkan suatu kekerasan yang dipaksakan dengan
sengaja atau tanpa sengaja, sehingga tumbuh dengan subur tertanam dalam diri
sang anak, yaitu sikap memaksa yang tidak memperdulikan hak-hak orang lain dan
hanya ia tahu keingannya harus terpenuhi. Sehingga terciptalah pola atau suatu
cara yang salah jika orangtua yang selalu mendukung anaknya untuk memaksa orang
lain agar mainan yang dimiliki orang lain itu diberikan (dipinjamkan) pada
anaknya, kejadian ini terus berlangsung terjadi, sehingga tertanam pula dalam
diri sang anak bahwa hak milik orang lain adalah miliknya, Dan ini adalah cara
mencapai bahagia yang salah. 
Pernahkah anda memancing ikan, dan merasa senang sekali ketika pancing
anda ditarik-tarik oleh ikan dan akan bertambah senang sekali ketika anda benar-benar
mendapatkan ikan yang anda inginkan. Bahagia yang sangat nyata yang di rasakan
oleh seorang pemancing ikan. Ini Nyata.
Dengan demikian, bahwa bahagia itu bukan hanya didapat dengan materi,
tetapi apa yang di rasakan oleh hati, saat bahagia dirasakan maka jantung
berjalan dengan baik, aliran darah mengalir dengan normal, pikiran berkembang
jernih dan sempurna, otak berpikir bersih 
tanpa beban yang tersirat. 
            Jadi, bahagia adalah milik semua
orang, sudah sangat jelas sekali, lalu mengapa seringkali kita merasa lebih
dari orang lain, kalau dirasakan demikian, artinya kita belum memiliki bahagia
itu pada diri kita.   Itu salah satu
kenyataan namun semu yang sering di tampilkan manusia.
Agama manapun tidak membedakan suku dan golongan, untuk menyatu dalam
satu komunitas atau kelompok atau persahabatan, atau dalam satu kelompok
golongan politik, atau dalam kampung, dan di masyarakat. Tidak membedakan ras
dan kulit,
Semuanya dapat menyatu dalam hubungan, dapat menciptakan bahagia atau
bahkan menciptakan suatu permusuhan. Seorang Ahli Hikmah berkata, ”dua perkara
tidak lebih  utama dari keduanya  yaitu, Iman pada Allah  dan 
memberi manfaat kepada  orang  lain, bisa saja dengan  cara 
yaitu, baik  dengan  ucapan, kuasa, harta, atau  dengan tenaga.”
Bahagialah anda yang keadaan akal anda menjadi raja, sedangkan nafsu
menjadi tawanan. Dan celaka bila nafsu anda menjadi raja sedangkan akal anda
menjadi tawanan. Karena kalau anda meminta pada orang lain, anda akan sembah
orang itu.
Apabila anda orang yang sibuk dengan dunia, apabila anda orang yang kaya-raya
jangan anda terlena dan hanya sibuk dengan menghitung harta anda, agar anda
tidak merasa gelisah, serta jauh dari rasa curiga pada orang lain, pada anak,
pada saudara, serta pada sahabat.
Sehingga anda merasakan ketenangan, kalau anda tidak tenang maka anda
tidak akan bahagia dengan diri anda sendiri, tentang diri anda sendiri merasa
selalu tidak pernah akan diam di mana saja berada.
Jangan pernah menyatakan kesulitan diri pada orang lain, hal itu
membuktikan bahwa kita tidak rela dengan takdir dan ketentuan Allah, karena
akan lebih baik kalau  kita mengadu
tentang permasalahan kita kepada Allah.   
   
            Bahwa sesungguhnya, rasul Allah
berkata, “ya Allah segala puja-puji bagimu, kepada engkau kami mengadu, dan
hanya engkau yang bisa memberi pertolongan, tidak ada daya dan upaya, tiada
kekuatan kecuali dengan pertolongan-mu yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”.
Ini suatu cara untuk memberikan,
memiliki dan merasakan bahagia dengan tanpa paksaan, tanpa dikorbankan orang
atas diri kita.
Kita akan selalu bahagia apabila kita senantiasa berada dalam tiga
keadaan; pertama, melaksanakan perintah Allah. Kedua, menjauhi larangan Allah.
Ketiga, rela akan qodo dan qodharnya.
Seorang sahabat rasul bertanya, lalu bagaimana kalau tidak bahagia? Artinya
kita dalam keadaan kesusahan, mendengar hal ini sebagian tokoh agama. Ahli
hikmah mengatakan, ada tiga hal yang dapat menghilangkan kesusahan yaitu; zikir
kepada Allah. Menemui para Wali Allah. Mendengarkan nasihat ahli hikmah.
            Zikir kepada Allah artinya selalu
menyadari bahwa kita dilahirkan dan diciptakan. Menemui para wali Allah maksudnya
adalah datang menemui orang-orang yang pandai untuk memberi nasehat pada kita. Mendengarkan
nasehat ahli hikmah maknanya adalah mau dan siap menerima nasehat dan sanggup
untuk mengubah sikap yang lebih baik, dan bukan mempertahankan keinginan pribadi
saja.
Bahwa orang yang paling bahagia ialah orang yang memiliki hati yang
mengetahui bahwa Allah selalu bersamanya, memiliki jiwa yang sabar dan rela
atas apa yang ia miliki, qonaah, menerima pemberian Allah dengan senang hati
dan menerima apa adanya.
Jangan sampai nafsu yang mengendalikan diri kita, itu sama artinya akal
menjadi budak sedangkan nafsu menjadi raja, tentu akan sangat menyedihkan
sekali, apabila kita sudah diperbudak oleh nafsu kita, sangat menyedihkan dan
celakalah kita, sama juga artinya kita di penjarakan oleh budak nafsu.
            Empat hal penyebab muncul rasa
gelisah sehingga hati menjadi gelap; pertama, perut yang selalu kenyang. Kedua,
berteman dengan orang zalim (jahat), ketiga, suka melupakan dosa. Lalu yang
kempat banyak mengkhayal.
Perut yang selalu kenyang tidak pernah berhenti makan, sambil berjalan
ataupun duduk tak berhenti makan, sehingga hampir tak pernah terlihat ia dalam
keadaan tidak makan.
Ini  manusia 
yang  tidak  tahu 
akan dirinya, maka  mustahil  ia 
akan  tahu penciptanya. Berteman
dengan orang zalim maksudnya mau berteman dengan penjudi, pencuri, pemabuk,
penipu.  Maka  jangan 
harap  kita  akan 
bahagia, tapi  hanya  keresahan yang  akan 
selalu  melilit  dalam 
pikiran  kita  di  mana  saja 
berada, kita  akan  menjadi 
manusia  pemalas, butuh  terus 
ketergantungan  pada  orang 
lain, tidak  yakin  dengan keagungan  Allah. Akan mudah  putus 
asa, terhadap  diri  sendiri 
apalagi  kepada  orang 
lain  dan  juga 
kepada  Allah.  
Suka melupakan dosa artinya selalu meng-anggap dosa-dosa yang telah
lakukan dibiarkan berlalu begitu saja, seperti tidak pernah berbuat kesalahan
saja, tidak mau intropeksi diri.
Maksud banyak mengkhayal, berbicara
yang tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan
Nabi
Muhammad mengatakan, kita dapat melihat tanda-tanda orang yang tidak bahagia
atau tanda-tanda orang yang celaka, yaitu; orang yang telah mendustai dirinya,
yang tampak ia bahagia padahal sesungguhnya ia dalam keadaan menyiksa batinnya.
Ia selalu  tampil  dengan alim, rajin  ia 
ibadah, namun  itu  hanya 
di hadapan  keluarganya, tapi  diluar, ia tak mau  ibadah, melacur  dan 
judi, memaksa, menipu  itu  sudah 
jadi  pekerjaanya. Ini kebahagiaan
yang semu.
Orang yang tidak Bahagia itu ada empat tanda, suka melupakan   dosa-dosanya yang telah lalu, padahal dosa
itu selalu membayangi dirinya, suka membanggakan kebaikanya yang telah lalu,
padahal ia tidak tahu apakah kebaikan yang di lakukannya itu di terima atau
tidak, ia selalu bangga dengan bersahabat pada orang-orang yang berharta, tapi
ia selalu menghindar atau bahkan ia merasa risih berdekatan dengan orang-orang
yang miskin, agama ia anggap sepele dan tak perduli.
Dapat pula kita  perhatikan
bagaimana orang yang bahagia itu, kita dapat melihatnya ia selalu dalam hatinya
mengingat-ingat selalu bahwa ia telah berbuat dosa, sehingga ia selalu bertobat
dan bersabar, ia tak pernah lagi mengingat-ingat akan kebaikan yang telah di
lakukan, ia ihklas bila ia telah berbuat baik, urusan agama lebih dia
utamakan  dari pada urusan dunia, ia
kasih dan sayang pada orang-orang miskin, berusaha selalu untuk menolongnya,
pada orang-orang yang lebih kaya ia tidak melebih-lebihkan, ia merasa semuanya
sama karena ciptaan Allah semata.
Sahabat Nabi Ali RA, berkata,”barangsiapa sedang mencari ilmu, maka
sebenarnya ia sedang mencari surga. Dan Barangsiapa mencari kemaksiatan maka
sebenarnya ia sedang mencari neraka.”  
Sebuah pepatah lama “kebahagiaan itu bukan terletak pada melakukan apa
yang ada menurut akal sehat, tetapi menguasai apa yang harus anda lakukan. 
Menurut Louis A. Allen 
seorang  pakar  manajement yang  pada  tahun  1960-an di 
kontrak oleh Union Carbide sebesar US$ 5 
juta, manajer professional adalah pemimpin  yang melaksanakan tugasnya dengan
fungsi-fungsi manajemen. Dia harus memiliki keterampilan khusus di bidang
manajemen yang di peroleh melalui pendidikan formal maupun pengalaman. 
Allen kemudian
merinci enam karakteristik pokok manajer professional yaitu:
1.      Mempromosikan dan mengembangkan
kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadinya.
2.      Menekankan aspek manajemen dengan
memanfaatkan kemampuan orang lain.
3.      Melakukan desentralisasi  kekuasaan dengan  kemampuan 
memilih  mana
keputusan-keputusan  yang harus  di ambil 
sendiri, dan dimana yang 
harus  didelegasikan.
4.      Berpikir dan bertindak secara
rasional dengan memanfaatkan ilmu pengaetahuan dan pengalaman yang di
milikinya.
5.      Melakukan komunikasi  proaktif 
dan partisipatif  dengan
bawahanya, untuk 
6.      Menciptakan lingkungan dan suasana
kerja yang dinamis, terbuka dan tertib. Intruksi dan paksaan itu di jauhi. Menjalankan
fungsi kontrol dan mendelegasikan pekerjaan, sehingga ia dapat memanfaatkan
energi dan waktunya untuk masalah-masalah yang lebih strategis, atau pada hal-hal
yang bersifat visioner.
Karakteristik manajer  professional 
dalam  pandangan Allen tersebut,
tampaknya belum memasyarakat  benar  di 
kalangan  pemimpin-pemimpin  bisnis 
di  Indonesia. Padahal  manajer 
dengan karakteristik  seperti  itulah  
yang  di  perlukan, kalau  kita 
ingin mengembangkan  manajemen
professional. Apakah itu di lingkungan dunia usaha, di dunia pendidikan,
pemerintah dan sebagainya.
Kalau dalam suatu organisasi usaha yang berkuasa
adalah orang–bukan sistem-karena ia memiliki saham mayoritas misalnya, maka di situ
sulit diterapkan prinsip kerja manajemen professional. Sulit karena keputusan
dan proses bisnis akan selalu diwarnai oleh subyektivitas induvidu. Semua
tergantung pada selera individu sang bos. Bahkan tidak keputusan diambil
sekedar to make the boss looks good.
Lantas bisa jadi karena mentalitas rakyat jajahan
belum lenyap benar, sebagian orang tetap bergantung pada perintah. Seakan-akan apa
saja yang di katakan bos adalah wahyu yang tidak mungkin salah. Celakanya,
begitu  bos  memberi kebebasan brkreasi karena ia  sendiri 
sudah  tidak  mampu memahami  dinamika 
dan perubahan-perubahan, semuanya langsung bingung.
Itulah 
visualisasi  pengalaman  pahit 
yang  menimpa  berbagai 
usaha-usaha  keluarga  yang 
ada  di  Indonesia. Pada  saat 
skala  uasaha  masih 
kecil  dan bisnis  belum 
begitu  rumit, pemilik merangkap
pengelola alias the owner  manager  barangkali masih  cocok. Usaha kemudian  membesar, tiap  tahun 
bikin  PT, bisnis  makin 
komplek, tetapi  pemilik  tetap “ bersolo-karir” Tidak ada mekanisme
kontrol karena pemilik atau pemimpin bisnis keluarga tersebut berwenang mutlak.
Bahkan sejak akte pendirian perusahaan hingga rekening air minum di kantongi
sendiri. (Dari meja Tanri Abeng, wawasan, Gagasan dan Renungan)
Kembali 
kita  pada  tujuan, yaitu 
menuju  pada  kesuksesan 
yang  ingin  kita 
capai, atau  bahagia  yang 
ingin  kita  capai.  Mari 
kita ikuti  yang  mudah 
dan  gampang  untuk 
kita  ikuti  saja. Kalau terlalu berat mengikuti petunjuk
di atas. 
Untuk mencapai bahagia itu perlu mengikuti aturan-aturan,
pertama memilki tujuan, kemudian merencanakan, menggambarkan, kemudian
pelaksanaan, hasilnya, istiar.
Pertama 
adalah  tujuan, misalnya  saja kita 
akan  melamar  seseorang 
gadis, yang di butuhkan 
adalan  calon pengantin, wali,
dua  orang  saksi, mahar 
atau  mas kawin  dan ijab Kabul.
Untuk calon ada pengantin pria dan pengantin wanita
yang sah untuk di nikahkan. Wali itu orang yang bertanggungjawab untuk menikahkan
pengantin perempuan tersebut. Apakah wali nishab atau wali hakim. Wali juga
memiliki hubungan darah dengan pengantin yang akan di nikahkan. Saksi, yaitu
dua orang yang menjadi saksi atas terjadinya pernikahan. Mahar, adalah yaitu
pemberian dari pihak laki-laki kepada perempuan saat pernikahan. Ijab yaitu
ucapan penyerahan dari wali perempuan kepada pihak laki-laki. Qabul, yaitu
adalah penerimaan pihak laki-laki atas penyerahan perempuan dari walinya.
           Jika  sah 
maka keduanya  sudah  sebagai 
suami  istri, ini  salah 
tujuan  dari  sebuah pernikahan  adalah 
ingin  bahagia  di 
dalam  membina  rumah 
tangga tersebut.
          Menjadi  pertanyaan 
bagaimana  kalau  ingin 
menjadi  pengusaha  yang 
berhasil, yang  sukses  atau 
bahagia.  Misal  kita 
ingin  menjadi  seorang Pengacara, Persiapan  pertama 
adalah  sekolah   dasar, 
lalu  sekolah  menengah pertama,  kemudian 
sekolah menengah  atas,  di 
lanjutkan  sekolah  di 
perguruan  tinggi, tentunya  mengambil 
jurusan hukum. Kemudian mengikuti pelatihan pengacara. Kalau di
Indonesia adalah, misalnya Peradi atau Persatuan Advokad Indonesia. Kemudian di
mulailah praktek seorang pengacara.
Itulah 
persiapan  yang  kita 
butuhkan, jika  ingin  sekali 
untuk  tujuan  menjadi 
seorang  pengacara, berbagai  rintangan 
dan  liku-liku  yang 
akan  kita  jalani 
untuk  ini. Namun itu harus dan
siap kita menghadapinya.
           Jika  keinginan 
kita  adalah  pengacara, maka  itu 
sudah  dapat  kita 
bayangkan, kemudian  kita  ikuti, bagaimana  petunjuk 
dan  pelaksanaan  menjadi 
seorang  pengacara. Segala  rutinitas 
dan  langkah-langkahnya  yang 
sesuia  dengan persyaratan  sebagai 
seorang  pengacara  tersebut.
           Ini sudah terlihat apa
yang kita inginkan tersebut. Kita 
telah  melangkah  pada perubahan  kehidupan 
yang  kita  inginkan, itu 
langkah-langkah yang  kita  harapkan 
untuk  mencapai  bahagia 
yang  kita  harapkan 
tersebut. Jadi  jelas  tergantung 
dengan induvidu  yang  mengalami atau  yang 
berkeinginan  yang di  cita-citakan 
tersebut. Meskipun itu sesuai dengan tingkat kemampuan hidup manusia.
           Tentu  kita 
juga  harus  memiliki 
sikap  yang  cepat bertindak, di  dalam 
menghadapi persoalan  yang  kita 
hadapi  tersebut, karena  kita 
mulai mejalani sisi-sisi masa 
kehidupan  yang  ingin 
kita capai tersebut. Perlu untuk kita renungkan, yaitu di evaluasi
segala sesuatu yang telah terjadi, atau yang akan kita lakukan mendatang. Karena
waktu tidak pernah menunggu kita, tetapi kita yang harus selalu  waspada dengan keadaan yang  terjadi, karena waktu itu akan terus berjalan
sesuai  dengan putaranya sendiri.
Jika demikian ia 
terus berjalan tanpa ada perundingan dengan kita, kewaspadaan yang harus
selalu kita jalankan, maka dari itu ikuti agenda yang sudah anda rencanakan  
sendiri. Di butuhkan sikap yang terjadwal, terencana, sehingga itu  di 
laksanakan dengan mengikuti petunjuk 
awal  yang telah di rencanakan  tersebut.
Kesuksesan itu ada dalam rencana anda, bukan yang
suda di miliki orang. Jadi total atas keinginan dan program  yang kita kehendaki semata-mata. Tapi
pengembangan dan hubungan barulah anda 
butuh  kepada orang lain, tapi
program anda  yang  di ikuti, jangan pernah tergantung pada  orang lain. Setelah program terencana  siap, maka sudah saatnya untuk di
evaluasi  dengan  tepat. Pelaksnaan  di lakukan setelah persiapan  sudah siap betul, jangan setengah-setengah
laksanakan program dengan sungguh-sungguh.
Jangan terpengaruh, atau sampai menyimpang dari
rencana  semula, karena  selalu
Evaluasi, dengan langkah yaitu 
dibutuhkannya  meditasi, maka
akan  tergambar apa yang  sudah dan akan kita  rencanakan 
semula. Setelah tergambar  dengan
jelas, langkah-langkah  yang  dan akan di 
lakukan  oleh  kita 
sesuai  dengan  rencana. Jangan menyerah  sampai di 
situ, tetapi lanjutkan  dengan
perbuatan. Sebuah tindakan yang nyata.
           Jangan sampai anda  menunda waktu untuk melaksanakan program  yang 
anda  miliki, tapi  lakukan 
dengan  tindakan  yang 
nyata. Karena dengan  kita  melakukan program yang  kita 
laksanakan, akan tampak dan selalu 
dengan  tepat  waktu, kalau 
kita  sampai menyimpang  dari 
jadwal  yang  sudah 
kita  rencanakan  semula. Akan timbulnya kegagalan, bahkan ada
kekecewaan.
           Sebaliknya jika rencana
yang sudah di gariskan, di jalankan sesuai dengan jadwal dan tepat waktu, lalu
di ikuti aturan-aturan yang ada, sesuai dengan keinginan yang memang di
harapakan. Maka akan tercapai bahagia yang selama ini kita harapkan. Tentu saja
kesuksesan berada  di  tangan kita, Sembilan puluh persen
sukses  ada  di pihak 
kita  saat ini.
           Bila keberhasilan
ada  di tangan kita, maka akan tergambar
keceriaan, maka akan banyak orang yang akan 
senang  pada  anda, kehormatan akan  datang, perjuangan yang  berat 
sudah  berlalu. Kesuksesan  sudah 
di  pihak  kita. Kembali lakukan evaluasi  yang 
matang  dan tepat.
           Apa yang  pantas  pada evaluasi 
sekarang? Yaitu mengenai 
anda  menggapai sukses itu
bukan  karena  usaha anda sendiri. Tapi  perjuangan anda sudah berhasil itu bukan
hanya usaha anda  sendiri, karena
banyak  orang  lain 
yang  ikut  di 
dalam  perjuangan  anda 
sekarang  ini.
           Maka sudah
sepantasnya  anda  melakukan tindakan, yaitu  merenungkan dengan membagi  hasil 
usaha anda  yang  di miliki. Bahagia  yang 
kita  rasakan, juga  ada 
hak  orang lain  yang 
juga dapat  mengikuti  bahagia 
bersama  kita  untuk 
saat  ini.
           Hubungan ini  jangan 
terlupakan, karena  bagian  pokok 
dari  bahagia, jika sampai  kita 
melupakan untuk  membagi  masa 
bahagia  ini. Maka  akan terjadi 
hambatan, rintangan, bahkan 
mungkin kegagalan  dan kehancuran.
Itu akibat melupakan untuk membagi bahagia 
pada  orang lain.
           Membagi kebahagiaan  pada 
orang  lain sesuai  dengan 
daya  kemampuan  yang 
dapat kita milikki sendiri, mulai 
dari harta atau uang, pikiran, saran, ilmu  serta tenaga dan lainnya. Hal itu juga harus
di lakukan dengan dasar kemufakatan bersama, secara pribadi atau mengikuti
aturan pemerintah, aturan  menurut aturan
agama yang  kita percaya masing-masing.
           Itu kita ikuti cara
pembagian yang sah, menurut  aturan
pemerintah atau agama, misalnya zakat, atau sedekah, atau pajak kekyaan yang
sudah di tetapkan oleh pemerintah kita Indonesia. Bisa juga sedekah secara
pribadi yang menurut daya kemampuan kita masing-masing, tidak ada paksaan untuk
memberi orang lain, tapi berikan kepada orang yang memang berhak untuk
menerima. 
           Sebuah Firman Allah
menyatakan,Dan apabila kamu hendak menghitung banyaknya nikmat Allah yang telah
di berikan kepadamu, agar kamu sekalian mendapat kebahagiaan. Di tambah pula.
Maka ingatlah kamu sekalian akan nikmat –nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu,
agar kamu sekalian mendapat kebahagiaan. Sehingga berharap kita  dapat merubah kehidupanya.          
Bagian II
BAGAIMANA MENGUBAH KEHIDUPAN SAYA
Kebanyakan orang berpikir bahwa hati harus dalam keadaan tepat sebelum bisa
menyelesaikan sesuatu yang berharga, itu sangat tidak benar, menyelesaikan
masalah tidak perlu banyak menunggu waktu, tetapi berpikir cepat namun tepat
dan bukan menambah masalah tapi menyelsaikan masalah.
            Apa yang terjadi? Bagaimana cara
saya mengubah kehidupan saya, dari kehidupan yang dipenuhi frustasi menjadi
kehidupan yang penuh kebahagiaan?
            Tariklah napas yang panjang, mundur
untuk mengamati kondisi dari kehidupan, arahkan pengamatan hati, arahkan itu
pada satu tujuan.
            Ahli hikmah berkata,”barangsiapa
meninggalkan dosa, maka hatinya lembut. Dan barangsiapa meninggalkan perkara haram
serta memakan yang halal, maka cemerlang pikiranya.” Jadi   kalau 
pikiran  sudah  cemerlang 
akan  terbuka  jalan 
untuk  menghadapi  tiap-tiap 
masalah.
            Masalah
yang sesungguhnya adalah bahwa setiap orang masalahnya pada orang lain? Sadarkah
kita bahwa kita menuai apa yang  kita tabur.
            Bumerang itu sendiri adalah bahwa
kita yang menciptakan situasi kita sendiri dengan pikiran yang kita lakukan,
serta itu kegiatan kita sendiri. Bertanyalah pada diri kita sendiri, siapakah
kita ini sebenarnya atau kembali pada kodrat sendiri, cobalah untuk
mempengaruhi diri anda sendiri.
            Orang yang memiliki integritas itu
tidak menuduh orang lain untuk kegagalan yang di jalaninya sendiri, hingga
berpengaruh pada dirinya sendiri. Atau orang lain akan memberikan suksesnya
kepadanya.
            Sudah  jelas 
bahwa, tidak ada keterasingan bagi 
orang  yang  berilmu lagi 
mau  beramal, serta  tidak 
ada  tanah  air 
bagi  orang  yang 
bodoh. 
            Filsuf Yunani, Aristoteles. Pernah
menorehkan rumus sukses dan bahagia, pertama, milikilah gagasan yang jelas,
tegas dan praktis, tujuan, sasaran.
            Kedua untuk mencapai sasaran itu
dengan suatu cara, baik melalui kebijaksanaan, uang, materi, maupun dengan
cara-cara tertentu, lalu ketiga kemampuan anda pada saat atau terhadap tujuan
tersebut.
            Untuk merebut seorang gadis saja
membutuhkan tujuan dan sasaran serta kemampuan, tentu tidak dengan sembrono,
tidak sembarang gadis yang kita inginkan, begitu juga seorang gadis tidak
sembarangan ia memilih seorang pasangannya, tetapi dengan penuh perasaan dan
teliti, terkadang sebelumnya ia impikan terlebih dahulu, tentang seorang pemuda
yang sangat diharapakannya itu.
                Ia bertanya pada temannya, tentang namanya, tentang
alamatnya, siapa orangtuanya, sudah punya pacar atau belum, bagaimana
keturunanya, bahkan bagaimana pekerjaannya, baru ia berpikir, adakah peluang
untuk diriku dapat tempat di sisinya? Muncul pertanyaan itu, ini salah satu
bentuk tujuan.
            Untuk  dapat 
melangkah, mampukah  kita  akan 
mengakui  kelemahan  diri 
kita  sendiri,  sehingga 
taat  dengan  aturan 
agama  dan  juga 
aturan  undang-undang  Negara, jika 
“ya”  maka  kita 
sudah  melangkah  menuju 
suatu  perbaikan  yang 
berguna.
            Menentukan tujuan sebenarnya adalah
pendidikan yang lebih kreatif terhadap kehidupan. Menentukan tujuan berarti
membentuk atau menciptakan kehidupan itu sendiri berdasarkan pilihan anda
sendiri.
            Kalau anda belum menerjemahkan
rencana anda kedalam langkah hari-hari dalam batas waktu, Kecil kemungkinan
untuk melaksanakannya anda akan berputus asa bahkan merasa frustasi.
Menunda-nunda atau mendahulukan aktivitas kedalam suatu tujuan.
            Banyak orang yang mempunyai harga
diri yang tinggi bahkan merasa bahwa memiliki harga diri yang tinggi. Mereka
menganggap bahwa pekerjaan mereka sangat bermanfaat. Tetapi mereka tidak
mengambil suatu langkah, atau memiliki asumsi, bahwa sukses yang mereka capai
dalam kehidupan itu akan selalu berusaha menekan mereka sendiri. Jangan pernah
berharap bahwa orang lain akan datang dan berkunjung dan akan membagi,
sesungguhnya sukses itu tanggungjawab terhadap diri sendiri.
            Terbaik  adalah 
kenalilah  dirimu,  jangan 
pernah  merasa  bahwa 
ada  orang  yang 
akan  menolongmu, kecuali  Allah. Maka itu  anda 
belum  mengenal  dirimu, 
dan  juga  Allah. Namun 
jangan  pula  pernah 
kita  memananamkan  dalam 
diri  kita  bahwa 
kita  ada  musuh, 
karena  musuh  yang 
sesungguhnya  itu  adalah 
nafsu.
                Jangan pernah 
berharap orang lain akan memberikan hasil pada anda, beberapa waktu yang
lalu, Amerika Negara superpower, tempat berkumpul orang-orang yang hebat.
Ternyata Negara ini adalah salah satu Negara yang tidak mau menerima kesalahan,
seperti anak yang manja ketika ia tak mampu melakukan sesuatu ia menyalahkan
orang lain, padahal itu adalah kesalahanya sendiri.
            Banyak orang bertanya,”Mampukah
saya, Tuhan?” Padahal sesungguhnya kita berkata ,“saya yakin Tuhan, bahwa saya
mampu menyelsaikan masalah ini, tapi segalanya dengan pertolongamu.”
            Tergambar bahwa dalam pikiranya itu
sangat tidak matang, cederung selalu menyalahkan orang lain, menyalahkan orangtua,
menyalahkan pimpinan, menyalahkan pemerintah, atau bahkan mengelak dari
kesulitan.
            Seharusnya kita giat berkerja dengan
apa yang kita ada sekarang ini, jangan menyalahkan orang lain apalagi orang
sekelilingmu.
            Hasil perbuatan itu adalah bukan
hasil kerja orang lain, akan tetapi sesungguhnya apa yang kita tabur itulah
yang akan kita tuai, tidak orang lain bertanam hasil akan diberikan pada kita,
apa yang kita perbuat tentu kitalah yang akan menikmatinya, tapi sesungguhnya
kita bertanya pada diri kita sendiri, mengapa hal ini  terjadi ?
Intropreksi
Diri. Pernahkah kita bertanya bahwa, apakah kita ini sebenarnya, coba kita tanyakan
pada diri kita sendiri, artinya apakah kita sudah menjalankan kodrat kita
sebagai manusia di muka bumi ini. 
            Apakah kita sudah mengabdikan diri
kita, bahwa kita adalah sebagai orangtua, apakah kita sudah mengabdikan diri
kita bahwa kita adalah seorang anak, apakah kita sudah mengabdikan diri kita
bahwa kita adalah seorang suami, atau apakah kita sudah mengabdikan diri kita
bahwa kita ini adalah seorang pemimpin, apakah kita juga sudah sepenuhnya
mengabdikan diri kita pada bumi ini untuk menjaganya.
            Semuanya tergantung dengan diri kita
masing-masing, semua tindakan adalah tanggungjawab  kita sendiri.
            Mulai dari awal, kembali untuk
mengetahui kita sesungguhnya di ciptakan, bahwa kita di ciptakan di muka bumi
ini memiliki tanggungjawab terhadap diri kita sendiri dan itu yang paling
utama.
            Adakah pertanyaan yang sudah
diajukan pada diri kita sendiri, siapakah aku ini? Maksudnya siapakah kita? Jadi
kita di tuntut untuk tahu siapakah kita ini terlebih dahulu, siapakah kita ini?
            Kalau kita sendiri  belum tahu siapakah kita sendiri, lalu
bagaimana kita akan tahu kita ini di muka bumi sebagai apa ?   
                Sebuah  kisah, bahwa  nafsu itu bisa mengakibatkan raja  menjadi 
budak, sedangkan sabar  menjadikan
seseorang  budak menjadi  raja. Tahu 
tentunya  anda  kisah 
tentang  Nabi  Yusuf?
            Pertama kita bertanggungjawab pada
Allah sang Maha Pencipta, kalau sebagai suami kita bertanggungjawab kepada
istri dan juga anak-anak.
            Semua itu tak mungkin kita sendiri
yang akan melaksanakanya, lalu mengapa? Tentu saja istri ikut andil dalam hal
ini, ia juga bertanggungjawab pada anak-anak, karena sesuatu yang sangat tidak
mungkin bila tanggungjawab itu semuanya di serahkan pada suami, karena istri
tidak terlepas dari hubungan ini.
            Jadi sesungguhnya istri juga
bertanya apakah yang harus aku pertanggungjawabkan pada suami dan keluarga? 
            Akan timbul kembali pertanyaan dalam
diri kita, atau setelah kita menyadari siapakah diri ini, apakah kita juga
mengetahui dimana kita akan mulai untuk mengabdikan diri kita, yang pertama
adalah kita adalah sebagai kholifah di muka bumi ini, sesuatu yang tidak
mungkin kita akan sendiri di muka bumi ini.
             Perlu 
juga sekali  lagi kita bertanya,
siapakah aku ini? Kalau sudah mengetahui peran kita barulah kita akan tahu,
tapi jangan pula sampai kita tergantung pada orang lain, itu artinya kita akan
tahu posisi kita seharusnya berada dimana.
            Untuk melangkah harus tahu dulu
kemana tujuan kita yang akan kita capai, jangan melangkah dalam keadaan tidak
tahu tujuan.     
                 Kadang kita
bertanya kapan kita mesti tahu kapan kita mulai untuk mengabdi pada diri kita? Karena
hal itu adalah yang sangat penting untuk mengabdi pada diri kita sendiri. Banyak
orang yang tak pernah tahu akan dirinya sendiri hingga akhir hayatnya.
            Jika kita sudah tahu apa lagi yang
akan kita lakukan? Kita kembali bertanya mengapa aku selama ini lalai dengan
diriku sendiri, selanjutnya setelah kita tahu akan tugas kita , bertambah lagi
pertanyaan-pertanyaan, lalaikah aku pada Allah, lalaikah aku pada tugas-tugasku
sebagai manusia di muka bumi ini, lalaikah aku pada larangan yang ditentukan
agama, lalaikah aku pada lainnya.
            Maka akan muncul lagi, langkah apa
yang harus aku lakukan kini, apa yang harus aku rubah kalau aku telah lalai?
Artinya kita harus siap koreksi pada diri kita sendiri, apapun itu yang akan
terjadi.
            Bertambah lagi pertanyaan yang akan
muncul, lalu bagaimana caranya kita itu agar selalu intropeksi diri, mulailah
kita rajin ibadah, selama ini malas ibadah kini kita mulai rajin, mempasrahkan
diri kita Allah.
            Ternyata ini belum kita lakukan,
atau sudah tapi hanya sekedar memenuhi kewajiban, akan lebih buruk lagi kalau
ibadah hanya untuk di lihat orang saja, apalagi hanya memenuhi keinginan agar
di pandang orang baik.   
                Ibadah memiliki waktu, dari itu kita harus ikuti waktu-waktu yang sudah
di tentukanya tersebut, mulai pagi itu sholat Subuh, lalu siang hari ada Sholat
Zhuhur, kemudian sore harinya akan ada lagi Sholat Ashar, menjelang Sore ada
lagi sholat Magrib dilanjukan dengan sholat isya’
            Ini semua salah satu petunjuk
pengaturan waktu yang harus kita mengerti dan dipahami, mau atau tidak aturan
itu tetap jalan, kita ikuti atau tidak, yang tertinggal adalah kita sendiri,
yang akan menerima hasilnya juga kita sendiri.
            Pernahkah kita bertanya pada diri
sendiri, betapa rendahnya kita dihadapan Allah, apakah kita tergolong orang
yang sudah menyadari diri kita? Ternyata kita bukanlah apa-apa.
            Kita sama-sama harus menerima
kekurangan dan berani mengakui suatu kelebihan yang dimiliki oleh orang lain,
Lantas kita juga berani mengakui bahwa kita telah melakukan suatu kesalahan.
            Memang bukanlah hal yang mudah untuk
mengakui kesalahan yang kita lakukan, apalagi kalau kita mengakui bahwa kita
adalah benar-benar salah dalam hal ini.
            Tetapi yang lebih buruk lagi adalah
jangan sampai kita berulangkali melakukan suatu kesalahan, karena sekali kita
menutup kesalahan maka akan terulang kembali kesalahan yang kedua kalinya,
jangan pula sampai perbuatan salah itu limpahkan pada orang lain  mengapa kita yang berbuat orang
lain yang menjadi korban? Tidakkah kita berbesar hati bahwa lebih baik kita
bersujud pada Allah, kita curahkan seluruh jiwa dan raga kita hingga pada
perasaan yang paling dalam.
            Selama ini kita kurang kasih sayang
ubahlah, mulai dari sayang pada anak kita, sayang pada lingkungan kita, kalau
kita sudah demikian maka alangkah indahnya hidup ini bila di penuhi
dengan kasih dan sayang yang berada di sekitar kita.
            Akan terasa nikmat dimana saja kita
berada, dimanapun kita akan merasa semua orang yang kita jumpai adalah penuh
kasih dan sayang, akan merasa tentram tinggal di bumi ini, bahagia rasanya
melangkah dalam menikmati hidup ini, orang lain penuh dengan rasa gelisah dan
galau, maka kita merasa bahagia dimanapun kita berada, Hidup merasa tenang
dengan tanpa rasa benci dan prasangka buruk pada orang lain. Tanpa ada rasa iri
dan dengki pada orang lain.
            Berpikir dengan benar agar tidak di
kuasai oleh nafsu yang berakibat menjerumuskan diri kita, sehingga tenggelam
dalam kedukaan yang berlarut-larut. Akan mudah terombang-ambing, lalu bagaimana
akan mengubah hidup menjadi lebih baik, kalau diri kita selalu di lingkari
dengan menyalahkan orang lain terus menerus. Satu sisi orang lain terus maju,
sedangkan kita masih   terpaku tanpa ada
perubahan yang berarti.
            Karena hal itu akan selalu
menggerogoti, amal kita, semuanya akan merunah derajat kita, susah payah kita
untuk mendapatkan amal ibadah pada Allah, lalu dengan mudah begitu saja amal
ibadah kita berikan pada orang lain.
            Ini berdampak pada diri kita, kita
menjadi lemah menjalani hidup ini, timbulnya gejala penyakit yang berakibat
menambah kesusahan pada diri kita. Jangan sampai hal-hal ini tetap bertahan
dalam diri kita, mulai saat ini buang jauh-jauh rasa iri dan dengki pada orang
lain.
            Sudah saatnya kita bersihkan diri
kita dari sifat-sifat yang justru membuat kita makin lemah, berusahalah mulai
dari jiwa dan raga kita. Jangan biarkan setan bersemayam dalam tubuh kita. Oleh
karena, itu biasakan diri kita tidak pernah berhenti intropeksi diri salah
satunya dengan banyak memasrahkan diri pada Allah.
            Pasrahkan diri pada Allah adalah
teknis untuk dapat berkonsentrasi yang penuh arti, yaitu dengan banyak berzikir
dimanapun kita berada. Itu cara melatih diri kita untuk berkonsentrasi yang
bertujuan.
            Sehingga dengan tenang kita akan
menemukan sendiri untuk dapat mengubah hidup kita kemana akan kita bawa, dan
kemana akan kita pertanggungjawaban langkah-langkah hidup yang  membawa diri kita menuju hidup penuh diliputi
kebahagiaan.
            Setelah kita menempatkan diri kita
pada posisi yang memang kita impikan, lalu kita jalani dengan aturan, tanpa
melanggar perasaan jiwa dan batin yang tidak bertentangan dengan keinginan dan
penuh keikhlasan serta kejujuran.
            Sehingga, ketika berada dimana saja,
kita merasa tenang dan menerima apa adanya, serta senang ketika melihat orang
lain menerima atau mendapat nikmat dunia atau juga nikmat akhirat. Bahagia
rasanya hidup ini bila sudah demikian.   
            Peningkatan kehidupan atau akan
lebih lantang kalau  kita  sebut 
adalah perubahan hidup. Perubahan itu di awali dari kehidupan  miskin 
menjadi kaya. Atau  Paling tidak
menjadi sedikit kaya. Itu yang selalu di 
inginkan oleh setiap hidup manusia yaitu merubah kehidupan. Dari yang
bersikap buruk menjadi baik, dalam agama Islam itu di sebut dengan hijrah.
Kalau Negara dari otoriter menjadi reformasi Demokrasi itulah yang  terjadi di Indonesia  saat ini.
            Untuk merubah kehidupan  dari sikap yang  keras menjadi sikap  yang lunak, atau menjadi bijaksana, dari
seorang  yang  pemarah 
menjadi seorang  yang penyabar.
Dari orang yang mudah putus asa  menjadi
seorang  yang bersemangat. Dari orang
yang mengalami suatu kegagalan menjadi orang 
yang  berhasil, atau  sukses 
atau  bahagia.
            Merubah hidup dari susah  menjadi senang  atau menjadi bahagia. Bukan perjalanan
yang  mudah  dan gampang, yang dapat di capai dalam
angan-angan, banyak khayal, atau dicapai dengan cara judi  dan tebak-tebakan. Serta dengan hanya
bercita-cita  yang tanpa dengan
usaha  keras, di dukung semangat dan
jiwa  yang kuat untuk menghadapi  segala macam cobaan yang akan datang silih
berganti.
            Ada sebuah untai kata yang  selalu di 
sampaikan oleh para ahli hikmah, dibalik kesudahan itu kesenangan, di
balik kesulitan itu ada tersimpan kemudahan. Dibalik suatu kegagalan itu
tersimpanya kesuksesan atau keberhasilan. Dibalik suka dan duka itu ada
kebahagiaan.
            Untuk  itu merubah kehidupan  di 
butuhkan keyakinan, seorang penganut agama, butuh keyakinan bahwa ia
memiliki tuhan. Ia yakin bahwa Tuhan akan selalu memberikan bimbingan
kepadanya. Tuhan memberikan kekuatan pada dirinya untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik. Dari kehidupan yang penuh kesengsaraan merubah hidup yang penuh
rasa bahagia.
            Untuk merubah hidup, itu butuh
keinginan, butuh  kemauan  yang keras, lalu mulai berpikir untuk di
programkan segala rencana  yang  akan di 
inginkan itu. Jadwalkan itu, lalu di renungkan  dan 
kemudian di  laksanakan, itu
sesuai  dengan aturan, jadwal dan segala
peraturan dan resiko yang  akan di
hadapi  nantinya.
            Untuk melakukan perubahan juga di  butuhkan 
waktu  yang tepat. Tidak
sembarangan waktu. Itu artinya  butuh  perecanaan juga.  Waktu yang tepat itu, tergantung menurut  perhitungan kita  yang 
punya perencanaan, yaitu  sebagai
akan  melakukan perubahan itu.
            Kita contohkan saja seorang muslim,
kalau di  bulan Ramadhan ia akan banyak
melakukan ibadahnya, ia mengevaluasi 
dirinya. Di bulan itu  mereka
intropeksi  diri, bagaimana dengan
ibadah  yang  mereka telah 
lakukan  selama ini.
            Untuk melakukan itu artinya  kita 
butuh menahan diri, menahan diri artinya 
banyak hal, untuk sebuah perubahan. Dari selama ini hobi berjudi, mulai
mengehentikan untuk judi. Disni butuh 
kesabaran yang  tinggi, dari
segala rintangan yang  akan menhalangi
rencana-rencana yang  akan  kita 
laksanakan  nanti. 
Begitu juga  kita akan   merubah
kehidupan kita, mulai  dari pekerjaan sebagai,
sales, mungkin itu dulu yang  harus  kita 
lakukan, sebagai orang yang bercita-cita 
menjadi seorang distributor, lalu kita 
menjadi pedagang  dengan  modal yang 
kecil. Bisa saja kita menjadi pedagang kaki lima. Dalam beberapa tahun
kita kumpulkan modal. Itu sebagai usaha untuk berkeinginan berdagang  besar. Dengan seyakinya kita melaksanakan
pekerjaan itu. Suatu hari modal yang di inginkan terpenuhi dan mungkin
juga  dengan modal di tambah dengan
pinjaman  di bank.
Tetapi perlu juga di perhatikan masih butuh menahan diri, karena jangan
sampai setelah modal terkumpul. Sikap menjadi berubah  yang 
tidak  benar. Ingin sekali
berpoya-poya, dengan mengahabiskan uang 
simpanan yang bertahun-tahun itu. Lalu uang itu di gunakan untuk minum-minuman
keras. Terbawa untuk  menikmati narkoba.
Ini telah sangat  jauh
menyimpang  dari rencana awal, karena
itulah  butuhnya  selalu aturan-aturan yang  dapat 
kita  patuhi  sendiri. Kita perhatiakan peraturan
menurut  agama, atau aturan menurut
pemerintah  yang  ada.
Jika menurut  aturan  secara pribadi yang  kita 
buat  sendiri adalah, dengan
menabung di bank, uang itu kita  gunakan
seperlunya saja. Tidak lagi  menggunakan
hasil jerih payah itu semaunya  kita.
Meskipun tidak  ada  orang 
yang  mau  mencegah 
kita, apa yang mau  kita  lakukan 
itu.
Sikap dan ahlak yang  kita  lakukan 
juga  patut  selalu 
kita  perhatikan sendiri, yaitu
sikap dan ahlak kita, dalam pergaulan, dalam rumah tangga, dalam urusan bisnis
sekalipun. Butuh kita peningkatan dengan mulai 
rajin  dan giat, untuk melakukan
keramahan, kerukunan antar  pelanggan .
Konsentrasi  dengan urusan  perdagangan yang  jujur dan terbuka.
Selalu  ingin  tahu 
perkembangan pasar, dengan  banyak
diplomasi, kepada pelanghgan, pada rekan bisnis, dengan  cara 
yang  sopan  dan menyenangkan  rekan bisnis. Jika selama ini  hubungan dengan rekan bisni kurang  komunikasi 
maka kita berusaha untuk menjalin hubungan dengan yang  baru, namun 
hubungan  bisnis  yang 
lama  jangan di  lupakan.
Sabar kita bila ada bisnis kita 
yang  menjadi harapan  terdapat 
kendala, jangan kita mudah marah 
pada  bawahan kita, berikan  jalan 
keluar  yang  baik bila ada pendapat  yang tidak 
sesuai  dengan keinginan  yang 
kita  harapkan, karena itu  hubungan akan lebih memberikan keharmonisan  pekerjaan 
anda.
Ramah tamah, kalau selama ini 
kita  kurang  perhatian 
pada  pelanggan, maka usahakan
kita  lebih  banyak 
perhatian  dengan perkembangan
masyarakat, sosial  dan ekonomi
masyarakat  yang  ada  di
sekeliling  kita.
Bersikap adil  kita  pada 
bawahan  kita, tidak  berat 
sebelah, bijaksana dalam bertindak dan 
juga  bicara, yang  mampu 
memberikan  kesejukan  bagi 
orang  lain.
Jika ini  yang di jalani, maka akan
mulailah  orang-orang  juga 
akan  memberikan perhatian  pada 
kita. Kalau  selama ini pelangga
kita  kurang maka akan  mulai 
bertambah. Karena pelanggan yang 
kita  layani  dengan ramah, sopan santun, jujur  makan akan menjadi  pembantu 
salesman  bagi  anda 
secara  tidak langsung.
Pelanggan anda  yang akan
promosikan  pelayanan anda, “Duh
enak  belanja  di  toko
anu, karena pelayananya  ramah, sopan
santun dan jujur.” Pelanggan tetap tak berubah bahkan datang pelanggan yang
baru. Sehingga  menjadi berubahlah  hidup 
anda, dari sebagai seorang 
pedagang  kecil  menjadi seorang  yang 
telah  memiliki  toko.
Langkah  berikut  yang 
juga  sangat  kita 
perhatikan, adalah  sikap  berhati-hati, karena  itu 
sangat penting. Jangan 
sampai  kita  kembali 
berkata  kasar, tingkah  yang 
tidak sopan, maunya  menang
sendiri, suka berkhianat  pada  rekan bisnis, menipu  pelanggan. Hal ini  jangan 
sampai  terjadi. Kalau terjadi
akan hancur semua usaha yang  selama
ini  telah dijalankan  dengan penuh susah  payah. Bagai sebuah pepatah,”hujan sehari
merusak kemarau bertahun-tahun”
Kalau usaha  sudah berjalan,
kehidupan  dalam  rumah 
tangga sudah  bahagia, jangan
sampai  sembarang  bertindak, jangan sampai  ingkar. Kalau 
ini   sampai  terjadi hubungan bisnis  akan 
berkurang  pelanggan. Ibarat  sebuah 
rumah  tangga  kalau suami 
atau  istri sudah  mulai 
ingkar  dan  mulai 
berkhianat  maka alamat  akan 
hancur  rumah tangga itu.
Kalau berdagang  jika kita  mengatarkan 
pesanan dengan tepat  waktu,
dengan penuhi setiap  pesanan  sesuai 
dengan  keinginan  pelanggan 
maka akan  menjadi bertambah  majulah 
bisnis anda. Kalau  rumah
tangga  yang  di penuhi 
dengan keterbukaan, dan kejujran, maka harmonis dalam  rumah 
tangga akan  terjali  baik. Bahagia 
sudah  menjelang, dari hidup  yang 
penuh  kacau  balau 
akan  menjadi tentram  dan 
damai.
Sebuah rumah  tangga  yang 
harmonis, rumah tangga yang 
bahagia. Selalu  damai akan
menjadi  panutan  dan 
contoh  bagi  orang 
lain. Tempat  orang  datang untuk minta tolong  kepada 
anda. Mulai  dari hal mohon uang,
nasehat, saran, tenaga  atau  pikiran anda. Akan selalu di  gunakan oleh 
masyarakat  anda.
Keluarga anda  bertambah, sanak
pamili  yang  selama ini tak  perduli,    ia
akan datang dengan suka rela, membawa 
bekal mungkin, meskipun  itu  nilainya 
sangat tidak seberapa  tapi  itulah 
sebuah  penghargaan yang  di berikan orang  kepada 
anda.
Jika sudah demikian, maka 
tidak  cukup  sampai 
di situ  saja, kembali  banyak intropeksi  diri, jangan 
sampai  anda  merasa 
bangga, atau  anda  merasa 
lebih  segalanya  dari 
orang  lain. Karena itu  akan 
melahirkan kesombongan.”Kesombongan 
itu  di  beci Allah, meskipun dia orang  kaya 
apalagi  dia seorang  yang 
miskin, maka Allah akan lebih benci.”
Jika sudah  banyak  pelanggan sudah saatnya, yaitu  kalau 
anda  sudah sukses  atau  berhasil  dengan 
harta  kekayaan  yang 
anda  miliki. Maka sebaiknya  mulai 
sedekah. Kalau seorang 
pemilik  took, sudah saatnya  memberikan 
hadiah  kepada  pelanggan anda. Atau  meberikan tim 
tambahan  bagi  pegawai 
anda, selama  ini  berkerja 
dengan  tekun  dan 
rajin  itu.
Jika ini  yang  terjadi 
akan  bertambah kemulian  yang 
di  miliki, akan  bertambah kehormatan  yang 
datang  kepada  anda. Maka banyak orang akan menghargai  anda, dengan menempatkan  anda 
pada tempat  yang lebih  terhormat 
dari  orang  lain 
yang  ada  di 
sekitar anda. Makin banyak 
kita  perduli  pada 
orang  lain  maka kebahgian  itu 
akan  semakin  banyak 
yang  datang.
Sekarang anda  sudah  menjadi berubah, yaitu  dari 
selama ini  dalam di rundung  kesusahan 
dan  kemalangan, maka kini  telah 
berubah  menjadi  bahagia. Tiba saatnya  pada 
masa-masa  menuju  bahagia 
yang  segera  di 
nikmati.   
Bagian III
MASA- MASA MENUJU
BAHAGIA
Setelah melakukan intropeksi diri, kita mulai mengetahui langkah-langkah
yang dapat membawa kita pada suatu arah.
            Memang sudah merupakan keharusan,
bahwa kita harus dan sudah menjadi kewajiban untuk memiliki arah dan tujuan.
Seorang murid saja yang memiliki semangat itu selalu berkeinginan menjadi juara
didalam kelasnya. Kadang orangtuanya memberikan rangsangan padanya dengan hasil
dari anaknya yang menjadi juara ia belikan sepeda.
            Ini suatu contoh untuk memberikan
semangat pada diri kita, bahwa sadar atau tidak kita sudah menanamkan  saling memberikan semangat dalam keluarga.
            Jika sudah demikian tentu saja apa
yang dipesankan oleh orangtuanya akan diikuti, karena ia sudah mendapatkan
keinginannya yaitu sepeda, anak juga akan mulai mengikuti apa yang diinginkan
orangtuanya akan diikuti.  anak juga akan menjalani apa yang diperintahkan oleh
orangtuanya, ia akan rajin sekolah-rajin belajar, rajin ibadah. merasakan ini,
orang-  tua akan merasa sangat senang
karena anak-anaknya  mengikuti aturan yang
telah di tetapkan oleh orangtuanya.
            Sahabat Nabi Abubakar Asy Syibli
mengatakan,” apabila  kamu telah
merasakan nikmatnya  dengan   Allah , niscaya  kamu 
mengetahui  akan pahitnya  jauh 
dari  Allah.” 
            Sungguh  indah 
makna  dari  pesan 
itu, agar  kita  selalu 
menyadari  diri, untuk  meniti 
hidup  dengan  bahagia, dalam  perjalanan 
meniti  kehidupan  di 
muka  bumi  ini. Penuh 
kesadaran  berdasarkan  ilmu 
yang  berguna, bukan  merusak 
alam  semesta  dengan ilmu.
            Segala yang dirasakan dipikirkan
atau di kehendaki manusia,  pendeknya
segala yang bergejolak  dalam batinya,
adalah tertuju sebagai cita-cita, suatu satuan terhadap suatu  ma sud tertentu. Siapa yang mengetahui  tujuan itu, dia menegetahui manusianya, dan
siapa yang mengubah  tujuanya, mengubah
manusia.
            Suatu contoh dapat kiranya ini
dapat  dengan jelas di terima, kita
gariskan dengan tajam, sehingga mudah dapat diterima dan di pahami, oleh semua
pembaca  buku ini. Oleh karena itu hukum
yang berlaku juga harus menurut  hukum
yang ada, jika hukum tidak pandang bulu maka tujuan masyarkat  akan terlaksana, karena kalau hukum di
berlakukan dengan tidak adil maka akn banyak tujuan yang tersendat atau bahkan
hilang sama sekali.
            Kita tampilkan contoh yang
sangat  sederhana saja, sehingga dengan
gampang di mengerti  oleh tiap orang,
jangan sampai  terlalu bertele-tele  sehingga 
ngaur dan menjadi tidak jelas.
            Berikut contoh yang akan kita  ketahui, dua laki-laki berjalan melalui
hutan  kayu. Yang seorang melihat  cahaya 
hijau dan terang, sehingga tempat itu 
teduh  namun gelap oleh banyak
pepohonan, ia merasakan suasana tumbuhan dan sejuk di puncak – puncak pohon
tersebut, namun banyak  daun yang  mati 
namun  jadi  membusuk akibat banyak yang rontoknya  daun tersebut.Dia  berpikir akan suatu lingkaran-lingkaran
tentang  kehidupan  yang 
hidup dan yang  mati, setelah
ia  meninggalkan hutan. Ia punya  rencana untuk suatu lukisan dalam kepalanya
karena dia adalah  seorang pelukis.
            Laki yang satu lagi, ia melihat
dimana-mana  banyak  kayu 
dalam hutan tersebut, untuk kayu di bakar atau dapat  untuk 
bahan rumah  atau bahan lemari. Ia
melihat  mobil truk dapat  masuk kehutan itu. Ini dapat  menguntungkan 
pikirnya  jika  di buka perusahaan, lalu ia menghitung  danaya, berapa  biaya 
seluruhnya dan resiko. Setelah 
ia  keluar  dari hutan itu  ia telah 
memgambil  sebuah keputusan, itu
karena dia  adalah  seorang bisnisman.
            Jadi 
untuk  hutan  yang 
sama, jika  dua  orang masuk 
maka akan berbeda-beda pendapat mereka, atas  kedua 
orang  yang  ada diatas 
tersebut. Namun tidak  ada  yang menjadikan  untuk 
bertentangan  dengan pikiran  dan keinginan mereka masing, menurut bathin
mereka masing-masing, menurut 
cita-cita  mereka masing-masing,
menurut tujuan mereka masing-masing. Mengertilah sendirri  dengan keinginan mereka  untuk tujuan hidupnya. Ini  tujuan 
dari  kehidupan  mereka, tentu 
saja  dengan penuh  jebakan dan liku-liku yang tak pernah di
duga  sama sekali  apa yang 
akan terjadi, suka maupun duka didalam melakukan  rencana 
tersebut. Sudah pasti  kita  dapat 
mengerti apa yang sesungguhnya 
kita  ingin  tersebut, padahal awalnya  tak pernah 
tahu apa yang  akan  di 
pahami  di  hutan itu 
sebelumnya.  
            Hampir setiap hari anda bisa
memiliki kesempatan-kesempatan  atau
dapat melihat masalah anda. Disanalah kita dapat pula melihat dan membayangkan
bagaimana jalan anda. Apakah kondisinya dalam keadaan mulus atau dalam keadaan
terjal dan  berbatuan. Disaat kita akan
menuju arah dan tujuan apakah ada aral melintang yang menghadang tujuan anda.
            Ketika datang masalah bukan untuk
dihindari tapi di hadapi, diselesaikan, saat melihat diri kita sangat kecil,
bangkit dari situ, jangan sampai terjatuh di jurang yang menanti.
            Nabi 
Besar  SAW berkata,
barangsiapa  bangun  di pagi 
hari lantas mengadukan kesulitan 
hidupnya  kepada orang  lain, maka 
seolah-olah dia mengadukan  tuhanya.
Artinya  ia  tidak 
rela  dengan  apa 
yang  telah  dia 
peroleh  saat  ini.
            Dapat melihat dan memperhatikan
suasana dalam keluarga, jika perhatikan sesungguhnya penuh kekuatan ikatan
keluarga dalam rumah tangga, tumbuhnya kesetiaan, persahabatan, bersama
keluarga menikmati suatu kebahagiaan.
            Meskipun tidak sedikit dalam lingkup
keluarga yang retak dan berantakan mengakibatkan kemiskinan, tentu saja itu
sangat mempengaruhi langkah-langkah kehidupan sehari-hari yang dijalani, dalam
keluarga dan masyarakat dalam setiap pergaulan yang kita jalani.   
            Banyak  orang cenderung untuk menghitung lebih dahulu
hasil pekerjaannya, sebelum ia benar-benar menjalani pekerjaannya, Boleh juga,
tetapi apakah sesuai dengan perhitungan dan hasil pekerjaan yang akan
dikerjakan nant.
            Sukses bukan hanya di lihat dari
hasil nanti, tetapi sukses terlihat setelah kita mengerjakan pekerjaan terlebih
dahulu, yang di mulai dari pekerjaan yang telah direncanakan.
Sukses
tidak akan di peroleh oleh orang yang hanya menunggu hasilnya saja, apalagi
sukses yang hanya diberikan orang lain. Kebahagiaan tidak ada yang pasti tetapi
itu harus kita usahakan dengan cara terus-menerus.
            Karena sesungguhnya kita
masing-masing telah memiliki bakat-bakat tersembunyi, tergantung kita, apakah
memiliki daya kemampuan untuk dapat membangkitkan daya kemampuan yang kita
miliki, apakah itu berpengaruh pada diri kita, atau justru kita yang kan di
pengaruhi oleh orang lain untuk mengikuti kemampuan orang lain.
            Sekali lagi apakah orang lain akan
memberikan kesempatan bagi kita, agar kia mendapatkan sukses itu? Sama sekali
sangat tidak mungkin terjadi, karena kesuksesan itu adalah tanggungjawab kita
sendiri, itu suatu yang  tidak mungkin
bila kesuksesan itu akan diberikan orang lain pada kita, hanya kita yang dapat
merebutnya kesempatan itu bukan diberikan oleh orang lain pada kita.
            Dapat saja kita melihat suatu
kepribadian,  juga dapat dilihat  dari kepribadian seseorang. Yang sering dan
kadang disampaikan oleh orang-orang yang kurang percaya diri.
            Salah satu yang sering kali
disampaikanya adalah dengan kata-kata “Mungkin” dari seringnya kita menggunakan
kata-kata ini, maka akan mempengaruhi diri kita, dan terlihat sekali bahwa kita
adalah orang yang kurang percaya diri. Ada saat itu orang yang berkata”
Mungkin” padahal di saat itu ia akan anda berikan suatu tanggungjawab padanya.
            Selain dari kata itu, juga dapat
kita perhatikan dengan kata-kata”Tidak Akan” 
kata-kata tersebut menunjukan bahwa sudah jelas bahwa anda adalah orang
yang dalam keadaan yang plin-plan,
            Misalnya ada sebuah undangan, lalu
anda ragu untuk menyatakan tidak datang, atau bahwa bahkan   anda memberikan keputusan yang tidak jelas.
Tetapi harusnya nyatakan “saya tidak dapat datang” atau saya datang” bukan menggunakan
kata akan datang, atau tidak akan datang.
            Artinya dengan kata-kata juga kita
dapat mengerti  kepribadian orang
tersebut, bagaimana mengenai sikap dan watak dia yang sesungguhnya, tepat
dengan pepatah lama, mulutmu adalah harimaumu, suatu ungkapan.
             Ada lagi kata yang juga sering di gunakan oleh
orang-orang yang adalah termasuk 
tidak
percaya diri itu, yaitu dengan sering menggunakan “kata-kata Biasanya” ini
adalah rangkaian kata yang digunakan oleh orang-orang yang kadangkala sangat
tidak percaya diri, orang yang selalau di liputi oleh keraguan.
            Biasanya saya bisa  melakukan pekerjaan itu, jadi kalau kata-kata
itu dapat dimengerti sudah tampak dan jelas orang tersebut memiliki kurang
percaya diri.
Termasuk juga sebuah ungkapan yang menyatakan “Curiga” itu sebuah
ungkapan yang dapat di pahami bahwa 
dirinya adalah kurang percaya diri. Misalnya seorang atasan
memerintahkan anak buahnya, yaitu untuk melaksanakan tugas, tetapi ia
mengatakan,” saya curiga apakah ia mampu melaksanakan tugas itu ya?
            Apalagi ketika ia menghadapi suatu
masalah, tetapi ketika ia menerima informasi yang actual bukan sekedar asumsi.
            Lagi sudut kata yang dapat kita
pahami bahwa orang-orang, yaitu orang-orang yang kurang percaya diri, yang
sering di katakanya merasa tidak mungkin dan ini jelas merupakan sikap pada
diri anda adalah tidak memiliki suatu ketidak optimisme terhadap diri anda  sendiri.
 Bagaimana mengenai sikap dan watak
dia yang sesungguhnya, tepat dengan pepatah lama, mulutmu adalah harimaumu,
suatu ungkapan.
            Ada lagi kata yang juga sering di
gunakan oleh orang-orang yang adalah termasuk tidak percaya diri itu, yaitu
dengan sering menggunakan “kata-kata Biasanya” ini adalah rangkaian kata yang
digunakan oleh orang-orang yang kadangkala sangat tidak percaya diri, orang
yang selalau di liputi oleh keraguan.
            Biasanya saya bisa  melakukan pekerjaan itu, jadi kalau kata-kata
itu dapat dimengerti sudah tampak dan jelas orang tersebut memiliki kurang
percaya diri.
            Termasuk juga sebuah ungkapan yang
menyatakan “Curiga” itu sebuah ungkapan yang dapat di pahami bahwa  dirinya adalah kurang percaya diri. Misalnya
seorang atasan memerintahkan anak buahnya, yaitu untuk melaksanakan tugas,
tetapi ia mengatakan,” saya curiga apakah ia mampu melaksanakan tugas itu ya?
            Apalagi ketika ia menghadapi suatu
masalah, tetapi ketika ia menerima informasi yang actual bukan sekedar asumsi.
            Lagi sudut kata yang dapat kita
pahami bahwa orang-orang, yaitu orang-orang yang kurang percaya diri, yang
sering di katakanya merasa tidak mungkin dan ini jelas merupakan sikap pada
diri anda adalah tidak memiliki suatu ketidak optimisme terhadap diri anda  sendiri.
             Sikap yang lain yang juga termasuk adalah tidak
percaya diri yaitu selalu merasa cemas, ketika akan melakukan sesuatu selalu merasa
bisakah saya melakukan itu, jangan pernah merasa cemas dengan sesuatu yang hal
itu belum anda kerjakan, bahwa hadapi masalah itu, kalaupun menemukan jalan
buntu upayakan cari soslusinya yang terbaik.
            Beberapa sikap yang patut juga kita
perhatikan adalah juga dengan kata “Butuh” pada saat anda menerima tawaran.
Usahakan jangan sampai mengatakan “saya butuh sekali ini dan itu”
            Sikap ini merupakan suatu ketidak
jelasan diri anda, bahwa anda tidak memiliki percaya diri, tetapi belajarlah
dengan berkata yang jelas, tidak sekedar menerima saja perintah itu, tunjukan
bahwa anda memiliki kemampuan, bukan hanya butuh dengan tawaran itu.
            Bukan itu saja tetapi sikap yang
juga sangat mempengaruhi perbuatan dan tindakan kita itu adalah dengan sikap
“Ragu-Ragu” bagaimana orang akan percaya pada diri anda jika anda bersikap
ragu-ragu.
            Ragu-ragu akan sangat menyiksa diri
anda karena akan selalu menciptakan kegagalan demi kegagalan yang sedang anda
jalani. Sulit bagi anda untuk memimpin jika anda selalu di lingkari oleh sikap
yang ragu-ragu, karena sikap tegas sangat anda perlukan.
                 Sikap lain yang juga terkadang
pertanda anda seorang yang kurang percaya diri adalah sikap yang menyatakan
ungkapan ”Sepertinya” kala itu ada suatu pertemuan pada saat itu, pembicaraan
itu anda yang berbicara, lalu jangan sampai anda menyatakan kata-kata
Sepertinya.
            Karena kalau anda sampai menyatakan
kata-kata “Sepertinya” hal itu terdengar suatu sikap yang tidak percaya diri
pada anda. Anda berkata Sepertinya pekerjaan ini dapat kita selsaikan.
            Ini adalah sebuah kisah, di tahun
2000, tiba –tiba sekali saudara saya menyatakan akan menikah, pada waktu saya
tidak memiliki uang untuk semua biaya pernikahannya, namun saya percaya dan
yakin bahwa biaya itu ada.
            Pada saat itu saya sudah
mempersiapkan dana dalam bentuk saham penerbitan buku perdana saya, ternyata
dari hasil penjualan buku perdana itu, dapat mencukupi kebutuhan saudara saya
untuk melakasanakan pernikahanya.
            Itu sikap bahwa kita harus selalu
siap dan waspada, untuk selalu siaga persiapan 
keuangan, menjaga kesehatan, siap selalu menanam kebaikan selagi muda,
bukan menunggu disaat masa –masa tua baru akan menanam kebaikan, berjuang dan
menabung itu dimulai selagi masih muda, menjaga kesehatan selagi suatu kegagalan
seringkali itu adalah hasil dari kesalahan yang kita lakukan di masa-masa lalu.
            Penilaian keputusan atau pelaksanaan
didalam bidang yang sedang anda tangani, mampukah kita menerima kenyataan
ketika menerima hasil kerja ternyata hasil adalah gagal, karena itu semua
adalah hasil apa yang kita lakukan telah lalu.
            Sikap menghadapi hasil kerja secara
positif adalah pelajaran yang berharga bagi anda untuk anda petik ketika datang
masa-masa anda menikmatinya.
            Seperti bisnis yang di awali oleh
kalangan keluarga Tiongha, ia sering kali mengikutsertakan  istrinya dalam bisnis perdangan, ia dampingi
suaminya dalam mengelola 
usaha
perdagangan yang di lakukanya, dengan penuh tanggungjawab ia berikan pada
istrinya tersebut.
            Mereka percaya betul, bahwa kepercayaan
dan saling memberikan tanggungjawab, merupakan upaya, suatu yang menanamkan
kekompakan pada keluarganya tersebut.
Tidak merasa terganggu dengan keluarga ikut serta dalam urusan bisnis
perdagangan itu, bagi mereka itu adalah suatu pelajaran bisnis awal yang di
ajarkan pada keluarga mereka, sehingga kekuatan kepercayaan pada mereka
terjalin, terbentuknya hubungan bisnis keluarga. 
            Meskipun banyak keluarga yang juga
gagal dalam menjalain bisnis keluarga , hal itu karena seringkali tidak
memberikan tanggungjawab  yang penuh,
lalu juga mengabaikan tanggungjawab, serta di lingkari sikap-sikap yang tidak
jujur pada tugas-tugas yang diberikan padanya. 
            Sukses datang bukan dengan
sendirinya, tetapi seringkali datangnya sukses itu  setelah mengalami kegagalan demi kegagalan
yang dihadapi, jangan ulangi kesalahan demi kesalahan , tetapi maju terus  tanpa takut dengan aral yang  melintang.
            Prinsip yang akan selalu membantu
dalam kehidupan kita, lima prinsip yang harus kita miliki.
1.      Rohani,  pelajari dan ikuti bimbingan untuk membimbing
jiwa kita, pelajari urusan agama  dengan
baik.
2.      Keluarga dan Sosial, bisnis dan
usaha adalah sangat penting, karena itu adalah sangat penting, karena itu dalah
perhatian kedua setelah terhadap istri dan keluarga.
3.      Pengembangan Mental, sediakan
selalu waktu untuk mengikuti pembentukan mental pada jiwa dan rohani kita, pada
kelompok agama.
4.      Pengembangan Pisik, berolah
ragalah, senam atau membiasakan diri dengan lari-lari di pagi hari.   
5.      Percaya diri,  kalau semua prinsip telah di lakukan maka
tentu akan dapat menikmati dan mearasakan hasilnya yang yang  telah kita kerjakan itu.
            Setelah keinginan mulai  dapat 
kita  rasakan, rencana mulai  berjalan . Maka sesungguhnya nikmat  dunia telah 
memberikan kehidupan  bagi  kita, tentu saja tak lupa  dengan 
aturan –aturan  dalam  kehidupan, mengikuti aturan  hidup 
adalah  suatu  kenikmatan. Karena mengikuti aturan  dalam agama 
hidup akan  tenang, Negara  akan tentram, dimana  saja 
akan  aman dan  damai.
            Perhatikan  semua 
yang  ada  di  sekitar  kita, karena 
semuanya  adalah bermanfaat bagi
kita, jika  kita  memperhatikan 
dan  menikmatinya. Ingat  selalu akan 
sejarah  diri  kita, karena 
dari  tiada  menjadi 
ada. Dari seorang  yang  bodoh 
menjadi  berilmu, sadar  akan 
ini itu  adalah  nikmat 
kebahagiaan.
            Belajar rohani, itu adalah sangat
perlu dan dapat kita ikuti di rumah ibadah atau kelompok-kelompok bimbingan
rohani, bertanya kepada yang ahli dalam 
bidangnya, tentu bersama-sama rekan sehingga kita akan mendapat pemikiran
yang sempurna dan kebenaran, sehingga dapat meniti bahagia yang memang kita
harapkan itu.
            Dr Martin Setigman membutuhkan lebih
dari 20 tahun dan melakukan lebih dari 
serartus
exprimen    dengan hampir lima belas ribu
orang, sehingga ia menarik kesimpulan bahwa yang terjadi pada kita adalah
karena hasil kerja yang sebelumnya telah kita lakukan. 
            Orang yang selalu merasa pesimis
akan cenderung menjadi defresi dan akan timbulnya penyakit. Jika demikian sikap
pesimis itu adalah negatif, jangan sampai sikap negatif itu tenggelam dalam
lingkaran kehidupan, kalau ini tertanam pada diri anda maka sikap ini akan
selalu menggerogoti pemikiran dan tindakan yang di lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, akibatnya akan cenderung mengkambing hitamkan orang lain, kita yang
berbuat tetapi cenderung kesalahan yang kita perbuat namun kita limpahkan pada
orang lain.
             Pada akhirnya kesalahan-kesalahan yang di lakukan cenderung
merasa benar, pandangan yang  selalu
pesimis akan melingkari dirinya yang bertambah semakin sulit.
            Menjadi kebiasaan melempar kesalahan
yang di lakukan kepada orang lain, merasa kesalahan yang dilakukan oleh dirinya
bukan karena dia tapi karena orang lai.
            Seorang ibu melihat anaknya yang
sangat ingin makan buah kelapa muda, kealapa muda itu berada di samping rumah,
yaitu milik tetangga, setelah ia minta dengan tetangga diberikanlah buah
kealapa muda itu, tetapi ketika anak itu membelah kelapa muda itu, tangan
anaknya terluka.
            Apa reaksi ibunya sang anak, ia
lantas berkata,” Mengapa pula dia diberi kelapa muda, anakku jadi terluka?!
            Problema yang terjadi namun tidak
mau mengakui akan kesalahan itu, seringkali merusak hubungan kita dengan orang
lain.
            Cenderung kita melalaikan sebuah
hubungan baik yang terjalin yang hanya disebakan oleh kurang intropeksi diri
kita, terhadap apa-apa yang melingkari persoalan pada diri kita.
            Hubungan
yang baik terjalin itu pantasnya kita nikmati dengan baik, bukan kita putus
dengan kesalahan yang  kita perbuat, lalu
lebih mengorbankan orang lain, padahal itu adalah akibat perbuatan kita tetapi
tidak menyadari  bahwa itu adalah
perbuatan kita, lalu mengapa tidak kita sadar diri bahwa itu adalah kesalahan
diri sendiri.
            Sukses datang tidak dengan langsung
begitu saja.
            Sukses tidak berhubungan dengan
sebuah kebebasan.
            Sukses tidak berkaitan dengan
kekayaan yang di hasilkan.
            Boleh jadi ada orang yang memilih
dirinya karena, kaya, berbakat, hubungan keluarga, cerdas, memiliki kemampuan
dalam ilmu tertentu yang di milikinya.
            Banyak anak-anak orang terkenal dan
sukses yang tak berhasil dalam memimpin sebuah usaha yang kelola orangtuanya,
tidak memiliki kemampuan untuk memimpin.
            Ada sebagian orang yang takut
menerima kenyataan bahwa kesuksesan yang dia raih tak mampu dilanjutkan oleh
anaknya.
            Sebaliknya kesuksesan besar banyak
diraih oleh orang-orang yang  hidupnya
sederhana dan tingkat kehidupan yang sangat tidak mapan.
            Jadi kesuksesan itu tidak juga
disebabkan oleh kesuksesan yang di raih sebelumnya oleh orangtua. Kesuksesan
terbangun oleh kerja keras, yang dilakukan dengan gigih dan menghadapi
kegagalan demi kegagalan, sehingga berhasil bangkit dari dari kesuksesan yang 
 tertunda, sehingga benar-benar  sukses dapat di raihnya.
            Terus bangkit dari kegagalan yang
melandanya sehingga berdiri dengan gigih, tanpa harus ia menoleh kebelakang
dengan mengingat-ingat kesalahan-kesalahan.
            Pernahakan kita renungkan secara
dalam ”Allah memberi kita dua telinga dan satu mulut, maknanya apakah kita
sadar bahwa kita dianjurkan untuk lebi banyak mendengar bukan untuk banyak bicaranya.”
            Jangan sampai dalam satu pembicaraan
yang terjadi dalam  dua belah pihak, yang
satu sedang berbicara lalu yang lain layaknya mendengarkan pembicaraan itu.
Akan menjadi suatu permasalahan jika yang satu bicara lalu yang lainnya
juga  berbicara maka hubungan itu akan
menjadi kacau.
            Kadang-kadang yang menambah masalah
adalah, satu bicara yang hanya ingin suaranya saja yang ingin didengarkan,
tanpa mau mendegarkan pembicaraan lawan bicaranya.
Bahkan
lawanya bicara tidak memiliki lagi kesempatan untuk bicara, kesempatan bicara
hanya padanya, sehingga lawan bicaranya menjadi kesal, serta meninggalkan lawan
bicaranya dengan pembicaraan yang tidak berarti, bahkan munculnya permasalahan
yang berakibat sesuatu yang merusak hubungan  
dengan lawan bicaranya, selanjutnya tak mau lagi mengajak atau
mendengarkan lawan bicaranya itu.
            Keluarga adalah yang paling utama
untuk diperhatikan, karena dalam keluarga terbentuknya hubungan antara pemimpin
dengan yang di pimpin , terdapatnya pembelajaran sosial dan lingkungan ,
bagaimana kita komukasikan diri kita pada keluarga semuanya akan tercermin
dengan baik yang di awali dari dalam keluarga yang kita bina.
            Berikan kesempatan dalam keluarga
untuk saling menerima saran-saran antara keluarga, penilaian-penilaian,
kritik-kritik dan saran-saran, bicarakan bersama-sama.
            Mendengarkan satu sama lainnya,
tidak menghina yang satu dengan lainnya, tidak hanya anda yang merasa lebih
berkuasa dalam keluarga, tetapi selalu berpikir bahwa anda adalah bersama untuk
menjalin hubungan dalam keluarga, bukan menanamka kekuasaan dalam kekeluargaan.
            Hubungan dalam keluarga akan
memelihara kesatuan rohani yang kokoh dalam diri kita, dan akan membentuk
jalinan yang  positif untuk kemajuan dan
menanamkan prasangka yang tak berkesudahan. 
Bagian
IV
KOMUNIKASIKAN
DIRI ANDA
Beberapa yang perlu diperhatikan
dalam kehidupan sehari-hari, yang paling penting adalah komunikasi.
            Dalam komunikasi itu terbentuklah
bahasa yang disampaikan dengan jelas, berbagai bahasa yang digunakan,
tergantung dengan bangsa dan Negara dan daerah setiap Negara yang ada di dunia
ini.
            Di saat komunikasi itu akan adanya,
bergbagai ungkapan, kiasan dan juga berbagai kutipan –kutipan kata yang
disampaikan oleh setiap orang dalam bicaranya.
            Namun sebaiknya kita selalu
menggunakan kata-kata mudah di mengerti, jangan sampai menggunakan kata-kata
yang tidak di menegrti, atau terlalu intelektual dan propesional sehingga sulit
dipahami orang lain. Jangan sampai orang lain tidak memahami maksud yang  disampaikan, sampaikan pembicaraan itu dengan
bahasa ya   di mengerti oleh lawan bicara.
            Dalam setiap pembicaraan jangan
hanya anda saja yang bicara, tetapi berikan kesempatan untuk bicara pada orang
lain yang juga bicara.
            Tunjukan pada lawan bicara anda,
bahawa anda juga memahami apa yang di bicarakan oleh lawan bicara anda
tersebut, bagaimana tanggapan anda mengenai apa yang dibicarakan oleh lawan
bicara anda? Juga apa pandangan anda tentang hal yang dibicarakan oleh lawan
bicara anda? Mungkin ada suatu kesimpulan yang akan diambil dari pembicaraan
yang disampaikan oleh lawan bicara anda itu. Dengar pembicaraan lawan bicara
dengan penuh perhatian.
            Di saat anda bersama-sama dengan
lawan bicara, apalagi berbicara dengan lawan bicara dengan beberapa orang, atau
lebih dari dua orang atau lebih dari itu. Berikan kesempatan untuk ia leluasa
bicara. Jangan sampai mendahului apalagi memotong pembicaraan, apalagi
menciptakan pertengkaran dalam pembicaraan itu.
            Jangan selalu membicarakan tentang
diri anda saja, apalagi membicarakan anda yang lebih baik, anda yang lebih
pintar, anda yang lebih kuasa, anda lebih kaya, tapi berikan orang lain, atau
lawan bicara anda kesempatan untuk  cara
yang lebih luas saling bergantian, satu sama lainnya.
            Bila itu yang kita jalankan, maka ia
akan merasa bangga dengan pembicaraan, dengan itu pula kita akan menarik
kesimpulan tentang pembiraan itu, menilai dengan baik tanpa kita merasa di
anggap atau dilecehkan dengan pembiraan itu.
            Selanjutnya juga jangan sampai kita
melupakan, dalam pembiraan itu, gunakan nama orang yang bersangkutan. Itu
adalah salah satu penghormatan yang kita sampaikan pada lawan bicara kita, itu
artinya anda menghormati lawan bicara anda yaitu dengan menyebut namanya.
            Jika disaat  mula perkenalan, kalau ragu atau lupa dengan
nama orang itu anda dapat berkata,” bilang ulang nama anda untuk saya?”
            Dalam pembicaraan selanjutnya,maka
sebut nama orang itu dalam pembiraan,”Terima kasih  pendapatmu Bill, senang bisa bicara dengamu
.”
            Pada saat bicara, lakukan kontak
bicara dengan pandangan mata tertuju padanya, maka anda akan belajar banyak
nantinya, karena dengan anda melakukan pandangan mata yang langsung pada lawan
bicara anda tersebut,itu akan memberikan suatu kepercayaan diri pada anda itu
juga menunjukan pada anda, bahwa anda sangat tertarik dengan apa yang telah di
bicarakan oleh lawan bicara tersebut.  
            Perkenalkan diri anda pada saat
berlangsungnya pembicaraan lewat telepon atau juga pada saat berbicara secara langsung,
jangan lupa lakukan denga jabat tangan, tepat ketika anda menyampaikan salam,
katakan “ anda sangat  senang bertemu
denganya atau bicara  tentang sesuatu
sebelumnya. Kalau dapat jangan sampai setelah akan berakhir pembicaraan baru
anda memperkenalkan dira anda padanya, kalau anda bicara mewakili perusahaan
sampaikan anda atas nama perusahaan tersebut.
            Di saat bicara, bicaralah  yang positip, jika sampai pembicaraan itu
negatif maka dapat menghentikan pembicaraan, pembicaraan kadang kala jadi terputus,
sehingga sudah jelas akan tidak produktip lagi pembicaraan itu.
            Usahakan dalam pembicaraan itu tidak
mengeluh, atau mengomel, menyampaikan berbagai alasan, jangan pula sampai
bergosip dengan orang yang sama-sama anda kenal.
            “Kita akan berpikir apa yang akan
dibicarakan, mengenai saya? Atau akan menyampaikan gossip yang mungkin di
sebakan oleh  saya sendiri? Jika kita
telah menyampaikan isu yang tidak benar artinya kita adalah memberikan ketidak
percayaan orang lain pada kita, jangan kau tanam  duri dimana jalan itu kita akan lewat disana.
Bersikaplah bahwa anda sangat
senang dengan apa yang dibicarakan oleh lawan bicara anda, tunjukan bahwa anda
sungguh ingin sekali mendengar pembicaraan itu, berikan pujian, yang  jujur padanya, pujilah keberhasilan yang
pernah dicapainya, dan coba pancing mereka dengan pertanyaan.
            Disamping itu juga, anda berusahalah
untuk mengerti dan paham apa yang disampaikan oleh lawan anda bicara, jika anda
belum paham atau belum mengerti maka tanyakan kembali apa yang di bicarakannya
tersebut.
            Jangan patahkan waktu teman bicara,
tetapi berikan kesempatan untuknya berbicara, tunjukan bahwa anda tertarik  dengan materi-materi yang disampaikanya
tersebut. Ia akan berpendapat bahwa anda adalah teman yang baik untuk diskusi dalam
pembicaraan. Dalam pembicaraan itu bicaralah yang perlu-perlu saja, yang itu
memang perlu untuk di bicarakan padanya.
Buatlah bahwa lawan bicara anda adalah orang-orang yang  memang penting bagi anda, dapatkan informasi
yang berguna bagi anda, jangan tinggalkan lawan bicara anda sebelum benar-benar
pembicaraan itu  telah berakhir.
            Terpenting lagi adalah perhatikan
lawan bicara anda, tunjukan sikap yang hormat pada mereka, buat mereka merasa
penting bicara dengan anda, bukan sebgai obyek saja. Jangan sampai
berlebihan  memuji terhadap lawan bicara
anda, tetapi jangan pula merendahkan lawan bicara anda, hanya keterbatasanya
dalam bicara, atau materi yang disampaikanya tidak tepat, bersikaplah sopan,
jangan pula perintah orang dengan seenaknya, tetapi gunakan kata “minta tolong”
pada orang yang anda butuh akan pertolongan darinya.
            Untuk selanjutnya sampaikan posisi
anda sehingga, coba lihat dan perhatikan dengan cara sudut pandang anda.
Bertanyalah, tunjukan pada diri saya bagaimana pemikiran anda pada saya. 
            Ambillah tanggungjawab penuh demi
suksesnya dalam pembicaraan tersebut, jika pada posisi sebagai pendengar,
jadilah pendengar yang baik, pahamilah orang lain dengan baik, sehingga anda
menjadi sahabat yang baik untuk di ajak bicara, tunjukan sikap yang menyatakan
bahwa anda dapat menjadi teman kerjasama yang baik.
            Presiden Amerika Serikat Abraham
Linchon mengatakan”kalau saya siap-siap untuk memberikan pengertian pada orang
lain, berggunakah untuk saya, keluarga saya 
dan sahabat saya, saya selalu memberikan kesempatan pada orang , apa
yang ingin di sampaikanya?”
            Ada beberapa hal yang penting kita
perhatikan saat-saat bernegoisasi, berkatalah pada masalah saja, jangan
bicarakan masalah lain, atau di luar pokok pembicaraan, kecuali hal itu memang
saling berhubungan dengan isi negoisasi yang sedang kita bicarakan.
            Selain itu dalam pembicaraan
tersebut hindari istilah pasti, jangan gunakan kata-kata tersebut, tetapi
jangan pula gunakan kata-kata tidak akan, selalu, atau membicarakan tentang tingkah
laku dan keturunan.
            Jangan pula kita beranggapan bahwa
anda perlu meyakinkan orang lain untuk mencapai pemenuhan yang memuaskan
terhadap masalah tersebut.
            Inisiasi terjadi, jangan ada kata
penghinaan dan istilah yang mengancam, karena itu tidak ada manfaatnya sama
sekali, terhadap anda juga terhadap lawan bicara anda.  
            Jangan biarkan penghinaan yang
berada dalam pikiran anda, menguasai anda, suatu penghinaan itu menyimpan
dendam, yang akan melahirkan penyakit hati dalam diri anda.
            Hendaknya selalu mengadakan
konsultasi atau silahturahmi terhadap rekan dan sahabat anda, karena dibalik
itu akan adanya saling mengerti dalam permintaan diantara yang di harapkan
selama ini.
            Perlu pula di ingat secara lantang,
jangan sampai kita putus komunikasi, sebab dari hasil pembicaraan yang lakukan
tersebut, akan adanya suatu kesimpulan akhir dari pertemuan demi pertemuan,
dari itu pula kita akan dapat untuk melakukan tindakan yang tepat.
Langkah berikutnya, adalah mulailah melakukan proyeksi, yaitu apa dan
bagaimana langkah-langkah yang akan di bicarakan nanti sehingga hasilnya akan
benar-benar sukses dan sesuai dengan rencana yang di harapkan semula.
            Untuk tetap hubungan terjalin dengan
baik, selalu berpikiran dengan positif, jangan pula berharap menang dalam
pembicaraan, tetapi yang paling penting itu adalah adanya kesepakatan dari
pertemuan tersebut.
            Bukan memastikan diri agar kita
berhasil, tapi sebaiknya berusahalah bagaimana orang yang anda hadapi ikut
senang dan menyetujui usulan anda, bukan berharap memaksakan diri pada orang
atas permintaan anda dengan cara apapun.
            Karena banyak yang menang tetapi ia
justru telah memutuskan hubungan dengan orang lain, tapi sebaiknya berusahlah
untuk lebih menyakinkan keberhasilan dalam rencana, namun orang lain juga ikut
senang dengan hasil yang kita inginkan tersebut.
            Berusahalah untuk menikmati hasil
yang kita peroleh dengan adil, bukan hanya kita pribadi saja yang menikmatinya,
karena kita juga harus menyadarinya bahwa hasil yang kita peroleh tersebut
adalah juga adanya hak-hak otang lain, artinya hal itu juga pantas untuk kita
berikan pada mereka, agar hasil yang kita peroleh dapat sehat kita rasakan,
tanpa ada beban yang merusak dalam benak dan pikiran nantinya.
            Dalam kerjasama kita hendaknya selalu
bermupakat dalam menikmati hasil yang kita peroleh tersebut. Apalagi itu
pekerjaan yang memerlukan orang lain, jadi mengapa tidak kita ikut sertakan
orang lain, jika itu memang butuh orang lain dalam pekerjaan tersebut.
            Kalau kesepakatan itu tidak terjadi,
boleh dianggap kesepakatan kita telah gagal, jika itu benar-benar gagal jangan
berhenti hanya di situ, tetapi berusahalah karena itu baru awal dari menuju
kesuksesan.
            Ingatkah di masa lalu, ketika
pertama kali tertarik pada seorang wanita, kita berusaha ingin dekat dengannya,
lalu berusaha ingin tahu namanya, kemudian dimana alamatnya, berusaha keras
kita untuk mendapatkanya. Hanya karena agar ia tertarik pada kita.
            Artinya pertemuan pertama adalah
awal dari untuk pertemuan yang berikutnya, rencana selanjutnya tentu memerlukan
berbagai persiapan yang harus kita program dengan sempurna.
            Setelah terjadi kesepakatan diantara
kita maka pertahankan dengan baik, menjaga hubungan dan pembicaraan yang saling
menghargai diantara setiap pembicaraan yang kita sampaikan tersebut, jangan
sampai terjadi saling tuding yang sangat tidak berarti.  
            Buatlah suatu pembicaraan yang
berencana, lalu  programkan dari hasil
pertemuan itu, untuk di evaluasi kemudian perbandingkan, lalu pilih kerjasama
yang mana  yang layak untuk di lanjutkan,
agar hubungan bisnis yang kita 
lakukan  itu saling menguntungkan,
hubungan sesama  manusia  terjalin harmonis, atua juga dengan hubungan
terhadap alam semesta.
Menjalin hubungan atau  komunikasi,
hubungan  dengan  alam antara 
manusia  adalah berinteraksi  dengan 
lingkungan  dan  manusia, sadar  akan 
lingkungan maka alam semsta, itu adalah 
kuat  keterkaitanya sejak zaman
filsafat  kuno.
            Hubungan  manusia 
dengan  Allah, itu  adalah 
aturan  dalam  agama yang 
patut kita  ikuti, karena  itu 
akan  menjadi  titik tolak 
ketakwaan.
            Hubungan seorang manusia dengan
Allah adalah bentuk ketaatan yaitu melaksanakan ibadah. Dari ibadah akan berimplementasi
terhadap kehidupan sosial seseorang. Konsistensinya melalui ibadah. Akan tampak
dalam kehidupannya sehari-hari, dan akan 
memberikan  warna  pada perilakunya  yang 
displin, pada  kebenaran  dan 
akan  menolak  pada 
penyelewengan.
            Hubungan  dengan 
sesama  manusia, paling  utama 
adalah orang tua, ini hubungan yang terkait erat, akibat  suatu 
perkawinan.
            Sadarkah  kita? Bahwa lahirnya  seorang 
anak  manusia  hasil 
dari  perjuangan  yang 
berat  antara  ibu 
dan  ayah. Dari  hubungan 
ini  akan  tampilnya 
kasih dan  sayang  dalam keluarga. Sangat  perlu 
juga  di  sadari 
hubungan  atau  komukasi 
itu  bukan  hanya 
dalam  bentuk  materi 
semata, yaitu  hubungan  kasih 
sayang. Meskipun  di  zaman 
modern  ini  hubungan 
atau  komukasi  dalam 
keluarga  cenderung  merenggang. Hal  ini 
karena kesibukan  pekerjaan  yang 
mempengaruhi  kehdiupan  manusia, sehingga  terjadi 
berbagai  masalah dalam  keluarga, adanya  selingkuh, kenakalan  remaja.
            Hubungan  sesama 
masyarakat  adalah  hubungan 
yang akan menjadi  aktulisasi dari
ibadah  yang  di 
lakukan, itu  akan  tampil 
di  masyarakat. Kumonikasi  itu 
butuh  hak, yaitu adil  dan 
kebenaran, maka  hubungan  akan 
terjalin  baik, tidak  berat 
sebelah, silahturahmi akan  menjadi  komunikasi yang  bermanfaat.
            Karena  dalam 
komunikasi  memiliki  aturan 
yang  itu  harus 
kita  yakini, kita  bertanggungjawab  apa 
yang  kita  sampaikan, yang  memiliki 
prinsip-prinsip, yang  kita  harus 
mampu  untuk  menjalankanya, dalam  kondisi 
dan  keadaan yang  bagaimanpun.
            Sangat  perlu 
kita  ingat  adalah, manusia  memiliki 
tugas  di  muka 
bumi  ini, yang di berikan  kemampuan 
untuk  mengelola, memelihara,
terjali  kebahagiaan  dan 
kesejahteraan  pergaulan,
kesejahteraan  hidup  manusia. Karena  kebahagiaan 
itu  merupakan tujuan  yang 
di  capai.  
             Jika demikian itulah  komunikasi yang sangat  penting untuk di  ikuti. 
Artinya Hubungan atau  komunikasi  pertama adalah awal dari untuk pertemuan
atau  komunikasi  yang 
berikutnya, rencana selanjutnya tentu memerlukan berbagai persiapan yang
harus  kita program dengan sempurna.
            Membuat kesepakatan yang baik
diantara kedua belah pihak, lalu jaga hubungan 
yang pembicaraan itu akan selalu saling menghargai, apa-apa yang  kita 
sampaikan tersebut, hindari perbuatan yang  hanya menuding, semua itu tak aka nada arti.
            Bila sudah terjalin hubungan baik,
pertemuan yang sudah kita lakukan itu, baiknya di evaluasi, ibarat kita akan
membangun  sebuah gedung, bukankah kita
tidak membuat atapnya terlebih  dahulu,
tapi  kita buat  sketsa 
dahulu, kemudian rencana perhitungan dana untuk membangun. Tetapi  untuk pekerjaan awalnya  adalah 
pondasi. Jadi jika ingin menjalin kerjasama itu yang  paling perlu di perhatikan adalah hubungan
yang harmonis.
            Jadi sangat dibutuhkan perhitungan
yang tepat, mulai dari awal pembangunan yaitu pembuatan pondasi, dana yang
dianggarkan tersebut di rencanakan.
            Jika pembuatan pondasi juga
dibutuhkan suatu perhitungan keseimbangan, yaitu antara pembuatan pondasi dan
lainnya, mengapa demikian? Untuk menikmati rumah yang indah ternyata membutuhkan
kesabaran dan usaha yang keras.
            Jika terjadi juga kegagalan dalam
langkah suatu pembangunan, dan berkerjasama dalam suatu program proyek artinya
itu membutuhkan intropeksi terhadap diri kita sendiri, bukan justru mengkambing
hitamkan orang lain. Atas kesalahan yang kita lakukan itu.
            Renungkan diri kita, lalu bangkitlah
lakukanlah pemanasan pikiran yang penuh dengan semangat, lalu muailah dengan
langkah-langkah baru kembali, yang memiliki kekuatan  bentuk
harapan baru untuk
langkah kesuksesan berikutnya, karena sukses tidak datang dengan sendiri.
            Persiapan dibutuhkan dengan semangat
baru, lakukan perenungan, Kholwat atau lebih di kenal dengan memulai meditasi. 
Bagian V
MEDITASI
                Siapapun manusianya tak akan pernah
terlepas dari suatu masalah, dalam perjalanan hidupnya di muka bumi ini.
Beraneka ragam masalah yang dihadapi oleh manusia, mulai dari yang kecil hingga
masalah besar.
            Masalah datang pada kita bukan
dihindari, hadapi tapi selesaikan dengan baik dan cari solusinya, hadapi dengan
tenang. Dan persiapan yang maksimal, tentu akan menemui peyelsaianya yang baik
dan itu memang kita harapkan sebelumnya.
            Jalan terbaik, langkah awal yang
kita lakukan adalah dengan kholwat atau akan lebih di kenal dengan sebutan
meditasi, itu istilah umum yang di gunakan, kholwat artinya menyepi di tempat
yang sunyi lalu melakukan perenungan yang dalam dengan bacaan yang sudah
ditentukan dalam waktu yang juga sudah di tentukan, sedikit-dikitnya adalah
dilakukan selama empat puluh hari lamanya . 
             Tradisi ini di lakukan sudah dari sejak zaman dahulu,
dilakukan oleh para rasul Allah dan orang –orang utusan Allah lainnya, seperti
para wali-wali Allah, hal itu dilakukan untuk lebih tepat dalam menjalankan
tugasnya sebagai penyampai risalah-risalah agama.
            Lebih sering orang mengatakannya itu
adalah dengan jalan meditasi, meskipun sesungguhnya itu adalah kholwat, baiklah
disni kita bukan akan membahas mengenai arti dari kholwat, tapi guna
pelaksanaannya tersebut.
            Mengenai pelaksanaan meditasi atau
kholwat ini, bukan saja di gunakan oleh orang-orang yang akan berniat baik,
tapi juga dilakukan oleh para normal, baik untuk kebaikan atau untuk
sebaliknya.
           Paranormal atau dukun, yang sering
berhubungan dengan dunia mistik, ia sangat sering menjalankan meditasi, karena
kalau kholwat itu, lebih identik mengunakan kata-katanya disaat kholwat itu
menyebut nama Allah semata.
            Tetapi dalam meditasi, itu di
jalankan tergantung orang yang akan menjalaninya, karena hal terus berlanjut
dalam penggunaanya, tentu kita bertanya, apakah manfaat dari orang-orang yang
melakukan meditasi tersebut, apakah gunanya orang yang menjalani meditasi
tersebut, dalam setiap langkah kehidupan manusia.
            Disini kita pakai kata meditasi,
meditasi dari beberapa pendapat mengatakan, dari meditasi  memiliki suatu kekuatan besar, yang
kadangkala tidak dapat diduga sama sekali oleh orang-orang yang melakukanya,
kadangkala sangat di luar dugaan, bahkan hasilnya di luar perkiraan.
            Paranormal banyak yang menggunakan
meditasi, hal ini di gunakannya untuk membaca sesuatu yang di luar kemampuannya
yang dia miliki. Banyak orang yang tidak perduli dengan meditasi ini. Kita
ingat sekali bahwa nabi Muhammad untuk memohon sesuatu pertolongan yang
sangat berat di hadapainya, ia pergi ke goa, yaitu melakukan kholwat atau
meditasi tersebut.
            Menjadi pertanyaan adalah, banyak
umat manusia saat ini tidak mau menggunakan kholwat, atau meditasi sebagai
jalan untuk  memahami dirinya atau untuk
memohon petunjuk tersebut.
            Jadi sesungguhnya meditasi ini
adalah sangat diperulukan, tetapi mengapa banyak orang tidak mau menjalankan
ini, padahal untuk meditasi itu bukan hanya nabi, para wali, atau ulama saja,
atau dukun saja, tetapi itu boleh di jalankan oleh siapapun, yang ingin
menggunakannya,atau menjalani, tentu saja semuanya itu tergantung manusianya
itu sendiri. 
            Artinya siapapun butuh melakukan
meditasi ini, karena ini adalah bagian dari kebutuhan akan petunjuk dari sang
maha pencipta untuk diri kita yang sangat butuh akan sebuah petunjuk dari
keinginan yang sangat kita harapakan, dalam menjalani roda-roda kehidupan di
muka bumi ini, karena bumi penuh dengan berbagai masalah dan rintangan yang
kita hadapi, dalam setiap harinya.
            Kalau begitu meditasi ini sangat
perlu kita lakukan, lalu apa sih gunanya kita untuk melakukan meditasi? Tentu
saja ini bukan suatu perbuatan yang sia-sia, mengapa demikian karena sudah
terlihat betapa besar fungsinya, seorang rasul saja melakukan meditasi, tidak
ada perbuatan yang di lakukan oleh seorang nabi itu adalah perbuatan yang
sia-sia.
            Lalu dimana kita akan melakukan
meditasi tersebut? Jawabnya tentu tidak di sembarang tempat, artinya ada di
tempat tertentu, yang menurut kita tempat itu tenang untuk melakasanakan
meditasi tersebut. Jadi meditasi dapat dilakukan dengan keadaan yang tentram,
karena nabi saja untuk melakasanakan meditasinya di sebuah goa.
            Sekali lagi tidak dapat meditasi di
sembarang tempat, jadi pada suatu tempat yang tentu saja aman, dari semua
gangguan, mahluk hewan atau lainnya.
            Jelas sudah di tempat yang sangat
sunyi, aman dan tentram, yang tentu saja jauh dari hiruk pikuk suara-suara yang
justru akan mengganggu konsentrasi kita nantinya. 
            Dimana kita seharusnya
melakasanakan meditasi tersebut, tentunya tidak di sembarang tempat, contohnya
sudah jelas bahwa seorang rasul saja untuk menerima petunjuk dari Allah, ia
melakukan meditasi atau kholwat tersebut, di suatu tempat yang sunyi, suatu
tempat yang betul-betul aman saat kita melakasanakan meditasi tersebut.
            Jangan sampai kita terganggu disaat
melakasanakan meditasi tersebut, mulai dari suara hingar binger kota hingga
suara teriakan dari apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan dari meditasi
tersebut.
            Tempat yang menurut anda memang
tenang dan aman, sehingga pelaksanaan meditasi tersebut penuh dengan
konsentrasi yang baik. Juga induvidu yang akan melaksanakan meditasi
membutuhkan suatu persiapana juga, karena orang yang akan meditasi juga harus
mempersiapkan diri, pikiran dan yang bersangkutan harus betul-betul tenang,
tidak dalam keadaan galau.
            Artinya persiapan itu adalah mulai
dari mental, yaitu mental yang bersih, sikap yang bersih, terlepas dari rasa
iri, dengki, sombong. Kalau sikap ini masih bersemayam dalam hati maka
cenderung pelakasanaan meditasi tersebut tidak dapat di laksanakan, artinya
pelakasanaan meditasi tersebut tidak akan menjadi sempurna, itu membutuhkan
sikap-sikap dan jiwa yang tidak di kotori oleh sikap sombong. Rasa iri, dengki,
bakil atau serakah.
            Disamping itu  tentu 
kita  melakukan  ini 
karena  keinginan  memperoleh 
kedudukan yang  tinggi  di 
muka  bumi  ini, juga 
setelah  kematian, buat  apa 
dalam  dunia  kita 
terkaya  tapi  mati 
dalam  keadaan  tersiksa .
            Maka 
itu  para ahli  hikmah 
berkata,  kalau  anda 
ingin  hidup  tentram 
di  muka  bumi 
ini adalah  biasakan  dengan 
ucapan  atau  salam, 
atau  pekataan, atau
komunikasi  yang sopan  serta 
santun.
            Bekal  untuk 
meditasi  itu  juga 
di  butuhkan  orang 
dermawan, senang  dengan  sedekah, mau 
memberi  kepada  orang lain, sehingga  ia 
akan  menjadi  tenang.
            Dalam agama  Islam 
meditasi  adalah  bagian 
dari  ibadah  sholat 
Tahajud, yang  harus  di 
lakukan  pada  saat 
sunyi  di  malam 
hari, sehingga  hening  suasananya. 
            Untuk  dapat 
melakukan meditasi  juga  di 
butuhkan  sikap-sikap  yang 
antara  lain, jiwa  dan 
raga  selalu  bersih, senang  dengan ibadah, hubungan  dengan 
sesama  mahluk, terutama  manusia. 
Hati dan  jiwa  yang 
selalu  control  dalam 
diri  sehingga  hubungan 
dengan  manusia  tidak  di 
kotori  dengan  sipat 
jahat.
            Meskipun demikian masih ada
pertanyaan yang tersimpan di benak kita, lalu kapan sepantasnya dan sebaiknya
kita melakukan meditasi yang paling tepat, kalau bukan pada siang hari dan di
tempat yang sunyi, dalam agama Islam di berikan jalan yaitu tengah malam ketika
keadaan sunyi sepi, yaitu salah satunya adalah dengan Sholat Tahajud.
            Jadi sudah jelas dalam Islam itu di
ajarkan, suatu yang tak dapat di pungkiri lagi, dan itu dapat di buktikan, tapi
sayang sangat  jarang orang-orang yang
melakukan yang demikian, khususnya dari penganut agama islam.
            Jika demikian bahwa rasullullah juga
telah mengajarkan bagaimana cara untuk melakukan meditasi tersebut, hanya
karena orang-orang yang pandai untuk mengembangkan meditasi ini, maka mereka
menyebutnya itu adalah meditasi.
            Artinya ini di gunakan oleh semua
orang, hanya beraneka ragam saja orang yang menyebutnya, tapi itu bukan
persoalan yang terpenting disini, bagaimana kita cara melaksanakan, karena
tidak mungkin melakukan suatu perbuatan yang sia-sia dan tanpa ada manfaatnya,
baik bagi dirinya, juga bagi orang lain, dan orang  pengikutnya dizaman itu, hingga berguna sampai
kepada dizaman kini.  
            Kholwat ini dikembangkan oleh para
ahli psikologi dengan sebutan mereka adalah meditasi, kembali kita merenungkan
kapan waktu yang tepat untuk mulai melaksanakan meditasi tersebut, kita
perhatikan para tokoh agama dunia memparktekan meditasi ini dengan berbagai
ragam dan cara yang mereka lakukan.
            Meditasi ini telah di lakukan suatu
uji coba oleh para terdahulu, dengan percobaan dan demi percobaan mereka
lakukan, sehingga meditasi itu juga sangat baik di lakukan pada pagi hari,
yaitu sebelum kita melakukan kegiatan apapun di saat bangun tidur. Dimana
orang-orang yang masih banyak tidur dengan nyenyaknya kita lakukan itu meditasi
dipagi hari, tentu maksudnya jangan sampai kita terganggu pada saat melakukan
meditasi.
            Lebih baik lagi kita lakukan
meditasi itu dipagi hari dan juga di sore harinya, artinya disaat baru bangun
tidur dan juga disaat akan menjelang tidur, sekali lagi tempatnya untuk
melakukan mediasi itu supaya ditempat yang aman dan tenang.
            Jadi sangat perlu kita ketahui bahwa
pada saat kita akan melaksanakan meditasi itu adalah, akan banyak yang
mempengaruhi pikiran dan keinginan yang akan kita renungkan dalam melakukan
meditasi tersebut, kita ingat hari-hari pada hari itu, apa-apa yang telah kita
lakukan pada hari itu, di ingat dengan baik.
                 Jika telah
menyadari semuanya maka akan terbukti kita bahwa betapa pentingnya melakukan
meditasi tersebut. Kita juga ada aturan dalam melaksanakan meditasi tersebut,
kita ucapkan kata-kata yang akan beda-beda setiap orang karena keinginan orang
itu beda-beda.
            Boleh dalam meditasi melakukan
bacaan zikir “Laillah ha illahlah” dengan menarik napas perlahan-lahan kemudian
sesaat berhenti di bagaian perut, lalu direnungkan kekiri dan kekanan, sesaat
napas di tahan dan hembuskan secara perlahan-lahan dengan teap membaca zikir.
            Boleh juga menggunakan kata-kata
lain yang kita inginkan, aau sesuatu yang kita inginkan, intinya ucapakan
kata-kata yang membuat kita dapa berkonsentrasi dengan baik dan sempurna,
sehingga terlaksana meditasi tersebut dengan hasil yang benar-benar kita
harapkan sesungguhnya.
            Pola melaksanakan meditasi adalah dengan
duduk bersila, hal itu yang lebih dominan di lakukan oleh orang-orang
terdahulu. Duduk posisi tubuh dengan dengkul dan tubuh yang tegak lurus, dengan
perlahan-lahan menarik napas.
Hal itu kita lakukan dengan berulang-ulang, berkali-kali aau kalau kita
ingin lebih tertib bisa juga dengan hiungan, namun hitungan itu jika akan
menggunakan dengan hitungan yang mundur kebelakang yaitu
21-19-17-15-13-11-9-7-5-3-1, ini dilakukan berulang-ulang kali sehingga kita
mengulanginya. Paling tidak disaat melakukan meditasi hal yang sama di ulang
setidaknya dilulang lima kali , dengan menarik napas yang sama.
Untuk  melakukan hal ini,
setidaknya selama dua menit, jika dapat dilakukan lebih lama adalah itu akan
lebih baik lagi, maka merasakan sesuatu disaat itu, bisa saja suatu ketenangan
dan kekuaan baru, bahkan mungkin akan merasakan suatu kebahagiaan, merasakan
kelonggaran di dada, atau bahkan mungkin akan menghilangkan pemikiran yang
berkecamuk di hati kita nantinya.
Di saat-saat kita melaksanakan meditasi tersebut, kita mulai merenungkan
semua jalan hidup yang menurut kita adalah masalah, maka itu akan muncul,
apa-apa yang terpikirkan oleh kita pada waktu itu, maka itu dapat kita
singkirkan hal-hal yang tidak berguna dan yang akan mengganggu segala pikiran kita,
lalu kita mulai mengambil hal-hal yang dapat di cerna dengan baik untuk
tindakan yang berguna bagi kita.
            Jadi untuk itu kita akan dapat
memilih tindakan yang bukan justru mencari kesalahan untuk menghindari
ketidakkemampuan kita, teapi justru itu harus di hadapi dan di pikirkan apa
jalan keluar yang terbaik untuk mejadikan suatu tindakan yang kita lakukan
nantinya. 
            Dengan kita melakukan suatu
meditasi, itu sesungguhnya untuk mengulangi kembali apa-apa kejadian kita yang
telah kita lakukan sebelumnya, apa yang telah kita perbuat selama ini. Lalu tanyakan
pada diri kita sendiri apa yang telah kita lakukan itu adalah benar.
            Setelah itu sanggupkah kita
nantinya, untuk mengenali diri kita sendiri, lalu kita akan mulai menilai diri
kita sendiri, jika ternyata kia selama ini telah melakukan suatu perbuatan yang
bertindak suatu kesalahan, suatu keburukan yang sangat memalukan, ternyata
justru telah merusak diri kita sendiri.
            Langkah berikut adalah yang menjadi
pertanyaan, mampukah akan megoreksi diri sendiri dengan kejujuran, kalau salah
kita akui semua kesalahan yang telah kita lakukan, mampukah kita menyadarinya
bahwa kita telah menyiksa diri kita sendiri selama ini. Sesungguhnya tidak ada
orang lain yang akan memperbaiki kita sendiri kecuali kita sendiri.
            Untuk maju atau mundurnya kita
adalah semuanya tergantung pada diri kita sendiri, untuk menyadarkan diri kita
itu adalah kita sendiri, memang tidak mudah untuk dapat mengkoreksi diri kita
sendiri, untuk menyadarinya, bahwa kita telah banyak berbuat salah selama ini,
untuk mengakui diri sendiri adalah memang bukan yang gampang, bagaimana
sesungguhnya untuk menyadari perbuatan kita .
            Langkah berikunya adalah, kita
sendiri yang akan memberikan kemampuan pada diri kita sendiri, karena itu akan
sangat berguna sekali, sehingga akan dapat kita ketahui bagaimana kemampuan
kita dalam menerima tanggungjawab yang kita lakukan, sejauhmana kemampuan kita
untuk melakukannya nanti.
            Kemampuan itu ada pada kita sendiri,
kita sendiri yang tahu sejauhmana kemampuan kita, bukan kita bertanya pada
orang lain, atau oleh karena bantuan orang lain, jadi sesungguhnya apa yang
anda lakukan itu lakukanlah.
            Karena tidak akan datang orang
memberikan rahasia kemampuan anda kepada anda, kecuali anda sendiri, oleh
karena itu anda sendiri yang tahu bagaimana kemampuan anda itu.
           Dari meditasi itu akan muncul,
pemikiran yang murni, pemikiran yang berguna untuk dirimu, untuk orang lain,
sehingga nantinya anda sendiri yang memiliki kemampuan untuk memilihnya
nantinya.
            Disanalah nantinya akan merasa
adanya kebahagiaan yang muncul yang anda rasakan, yang tidak dirasakan oleh
orang lain, anda justru merasa senang dapat membantu diri sendiri, anda dapat
bahagia setelah berhasil membantu orang lain, artinya bukan suatu yang mudah
untuk mengetahui sebatas mana sesungguhnya kemampuan yang telah kita miliki
sesungguhnya, hanya kita sendiri yang memiliki kesempatan untuk dapat mengerti
akan diri kita sendiri, bukan orang lain. Jadi jangan pernah berharap bahwa
kesempaan itu akan daang dari orang lain, tapi dari kita sendiri.
            Namun sehubungan dengan itu, jibril
berkata pada Nabi Muhammad Dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar Asqolani
mengatakan,” hiduplah kamu sekehendakmu, tapi ingat kamu akan mati, cintailah
orang kamu kehendaki, tapi sudah pasti kita akan meninggalkanya. Tapi beramallah
kamu, pasti akan mendapat balasanya.’
            Jiwa seorang harus juga di bekali
dengan amal-amal yang baik, bukan hanya di selimuti oleh nafsu, nafsu yang
membebani dirinya, karena nafsu serakah, tamak dan rakus, itu akan menghalangi
diri untuk konsentrasi dalam meditasi. 
            Jadi kemampuan untuk menyadarkan
diri kiat sendiri adalah kita sendiri yang harus berusaha sepenuhnya untuk kita
sendiri, oleh karena itu bukan hal yang mudah, untuk menilai kemampuan diri
kita sendiri itu, dan untuk menyadarinya atas diri kita sendiri.
Tentu saja
bila kita telah mengetahui akan kemampuan diri kita, maka akan kita ketahui
sejauhmana sesungguhnya tanggungjawab yang yang harus kita lakukan, setelah itu
akan tahu kita apa langlah selanjutnya yang harus kita lakukan, itu langkah
yang terbaik baik kita.
            Ketenangan akan dapat kita rasakan
dengan sendirinya, ketenangan itu kia sendiri yang akan merasakanya, bukan
orang lain, apalagi bantuan orang lain, jadi tenang dan bahagia itu adalah
milik kita, oleh karena itu mencapainya adalah dari usaha kita bukan uasaha
orang lain.
            Itu pemikiran dan yang akan kita
lakukan adalah sudah pemikiran yang benar, jika di jalani dengan hasil meditasi
tersebut, maka kebahagiaan itu akan dapat kita rasakan dalam diri kita, jadi
tentu saja kalau anda sendiri telah merasakan suatu kebahagiaan tentu saja
ingin pula membagi kebahagiaan itu kepada orang lain, sehingga kita lebih
merasakan bahagia bila telah berhasil  setelah berhasil membantu orang lain dengan baik dan juga
dengan ihklas , serta tanpa merasa bangga dengan membantu orang lain, maka
kebahagiaan itu sudah di nikmatinya.
            Tentu saja setelah kita menyadari
bahwa kita telah memiliki kemampuan untuk diri sendiri, maka akan datang
sendiri daya pemikiran kita, apa yang akan kita lakukan selanjutnya.Mulai
terasa adanya suatu ketenangan dalam diri kita, bukan ketenangan karena orang
lain, atau dibantu orang lain, tetapi ketenangan itu muncul, sehingga ingin
melakukan sesuatu maka lakukanlah itu.
            Muncul pemikiran murni kita yang
akan membawa pada pemikiran baru, akan kembali memberikan jalan suatu kebahagiaan,
sehingga ingin pula membagi bahagia itu pada orang lain, sehingga muncul selalu
ingin membantu orang lain.
            Selalu  ingat 
akan  kebesaran  Allah, selalu 
datang  kepada  orang-orang 
yang  dapat memberikan  nasehat 
kepadamu. Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya sabar dalam  menghadapi 
cobaan  hidup,  sabar dalam 
menghadapi kesulitan, sabar 
dalam  melaksanakan aturan-aturan  atau disiplin 
dalam  rencana, namun  hindari 
dari  perbuatan  yang 
zalim  atau  perbuatan 
maksiat.     
            Sehingga tiada lain dalam pikiran
akan selalu memiliki pemikiran yang selalu brilian, oleh karena itu bila ingin
melakukan sesuatu maka lakukanlah. Jika sudah melakukan meditasi, agar timbul
suatu pemikiran, bagaimana tindakan anda setelah melakukan meditasi. 
Bagian VI
INGIN MELAKUKAN
SESUATU LAKUKANLAH
Setelah melakukan meditasi, akan muncul gagasan yang baru, tindakan dan
gerakan-gerakan yang menjadikan langkah untuk berbuat sesuatu yang ada dalam
benak kita yang terbaik bagi diri juga bagi orang lain.
            Dorongan kuat akan muncul dalam
pemikiran kita, sehingga bertanya harus berbuat apa, artinya pada tahap ini,
mulailah dengan suatu rencana-rencana baru yang muncul, tulis setelah tergambar
dalam pemikiran kita.
            Mulailah evaluasi apa –apa yang
telah kita lalui. Apa yang yang telah kita lakukan, apa saja kesalahan yang telah
kita lakukan selama ini, apakah banyak yang baik atau justru banyak yang
buruknya, mampukah kita akan melakukan suatu untuk menyatakan bahwa kita selama
ini telah banyak berbuat kesalahan, lalu memang banyak kesalahan maukah kita
untuk merubahnya agar dapat merubahnya, bukan justru kita untuk menyimpanya,
atau menutupi kesalahan itu, agar kedepan untuk memiliki kemampuan untuk
melakukan tindakan reformasi diri. 
            Bila  kita masih sedikit meragukan tentang
pemikiran kita itu, maka datanglah kepada tokoh-tokoh agama, kepada para ulama,
petunjuk yang sesuai dengan  apa yang
kita harapkan sesungguhnya.
            Kita berusahalah untuk menemui
orang-orang yang dapat di ajak untuk bermuswarah, beristiharoh, sehingga kita
dapat menemukan persoalan, tentu saja setelah tahu persoalan maka akan dapat
pula menemukan penyelsaianya, setelah menemukan jawabanya, maka lakukanlah
tindakan yang ingin di lakukan.
            Jangan pernah menunda-nunda
permasalahan, perbedaan adalah suatu panorama yang untuk di kombinasikan
sehingga menjadi bentuk yang bagus bila di pandang mata. Jangan ragu-ragu untuk
bertindak, persiapkan diri anda untuk melakukan suatu tindakan.
            Bila sudah ditemukan penyelsaian
yang baik lakukanlah, namun untuk melakukan tindakan itu, dibutuhkan
waktu-waktu yang tepat, untuk memulai kembali jalan baru, bukankah setiap
pembangunan suatu yang sudah rusak parah saja itu perlu di lakukan tindakan perbaikan,
sehingga orang-orang yang akan melalui jalan itu akan merasa nyaman, sehingga
tujuan yang akan di capai oleh setiap orang yang melalui jalan itu tidak
terganggu, merasa nyaman dan semua urusan yang akan di tuju  akan tercapai tanpa adanya rintangan.  
            Waktu yang tepat  adalah suatu awal dari suatu tindakan, perlu
di perhitungkan waktu-waktu yang tepat, itu untuk memulai tindakan, karena
jangan sampai sembarangan waktu, karena aral merintang yang akan datang juga harus
jadi perhitungan, karena rintangan bukan di hindari tapi di hadapi dan selesaikan.
Harus memiliki perhitungan yang tepat, dan jangan sampai sembarang kita
melakukan suatu tindakan tersebut, jangan sampai mengecewakan kita sendiri,
atau bahkan akan mengecewakan orang lain, tapi lakukan tindakan yang epat
sehingga hubungan dengan orang lain akan menjadi baik.
            Perhitungkan dengan baik,
siapa-siapa yang akan kita hadapi tersebut, mulai dari diri sendiri, keluarga,
sahabat dan orang-orang yang akan menjadi hubungan bagi kita.
            Tindakan kita akan jadi perhatian
orang lain, perbuatan sosial yang kita lakukan adalah nilai –nilai dalam
langkah kehidupan dimasa-masa yang akan datang, karena ucapan dan indakan hari
ini akan di tuai di masa yang akan datang, dalam waktu dan tiap tindakan adalah
diperhitungkan, karena akan memberikan suatu kekeliruan atau kebaikan adalah
apa yang telah kita lakukan, perimbangan itu harus yang tepat.
            Ketenangan akan ada bila kita
melakukan tindakan yang penuh perhitungan, tanpa dengan tindakan yang
tergesa-gesa, karena masalah apapun itu harus dihadapi  jika memang kita ingin berhasil, seorang
Thomas Alpa Edison , ketika  ia memulai
percobaan, kegagalan demi kegagalan yang di hadapi, teapi ia tak juga menyerah
untuk menuju kebrhasilan, ia lakukan apa yang ingin di lakukan, hingga
benar-benar berhasil.
            Nabi Muhammad SAW 13 tahun melakukan
dakwah kepada umat dengan kesabaran, ketabahan dan kejujuran, ribuan hinaan dan
cobaan, namun rasul Allah itu  tetap
tegar, tanpa sedikitpun ada keluhan dalam pikiran ataupun ia sampaikan kepada
siapa saja, ia terus melaksanakan amanah dari Allah, tanpa ada rasa takut dan
gentar serta tanpa ada rasa putus asa sedikitpun.
            Baik kawan maupun lawan menghargai
dan mengakui keyakinan rasul Allah itu, yang meiliki semangat yang tinggi dan
tak pernah menyerah, untuk berbuat suatu kebajikan terhadap kepada semua
manusia, yang berada di dekatnya maupun yang berada di sekitarnya, merasa
tentram tenang dan iku merasakan dilindungi meskipun ia bukan pengikutnya di
masa itu.
            Di tahun 2001 penulis mengumpulkan
beberapa anak jalanan, dengan semangat agar mereka memiliki jiwa yang tegar,
agar mereka dapat mandiri, tidak lagi terbuai dengan perbuatan yang membawa
mereka pada penyimpangan moral, keluarga, kerabat, dan tetangga 
tidak
ada yang mendukung rencana mengumpulkan anak jalanan itu, padahal untuk membina
mereka agar idak lagi melakukan perbuatan yang menyimpang dari perbuatan moral
yaitu seperti menghisap lem aibon dan lainnya, namun dengan semangat dan niat
yang tulus keinginan iagar anak-anak itu memiliki sikap yang berguna bagi
dirinya juga orang lain, kita mengarahkan mereka agar mau hidup yang lebih
berarti, setidak-tidaknya mampu untuk sekolah kembali, atau mereka memiliki
pekerjaan yang idak melanggar hukum agama dan pemerintah, pada akhirnya
keinginan itu tercapai juga.
            Meskipun demikian rintangan itu akan
selalu datang, ia akan datang setiap saat, dengan atau tanpa kita  ketahui, yang tidak akan pernah menunggu,
hanya menunggu tindakan-tindakan bukan keluhan dan kelemahan dari orang-orang
yang mereka hadang.
            Meskipun demikian tindakan itu,
tentu saja suatu tindakan yang berguna yang bermanfaat bukan tindakan justru
akan merusak tatanan dan  perilaku
kemanusiaan antar hubungan sesama manusia lainnya. Tiap tindakan adalah
tanggungjawab diri kita masing-masing, jangan pernah mencari kambing hitam atas
perbuatan yang kita lakukan itu. Akan lebih baik kita selalu lakukan intropeksi
diri, agar dapat melakukan tindakan yang tepat namun sangat berguna, sehingga
bukan sesalan yang nantinya akan kita hadapi. 
                 Barack Hoesen
Obama lahir Agustus 1961, Presiden Amerika Serikat ke 44, seorang Afrika
pertama menjadi presiden Amerika Serikat, ia menjadi seorang penggerak di masyarakat,
sebelum menjadi guru hukum, berkerja sebagai pengajar, membuka wawasan hak-hak
sipil di Chicago, mengajar hukum di universitas 
Chicago, mewakili hak –hak warga dari daerah distrik  13 di senat Ilionis  tahun 1997-2004, mencalonkan diri ke parlemen
 tahun 2000 namun ia tidak berhasil,
sebelum menjadi presiden ia telah lakukan survey  tentang 
dirinya, mampukah ia menjadi seorang presiden.
            Semua itu adalah gambaran
orang-orang yang penuh semangat, yang tak pernah menyerah dengan apa-apa yang
mereka hadapi, sebagaimana beratnya rintangan yang mereka hadapi, tidak kenal
menyerah.
           Persiden Republik Indonesia yang
terpilih tahun 2014-2019  Joko Widodo,
hidup sederhana, berjiwa mandiri, yang tidak pernah menyerah dengan kondisi dan
keadaan yang dia hadapi.  Berjuang kuliah
sambil berdagang, mengajar, menjadi walikota Solo, menjadi gubernur  DKI Jakarta, 
meskipun  hinaan dan berbagai  cobaan yang datang  silih 
berganti, nyatanya ia berhasil merubah wajah kota Jakarta.
            Ternyata semua rintangan itu
berlalu, dengan sendirinya, meskipun bertubi-tubi semuanya dapat di lalui
dengan baik, menjadi pertanyaan   adalah
jika orang lain mampu  mengapa kita  tidak 
mampu untuk melakukanya,  karena
itu semangat dalam diri jangan  pernah  berhenti.
            Seorang Aristoteles Onasis, ia
selalu berada  diempat  dimana 
orang  saling  membutuhkan, karena  teman-temanya   juga 
banyak yang  senang padanya,
bahkan  tidak  jarang 
ia di   gelari sampah masyarakat,
tetapi pada akhirnya  ia  menjadi 
seorang  yang  milyuner.
            Jadi 
sangat  jelas, bahwa  tidak ada hasil kebahagiaan itu hanya datang
dengan mengharap-harap saja, tetapi semuanya di hasilkan  dengan 
usaha  demi usaha yang di lakukan
dengan berulang-ulang kali, tanpa keluhan dan tak pernah menyerah, terus berusaha
menuju keberhasilan hingga benar-benar merasakan suatu kebahgiaan.
            Satu tindakan pertama membutuhkan
tindakan yang lainnya, jika itu suatu kegagalan, maka itu adalah awal dari
menuju sebuah keberhasilan, karena jelas di balik kesusahan itu  akan datangnya suatu kebahagiaan, di balik
kesedihan ada kegembiraan, hanya saja semuanya itu mau atau  tidak Itu 
maka ia akan tetap menggilas siapa saja yang akan di laluinya. Mampukah
tiap untuk melalui rintangan yang berada di hadapanya, karena kalau naik kita
tetap harus mendaki kalau diam atau turun itu adalah kalah.  
              Untuk  melakukan  suatu  
tindakan, jangan langsung melakukan tindakan, jadi perhatikan lebih dulu
titik tindakan yang nantinya akan di lakukan, 
perhatikan apa-apa yang akan di hadapi, strategi apa yang akan di
gunakan, sehingga tindakan itu 
benar-benar  berhasil nantinya.
            Dari tindakan yang kita lakukan,
resiko apa yang nantinya akan kita hadapi nantinya, perlu juga kita ketahui
siapa-siapa yang jelas-jelas jadi penghalang bagi kita, kelemahan-kelemahan apa
yang kita miliki, bukan hanya untuk di biarkan tapi direnungkan lebih dalam,
kemudian dari sudut mana kita memulainnya.
            Karena dibalik tersembunyi yang
tidak kita ketahui adanya suatu kelebihan, itu dalam hal kita mengamati diri
kita sendiri itu. Di balik semua usaha-usaha yang telah kita lakukan itu ada
kesuksesan yang menanti, tetapi ia menunggu orang-orang yang bersemangat,
karena keberhasilan itu di awali lebih dulu dengan berbagai rintangan yang
datangnya selalu silih berganti dengan tiada hentinya, oleh karena itu harus di
sertai dengan kerja keras.
            Bukankah kita semua sudah tahu bahwa
petani untuk memperoleh padi dengan kerja keras yang tiada henti, ia cari
bibit, lalu di semai dahulu, baru kemudian tanahnya di garap terlebih dahulu,
tanah di bajak dengan baik apakah tanahnya cocok atau tidak, karena lahannya
juga   patut di perhatikan dengan baik,
setelah padi di tanam masih perlu juga untuk di perhatikan dengan kedaan
padinya, apakah anah sudah aman, mulai dari pupuk dan juga menganai hama lain
yang akan datang mengganggu keadaan tanah dan juga padinya.
            Bukan cukup sampai di situ, masih
di butuhkan suatu perawatan yang baik, tekun dan kerja keras, jika ada rumput
yang mengganggu pada pertumbuhan maka itu perlu di bersihkan, perawatan ini
dibutuhkan perhatian yang secara serius, inilah suau gambaran dalam roda
perjalanan  tiap-tiap hidup manusia, di
muka bumi ini, karena smua yang ada di alam ini adalah sebuah perbandingan yang
tiada henti, perbandingan yang hanya manusia yang memahami alam ini saja yang
akan tahu semua itu.
            Padi tidak dapat langsung jadi, tapi
akan selalu ada hama-hama yang kecil maupun hama yang besar, datang tanpa kita
ketahui, tapi bukan untuk di hindari aau di jauhi, tapi lakukan perlawanan dengan
berbagai solusi yang akan menguntungkan bagi kita, juga bagi orang lain yang
ada di sekiar kita.
            Setiap kita berpikir suatu kebaikan
bagi orang lain, kita  dulu yang akan
merasakan kebaikan itu, kemampuan kita untuk dapat, membagi bahagia pada orang
lain, kita terlebih dahulu yang akan merasakan kebahagiaan itu, sebelum orang
lain merasakan.  
            Rencana hidup itu memang penuh
dengan rahasia, yang di ikuti oleh banyak petanyaan demi pertanyaan yang datang
pada kita.  Untuk menjawabnya, untuk
melakukan tindakan di butuhkan suatu keberanian tersendiri dan kepercayaan diri
kita sendiri. Tetapi semakin hebatnya 
kekecewaan seseorang makin berat ia 
lakukan. Maka berat pula rintangan yang 
harus ia lawan untuk merubah hidup 
agar ia mau jujur, dengan kealpaan yang telah di lakukan.
            Misalnya, seorang anak
perempuan  yang punya perasaan, bahwa
kaum wanita itu lemah dan bodoh dari laki-laki. Kini ia sendiri telah
menganggap dirinya adalah lemah. Tapi jangan pula berkata, bahwa kaum
wanita  itu lemah, kaum laki-laki itu
rusak budi pekertinya, hanya di pengaruhi oleh hawa nafsunya belaka. Padahal
makin tahu dan mengerti kaum wanita maka akan makin tinggi derajatnya di hadapan
laki-laki.
            Seorang anak perempuan muda, kadang
kala mudah putus asa, sering berkata, saya tak sanggup bersaing dengan kaum
laki-laki, maka jadi benci pada laki-laki.
Saya  ini terlalu baik pada
laki-laki, pada laki-laki itu  buruk
tingkah lakunya. Ini yang kadang kala menjadi wanita  itu tidak 
percaya  diri. Sehingga senang ia
sendiri, sulit ia menyatakan bahwa laki-laki itu adalah  baik baginya.
Karena wanita ini selalu tersiksa oleh laki-laki, sehingga pendapatnya
beda dengan apa yang di alami wanita lain yang bahagia dengan rumah tangganya.
Ia menentang tentang cinta  dan
pernikahan, bahwa banyak keluhan dirinya tentang laki-laki. Ia tak mengenal
namanya laki-laki yang  sejati, ia marah
dan benci. 
Untuk itu manusia dianjurkan dengan mereformasi diri yaitu dengan
berpikir tentang diri bukan  senang
sendiri, ia anggap hidup ini tipu daya, ia anggap hidup rumah tangga tidak
bahagia, tapi tak mau bahwa ini adalah karena kesalahan dirinya, ia lebih baik
mati rasanya. Inilah hidup yang berjalan seperti sebuah lingkaran setan.
            Selanjutnya terpenting  sekali 
adalah  suatu  persiapan 
diri  untuk  melakukan 
suatu, ingin  melakukan  sesuatu 
lakukanlah, lalu  apa  saja 
yang  perlu di lakukan persiapan  itu? Yang 
paling  utama adalah
kehormatan  diri  kita 
terlebih  dahulu.
            Memelihara  kehormatan 
diri  ini  adalah 
sangat  berkaitan  sekali 
dengan diri kita sendiri, tindakan 
itu  adalah menjaga  kehormatan 
diri  dengan menjaga  kesucian 
diri. Sebuah pribahasa 
mengatakan, ”air arang di sauk, ranting 
orang di  patah, adat  orang di turut,” makna  dari 
pribahasa  ini  adalah, seseorang  itu 
harus  memiliki  kepandai 
untuk  dapat  menyesuaikan diri  dari 
lingkunganya  yang  baru.  
            Menjaga diri  juga 
termasuk menghindar  dari
makanan  haram, mengisi kehidupan  ini 
dengan  jalan  halal. Menghindari  diri 
dari  perbuatan  yang 
haram, menghindari  diri  dari 
perbuatan  haram  itu 
antara  lain, menjauhkan  diri 
dari  perbuatan  mencuri, menipu, korupsi  serta 
perbuatan lain  yang  merugikan 
orang  lain.
Salah  satu  untuk 
mengembangkan  hubungan  itu 
adalah  dengan pernikahan, itu
untuk  menjalin  hubungan 
satu  sama  lain, yang 
mulanya  kita  tak 
saling  mengenal  kini 
menyatu  dalam  hubungan, itu 
sebagai  pembuka  jalan 
untuk  pengembangan  apa yang nanti  kita 
lakukan. 
            Selain  itu 
untuk  menjaga  diri 
kita  dari  perbutan 
zina, yang  akan  merusak 
kemampuan  berpikir  yang 
jernih, sebagai  persiapan  menuju 
tindakan  selanjutnya.
            Itu 
adalah  suatu  pengendalian 
diri  pribadi  artinya 
dengan  mengelola  dan 
mengendalikan  jiwa, pikiran  dan 
tindakan, sehingga  ia  tidak 
mengikuti  hawa  nafsu 
belaka.
            Mengapa  demikian? Karena  hawa 
nafsu  itu  cenderung 
kita  akan  melakukan 
tindakan  yang  sembrono, ceroboh,  tidak 
perduli  dengan  kondisi 
dan  keadaan, padahal untuk  kita 
bertindak  itu  harus 
selalu  dalam  keadaan 
kebenaran  dan keadilan.
            Nantinya  akan 
memiliki  kemampuan  yang 
akan  tampak  pada 
sosok, seorang  yang  memiliki 
suatu  kepribadian. Sehingga  akan 
memiliki  kehormatan  pada 
dirinya, pada  keluarga  dan 
masyarakat.
Inilah  persiapan  diri 
ketika  akan  melakukan 
tindakan, salah  satunya  adalah dengan 
kesabaran. Sabar  dalam  arti sesorang 
memiliki  kekuatan  yang 
ampuh  untuk  melakukan 
suatu  tindakan. Karena  ini 
adalah  sikap diri  seseorang yang  berproses.
            Kemudian  hal 
itu  akan sangat  mempengaruhi 
sikapnya, karena dari  sabar  itu, ada nilai-nilai yang  tersimpan 
dalam jiwa seseorang, sehingga 
akan  tampak  menjadi 
nyata  dalam  perbuatanya 
di kehidupan sehari-hari.
            Persiapan  diri 
itu  harus  setiap 
saat, sehingga  di  dalam 
melakukan  tindakan  dan keinginan, dari  persiapan 
mental  yang  membuka 
pemikiran  dan tindakan  yang 
sesuai  di  harapkan, atau  sesuai 
dengan  rencana  semula.
                Untuk  berbuat 
sesuatu  atau  tindakan, itu 
sesuai  dengan  jiwa 
dan  pemikiran, namun  tindakan 
itu  yang  sempurna. Dengan  kesabaran 
itu, dapat  berpikir  tepat 
dengan  sasaran  yang 
akan  di  tuju, 
namun  siap  untuk 
menerima  apa  yang 
akan  terjadi  dari 
hasil dan  rencana  yang 
telah  di  program 
semula, jika  rencana  itu 
tidak  sampai  memenuhi standart yang  kita 
harapkan sesungguhnya.
            Disamping  itu 
pula  kita  harus 
siap  menerima  hasil 
apa yang  kita  programkan 
itu  dengan  penuh ihklas. Siap  pula 
untuk  membuka  diri. Karena 
dari  kesabaran  itu, siap 
mebuka  diri, yaitu  menerima 
kegagalan,  ihklas, mampu  untuk 
membuka  diri. Juga  tidak menerima  kegagalan 
dengan  sikap  keterpaksaan, karena  kalau 
kita  merasa  terpaksa, maka timbul  sikap 
kecewa, dan putus  asa.
            Meskipun  dalam kehidupan  ini 
adalah  suatu  kebebasan, bagi  orang 
untuk merasa  kecewa  atau 
terpaksa, namun  karena  inilah 
banyak  terjadinya  penyakit 
yang  timbul  dari 
diri  manusia.
            Setelah  kita 
mulai  melakukan  tindakan, atau  melakukan 
rencana  dan program-
program  yang 
di  inginkan. Juga  harus 
selalu  siap  dan 
mampu  untuk  melakukan 
pendeteksian  diri, dengan
pemikiran  terhadap  aturan, atau 
prinsip-prinsip  yang  tentunya 
itu  sudah  kita 
pedomi dalam  diri  kita 
pribadi.
            Sangat  dan 
perlu  sekali  kita 
ketahui bahwa, semua 
tindakan  dan  perbuatan, serta  rencana 
yang  akan  kita 
gapai itu, akan  selalu  ada 
pengorbanan. Inilah  yang  sangat 
di  butuhkan keterbukaan, keihklasan  untuk 
mengorbankan sesuatu, demi  untuk
yang  akan kita capai  nantinya.
            Jangan  sampai 
kita  tak  mau 
berkorban, misalnya masalah 
waktu, dana  dan  juga 
pikiran, sekali  lagi. Jika  kita 
sudah  berkorban  namun 
belum  juga  tercapai 
apa  yang  kita 
inginkan  itu, jangan  sampai 
kecewa. Bangkitlah, 
renungkan  dan  mabil 
hikmah  dari  kejadian 
yang  telah  terjadi 
tersebut, yaitu  ambil  pelajaran 
dari  makna  peristiwa-peristiwa  yang 
telah  kita  jalani 
itu. Karena  tindakan  yang 
kita  lakukan  sekarang 
adalah  hasilnya  itu 
di  masa  yang 
akan  datang.    
            Bila 
rencana, atau  program  yang 
kita  inginkan  itu 
berhasil  dengan  sukses. Apa yang  tindakan 
yang  kita  lakukan? Itu 
adalah  dengan  rasa 
bersyukur.
Karena  bersyukur itu  adalah, merupakan suatu  aktualisasi 
terhadap   diri  sendiri, yang 
membuka  diri  dengan 
sikap berterima kasih, akan  hasil  yang 
telah  kita  terima, saat ini.
            Rasa 
syukur,  dalam kita  lakukan 
dengan  suatu  tindakan 
atau kita  lakukan  dengan, ucapan  atau 
juga  dengan  perbuatan, yaitu  memanfaatkan 
hasil  yang  telah 
kita  peroleh  itu 
sesuai  dengan  hasilnya.
            Misalnya, kita  mendapat 
apa yang  kita  harapkan, usaha  yang 
sukses, jangan lupa  kita  bertindak 
adil  dan  benar, serta 
bijaksana. Tidak  menjadi  lupa 
diri, bila  kita  telah 
berhasil  dari  keinginan 
yang  selama  ini 
kita  inginkan, jangan lupa  pula 
bahwa  di  balik keberhasilan  yang 
kita  miliki  itu 
adalah ada  hak  milik 
orang  lain. Apakah  itu 
hak  milik  orang 
lain  itu?  Yaitu 
sedekah, harta  atau  hasil 
usaha  kita  peroleh 
itu  adalah lakukan  dengan 
tindakan  bersykur, wujudnya  adalah 
sedekah.
            Lain 
kalau  kita  seorang 
mahasiswa, yang  di  berikan 
kesempatan  dengan  hanya 
untuk  melakukan  belajar, maka gunakan  kesempatan 
itu  dengan  sebik-baiknya. Jangan sampai  kesempatan 
yang  di  berikan 
itu  di  salah 
gunakan. Tentu  kita  akan 
tahu  apa hasilnya  bila 
kita  tak belajar  dengan 
sungguh-sungguh.  Maka akan
banyak  orang akan di  kecewakan, bahkan  diri 
sendiri  nantinya  akan 
kecewa  di  masa 
yang  akan  datang, karena tidak  menggunakan 
kesempatan  yang  baik 
itu, dengan sesuai  aturan  dirinya, disaat sebagai  seorang 
mahsiswa.
            Paling  pokok 
lagi  adalah  yang 
harus  kita  miliki 
dalam  melakukan  tindakan 
adalah  memiliki  kemampuan 
untuk  berdiri  sendiri. Mampu  untuk 
berjalan pada  aturan, baik  itu 
aturan  untuk  diri  pribadi, keluarga  atau 
aturan  hukum  Negara 
yang  berlaku.
            Karena apapun  rencana yang 
akan  kita  lakukan maka 
lakukanlah, namun mampukah 
kita  menjalani  aturan 
yang  sudah  ada, sehingga 
kita  juga  siap 
untuk  mempertanggungjawabkan  apa  yang  telah 
kita  lakukan  itu. Sebuah pribahasa  mengatakan, ”Adat periuk  berkuah, adat 
lesung  berdedak, maksudnya
adalah  mau  mendapatkan 
keuntungan harus  mau  juga 
dan siap  menanggung  kerugian.”
            Kemampuan  diri 
hendaknya  selalu  di  kontrol,
yaitu  perhatikan  diri 
kita  sendiri, dengan  pertanyaan 
pada  dir  kita, mampukah aku  berbuat 
ini? Jika  sudah  yakin 
dan  percaya  bahwa 
kita  telah  memiliki 
kemampuan  untuk  melakukan 
itu  mengapa tidak, lakukanlah.
Jika  ingin melakukan  sesuatu 
maka  lakukanlah.
            Ingat  jika 
sudah  berbuat  dan 
sudah  bertindak, maka  siap 
pula untuk  melakukannya  dengan 
resiko, atau  konsekwensinya  nanti, berani 
adalah tindakan  yang  adil 
dan  benar. Siap  menghadapi 
keadaan  dan  kondisi 
yang  bagaimanapun, sehingga
tidak  akan  lagi 
merubah  prinsip  dalam 
tindakan  yang  akan 
di  lakukan  nanti.
            Sangat  perlu 
pula  di  ingat 
adalah, dalam  melakukan  tindakan 
itu, akal  dan  perbuatan 
itu, seharusnya  dapat  berjalan 
dengan  baik, berjalan  dengan 
selaras. Jaga  lisanmu,
karena  lisan  merupakan 
bagian  dari  perbuatan 
yang  terkadang, itu  dapat 
menggagalkan  tindakan  atau 
rencana  yang  akan 
kita  lakukan, tidak sampai  menjadi ceroboh,  atau 
sembrono.
Siap  pula  kita  untuk 
melakukan  sesuatu  itu 
adalah, dengan siap  menerima  usul 
dan  saran, dengan  pemikiran, sesuai  dengan aturan 
prinsip  pribadi, aturan  agama 
dan  aturan  hukum Negara.   
Bagian  VII
MENIKMATI BAHAGIA
Bagi orang 
yang  sudah  berkeluarga 
tentu  saja  ia memiliki 
pengalaman,  yaitu bagaimana ia
dahulu  mendapatkan kekasihnya  yang kini  
sudah menjadi istrinya, akan sangat lain pengalamannya dengan orang yang
perkawinanya itu di jodohkan oleh orangtuanya.
            Setelah ia berumah tangga akan
banyak lagi yang harus menjadi pikiran baginya, yaitu bagaimana ia membina
rumah tangganya, agar aman, sejahtera dan tentu saja ingin sekali menikmati
bahagia di dalam rumah tangganya.
            Tentunya  awal mula seorang laki-laki atau  seorang 
perempuan  untuk mendekatinya,
membutuhkan kesabaran, ia bertanya pada seseorang  tentang gadis itu, atau tentang  perilakunya, 
cara  berjalan, cara  berkata-kata, 
pergaulan dia  dengan  siapa 
saja,  senyumnya, semua  tingkah 
lakunya,  berusaha  semaksimal mungkin  agar 
kita  berhasil  menjadi seorang  pendamping 
di masa  hidupnya.
            Mengenai bahagia ini sampai Badan
Statistik merilis  tentang suatu  kebahagiaan yang 
disebut
dengan indek Kebahagiaan 2013 (disampaikan oleh 
Sory  Hary B Hamdani Kepala  Lembaga 
Demograpi FEUI ; Ketua umum 
koalisi kependudukan}
            Kesimpulannya sederhana, penduduk
Indonesia cenderung bahagia dengan nilai indeks mencapai 65,11 menggunakan  skala 0 (paling tidak bahagia)  hingga 100 (paling bahagia) . Indeks kebahagiaan
diukur berdasarkan 10 indikator  yang
bersifat material dan  nonmaterial  mencakup 
pekerjaan,  pendapatan  rumah 
tangga,  kondisi  rumah 
dan  asset,  pendidikan, kesehatan,  keharmonisan 
keluarga,  hubungan  sosial, 
ketersediaan  waktu  luang, 
kondisi  lingkungan,  kondisi 
keamanan. Rumah tangga  yang  tinggal 
di perkotaan,  berpendapatan  tinggi,  
berusia  dibawah 65  tahun, 
dan tidak  berstatus  cerai 
dapat  di  simpulkan 
sebagai rumah  tangga paling  bahagia.
Menurut  keterangan yang di
sampaikan oleh Sory  Hary  B Hamdani di media Kompas, indek kebahagiaan  harus 
di maknai  dengan tepat
sehingga  dapat  menjadi 
informasi  berguna bagi  para 
calon  pemimpin untuk  menerjemahkan 
kebahagiaan  dalam  kebijakan yang  di tawarkan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap  kebahagiaan 
penting sebagai  ukuran  keberhasilan 
pembangunan,  sejak  2011, PBB mengajak  Negara-Negara 
anggotanya  menyusun  konsep 
pengukuran kebahagiaan   sebagai
indikator  basis  bagi formulasi  kebijakan 
dalam pembangunan. Sejak ahun 1980, Butan  telah 
mengembangkan  konsep Gross National
Happiness (GNH) untuk  menggantikan Gross  Domestic 
Product (|GDP),  Inggris,
Perancis,  Australia,  Brasil, 
dan  Jerman, misalnya  sejak beberapa tahun terakhir   yang  mengembangkan  konsep indkator  kebahagiaan, 
mereka menyadari    bahwa  keberhasilan 
pembangunan  itu  bukan 
hanya  di tinjau  dari 
hal-hal  yang  bersifat 
material saja , tetapi  juga  nonmaterial.
            Menurut  kamus besar 
bahasa  Indonesia   edisi 
ketiga (2002),  bahagia  di defenisikan  sebagai 
keadaan  atau  perasaan 
senang  dan  tentram 
(bebas  dari  segala yang 
menyusahkan).  Kebahagiaan  sendiri 
di artikan  sebagai  kesenangan 
dan  ketentraman  hidup.
            Secara  ilmiah 
kebahagiaan di definisikan berbeda  
oleh masing-masing  ahli.
Sebagian  literature menyebutkan
happiness  merupakan  subyektive 
well –being |(kesejaheraan 
induvidu yang  sipatnya  subyektif). 
Kebahagiaan  bersifat  subyektif  
karena  di  maknai 
berbeda oleh setiap  orang  terkait 
penilaian  seseorang  apakah 
dirinya senang atau  susah.
Kesenangan  atau  kesusahan 
bergantung  pada  persepsi 
apakah dirinya  mampu berfungsi
dengan  baik(bagi dirinya sendiri,
keluarga  dan    Masyarakat)
            Psikolog dari  Universitas 
ilionis, Ed Diener (2004) , mengatakan 
kebahagiaan  merupakan  komponen 
utama  dari  good life . Kebahagiaan  dimaknai 
sebagai  kesenangan,  kepuasaan 
diri, emosi  positif,  dan hidup 
yang  penuh dengan  arti. 
Bagi sebagian  ekonom  seperti 
Yew Wang ng  dan Adrew  J Oswald, kebahagiaan itu  identic 
dengan  kesejahteraan.
Para antropolog  membedakan
kebahagiaan  ke dalam  dua 
dimensi, yakni  induvidu  dan sosial. 
Dimensi  induvidu terkait  perasaan yang menyelimuti  induvidu 
itu,  sedangkan  dimensi 
sosial  melihat   kebahagiaan 
sebagai  hasil  dari 
interaksi  antar  induvidu. Kebahagiaan  dapat 
meningkatkan  jika interaksi  antar 
induvidu mampu  untuk
menciptakan    efek  positif. Prasyarat  terpenuhi 
kebahagiaan  secara  sosial adalah 
rendahnya  kesenjangan  di 
antara  induvidu  yang 
saling   berinteraksi.
            Bruno  Frey (2006) dalam bukunya  Happiness A Revolution  in 
Economics,  weel-being, dan  life  
satisfaction   sering  di gunakan 
secara  bersamaan  untuk 
terminologi  kebahagiaan.  Faktor 
penentu  kebahagiaan  seseprang 
bukanlah  sekedar  faktor 
material,  melainkan  juga 
nonmaterial  seperti  keharmonisan 
dalam  keluarga  dan 
hubungan  dengan  teman, tetangga,  ataupun 
masyarakat.
            Kebahagiaan  tidak 
terjadi  secara  instan 
 merupakan akulmulasi 
dari  berbagai  faktor 
dan  kejadian  yang 
di  alami  seseorang. 
Kebahagiaan  juga  tidak 
bersifat  statis  karena 
persepsi  kebahagiaan  bagi 
setiap  orang  dapat 
berubah   menurut  waktu 
sesuai  kejadian   yang 
di  alaminya.  Kebahagiaan 
dapat  berubah  karena 
ada  perubahan  aspirasi  
dalam diri  seseorang.  Aspirasi 
mencerminkan  sesuatu  yang 
ingin  di capai.
            Lalu 
bagaimana  kita  mengaitkan 
kebahagiaan  dengan  kebijakan  
pembangunan?  Berbagai  literature  menunjukan 
bahwa  meski  bersifat 
subyekif , tingkat  kebahagiaan   dapat 
di pengaruhi  oleh  berbagai 
hal.
            Pertama  rasa aman. 
Kejadian  yang tidak   menyenangkan 
ataupun  yang  menimbulkan 
khawatir (takut)   hal itu  dapat 
menurunkan  kebahagiaan.  Butuh 
pemerintahan  yang  mampu  
menghadirkan  rasa  aman 
dan  melindungi  penduduknya. 
Bisa dihubungkan  dengan  kebijakan , 
keamanan,  pertahanan.  Menjaga 
stabilitas  harga-harga,  mencegah 
munculnya   krisis  ekonomi, 
dan menekan  tingkat   krimilitas. Rasa  aman 
menurun  seiring  adanya 
ketidakpastian dalam berbagai 
aspek  kehidupan  masyarakat. 
Hal  ini  dapat 
menurunkan  tingkat  kebhagian  
mereka.
            Kedua,  membangun 
ekspektasi  dan  harapan 
yang positif  bagi  masyarakat 
sesuai kemampuan  yang  kita 
miliki.  Misalnya  seorang 
 Presiden   dan
wakil   presiden   itu di tuntut  tak hanya 
menciptakan  ekspektasi  untuk 
kehidupan   lebih  baik, 
tetapi  juga mampu  mewujudkannya.
            Ketiga,  meningkatkan 
pendapatan  berkorelasi   positif 
dengan  peningkatkan  kebahagiaan. 
Namun  penelitian  di beberapa 
Negara   menunjukan  adanya 
korelasi   yang  tidak 
linear.  Tambahan kebahagiaan  cenderung tidak  sebesar 
tambahan  pendapatan.
            Keempat,  menurunya  
kesenjangan.  Meski perbedaan  merupakan  
hal  yang  alamiah, 
kesenjangan   dapat  memicu  
ketidakbahagian  dalam  masyarakat.  
Data  menunjukan  adanya  
peningkatan  kesenjangan   pengeluaraan 
di  Indonesia  dalam  
beberapa tahun  terakhir   di mana 
rasio  kini  naik 
dari  0,36 (2007)  menjadi 
0,41( 2012).  
            Kesenjangan  dapat  
menimbulkan   eksplotasi  dari  
pihak  yang  mampu  
terhadap   mereka   yang 
kurang  mampu.  Penilaian 
subyektif  kebahagiaan   seseorang  
juga  didasarkan   pada 
kondisi  hidupnya  secara 
relative  di bandingkan  dengan  
orang lain.
            Kelima,  berhubungan dengan  modal 
sosial.  Hubungan  antarinduvidu 
yang  baik  dan 
saling  mendukung   dalam 
masyarakat  memegang  peran 
penting  guna  meningkatkan  
kebahagiaan.  Pembangunan  harus 
mampu  menggerakan  modal 
sosial  dan  tidak 
sekedar                        
mengandalkan 
modal  fisik (material)  semata.
            Keenam,  mengoptimalkan   fungsi 
keluarga .  Keluarga   menjadi 
wahana  pertama dan  utama  
dalam  membangun  manusia 
Indonesia   yang  produktip, 
harmonis  dan bahagia.
            Berbagai  faktor 
yang  mempengaruhi  kebahagiaan 
di perlu   menjadi  perhatian 
yang  khusus, meskipun  terkadang 
kepemimpin  suatu Negara  juga 
mempengaruhi   kondisi  dan keadaan 
pembangunan,  kita  semuanya bertanya  apakah kebahagiaan  itu 
adalah tujuan  hidup   kita? 
Pertanyaan  ini  selayaknya 
kita  jawab  pula dengan  
pertanyaan  apakah ada di
dunia  ini ada  orang  
yang tak ingin  bahagia.
            Sudah jelas  artinya 
kebahagiaan  itu  bukan 
datang  begitu  saja 
tanpa  sebab  dan 
akibatnya,  maksudnya  untuk 
memperoleh  kebahagiaan  adalah 
bukan milik  seorang  saja, 
tetapi  kebhagiaan  itu 
berkaitan  dengan orang  lain 
yang  di butuhkan  orang 
lain  pada  kita.
            Hubungan  diri 
kita  dengan  keluarga, tetangga, sahabat,   dan 
masyarakat  sekitar  adalah  
sangat  berhubungan  sekali, 
karena  jika  kita 
dalam keadaan   bahagia  orang 
di sekitar  kita  akan 
ikut  pula  untuk 
merasakan  kebahagiaan   yang 
tengah  kita   rasakan 
itu adalah  idealnya,  karena 
kalau  tidak  maka 
kebahagiaan  yang   sedang 
kita  nikmati  itu 
juga  akan  sangat 
terganggu  olehnya  yang 
ingin   juga   ikut  
menikmati   bahagia  yang 
kita   rasakan  itu. Meskipun 
itu   kita  memperolehnya   dengan 
susah  payah.
            Timbulnya  kembali 
pertanyaan  bagaimanakah  untuk 
mengetahui bahwa  kebahagiaan  itu 
telah  kita  peroleh  
dan  telah  kita 
rasakan,  bisa  saja  
itu   dengan  harta yang 
banyak   meskipun  itu 
bukan   ukuran  suatu 
bahagia,  karena  banyak 
orang  yang  tak 
memiliki   harta   yang 
banyak  juga  merasakan 
bahagia.
Meskipun semua  orang  tahu 
bahwa  bahagia  di peroleh  
dengan  perjuangan  yang 
keras  dan penuh   resiko, usaha, doa  dan ikhtiar jalan  terakhirnya.       Kalau  begitu  
ada  juga  orang 
yang  banyak  harta 
tetapi  ia  tidak 
bahagia,  jadi  sangat 
perlu  di jaga, di  perhatikan, mulai  antar 
keluarga, teman, masyarakat, 
serta  mau  mendengarkan pendapatnya   tokoh-tokoh 
agama,  jalan  dan 
bimbingan  untuk  menikmati 
bahagia  secara  sempurna.   
            Menurut  Prof 
Muhammad  Mutawalli  Syarawi (Ilmu Gaib 1990), Untuk  mengatasi 
kesulitan  kehidupan  duniawi 
dan  menyembuhkan  penyakit-penyakitnya dengan  pasti, 
haruslah  dengan  mengambil 
ajaran  Allah,  karena 
Allah  yang  menciptakan 
penyakit,  Allah  pula 
menciptakan  obatnya.
            Dia lah  Allah 
pencipta  manusia  dan Alam, 
yang  mengeahui    baik 
dan buruk,  yang  dapat 
merusak   kehidupan  manusia 
dan  alam.
            Dalam  interaksi (muamalah) duniawi,  kita 
berpedoman  kepada  petunjuk 
orang  yang   membuat 
alat   untuk  memudahkan 
perbaikan   alat  tersebut 
bila  rusak,  karena 
si  pembuat  itulah  
yang   sangat   mengetahui  
rahasia  alat  yang 
di  buatnya. 
             Karena 
hasil  produksi  banyak 
dan   tersebar  luas, maka 
pabrik   yang  memproduksi 
alat  tersebut  melatih 
tenaga-tenaga  teknis  untuk memperbaikinya  bila 
terjadi  kerusakan.  Juga 
di  terbitkan  jutaan  
katalog  yang  memberikan 
petunjuk  cara-cara  memperbaiki 
alat   tersebut.
           Orang 
yang  tidak  mengerti 
teknik  dan  tidak 
pula  mempelajari  katalog, 
apabila ia  coba
memperbaikinya,  malah  akan 
menimbulkan  kerusakan  yang 
lebih  besar.
            Inilah  yang 
kita  lakukan  dalam urusan 
kebendaan (material),  tetapi  dalam 
menghadapi  masalah  alam  
semesta.  Kita  seringkali tak acuh.
            Kita 
harus  yakin  sepenuhnya 
bahwa  Allah  lah 
pencipta  alam  semesta, dia pula yang  menurunkan 
peraturan  dan system bagi  kehidupan alam  semesta. 
Dia juga  telah  menyampaikan  
semua  itu  kepada 
kita,  tetapi  kita 
sengaja  mengabaikan  dan  
meninggalkan ajaran  Allah.
             Kita  juga 
harus  menyadari  bahwa 
yang terjadi  adalah, kita  berusaha 
membuat  hukum dan  peraturan 
sendiri,  hasil  cipataan akal kita  sendiri, 
padahal  kemampuan  akal 
kita  sangat terbatas.  Kita 
yakin  melakukan  kebaikan, 
meskipun  sebenarnya  kita 
melakukan  perusakan.  Kita 
menciptakan  teori-teori  baru 
dengan keyakinan  bahwa  kita 
lebih  tahu  dan 
lebih  mampu  dari 
penciptanya.
            Semua  upaya 
perbaikan  yang  jauh dari ajaran Allah,  sebenarnya 
adalah  perusakan  di muka. 
Sebaliknya,  segala  sesuatu yang 
diciptakan  pasti baik  dan 
bermanfaat.  Matahari,  menyinari 
alam  sejak   jutaan 
tahun   dan  tidak 
pernah  mengakibatkan  bencana  
dan  kerusakan.  Bandingkan 
dengan pabrik-pabrik  dan  industri 
telah  menimbulkan banyak  kerusakan.
Nikmat yang  telah  diperoleh 
tentu  itu  pantas 
untuk  kita  nikamti 
secara pribadi atau  bersama  keluarga, 
atau  orang  lain. Jadi 
memang  itu  hasil 
usaha  yang  telah 
kita tekuni, usaha  yang  selama 
ini  memang  kita 
harapkan. 
Maka nikmatilah itu dengan baik,sesuai 
aturan  dalam  kehidupan 
diri  pribadi, keluarga  atau 
bersama  orang  lain. Ada 
aturan  untuk  menikamti 
hasil  usaha yang  telah 
kita  peroleh  itu. Aturan 
itu  adalah  dengan 
mengikuti  petunjuk  dari 
agama  yang  kita 
ikuti  masing-masing.
            Jangan  sampai 
nikmat  yang  telah 
kita  peroleh  itu 
justru  membawa  diri 
kita  kepada  kesengsaraan 
diri  kita  sendiri. Lalu 
apa  sih  nikmat 
bahagia  yang  membawa 
kita  kepada  kesengsaraan itu?
            Hasil usaha  yang 
kita  peroleh dengan  susah 
payah, dengan penuh  pengorbanan,
secara  bahtin  dan 
secara  materi. Namun  justru 
kita  bawa  hasilnya 
untuk  hanya memenuhi  selera 
hawa  nafsu  belaka. Mulai 
dari  sikap  berpoya-poya, dengan menghamburkan  pada 
hal  yang  tidak 
bermanfaat  sama  sekali.
            Hasil  usaha 
yang  di tuntut  dengan 
susah  payah  itu kita 
penuhi  dengan  menikmatinya 
dengan  hal menyimpang. Kita  bawa 
hasil  usaha  yang 
penuh  dengan banyak  pengorbanan 
itu  dengan, hanya mabuk,
judi  serta  dengan bersenang-senang  berbuat 
maksiat  serta  pada 
obat-obat  yang  terlarang.
            Ini 
kesalahan   di  dalam 
menikmati  kebahagiaan  yang 
telah  kita  capai. Mengapa  tak 
kita  bawa  menikmati 
bahagia  itu  dengan baik 
dan  benar. Nikmati bahagia  itu 
dengan  selalu  kita 
intropeksi  diri. Bahwa  keberhasilan itu  bukan 
hanya  usaha  kita 
saja, tapi  banyak  orang 
lain  yang  ikut 
andi  di  dalamnya.
            Ikut 
andil  dalam  meraih 
kesuksesan  itu  adalah 
terutama  sekali  adalah 
keluarga, sahabat  dan  rekan kerja. Jadi  jika 
demikian, untuk  menikamtinya  juga 
orang  lain  ikut 
serta  di  dalamnya. Ingatkah  kita 
ini?
            Bukan  justru 
mngajak  orang  lain 
untuk  menikmati  bahagia 
dengan  menyimpang. Misalnya  dengan 
bersama keluarga  dan  kerabat, menikamtinya  dengan 
menikmati  narkoba.
            Tidak  sedikit 
orang  dari  hasil 
usahanya  untuk  di 
manfaatkan  untuk  menganggu 
orang  lain, dengan  membayar 
orang  lain, untuk  meresahkan 
orang  lain. Bahkan meresahkan  kelompok 
lain, dengan  menggunakan  keuangan 
atau  hasil  usaha 
yang  selama   ini 
peroleh  untuk  membuat 
kelompok  yang  akan 
membodohi  masyarakat, atau  membuat 
kelompok  untuk  justru 
menyesatkan  orang  lain. Bahkan 
ada  orang  dari hasil 
usaha  yang  di 
perjuangkan  dengan  sekuat 
tenaga, atau  hasil  bersama  dengan 
orang  lain, itu  ia 
gunakan  untuk  membawa 
masyarakat  untuk  menentang 
Negara.
            Sadarkah  kita, bahwa 
setiap  langkah  yang 
kita  jalani  ini 
ada  yang  selalu 
mengawasi  kita. Itu adalah  jiwa 
dan  diri  pribadi 
kita  sendiri, yang  selama 
ini sudah  kita  tempa 
untuk  selalu  mengikuti 
kita  dalam  langkah 
benar  dan  adil.
            Jika 
kita  melanggar  aturan 
yang  selama  ini 
sudah  kita  bangun, kita 
bentuk dengan  baik, maka  akan terjadi 
pertentangan  di  dalam 
jiwa  kita.Maka akan timbul  secara 
nyata  perbuatan  yang 
melanggar  hukum  pribadi 
dan  juga  hukum 
Negara, justru  akan  merusak 
pribadi  kita  selanjutnya.
Tetapi  bila  kita 
merasa  tenang, dalam perbuatan,
dalam tingkah  laku  kita yang 
kita  jalani, dengan  penuh 
perasaan  yang  ihklas 
di  saat  menikmati 
bahagia  itu, maka akan  lepas 
beban  perasaan yang  melanggar 
bathin  kita.
            Selanjutnya  bila 
nikmat   kebahagiaan  itu 
mulai  di  rasakan, maka akan lahir menjadi  suatu 
sikap yang  sosial, akan  timbul 
sikap  perduli  kepada 
orang  lain. Juga  akan 
mau  mendengarkan  saran 
dan ide  orang  lain, dengan 
segala ketulusan  dan
kemurnian  hati  yang 
di  miliki.
            Maka 
nikmat  bahagia  di 
terima  dengan  penuh 
kesadaran, penuh rasa  kebesaran  sebagai 
hasil  jerih  payah, yang 
di  miliki  oleh 
banyak  orang, kita  hanya 
sebagai selang  dari  kita 
itu. Maka timbul rasa  syukur. Tidak  menjadi 
sombong  dengan  bahagia 
yang  kita  peroleh 
itu.
            Bahagia  di 
nikmati dengan  mengikuti  aturan agama, sehingga  berjalan 
damai  sesuai  petunjuk 
hukum  agama  dan 
juga  hukum  Negara. Di 
isi  dengan  ketaatan 
untuk  mengikuti  aturan 
amanat  diri  kita 
sebagai  orang, atau  manusia 
yang  memiliki  tugas 
untuk  menikmati  isi 
bumi  ini  dengan 
aturan, bukan  dengan
semaunya  saja.
            Senang  bila 
ada  orang  yang 
juga  ikut  merasakan 
bahagia  itu,  mau 
menerima  saran, serta  mau 
bermupakat  dalam  kebaikan 
dan  kebenarn  serta 
keadilan. Karena  itu untuk  menunjukan 
bahwa  diri  kita 
sadar  bahwa  bahagia 
yang  kita  nikmati 
ini, tidak tahu  batas  waktu 
yang  akan  kita 
rasakan  nantinya.
            Banyak  yang 
perlu  kita  ingat, juga 
perlu  kita  sadari 
adalah, bahwa  jangan  bangga dengan 
memperoleh  nikmat  bahagi 
itu, Kita  terlena, terlena  dengan 
pujian  yang  di 
sampaikan  oleh  lain 
kepada  kita.
            Jadi 
pertanyaannya  adalah  mengapa? Karena dibalik  pujian 
itu  akan  tersembunyi 
fitnah. Karena  fitnah  itu 
akan  merusak  dirimu, 
dan  juga  orang 
lain, timbulnya  pula suatu  permusuhan, pertentangan.
            Walaupun  kita 
tahu  bahwa  sukses 
itu  kita  peroleh 
dengan  susah  payah, tetapi 
kita  juga  memiliki 
nketerbatasan  untuk  menikmatinya. Maka  dengan 
cara  apa  kita 
untuk  menikmati  bahagia 
itu  sesuai  dengan 
diri  kita ?  yaitu 
dengan  cara  mengikuti 
aturan  hidup, aturan  itu 
adalah  agama.
            Salah  satunya 
adalah bersyukur, itu  juga  bagian 
dari nikmat  bahagia, karena  mampu 
menerima  apa  adanya, karena  itu 
bahagia  tidak  selamanya 
hanya  dinyatakan  dalam 
materi, tapi  jiwa  dan 
hati  yang  tenang, tenram, itu  bagian 
dari  bahagia.       
            Lalu 
jadi  pertanyaan  kembali mengapa  kalau 
kita  selalu  bangga dengan 
pujian? Hal  itu  tidak 
selamanya  kita  itu 
bahagia, khawatir  disaat  jatuh, atau 
lenyap  masa-masa sukses  akan 
meracuni  dri  kita, 
bahwa  masa-masa  sukses 
itu  sudah  lenyap. Ketika  tahu 
bahwa  tidak  menjabat 
lagi, merasa  terasing, karena  tidak 
ada  lagi  orang 
yang  mau menundukan  kepala 
ketika  bertemu, cuek  saja. Kita 
merasa stress, kecewa.
            Pantasnya  selagi 
nikmat  dapat  kita rasakan, disaat  itulah 
selalu  berpikir, untuk  bagaimana 
agar  jangan  sampai 
terlena, bahwa  bahagia  itu 
tidak  akan  kekal 
kita  nikmati, ia  akan lenyap, ia  akan 
pergi  meninggalkan  kita 
dalam  keadaan dan  kondisi 
yang  bagaimanapun.
            Langkahnya  adalah 
dengan  mulai  banyak 
berpikir, bagaimana  untuk  menjaga kelestarian  bahagia 
yang  kita  miliki, karena  dari 
hasil  dan  mau 
nikmat  bahagia  itu 
dengan  orang  lain. Maka akan  terlahir 
sikap  aman, tenang  dan 
tenram. Lahir  pula  sikap yang 
adil  serta  mau 
bertindak  yang  benar.
            Merasa  bahagia 
dengan  kekuatan  diri 
yang  sertai  dengan 
kekuatan  lain, yaitu budi
pekerti  dan  telah 
menikmati  bahagi  dengan 
benar  maka  lahir 
pula, orang  akan  hormat, karena  bahagia 
juga  ia  mulai 
rasakan  dari dirimu, maka muncul
dorongan  untuk  tetap 
mempertahankan  kebahagiaan  yang 
ada  pada  diri 
kita  itu.     
Bagian  VIII
MEMELIHARA BAHAGIA
Bila  kita  sudah 
masuk  masa  panen, 
sebuah  lahan  pertanian, di butuhkan  kerja 
keras untuk  memetik  hasil 
panen  lahan  pertanian, kemudian  baru lah 
dapat  di  nikmati, bersama keluarga, tetangga,  teman 
dan  masyarakat  yang  
ada  di  sekitar 
kita,  lingkungan  kerja 
dan   wilayah  dimana 
kita  tinggal,  iku merasakan   bahagia 
yang  kita  peroleh 
tersebut.
            Menurut  prof 
Muhammad  Mutawalli Syarawi (ilmu
gaib, tahun 1990, terbitan gema insani) 
seseorang  tidak  dapat 
mengetahui  dengan  pasti 
rezeki  yang  akan 
diperolehnya  besok,  karena 
reseki  itu  hanya di tangan Allah,  meskipun ada 
orang  yang  membantahnya.
            Anda mungkin  saja 
mengetuk sepuluh  pintu  untuk 
mencari  rezeki  tetapi 
gagal, namun  di  lain  waktu rezeki 
malah  yang  datang 
ke tempat anda.
            Ada 
orang  berkata bahwa  rezeki dapat 
diperoleh dengan  sebab-sebab  dan 
dengan  usaha  dan 
upaya.  Memang  benar , karena  itu adalah 
peraturan  Allah  yang 
harus kita  jalani.
            Tetapi bisa  saja 
terjadi  bahwa  pada suatu 
Negara  miskin, namun  kemudian 
dengan  sangat  tiba-tiba alias  mendadak 
ditemukan  sumur-sumur   minyak 
bumi, sehingga  dalam  waktu 
yang  tidak  lama 
menjadi  salah  satu 
Negara  terkaya  di dunia. 
Bukankah ini  suatu  hal 
yang  tidak  mustahil? 
Apakah  yang  menyebabkan 
perubahan  tiba-tiba  itu? 
Semuanya  disebabkan  karena 
rahmat  dan  rezekinya 
memang  tak  pernah 
terduga,   dan  di berikanya 
kepada  siapa  saja 
yang  dikehendakinya.  Betapa  
Allah  memberi  suatu 
negeri   sumur-sumur  minyak 
bumi  dan  tambang-tambang  emas, 
tembaga  dan  lain-lain 
kekayaan  alam,  sedangkan 
negeri  lain  tidak 
dan  tetap  miskin.
            Rezeki  yang 
beredar  didunia  mempunyai 
rahasia-rahasia  aneh  yang 
tidak  kita  ketahui. 
Takdir  Allah  berperan 
tanpa  kita  rasakan 
dan  ini  pantas 
untuk  di  nikmati. 
Suatu  saat  harga 
turun  tajam,  membuat 
orang-orang kaya  menjadi  bangkrut 
dan  melarat.  Begitu 
juga  sebaliknya,  tiba-tiba 
harga  barang  naik, 
sehingga  orang-orang  yang 
lemah  mendadak  jadi 
kaya  raya.  Tatanan kehidupan  masyarakat 
pun  berubah,  orang-orang 
yang  dahulunya  berjalan 
tanpa  alas kaki,  tiba-tiba 
menjadi  pemilik  gedung-gedung bertingkat  dan 
memiliki  harta  yang 
besar.
Disampaikan oleh  prof  Muhammad 
Mutawalli (Ilmu Gaib, tahun 1990 Gema Insani),  Semuanya itu 
terjadi  dan  disaksikan 
oleh  mata  kita. 
Saya  masih  ingat 
seorang  jutawan  terkenal 
di bursa  New York  yang 
bangkrut   karena  jatuhnya 
harga  saham,  lalu 
dia  menembak  orang 
yang  diserahi  menangani perdaganganya dan  setelah 
itu  membunuh  dirinya.
Semua  orang  memang 
mencari  kekayaan  dan 
harta,  tetapi  ada  yang  berhasil dan ada  yang 
tidak,  karena  takdir 
dalam  rezeki  Allah 
memegang  peran utama.
            Kita  dianjurkan 
oleh  agama  untuk 
menempuh  jalan  ke 
arah  perolehan  rezeki, 
tetapi  kita  juga 
harus  rela  untuk 
menerima  hasil  sebab-sebab 
yang  kita  tempuh 
dan  menyadari  bahwa 
itulah  takdir   Allah 
dan  itu  rezekinya.
Banyak  orang  mengira 
bahwa  yang  disebut  
rezeki   ialah  apa 
saja  yang  diperoleh 
manusia,  padahal  keyakinan 
seperti  itu  sangat 
keliru.  Yang  di sebut 
rezeki  itu  apa 
yang  dapat   kita 
manfaatkan.
            Memperhatikan  apa 
yang  telah  kita 
nikmati  tersebut  artinya, 
apa-apa  saja  yang 
perlu  kita  syukuri 
betul,  agar  karunia 
yang  kita  peroleh itu 
dapat  kita  manfaatkan, 
dalam  rumah  tangga 
agar  bersama  dengan rukun  
dan damai  dalam  menikmati 
hasil  jerih  payah  
yang  kita  gapai 
tersebut,  namun  harus 
juga  kita   sertai 
dengan  nilai-nilai  ibadah 
dalam  agama,  biasa 
memanfaatkan  waktu dengan  menemui 
tokoh-tokoh,  mintalah  nasehat-nasehat  agama 
atau  ikuti  bimbingan 
rohani  pada  untuk 
kita.
            Siapapun  butuh 
bahagia, karena  itu  ketika 
mendapat  bahagia,  nikmatilah 
dengan baik   dan  peliharalah, 
dalam  keluarga  ada 
istri  dan  anak-anak, 
satu  sama lain   saling berhubungan sehingga  terbentuk 
keluarga  yang  bahagia.
            Mau 
mengakui  kekurangan  diri 
dan  mau  mengakui 
kelebihan  orang  lain, 
karena dengan  demikian  keutuhan 
bahagia  yang  sesungguhnya 
itu  dapat  bertahan.
            Sebagai manusia  yang 
beragama  oleh karena itu  banyak-banyak 
mengingat-ingat  tuhan,  temui 
pembimbing rohani,  di masjid  atau tempat-tempat  ibadah 
lainnya,  yang akan
menguatkan  kepercayaan,  memberikan 
kekuatan, keimanan,  kesucian  hati 
atau  kebersihan  jiwa, 
karena  nantinya  jiwa 
yang bersih  akan melahirkan  kebahagiaan 
dari  diri  kita, 
bukan  bahagia  itu 
datang   begitu  saja.
            Tentu saja  untuk memelihara  bahagia kita 
harus  memiliki   waktu, 
untuk  keluarga, untuk  diri 
sendiri  dengan mengisi ruang-ruang
kalbu,  bukan   di 
isi  dengan  tertawa-tawa, 
berpesta-pesta atau  dengan  berpoya-poya, 
tapi  dengan menghadap  tuhan, 
dipagi hari  atau  di siang 
hari, atau  disore  hari, 
di malam hari,  dengan  khusu 
kita   merenungkan  semua apa-apa yang   telah 
kita   lalui   dalam hari 
itu.
            Tetapi  bukan 
itu  saja,   waktu 
itu  adalah  pada 
saat  yang  tepat, 
atau  mungkin  saja 
kita  memiliki  tempat 
khusus.
            Meskipun  untuk 
memelihara  bahagia  itu dapat 
kita  lakukan dimana  saja, 
menjaga  hubungan  dengan 
orang  tua, mungkin  kita mohon 
nasehatnya,   mohon  bantuan 
doanya, terutama  sekali  adalah 
doanya  seorang  ibu, agar 
selalu  dapat  membayangi 
jalan yang kita lalui  itu  akan 
sempurna,  sehingga  ketenangan 
akan  bersama  kita.
            Hati 
dan  jiwa  manusia 
itu  harus  selalu 
di  isi  dengan 
keimanan  dan nasehat  dari 
ahli hikmah, juga  bimbingan  dan doa-doa, 
dari  orang  tua, ibu 
dan  bapak,  saudara, sahabat  dan 
juga   tokoh-tokoh  agama, 
selalu  bersama  orang-orang  
yang  baik. Mereka berada  dimana-mana, 
yang  akan  selalu 
mengiringi  tata kehidupan  kita. 
Mau atau  tidak  kita 
tetap  membutuhkan  bimbingan 
dalam  memelihara  kehidupan 
agar  selalu  bahagia 
mengiringi  setiap  langkah  
yang  kita  lalui 
setiap  saat. Di siang   atau 
di malam  hari, bahkan  disaat 
tidur sekalipun  kita  butuh 
perlindungan.
            Kalau  kita  
seorang  pedagang,  jika   
kita  ingin  merasakan 
bahagia,  maka   sertakan 
dalam  perdagangan  kita 
ada  allah  yang 
selalu   mengawasi   di 
saat  kita melakukan  transaksi 
perdangan  tersebut,  bisa 
saja  bagi umat  islam 
adalah  dengan  banyak 
berzikir,  juga  selalu  
melakukan  intropeksi  diri, yaitu 
apakah hari  ini  kita  
telah  melakukan  suatu 
kesalah, atau   melakukan  dosa-dosa, 
maka  tentu saja  cepat 
atau   lambat  kita 
akan  menerima  timbangan 
nya.
            Bagi 
pegawai  juga  bukan 
halangan  baginya  untuk 
melakukan  pemagaran  jiwanya 
agar   goodgovermet  dapat 
terlaksana dengan  baik   adalah 
dengan  juga  mengingat –ingat  maha 
pencipta,  sehingga  dalam 
melaksanakan  tugas  pemerintahan 
itu dapat dengan   sempurna   sesuai 
aturan dalam lingkungan   kerja.
Dimana  kita  berada 
di tempat kita  kerja.
            Kalau  anak 
yang  di didik   dan 
dipelihara  dengan  baik, maka 
ia  akan  jadi  
hasil  yang  juga 
akan   baik, dalam keluarga   kita 
jaga, dengan  tetangga   kita 
jaga,  dengan  temanya 
juga  kita  jaga, 
kalau   kita  lengah 
maka  lingkungan   akan 
merusaknya, akibatnya  maka  kita 
merasakan  dampaknya,  dengan 
berbagai  macam  masalah,  
akibatnya  menjadikan   pikiran 
dan  langkah  kita  
terganggu  merusak  kebahagiaan  
kita.
                Sesungguhnya 
setiap  langkah  yang 
kita  jalani  sudah 
memiliki   waktu-waktunya   tersendiri, artinya   punyakah kita  kemampuan 
untuk  dapat   mengatur 
waktu  tersebut   sehingga 
sesuai   dengan  fungsinya  
masing-masing,  karena   alam 
tidak  pernah ingkar  dengan 
waktu, tidak pula   ia  korupsi 
dengan  waktu  tersebut.
            Tanpa   akan di 
beritahu  sekalipun  kita 
tahu  bahwa  ini 
adalah   pukul  12 
siang, tidak  ia   berusaha 
untuk   menggantikan  posisi 
pukul  12   malam, karena   mereka 
memiliki tugas   dan   tanggungjawab  yang  
tak  dapat di tawar-tawar   sedikitpun. 
Kalau  begitu  alam itu 
tidak  pernah  ingkar  
dan  bohong  dengan tugasnya   di muka 
bumi ini.
            Bila 
sudah  habis  tugas 
siang  ia tak menawar   sesaatpun,  
segera  ia  menyerahkan 
tugas  selanjutnya  pada 
rekanya  yang  akan 
bertugas  dimalam  hari. 
Bukankah   manusia  juga  
ada  yang   memiliki 
kemauan  dan kemampuan   untuk 
bertugas  di malam  hari, 
tetapi  memang   manusia 
memiliki  kemampuan lebih   dari 
alam  yang  di muka 
bumi  ini.  Karena 
mampu  untuk  bertugas 
malam  dan  sekaligus  
mampu  bertugas  malam 
dan  siang  sekaligus, 
jadi  memang  manusia 
itu  selalu  ingkar  
dengan  tanggungjawabnya  sendiri, 
melalaikan  sumpahnya  sebagai 
manusia  yang memiliki  tugas pokonya 
di muka  bumi.
                 Jadi sudah jelas 
bahwa  memang  manusia di muka   bumi 
ini  di  beri 
kemampuan  untuk  dapat 
mengendalikan   bumi  ini 
dengan segala  isinya. Dan itu  di sanggupi oleh  manusia  
yang di ciptakan   dari benuk  yang 
hina  hingga   menjadi  
mahluk   yang paling  mulia 
di  alam ini. 
            Maka manusia  di berikan 
keistimewaan  dari  mahluk-mahluk 
lain  yang  ada di alam 
semesa ini. Karena  ia memiliki
akal  untuk mengatur   segala sesuatu  yang 
di inginkannya. Ia  mampu  untuk 
menggunakan   bagi dirinya,  juga 
mampu  untuk   membantu 
mahluk lain, atau  bahkan  ia yang 
memeliharanya,  tetapi  kadang ia pula  yang 
merusaknya.
Jadi  sesungguhnya  yang 
menjadikan bahagia  atau  kedukaan 
itu adalah  manusia  itu 
sendiri,  jika  ia 
mampu  untuk  memeliharanya 
maka terjaga  namun cenderung  kadang 
kala  merusak. Sehingga  manusia 
itu  saja  yang 
memiliki  hak  untuk 
memeliharanya kebahagiaan 
itu,  meskipun  tidak 
aturan  yang  memaksa 
bahwa  manusia  itu 
hanya  di perbolehkan  berkerja 
di  siang  hari, atau 
hanya di izinkan  pada  malam hari, 
tetapi manusia  itu  sendiri 
yang  dapat  mengatur 
kehidupan  dirinya  agar 
ia  mencapai  bahagia 
yang  di harapkannya,  yang 
bukan  hanya  bergantung 
pada  harta semata.
                 Sekali lagi  tak ada 
aturan yang  memaksa  manusia 
untuk melanggar waktu, tetapi agama 
mengajarkan  manusia  untuk 
tahu  di dalam  mengatur  
waktu  kehidupannya, untuk
dapat  memelihara  pola 
hidupnya. Ada  waktu untuk  diri 
pribadi, ada  waktu  untuk 
ibadah, ada  waktu  untuk 
keluarga, ada  waktu  untuk berkerja, ada  waktu 
bergaul  dengan  masyarakat, perjalanan  ini 
mau  tidak  mau 
akan  berjalan  dengan 
sendirinya.  
            Jika  manusia 
tidak  menggunakan   aturan 
dalam  setiap  langkah  
hidupnya, artinya  dia  bertindak 
semaunya.  Maka ia  akan menerima 
hasil   sesuai  dengan 
keinginanya  itu  sendiri.
            Bahagia  tidak 
ada  waktu  tertentu 
saja  namun ia akan  selalu 
ada,  dari pagi  hingga sore 
dan  malam hari, bukan  karena 
di paksakan dia  datang,
tetapi  dengan  ketulusan  
dan ketenangan  yang  kita 
jalani  tersebut, bukan  bersenda 
gurau  kesana  kemari, 
bernyanyi di  berbagai   tempat 
karaoke,  apalagi  dengan mengumbar sex   pada 
tiap  perempuan  yang butuh  
uang,  atau  tante-tante 
yang  kesepian dengan  rela hati 
mengeluarkan  uang  yang 
banyak  demi  pemuasan 
sex.
            Bila demikian  jalan 
yang  di mainkan, dan  beranggapan 
itu  adalah  suatu 
kebahagiaan  maka  cepat 
atau  lambat,  akan 
datangnya  nya  penderitaan, 
bukan  kebahagiaan  yang  akan  di peroleh 
dari hasil, yang  dikatakan  itu 
adalah  suatu bahagia,  anda 
akan menuai kerja 
penderitaan   yang  berkepanjangan,  penyakit 
yang akan  tumbuh  dalam diri 
anda,  hingga  akan selalu 
bersama  sepanjang  hidup 
anda.
            Kalau hala ini  yang 
terjadi  pada  anda, penderitaan  batin 
ak akan  pudar, bahagia dalam  rumah 
tangga  hanyalah  tinggal 
impian  belaka,  tetapi 
hal ini  tetap  harus 
di lalui, dilawan   bukan di
hindari, karena  itu  peliharalah 
ketika  bahagia  bersama 
kita.
            Artinya  kita 
hendaknya  selalu  waspada, dengan  mengikuti 
aturan-aturan  hidup  dalam beragama, karena  itu 
adalah  pagar  yang 
membatasi  gerak  dan 
langkah  dalam  kehidupan 
kita  sehari-hari.  Tentu saja 
agar  tidak  masuk 
dalam  golongan  yang 
merusak  diri  sendiri 
dengan memaksa  kehendak  yang 
melanggar.
            Jika 
itu  sudah  terjadi, tentu  tak 
dapat di hindari  lagi,  tapi 
jangan  lari  kenyataan 
ini, karena  itu  harus 
kita  hadapi.
            Kejadian  ini 
artinya  sudah  merupakan 
kelalaian  dari  diri 
kita, mampukah  untuk  menghadapi 
dari  kenyataan  ini, 
karena  kita telah  melalaikan 
bahagia  yang  telah 
diperoleh  dengan  susah 
payah  itu, memang  sesungguhnya 
apa  yang  mau 
kita  lakukan lakukanlah,  tetapi 
selagi  itu  dalam 
koridor  yang  positif 
adalah  baik  untuk 
kelestarian yang kita 
harapkan   selama ini. Selama  kita 
tetap  mempertahankan  kebahagiaan 
yang  telah  kita 
gapai, maka  kita  akan sangat 
berpengaruh  bagi  keluarga, 
kelompok  lainnya,  artinya 
kita  adalah  bermanfaat 
dan  berguna  bagi 
lingkungan  di  sekitar 
kita,  itu  artinya 
kita  telah  berguna 
bagi  bangsa  ini.
            Tidak  ada 
yang  namanya  pengorbanan yang  baik 
akan  sia-sia,  lilin 
meskipun  habis  terbakar 
namun  ia  telah 
menerangi  sekitarnya.  Kalau 
begitu  kita  manusia 
akan  selalu  ada 
timbal  balik  dari 
tiap-tiap  perbuatan  yang 
telah  kita  lakukan 
setiap  hari.
            Jangan  pernah 
merasa  kebaikan  dan 
kebahagiaan  yang  di 
capai  orang  lain 
anda  merasa  ternganggu 
apa  lagi  merasa 
iri  dan  dengki 
dengan  bahagia  yang diperoleh  oleh 
orang  lain, tetapi  ikutlah 
merasa  bahagia,  karena 
kalau  keluarga  merasa 
berkecukupan  dan  bahagia, 
tentu   saja  ia 
akan  tenang  dengan 
kehidupan  pada  dirinya.
            Jangan  pernah 
mengeluhkan keadaan  diri  kita 
kepada  orang  lain, 
tapi  berupayalah terlebih  dahulu 
dengan  kembali  pada 
Allah, bahwa  ia akan  memberikan 
petunjuk pada  kita  jika 
persoalan  yang  di hadapi  
disampaikan  padanya  dengan penuh 
harapan  serta  tiada 
lain  kecuali  Allah 
yang  dapat  membantu 
kita,  maka cepat  atau 
lambat  akan  datang 
melalui  orang  lain 
menemui  kita.
                Bukankah 
ketika  kita  bersahabat 
dengan  seseorang  persahabatan 
itu  dijaga  dengan 
baik,  agar  jangan 
sampai  menjadi  permusuhan  
yang membawa  pada  permusuhan 
pada  kita   dan 
orang  lain  lantaran 
dari  kita.
            Jadi ketika  telah 
bersahabat  dengan  seseorang 
tentu  berusaha  dengan 
sebaik  mungkin  menjaga 
agar  kita  dengan 
sahabat  terjadi  jalinan, 
hubungan  yang  baik. 
Mulai  dari  pembicaraan 
kita  menjaga  agar 
jangan  orang  lain 
merasa  tersinggung   dengan 
pembicaraan  yang  telah 
kita  sampaikan, atau  perkataan  
kita  telah  merusak  
hubungan  tersebut.
            Karena  dampak 
yang  telah  kita 
perbuat    akan  mengakibat kan   orang  
lain  merasa  kecewa 
dengan  apa  yang 
telah  kita  sampaikan 
tersebut,  sehingga  hal 
ini  memberikan  dampak 
dan  mempengaruhi  pikiran, 
gerak  dan  langkah, 
mempengaruhi  hubungan kadang   kala 
hubungan  itu  benar-benar 
putus  hubungan  itu.
            Ini 
bagian  yang  menyatakan 
bahwa  hal  ini 
adalah   telah   lalai 
dengan  hubungan,  sehingga 
juga  merusak  hubungan 
kita,  yang  sekarang  
atau  bahkan  selanjutnya, 
justru  dari   rusaknya 
hubungan  ini,  juga 
sahabat  orang  telah 
merasa  di  kecewakan 
itu   juga  akan 
ikut  memutuskan  hubungan 
dengan kita.    
                Sudah 
jelas  bahwa  harta 
yang  berlimpah  itu 
tidak  menjamin  seseorang 
itu  sudah  dinyatakan 
ia  bahagia, karena  tidak 
boleh  tidak  kalau ia 
selalu  sombong  dengan 
harta  yang  dia 
miliki,  itu  suatu 
kelemahan,  karena  kesombongan 
adalah  salah  satu 
kelemahan  dari sesorang  tersebut.
            Jadi 
bisa  saja  itu 
harta  adalah  merupakan  
beban  berat  baginya, 
mungkin  hutang  yang 
banyak, atau  anak-anak  yang 
berbuat  selalu  melanggar 
etika  moral,  sehingga 
di masyarakat  di anggap   meresahkan, 
karena  dimana  ia 
berada  bisa jadi  itu 
malapetaka.  
            Mengapa  orang 
merasa  resah  bila anda 
datang,  atau  orang 
hanya  mengharapkan  dan 
merasakan   harta  yang 
dia  miliki  saja, karena dengan  sikapnya 
yang sombong  itu  telah 
berpengaruh  dengan  segala tingkah laku yang  dia lakukan, 
karena  mungkin ia suka  menghina 
orang  lain,  atau 
juga  kadang  kala 
meremehkan  orang  lain.
            Mampukah Bila  kita 
bersikap  tenang,  sabar, 
tidak  terburu-buru,  mau  mendengarkan 
pembicaraan  orang  lain, 
menerima  pendapat  orang 
lain,  memberikan  keterbukaan 
untuk  orang  lain, 
tidak  memaksakan  keinginan 
kita  pada  orang 
lain,  mau  bermusyawarah,  tidak 
pula  rakus,   tidak 
juga  tamak,  bersikap 
dermawan,  berpikir  yang 
baik-baik,  suka  menolong 
orang  lain.
                 Bukan  itu 
saja,  tetapi  kita 
bersediakah  untuk  menjalin hubungan  ketika 
orang  lain  telah 
memutuskan  hubungan  pada 
kita,  juga  mau 
memaafkan  orang  lain, 
cepat  dan  mau  minta  maaf, 
serta  bersedia  memaafkan    
orang  lain  ketika 
ia  melakukan kesalahan,  atau 
kita  sendiri  yang 
melakukan  kesalahan  tersebut.
            Sebaliknya  bagaimana 
kalau  kita  mengalami 
penghinaan  yang  di 
lakukan  orang  lain 
terhadap  kita,  mampukah 
kita  untuk  tidak 
membalasnya   dengan  penghinaan 
pula  terhadap  orang 
yang  telah  menghina 
kita  itu. Lalu  sanggup 
untuk  bersikap  sabar.
            Karena  sikap 
itu  akan  selalu 
kita  jumpai  di masyarakat 
dalam  pergaulan  hidup 
kita,  sehingga  juga 
bersediakah  kita  untuk memberikan  saran 
pada  orang  lain, 
pada  saat  orang 
datang  untuk  mohon 
pendapat  dan  saran  
dari  kita,  bersabar 
diri  dalam  menyatakan dan memberikan  nasehat 
pada  orang   yang 
telah  melakukan  kesalahan 
tersebut.
            Juga 
kita  mau  membantu 
orang  lain,  ketika 
orang  datang  meminta 
pertolongan  pada  anda, atau 
mau  berkerjasama  dalam 
melakukan  kebaikan. Sikap  ini 
yang  tetap  dan 
mampukah  kita  untuk 
ada  dalam  tindakan 
kita  sehari-hari,  sehingga 
hal  itu  mempengaruhi 
dalam  jiwa  kita.  
                Belum 
cukup  sampai  di situ, 
tetapi  mampu  untuk 
menolak  orang  lain 
yang  datang,  yaitu 
mau  mengajak  pada 
perbuatan  yang  tidak 
baik,  atau  suatu 
perbuatan   yang  akan 
mencelakan  orang  lain, 
mampu  menolak  orang 
yang  akan  mengajak 
pada  perbuatan  yang 
membawa  musibah,  merusak 
hubungan  antara  dirinya 
dan  juga  orang 
lain.
             Artinya 
bukan  kita  saja 
yang  akan menikmati  apa-apa 
yang  kita  lakukan 
itu,  semuanya  membawa 
dampak  bagi kita  dan juga 
bagi keluarga, tetangga  dan
juga  sahabat atau  masyarakat 
yang ada  di sekitar  kita.
            Tidak ada  kehidupan 
yang  hanya dengan perbuaan
kita  sendiri,  tetapi 
semua alam yang  di ciptakan  adalah 
berkaitan semuanya,  memiliki
dampak  dan saling  berkaitan 
apa-apa yang  kita  lakukan.
            Patut  disadari 
bahwa  yang  namanya 
bahagia  tidak  selamanya 
berada  di sisi  kita, karena 
semunya  itu  akan 
selalu  berjalan,  layaknya 
sebuah  roda  yang 
akan  selalu  berputar.
            Disini yang  di butuhkan  
suatu  modal  yang 
dapat  menjaga  agar 
selalu  mempertahan  kebahagiaan 
yang telah  kita  peroleh 
dengan  susah payah. Karena  selalu 
saling berhubungan  dengan  alam. Bila kita  telah  melakoni 
perjalanan  hidup  dengan 
selalu  menjaga  etika 
pada  keluarga  dan 
orang lain.  
Sketsa dari sebuah  kehidupan  itu 
sudah jelas  bahwa,  ibarat 
penjual  minyak  wangi 
bila  kita  mendekatinya 
sedikit  banyak  akan terbau 
dengan  kita,  begitu 
juga  sebaliknya  bila 
kita  dekat  dengan 
tukang  besi, sedikit  banyak juga 
akan merasakan   percikan  apinya 
pada kita.
            Jadi 
pergaulan itu  akan  membawa 
dan menjaga  kehidupan  kita, 
tetapi  juga  akan 
membawa  bahagia  pada 
kita  atau  akan 
merusak  tatanan  hubungan 
pribadi,  namun  akan 
mempengaruhi  dalam keluarga,  kalau 
begitu  bila   kita 
membawa  dampak  yang 
baik  bagi   orang 
maka akan  menjadi  kenangan 
yang  baik  pula 
bagi   orang  lain, 
tetapi  bila  kita 
telah  menanam  keburukan 
tentu  saja  kita 
akan   panen  keburukan 
pula.  hukum alam  akan 
selalu  terjadi,  dengan 
kita  sadari  atau 
tanpa  kita  sadari.
            Orang  akan 
merasa  tenang  jika 
kita  telah  menanam 
kasih  dan  sayang 
pada  semua  orang. 
Apabila  kita  berada 
orang  akan  merasa 
butuh  dan  merasa nyaman 
bila bertemu  dengan  kita.
            Jika kita  sudah 
berhasil  memelihara  kasih 
dan sayang,  maka  orang-orang 
yang  ada di sekitar  kita 
juga  akan  ikut 
merasakan  kasih  dan sayang 
itu.  Bukankah   tumbuh-tumbuhan  selalu 
berharap  dengan  turunya 
air,  sehingga  kesuburan 
akan  selalu  mempertahankan   hidupnya   
tanaman.
Jadi  kalau  kita 
sudah  berhasil  memelihara 
kebhagian  dalam diri  kita, tentu 
kesadaran   orang  yang 
telah  mengenal  dirinya 
dan  merasakan  nikmat 
hasil karyanya  dengan  penuh 
ihklas  dan juga  tahu 
tugasnya  di  muka 
bumi  ini.  Maka 
ingin pula  ia akan  berbuat 
untuk   berusaha   semaksimal 
mungkin  untuk  membagi 
bahagia  yang  ada  pada  dirinya 
pada  orang  lain. 
Lebih  dominan  orang 
akan  menyebutnya  adalah 
ia seorang  yang  dermawan. 
Memelihara  bahagia, di ikuti  dengan 
niat  yang  luhur, baik 
dalam bentuk  yang  nyata 
atau  dalam  bentuk 
yang tak  nyata. Itu  maksudnya 
adalah, dalam  bentuk  yang 
nyata  adalah, mau  dan 
bersedia  untuk  menjaga kesuksesan  atau 
kebahagiaan  yang  telah 
di  capai, dengan  atau 
tanpa  paksaan  dari 
siapapun. Penuh  ihklas  kita 
jalani, dengan  cara  pribadi 
atau  keluarga  atau 
bahkan  orang  lain.
Memelihara  bahagia  dengan 
cara  tidak  nyata 
adalah, berniat  dengan  suci, untuk dimanfaatkan  pada 
hal-hal  yang  halal, kepada yang positif, menampak
hidup  yang sederhana, baik  dalam 
keadaan  kaya  atau 
juga  dalam keadaan  msikin. Mampu 
mengatasi  diri  dengan 
atau  tanpa  ada 
rasa  soombong, angkuh,
takabur  dan tidak menghina  orang baik dalam  pembicaraan 
maupun  dalam  tindakan 
nyata.
Jadi Nampak  sekali  orang 
yang  telah  memelihara 
bahagia  itu, hidup  sehari-harinya  adalah 
dengan  sederhana, baik ia  dalam 
keadaan  kaya  atau 
dalam  keadaan miskin. Bila  ini telah 
berjalan  dengan  baik, maka akan  tampak 
sikap  darinya  akan 
sangat  terlihat, apa yang  dapat 
kita  lihat yaitu, ia  akan 
bersikap  adil  mau 
membela yang  benar.
Akan  memiliki  kekuatan, yaitu  mampu 
ia  menyatakan ya  atau 
tidak, di dalam ia mengahadapi suatu masalah  yang 
akan  datang  kepadanya. Ia tidak  akan 
membedakan antara  menghadapi  orang 
yang  kaya  atau 
menghadap orang  yang  miskin. Mengapa demikian? jawabnya  adalah 
karena  manusia  memiliki 
kedudukan  yang  sama 
di  muka bumi  ini. Semua 
manusia  itu  berhak 
mencapai  bahagia tersebut.
Perlu  pula  di  perhatikan  bahwa untuk 
terpeliharanya  bahagia, yang  selalu 
di identikan  dengan  harta 
itu, atau  merasa  damai, tenang 
dan  tenram itu  juga 
wujud  bahagia. Jadi  pertanyaan 
lagi  mengapa  bahagia 
itu  harus  di 
pelihara?
Singkatnya  saja  jawabnya, yaitu  karena 
kita  sudah  dengan 
susah  payah  mendapatkanya, banyak  pengorbana yang  telah 
di  lakukan, untuk  memdapatkan 
yang  namanya  bahagia 
ittu.
Lalu  dengan  cara 
apa  kita  harus 
memeliharanya, juga  tidak  berat meskipun terkadang banyak  orang 
yang  tak  mampu 
untuk  melakukanya. Dengan  jalan 
banyak  memberi. 
Lho  kenapa  kita 
harus  banyak  memberi ya? Jawabnya  adalah ya, karena  dengan 
kita  banyak  memberi, maka harta  yang 
kita  miliki  itu akan 
terjaga, wujud  dari
pemberian  itu  akan 
mengikuti, akan  mebayang-bayangi  harta 
yang  telah  kita 
berikan. Lihat  saja  dan buktikanlah  sendiri, setiap  orang 
yang  telah  kita 
beri  ia akan  menjaga harta 
kita, ia  selalu  mengawasi 
kita, jika  ada  orang 
lain  yang  akan 
berbuat  jahil  kepada 
kita. Tentu ini  sadar  atau 
tidak  sudah  kita 
saksikan  sendiri  dan 
kita  alami  sendiri.
Bila hal  ini  berjalan, maksudnya  kita 
sudah terbiasa  dengan  banyak 
memberi dan itu  menimbulkan  sikap 
pada  kita  menjadi 
seorang  yang  tegas, berani 
dalam  mempertahankan  keadilan 
dan  kebenaran.
Lalu  bagaimana  kalau 
ada  orang  yang 
setelah  memperoleh  bahagia, itu 
melakukan  pelanggaran  dalam 
aturan  hidup  yang 
menurut  agama  itu 
pelanggaran?
Misalnya  dengan  ia 
memperoleh  bahagia, atau ia  banyak 
harta itu  dengan ia berpoya-poya,
ia  mabuk, ia  nikmati 
dengan perjudian, dengan narkoba. Yang lebih  merusak 
lagi  adalah  menikmati 
bahagia dengan  mengajak  orang 
lain  dengan  cara 
yang  tidak  benar, bersama teman, keluarga. Mereka berpoya-poya
dan mabuk bersama  narkotika yang  sangat 
di  larang  itu. Ini 
merusak.
Tetapi  kalau  orang 
yang  memelihara  bahagia itu 
akan  selalu taat  pada aturan-aturan agama  yang 
di  anutnya. Sehingga  ia 
menimbulkan  sikap  yang 
perduli  pada  orang lain 
dan ia mampu  melakukan  tindakan 
tepat untuk  dirinya  dan 
juga  orang  lain.
Itulah  yang  namanya 
tepat  dalam  penggunaan 
hartanya. Secara  nyata  memang hidup 
manusia  itu  sangat 
tidak  terlepas  dari 
kebutuhan  pokok, apa  itu  kebutuhan 
yang  sangat  pokok 
tersbut. Tiada  lain  adalah 
makan  dan  minum, kebutuhan  akan rumah, kebutuhan  akan sex, karena itu  juga 
adalah  bagian  dari merasakan bahagia.
Dari  makan orang  akan 
tampak  sehat, sehingga  ia 
akan  mampu  untuk 
berbuat, untuk  memiliki  tindakan, pemikiran, serta  tujuan. Karena  ia 
memiliki  kekuatan  yang sudah 
mengisi  pada  tubuh 
manusia, namun  itu  kekuatan 
yang  nyata. Makanan itu tak
selamanya baik bagi tiap-tiap orang, apalagi kalau  makanan   di  isi 
dengan makanan yang haram.
Maka itu  akan  sangat 
mempengaruhi  dalam  gerak hidup 
manusia, cenderung ia akan 
berpikir  negatif, karena
tubuhnya  selalu  di isi 
dengan  makanan  haram. Ia tak akan perduli  dengan 
orang  lain. Sikapanya  akan  selalu  mau 
di  agungkan, sikapnya  hanya 
mau di  besar-besarkan,
selalu  ingin di sanjung-sanjung,
selalu  ingin  di 
banggakan.
Tempat  tinggal, itu  adalah 
pusat  dari  pangkalan 
untuk  melakukan  semua 
tindakan, karena di  sana  melahirkan 
berbagai anak  manusia. Oleh  karena 
itu  rumah  adalah 
bagian  pokok  hidup 
bagi  manusia  di 
muka dunia  ini. Dari  rumah 
itu  pula  dapat 
memberikan  kebahagiaan  bagi 
setiap  orang.
Maka dari  itu  harta 
yang  berbentuk rumah  itu 
pantas  untuk  di 
pelihara, apalagi  dari rumah  itu 
sudah  mampu  untuk membantu  orang 
lain, misalnya  dengan rumah  itu 
dapat  mengajak anak  yatim hidup 
dalam  rumah  kita. Jika anak yatim itu  diberikan kehidupan  maka ia 
juga  merasakan  bahagia, maka akan menjadi  mulai 
hidup  manusia  yang 
menyantuni  anak  yatim. Ini 
juga  bentuk  dari 
pemeliharaan kebahagiaan. 
Jika anak  yatim  sampai 
di  celakai, maka di rumah  itu akan mendapat fitnah yang  datang, tentu 
akan  datang  musibah 
dari akibat  rumah  yang mengajak anak  yatim namun tidak di  santuni itu.
Sex  adalah  salah 
satu  kebutuhan  pokok 
dalam  kehidupan  manusia, tidak mudah untuk di remehkan,
karena kebutuhan  ini  tak 
dapat  di gantikan oleh  kebutuhan 
lainnya. Untuk dapat  memenuhi  kebutuhan 
sex, adalah  dengan  jalan pernikahan, lalu apa  pengaruh 
dari  sebuah  pernikahan?
Jadi  pengaruh  dari 
sebuah  pernikahan  adalah, suatu 
upaya  manusia  untuk 
memnuhi  kebutuhan  hidup 
alias  kebahagiaan  hidup. Sehingga  hubungan 
sex, akan terjalinya  kasih  dan 
sayang  yang  dapat 
menciptakan  bahagia, dari
sebuah  pernikahan  anak 
manusia  tersebut.
Hubungan  keluarga  itu 
sangat  penting untuk  di 
pelihara, karena  dari  hubungan keluarga  atau 
dari  pernikahan, kebutuhan  sex 
dapat  di  penuhi. Meskipun  kebutuhan 
sex  itu dapat di  beli. Tetapi 
itu  bukan  bentuk 
bahagia  yang  benar, itu suatu  pelanggaran 
dalam  hidup  manusia yang 
ingin  memenuhi kebutuhan  hidupnya, ia merasa  itu 
bahagia, tapi  itu  suatu budak 
nafsu  yang  terdapat 
dalam  diri  manusia.
Lalu apa  akibatnya  jika 
dalam suatu  pernikahan  di langgar? Maka akan terjadi keretakan  dalam 
rumah tangga  tersebut, dimulai
dari pertengkaran, perselingkuhan, suami 
atau  istri, karena melakukan  kebutuhan 
sex  dengan  sembarangan, jajan sex  secara 
liar tanpa  memnuhi  aturan 
yang  dari  sebuah 
pernikahan tersebut.
Lalu  bagaimana  jika, pelanggaran tidak  juga 
dihentikan  alias  tak 
perduli dengan  aturan? Maka
dalam  rumah  tangga akan 
terjadi  kehancuran, akan  muncul 
rusak rumah tangga, dari tubuh 
orang  yang  melakukan 
sex  liar, atau melakukan  sex bukan secara benar yaitu melalui  sebuah 
pernikahan, akan  timbul  berbagai 
penyakit  kelamin, hiv, aids
yang  sangat  berbahaya 
bagi  dirinya  juga 
keluarganya. Ini Dampak 
pelanggaran  kebahagiaan yang tak
dipelihara  dengan  baik.
Jadi sangatlah  penting  pernikahan 
yang  sah  itu, itu memiliki  cara dan pola yang dimiliki oleh  agama 
yang  mereka  ikuti 
sendiri. Karena  masing-masing  agama 
memiliki  aturan-aturan  tersendiri 
untuk  memenuhi  kebutuhan 
akan  pernikahan, yang  tidak ada lain  ini 
juga  jalan  untuk 
bahagia  tersebut.
Jadi  jelas  sekali 
bahwa  pernikahan  adalah 
upaya  untuk  menjalankan aturan dalam agama, untuk  menuju 
bahagia  yang  benar, sebagai  amanat 
untuk  memelihara  diri pribadi, yang  telah 
mendapatkan  rasa  bahgia 
itu.
Mengapa  dari  sebuah 
pernikahan  adalah  kebutuhan 
yang  sangat  pokok 
dari kebahagiaan? Jawabnya  adalah
di  sini 
pula  akan  berkembang 
biaknya, dari sebuah  pernikahan,
akan  lahir  garis 
keturunan, meskipun banyak 
pula  keluarga  yang tidak 
merasakan  bahagia  tersebut, alias  keluarga broken home.
Dari pernikahan  akan  terbentuk dari  keluarga yang 
tak  saling  kenal 
akan  menyatu dalam ikatan  persaudaraan, sehingga  terbentuk 
keluaraga yang  bahagia, ada ayah,
ada ibu  dan anak.
Dari sebab  ini  pula 
munculah  aturan-aturan  dalam 
kehidupan  manusia, di dunia  ini, hingga 
terbentuknya  kelompok, terbentuknya  kampung, bangsa  dan 
Negara. Sehingga ini telah 
menjalin  hubungan  yang 
luas. Dari itu  pula  terbentuk 
peraturan dalam Negara. Hal 
itu  tiada  lain 
karena  untuk  mejalin 
kerukunan  antar  keluarga, antara  kampung , antar  Negara. Maka ini tiada  lain 
dalah  salah  wujud 
untuk  memenuhi  kebutuhan 
pokok  bagi  manusia. Itu 
adalah  Bahagia.
Kita  tinjau  saja 
dalam  sebuah  perusahaan 
misalnya, jika  dipelihara  hubungan yang 
baik, yaitu  sesuai  dengan 
aturan  dalam  perusahaan, maka  karyawan 
dan  atasan, serta aturan  kerja 
berjalan  baik. Maka  perusahaan 
itu  juga  akan 
berjalan  baik.
Jika terjadi  ketimpangan dalam
perusahaan  itu, maka karyawan tidak  merasa betah, untuk  berkerja 
di  tempat  itu, sehingga 
berupaya  untuk  keluar atau 
bahkan  membawa  perusahaan 
itu  pada kehancuran, tidak
ada  lagi 
rasa damai, tidak  ada  rasa 
aman, karena risau  dan  bingung 
dengan  keadaan yang  terjadi. Maka bukan tidak akan  terjadi 
suatu aksi yang  merusak  semuanya.
Dalam suatu  Negara  yang pemimpinya  sudah tidak 
melaksanakan  aturan dan
undang-undang  yang  berlaku. Alias  hukum tajam bagai  pisau, maka 
lambat  laun  Negara itu 
akan terjadi  pemebrontakan,
terjadi  perlawanan  dari 
rakyatnya. Itu  semua  akibat 
dari  pelanggaran  yang 
di  lakukan oleh  segelintir 
orang  saja, namun berakibat  merusak 
banyak  orang.
Artinya  dalam hal  ini 
sangat  di  butuhkan 
saling  pengertian, saling  hormat 
menghormati, maka  timbulnya  kasih 
dan  sayang. Keluarga  yang  di 
liputi  oleh  kasih 
sayang, maka akan  merasa  bahagia, kasih  adalah 
juga  wujud  dari pemeliharaan  bahagia. Dari 
tindakan  kasih  sayang 
terjalin  hubungan  yang 
baik  dalam rumah  tangga, dalam hubungan  sahabat, kampung  dan bangsa.
Jika sudah  mampu  menjalin 
hubungan  yang  baik, mampu 
untuk  memelihara bahagia  itu 
dengan  baik, maka kasih  sayang 
menjadi  kebutuhan  pokok 
dari bentuk  kasih  dan 
sayang  tersebut.
Jika  mampu  memberi kasih 
dan  sayang, maka akan  mampu 
pula  untuk  menerimanya, jika  sudah 
mampu  memberi  dan 
juga  mampu  menerima 
kasih  dan  sayang, dalam keluarga, sahabat atau  bangsa. Maka 
kita  juga  akan 
tampak  hilangnya penyakit  yang 
akan  menggerogoti  diri 
kita, yaitu  sikap  iri, dengki, hasut  dan takabur 
tersebut.
Inilah  wujud  dari 
sebuah ikatan  satu  sama 
lain, dari  bentuk  pernikahan tersebut. Yang mampu  menciptakan 
bahagia bagi  diri  kita 
juga  bagi  orang 
lain, sehingga melahirkan bentuk 
kasih  dan  sayang, akan 
tampak  secara  nyata 
dan tuntas.
Muncul  dorongan-dorongan  dalam 
diri manusia, untuk  berpikir  jernih 
untuk kreatif untuk 
kepentingan  dirinya,
keluarga  dan  bangsanya, karena  mampu 
bersama  orang  lain 
untuk  menciptakan  bahagia, juga 
mampu untuk  memeliharanya.
Dari kasih  sayang  itulah menjadikan  wujudnya 
bahagia, jadi  alat  bahagia 
itu juga  dapat  melalui 
sebuah  pernikahan, adri  pernikahan 
akan  tampil  kasih 
sayang, dari  aksih  dan 
sayang  ini  akan 
tampil  bahagia  tersebut.
Perlu  kembali  di 
ingat  bahwa  bahagia 
itu akan  juga  sangat 
penting pada hala-hal yang  akan  dilakukan, akibat  sebuah 
kesalahan, lalu  kesalahan  itu jangan di 
lihat  dari  besar atau 
kecilnya  kesalahan. Tapi  perhatikan 
karena kesalahan  yang  kecil akan 
menjadi besar.
Karena betapa  sulit  dan susahnya 
untuk  mendapatkan  bahagia 
itu, kalau  tidak di  pelihara, maka  akan 
mengalami  kehancuran  dan 
kerusakan, jadi  jangan  pula di 
nilai  sedikit  atau 
banyak  harta  yang 
kita  miliki. Tapi  jagalah 
mana  yang  saat 
ini  telah  kita 
miliki. Peliharalah  dengan  baik keberhasilan  yang 
telah  kita  peroleh 
dengan  susah  payah 
itu.
Memang  tidak  semua 
orang  dapat  mencapai 
sukses, oleh  karena  itu mari 
bersama-sama  untuk  memeliharanya. Karena itu  pula 
kesuksesan  jangan  di jadikan kesombongan  diri karena 
itu  akan  berakibat membuat  iri 
orang  lain.
Sebaliknya jika  kita  gagal 
jangan  mudah  putus 
asa, perjuangkan  kembali,
bangkitlah, intropeksi  diri, karena  kegagalan 
itu  adalah  sebuah kesuksesan yang tertunda. Karena  amsih 
ada  kesempatan  lain 
yang  menunggumu. Susun
kembali  rencana  baru, renungkan  dengan 
baik sesuai  aturan  dalam 
menggapai  keinginan  itu.
Bahagia bukan  dalam  bentuk 
materi  semata, suatu
pertolongan  dan  mau 
membagi  kepada  orang 
lain, ketika kau  mampu  menyelamatkan 
orang  lain  dari kesengsaraan maka itu adalah  bahagia yang 
paling  utama.  
Sekedar memperjelas saja, agar lebih mudah untuk memahaminya arti dari
memelihara bahagia yang  yang pantas  untuk 
kita  pelihara  dengan 
baik  dan  benar. Seperti  berikut ini.
Pertama kita contohkan pada  sebuah
rumah tangga, setelah kita  melamar  kalau di ingat  betapa 
sulitnya, kita  untuk mendapatkan
seorang  gadis  yang 
selama ini kita inginkan. Kemudian berhasil  kita 
lamar dan  menjadi  istri, maka sudah sepantasnya untuk  memelihara 
keutuhan  rumah  tangga 
tersebut.
            Setelah itu  sah 
kita  untuk  membina 
rumah  tangga  dengan keinginan  kita. Ini mungkin suatu kebahagiaan  yang 
selama  ini  kita 
harapkan. Untuk  membina  rumah 
tangga sungguh  kita   harapkan 
adalah  rumah  tangga 
yang  bahagia.
            Untuk  bahagia 
tentu  kita  perlu 
pelihara, mengapa  demikian?
Karena rumah tangga yang  bahagia  itu 
harapan  bagi  setiap 
rumah  tangga. Untuk itu  pertama kali 
adalah  Beragama, karena  dengan 
agama akan  memberikan  aturan 
dan bimbingan  yang  benar 
untuk  mengatur  di 
dalam  rumah tangga  tersebut. Menurut  aturan agama 
yang  kita yakini, juga  menurut 
hukum  Negara  yang 
berlaku  di  neagara 
Indonesia  tentunya.
            Peran suami  yang 
lebih  berwenang  untuk 
memberikan bimbingan, itu tetap di sesuaikan dengan aturan agama. Juga
berkewajiban  untuk  memberikan 
nafkah  secara materi  atau 
secara  bathin. Itu  sangat 
penting  sekali  bagi sebuah 
rumah  tangga  kita  sehingga terjalin hubungan rumah  tangga 
bahagia.
            Melalui pernikahan yang sah, seorang
manusia dapat memenuhi kebutuhan 
bilogisnya dengan dengan cara yang berbeda  dengan binatang. Penyaluran  kebutuhan 
seks secara bebas adalah perilaku yang 
bermoral. Manusia adalah makhluk yang mulia. Karena itu, pernikahan  merupakan upaya  memelihara kemuliaan manusia  sebagai pemegang amanat Allah di muka bumi.
            Selalu  sempatkan waktu untuk  selalu beribadah bersama-sama dengan
keluarga, orangtua sebagai imam, anak sebagai makmum, sehingga  terjalin hubungan yang bahagia yang di ridhoi
Allah.
            Terhadap  istri, 
sebagai pasangan suami  dalam
suatu pernikahan, juga berarti memelihara garis keturunan  dalam proses regenerasi manusia. Ini wujud
Bahagia Dalam rumah tangga. Dengan pernikahan, kekerabatan  dan status-status  orang menjadi jelas. Istilah dan fungsi
suami, istri ayah, ibu, saudara dan sebagainya dapat di tetapkan dengan jelas.
Dari sini  akan  lahirnya aturan-aturan  yang menentukan  hubungan-hubungan kemanusiaan, seperti aturan
kekerabatan, pernikahan, pewarisan, dan sebagainya. Jika pernikahan  tidak di atur, garis keturunan manusia  akan 
kacau. Dengan demikian  bukan
bahagia yang dicapai, tapi kehancuran yang 
akan  di peroleh.
            Selanjutnya  adanya 
kasih  dan  sayang. Oleh karena itu, kasih sayang
merupakan kebutuhan dasar manusia, baik untuk menerima maupun memberikanya
kepada orang lain. Melalui pernikahan, rasa kasih sayang  itu akan dapat diterima dan berikan  secara 
nyata  dan tuntas.  Hubungan manusia dengan manusia  laninya diberikan kebebasan untuk
berinteraksi dan juga berkreasi.
            Kasih sayang  adalah hal yang paling asasi bagi  manusia 
dan pernikahan  merupakan tempat yang
baik bagi pertumbuhan kasih sayang tersebut, dengan tanpa merusak  nilai-nilai kemanusian  yang 
suci.
            Jangan  sampai bertindak  kasar 
terhadap, istri , anak  dan
keluarga. Jangan keluarkan bahasa kasar dalam rumah  tangga. Karena itu  akan 
menurunkan kekasaran pula  pada
anak-anak kita. Tetapi berikan pengertian 
yang  sopan, sehingga apa  yang 
kita sampaikan itu dapat di terima dan pahami oleh istri, anak  dan keluarga.
            Saling mendengarkan pendapat  dalam keluarga, berikan kesempatan untuk
istri berbicara mengenai  suatu pendapat,
begitu  juga dengan anak berikan ia untuk
berpendapat, kalau tidak sesuai 
dengan  keinginan kita, maka
berikan pengertian  yang dapat dia mengerti
dengan mudah. 
            Bila dalam rumah tangga terjadi  masalah, mohon  pada Allah dengan penuh khusu, sesuai dengan
keyakinan yang  kita  miliki, jangan  sampai datang 
ke tempat dukun atau paranormal, atau juga  dokter psikologi. Kalau sampai ke dukun akan
menjadi bertambahnya masalah.
            Datanglah menemui  para ulama, dokter, dan juga  orangtua mohon nasehat, bukan menuduh
atas  kesalahan yang di lakukan istri,
atau yang dilakukan suami. Karena itu bukan justru selesainya persoalan tetapi
akan menambah  persoalan yang  baru lagi.
            Bila anak berbuat  kesalahan, panggil dengan sopan, berikan
pengertian  yang dapat ia pahami,  yang mudah di mengerti  oleh anak. Dengarkan  keluhanya, jangan sampai mengeluarkan
kata-kata kasar  pada anak, apalagi kalau
sampai memukul. Jangan buat anak menolak pengertian  yang 
kita sampaikan.
            Keluahan yang di sampaikan oleh
anak, tanggapi  dengan sopan,  jangan hina  anak di depan teman-temanya, jangan pula
kita  remehkan dia  di depan teman-temanya. Dengarkan anak  bila sedang berbicara, supaya  dia merasa 
sangat  di  hargai.
            Terhadap tetangga  berikan 
hormat  padanya, bila ia  kurang 
mengahargai kita, tidak sopan 
pada  kita. Maka bersabarlah,
karena hal itu  merupakan  ujian 
bagi kita dan keluarga.
            Bila ada keluarga yang kurang mampu,
berikan santunan  kepadanya, kalau ada
keluarga yang mohon bantuan kepada kita berikan 
bantuan itu  walaupun  sedikit. Di saat kita memberikan sesuatu,
apakah itu sedekah , jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar kepadanya,
karena itu akan sangat menyakitkan hatinya.
            Santuni anak yatim dan piatu, bila
mampu  sertakan dia  dalam rumah 
tangga kita, bombing dia sehingga besar. Jangan di makan hartanya, bila
ia ada warisan  untuknya, berikan padanya
atur  penggunaanya, sehingga ia
dapat  menggunakanya hingga ia dewasa dan
dapat  hidup dengan mandiri.
            Bila ada  tersandung perasaan yang  kurang 
baik, atau datangnya  masalah dari  luar, yang mengganggu  dalam rumah 
tangga. Atau  ada  persoalan 
yang menyangkut tindakan keluar, baiknya 
di  musyawarahkan, keluarkan
hasil  dari kemufakatan bersama. Kalau
tindakan sudah merupakan hasil dari musywarah, maka jika terjadi juga
kesalahan, maka itu  adalah sudah
merupakan hasil persetujuan bersama, tidak ada lagi orang yang akan di salahkan.
            Bila ada ada tamu  yang 
datang  dalam rumah tangga kita.
Hormati  mereka, hargai mereka,
terima  dengan sopan dan santun. Sehingga
ia merasa sangat di  terima, kehadiranya
di dalam rumah  kita. Jangan buat  kecewa tamu 
yang  datang  ke rumah 
kita.
            Setahun sekali bersama keluarga  pergi tamasya, ke kampung  halaman, atau ke tempat tujuan  wisata, dalam negeri atau luar negeri.
Sehingga keluarga merasakan keharmonisan . Di sanalah akan terdapat  keceriaan, sehingga makin  membuat semangat  hidup 
dalam keluarga. Saling 
keterbukaan   diantara 
keluarga  di saat tamasya
tersebut.   
Bagian   IX
MEMBAGI KEBAHAGIAAN
Manusia  yang  paling 
bahagia  ialah orang  yang 
memiliki  hati, bahwa  Allah 
selalu  bersamanya, memiliki  jiwa 
yang  sabar  dan 
rela atas apa  yang  ia 
miliki. 
            Timbul pertanyaan   yang 
mejadi  gejolak dalam jiwa,  Bagaimana sih sesungguhnya orang yang telah
merasakan bahagia itu ?
Kembali  suatu  rumusan 
yaitu  untuk  merasakan 
atau  seseorang  yang 
telah  menikmati  bahagia 
itu  ada tanda-tandanya.
            Yang 
pertama  adalah  suka 
megingat-ingat  dosa  yang 
telah  lalu,  dengan 
selalu ia  mengingat-ingat  dosanya, ia 
tak  ingin  melakukan 
dosa  itu  lagi, 
berusaha  untuk  menghindarinya  dari perbuatan  tersebut.
            Kedua adalah ia  melupakan 
kebaikan yang  telah  lalu, karena 
dengan ia  melupakan kebaikan
yang  telah ia perbuat  ia tidak 
menjadi sombong, angkuh, 
merasa  selalu  berjasa, sehingga selanjutnya ia tak  pernah 
henti  untuk  selalu 
berbuat  kebaikan  pada sesama 
umat  manusia  yang 
lainnya.
            Ketiga  adalah 
dalam  urusan  agama 
melihat  kepada  orang 
yang  lebih  tinggi, 
maksudnya  ia selalu  menghormati 
siapapun  pada  lebih 
tua  darinya, tanpa  ia 
melihat  status  orang 
tersebut,  menghargai  guru, ulama dan tokoh  agama. Meskipun  ia 
lebih  muda  darinya . 
            Karena  ilmu 
dapat  diperoleh  dari 
siapa  saja,  meskipun 
terkadang  muncul  ilmu 
dari  seorang  anak 
kecil,  kemana ia  melangkah 
tak  pernah  meremehkan 
orang   lain.  Marilah berpikir bahwa, orang yang lebih tua,
lebih banyak ilmunya, orang yang sebaya ia lebih berilmu darinya, hormat dan
kasih sayanglah kepada  yang lebih muda,
karena orang yang lebih muda, belum memiliki 
noda  dan dosa, sehingga  selalu memnadang  orang 
lain  itu  dengan posistip.
             Keempat, 
Dalam  urusan  dunia suka 
melihat  kepada  orang 
yang  lebih  rendah, 
ia selalu  memberikan  kesempatan 
pada orang  lain  tanpa  
ia  memaksakan  keinginanya 
pada orang  lain,  karena 
dibalik perbuatan  orang  itu 
kadang  tersembunyi  makna 
untuk   diri   kita 
namun  kita   saja  
terkadang  tidak  dapat 
memahaminya.  Meskipun  sesungguhnya 
apa  yang  telah 
disampaikan  orang  tersebut 
tidak  begitu   begitu  benar,  terkadang 
jauh apa  yang   telah 
disampaikanya kepada kita.
            Itu 
adalah  kebahagiaan   orang-orang yang beriman , yaitu orang-orang
yang bertaqwa pada Allah, pada sang maha pencipta.
Kalau demikian tentu saja ada kebahgian yang menurut orang-orang awam,
yaitu kebahagiaan yang dirasakan oleh banyak orang, atau kebahagiaan yang di rasakan
pada umunya.
            Menjadi pertanyaan adalah, mengapa
orang-orang yang beriman itu akan selalu mengingat –ingat dosa yang telah lalu?
Karena itu  baginya jalan untuk  mereka mendekatkan diri  pada Allah adalah yang paling utama dari
segala-galanya.
            Jadi kalau selama ini ia senang
dengan judi, maka ia akan total behenti dari judi, kalau ia senang  dengan maksiat, maka ia dengan total berhenti
dari maksiat, kalau ia selama ini senang dengan hasil yang haram-haram maka ia
hentikan itu pekerjaan haram tersebut.
            Jika ia seorang serakah maka ia akan
hentikan perbuatan yang serakah itu, bukan bahkan bertambah jadi perbuatanya.
Saya mulai banyak sedekah, perduli dengan kaum sesamanya.
            Jika ia selama ini tidak belajar
ilmu agama, maka ia akan belajar, untuk mengetahui apa makna dari perbuatan dirinya
tersebut, agar tahu manfaat dari semua 
harta  yang sedang dia miliki saat
ini.
                Ingin ia berusaha 
untuk membantu atau membagi agar harta ia miliki sesuai dengan aturan
yang ada  dalam hukum  agama atau hukum  Negara, baru ia tahu bahwa kebahagiaan bagi
dirinya  itu  adalah 
juga kebahagiaan bagi orang lain yang ada  di 
sekitarnya.
            Ada suatu pertanyaan, Siapakah
orang-orang yang  bahagia itu? Orang yang
bahagia itu adalah orang –orang yang mau melupakan  kebaikanya yang  telah lalu.
            Berlaku sopan pada siapa saja, dan
juga santun, baik pada orang yang 
miskin, atau juga dengan orang yang kaya.
            Tidak akan ia berkata,”Ah…sianu  itu berhasil 
karena aku….” Tidak akan ia meningat-ingat jasa-jasanya, ia tak akan
mengingatnya.
            Jadi jangan pernah, ingat lagi kalau
kita telah menolong orang lain itu, hendaknya kebaikan yang telah di buat itu
lupakanlah, biarlah itu hanya  rahasia
kita dengan orang-orang yang telah bantu atau yang  telah di tolong itu.
            Mengapa demikian, agar kita
selanjutnya mau kembali  menolong orang
lagi, kalau itu kita ingat, maka akan mengalami 
kekecewaan  pada diri kita,
karena  orang yang telah kita  bantu, akan belum tentu mau  juga 
membalas  kebaikan  yang telah 
lakukan  padanya, atau bahkan
mungkin ia akan memfitnah kita, dengan cara apa saja.
                Mau kita meluangkan waktu  untuk hal-hal yang di gunakan oleh orang
lain, Mau menyelamatkan orang  lain,
karena kita  mampu untuk melakukanya.
            Jika ia seorang yang tak
memiliki  suatu pekerjaan, kita  mampu 
untuk  memberikan jalan bagi pada  suatu pekerjaan, atau kita beri jalan
baginya  untuk  suatu pendidikan, sehingga ia  memiliki 
keterampilan  yang  mampu 
akan  memberikan  untuk kehidupan  dirinya 
dan bahkan berguna bagi orang itu 
hingga pada masa depanya.
Seorang  yang tak memiliki  modal usaha kita bantu  mereka dengan modal, atau kita  bantu ia 
pada sebuah  rekan yang  dapat memberikan  pekerjaan baginya.
            Di dalam melakukan  kebaikan itu, penuh  dengan 
keihklasan, ras kerelaan, dengan tanpa mengingat-ingat  jika itu 
telah kita lakukan. Biarlah 
kebaikan itu, berlalu  bersama
dengan hembusan yang  berlalu, tanpa kita
sesali  jika itu pertolongan akan  membawa dampak yang mengecewakan  kita.
            Bantulah
orang  yang  tidak 
mampu untuk berobat, sehingga ia 
selamat dari penyakit yang dia derita, itulah  pembagian 
pertolongan yang kita berikan, tutup pertolongan  ini hanya sampai  pada kita, orang tahu apa  yang telah kita  bantukan itu, itulah nilal dari suatu
pembagian  kebahagiaan itu.
            Datanglah ke tempat dimana, di
ajarkan dengan aturan tuntunan  beretika,
terhadap manusia sesama manusia, sesama mahluk lainnya ciptaan Allah , juga
tahu kasih sayang pada hewan, karena hewan juga ciptaan Allah, ia juga tahu
akan kasih sayang pada alam yang ada di sekitarnya, betapa persahabatan mahluk
ini  yang 
ada di  muka bumi.
            Buat komunitas keluarga, arisan
keluarga, dalam rumah tangga, antara 
tetangga, antara rukun tetangga. Berkumpul untuk membicarakan bantuan sosial,
yaitu berusaha bagaimana agar dapat 
memberikan atau  membagi  kebahagiaan itu  pada 
orang  lain, yang  sangat 
membutuhkan  bantuan itu.
            Datangi orang yang sedang  dalam keadaan 
di timpa  oleh  musibah, apa saja  itu bentuknya, secara  harta, secara tenaga, atau juga saran  dan 
usulan agar  oarng itu  keluar dari penderitaanya.
            Jadi 
bukan musyawarah yang  akan
mencelakai orang lain, atau hanya  untuk
kepentingan  diri  saja, tapi marilah  bicara secara pribadi tapi  untuk kepentingan  orang lain 
yang  sangat  membutuhkanya. Bicaralah dengan kelompok,
untuk kepentingan diri  dan juga  untuk orang lain.
             Mengajak 
masyarakat untuk  selalu  saling 
membantu, saling  membagi, untuk kepentingan  orang 
lain, jangan  memberikan peluang
pada orang  lain untuk  saling 
tidak perduli, tapi marilah  untuk
segera memasyarakatkan  saling perduli
pada manusia.
            Jangan sampai  kita 
membiarkan kemiskinan  yang  ada di sekitar kita, karena itu akan  membawa dampak  pada 
kita, lalu mengapa  kita
berpikir  untuk  mmberikan kebahagiaan itu  sedikit 
pada orang lain.
            Sehingga  ia 
tidak merasakan bahwa mereka itu, tidak tinggal sendiri  berada 
di  muka bumi  ini, bahwa 
masih  ada  orang 
lain yang  bearada di  dekatnya, orang yang masih dan  mau 
membantu  mereka.
            Jika demikian  berjalan, maka akan munculnya kehidupan
yang  normal, tidak manusia tanpa suatu
derita, namun  akan terkubur dalam jika
kita saling  membagi kebahagiaan itu. Masyarakat
akan berjalan dengan normal, kalau saja 
kita  biarkan, maka akan muncul
kehidupan yang abnormal, adanya  saling
curiga mencurigai.
Jika terjadi ketidak perdulian, maka akan muncul ketidak amanan, disana
akan muncul kriminalitas, keamanan  masyarakat  akan 
segera terganggu, saling  rampok,
saling tuding dalam bentuk nyata ataupun 
tidak  nyata. 
                 Ketenangan
tidak akan  terasa  di tempat yang  demikian, karena  masyarakat 
akan tertanam  saling  tidak percaya, lahirnya  perasaan yang was-was, curiga pada  siapa saja, apalagi jika orang yang  baru 
di  kenal.
            Saling fitnah  akan 
muncul dimana-mana di daerah ini, masyarakat  akan saling mementingkan  diri sendiri, masyarakat  akan 
selalu tidak  betah  pada 
daerah itu. Hukum agama tak berguna 
lagi, masyarakat hanya 
percaya  pada  orang-orang 
yang  saling berhubungan  dengan mereka saja.
            Artinya  hanya agama 
yang  dapat  memberikan 
tuntunan  pada  kita, sehingga  juga akan 
terbuka untuk  mengikuti  atauran 
pada  hukum  Negara. Di sinilah  fungsi 
dari  para  tokoh 
agama, untuk  selalu menyerukan
agama  seringnya  mengikuti 
atauran  dalam  agama msing-masing.
            Ulama dan para  tokoh 
agama, tak pilih kasih dalam 
menyampaikan  tuntunan agama,
sehingga  semua  masyarakat 
dapat  menerima, bagaimana  tuntunan 
yang  dapat  di 
ikutinya  adalah benar  dan 
juga  adil.
            Setelah  kita 
belajar  dan  memahami 
apa-apa yang  pantas  dan 
sesuai  aturan dalam agama  yang 
kita  ikuti, untuk  tetap saling membagi diri  kita, untuk menikmati kebahagiaan, itu
setelah  kita  masuk dalam komunitas ajaran agama, yang
telah  membimbing kita  untuk tepatnya dalam membagi kebahagiaan
itu  pada 
orang  lain.
            Menjadi pertanyaan sekarang kepada
siapa kita belajar tentang aturan hidup? aturan agar  kita 
hidup  di  muka 
bumi  ini  dengan tuntunan yang  benar 
dan kita  akan dapat  bertindak adil.
            Jangan sampai  kita 
belajar  pada orang-orang
yang  bersekutu  dengan 
iblis, kalau ini terjadi maka akan timbul, sipat  serakah, kejam, tak akan pernah perduli pada
orang  lain. Jangan  sampai 
kita  bertanya  pada dukun-dukun  atau 
pada  para  normal, kalau ini yang terjadi. Maka akan
kita rasakan, perbuatan kejahatan yang akan terulang  lagi, hingga 
berkali-kali.
            Berdialoglah  pada 
ulama-ulama, agar mereka dapat 
menyampaikan  jalan yang  terbaik, menurut  aturan agama 
juga  menurut  aturan hukum 
Negara  yang  berlaku 
dalam  negera  kita.
Para  ulama adalah  memiliki tanggungjawab  secara 
dunia, yaitu  hukum  Negara, juga memiliki  hukum agama 
secara  dunia dan  juga 
secara  akhirat.  Miliki waktu yang 
tepat  untuk kita selalu  berdialok, karena jangan  sampai 
kita akan menjadi sia-sia di 
atas  bumi  ini.
Jangan pula  hanya  tertuju 
pada agama saja, sehingga tak 
lagi  peduli  pada 
orang  lain, sehingga  hidup hanya 
berpikir  untuk  ibadah, tak lagi perduli pada keluarga  dan orang 
lain, tapi pekerjaan   dan
peragulan  adalah  penghubung 
dalam  hidup  kita 
selanjutnya.
Jika  berjalan  sesuai 
aturan  dengan agama, sesuai
dengan  aturan  etika, 
dan  rumah  tangga, juga 
sesuai dengan hukum  Negara.
            Maka hidup  ini akan 
berjalan  dengan baik  serta 
normal, kerukunan di kampung 
itu  akan berjalan  baik, ketenangan  akan 
tercipta  dengan  sendirinya.
            Para pendatang  akan 
tenang bila berkunjung  di  tempat 
itu, karena etika dan sopan santun yang 
datang  mereka rasakan begitu  nyaman.
            Maka kebahagiaan akan  berjalan baik, akan terbagi  dengan sendiri, penuh ihklas  dan kesadaran 
pada sesama  manusia  yang 
ada  itu  sendiri. Kan tercipta  saling 
membagi, saling perduli, terjalin 
kerukunan  yang sejahtera dan
bahagia, menuju masyarakat  yang makmur  dan 
damai.  
            Jika yang terjadi, maka itu akan
dapat menopang manusia itu, agar bahagia dan sekaligus mampu untuk  membaginya. Bahwa urusan dunia  itu 
adalah juga utama, karena akan 
membawa  pada urusan lainnya.
            Jadi pilihan  dalam hidup 
itu  harus  dan 
tetap  ada, apakah itu  baik ataukah 
itu  buruk, tapi  itulah 
pilihan  kita  sebagai 
manusia yang bertanggungjawab di 
muka  bumi  ini.
Tempatkan  posisimu, agar tidak salah dalam menempatkan
diri, karena ada juga merasa bahagia padahal ia bahagia  dalam hal 
yang menyimpang, sehingga  karena
kemiskinan ia pada akhirnya mengagungkan orang  yang 
telah memberikan  sedikit uang
padanya.
            Boleh kita bersyukur pada  orang yang 
memberikan  sesuatu  tapi 
jangan sampai kita bahkan melupakan 
bahwa ada yang lebih memiliki kekuatan dari itu  semua, yaitu Sang Maha Pencipta  bumi dan langit    berserta dengan isinya.
            Manusia itu mulia meskipun ia
mencari nafkah dengan cara mencari barang bekas, untuk mendapatkan uang bagi
kehidupanya, di banding ia mencari nafkah dengan hanya sebagai seorang
pengemis, yang mengharapkan belas kasih sayang orang. Namun hina dalam  kodratnya 
sebagai manusia, yang patut 
untuk  saling harga mengahargai,
dal;am segal  bentuk kehidupan yang  ada 
di  muka  bumi 
ini. 
                Berikan penghormatan pada yang lebih tua, atau  pada yang 
lebih muda  adalah  kasih dan sayang, itu  juga 
membagi bahagia.
            Kalau kaya tapi  pelit, itu artinya kehdiupan hanya di
isi  hanya untuk kepentingan diri saja
dan serahkah, mengapa kita tak sedikit berbagi 
pada orang  lain, dari hasil jerih
payah yang  kita  miliki 
itu?
            Bila kita telah  memberikan barang yang berharga  pada orang yang  sangat 
membutuhkan itu, maka hal ini akan adanya  komunikasi, sehingga  terjalin hubungan  yang 
harmonis.
            Pernahkah  kita 
dengan rasa ihklas, untuk mendengarkan 
keluhan  yang ada dari orang-orang
yang  tidak  mampu, sehingga dengan mendengarkan keluhan
itu, kita akan terasa  bahagia  dalam jiwa 
kita. Bahwa sesungguhnya 
kita  ini  sangat 
di  butuhkan  oleh 
orang  lain.
Kebahagiaan ini  yang  sangat 
jarang di rasakan oleh  orang  lain, walaupun  ia kaya, tapi 
nilai nya yang  sangat  tinggi, karena bila kita  mampu 
mendengarkan keluahan orang-orang 
miskin  maka  beberapa penyakit  yang 
ada  dalam diri    kita akan 
secara  perlahan –lahan lenyap. Penyakit
ini tak dapat  di  obati dengan medis sekalipun, atau dengan
tradisional sekalipun, hanya  dengan
silahturahmi dengan orang miskinlah obatnya.
                 Masihkah kita
bertanya-tanya, mengapa harta yang aku 
peroleh dengan susah payah, lalu harus aku bagi  pada orang lain?
            Jawabanya, adalah karena harta yang
kita  miliki dan kita  peroleh dengan itu, adalah  ada bagian milik  orang lain.
            Nah, kalau  itu tak kita berikan  maka hak itu akan diambil dengan paksa, yaitu
oleh yang telah  memberikan harta itu  pada kita, dengan caranya  tersendiri.
            Hidup akan bahagia kalau kita terasa
senang bila kita  mampu  menolong orang lain.  Bergabunglah bersama-sama orang  yang 
mau dan saling  nasehati,
saling  bantu  dalam kebaikan.
            Bersama orang yang  mau bergabung, dengan dapat saling bantu  menuju semangat hidup  yang mulia, bersama  dalam menjalini hidup  yang 
berguna, pada langkah-langkah, adanya kesabaran dan lahirnya derajat
yang mulia  di hadapan sesama  manusia, juga akan mulia  di hadapan 
Allah, sehingga selalu tenang dalam melangkah. 
            Jadi wujud  dari 
membagi  itu  adalah 
suatu  penjabaran  dari 
sebuah  perintah,kita simak  sebuah 
kisah  haru yang  tak 
pernah  terlupakan, suatu  history 
lama  yang  sangat 
melegenda  di  dunia 
ini. Itulah  kisah  nabi Adam 
dan  Hawa. Betapa  sedih 
hati  Adam, karena  menyendiri 
di  dalam  surga, tetapi 
ia  tak  juga 
bahagia  padahal sudah  tinggal di 
dalam  sorga.
            Maka 
nabi  Adam  memohon 
pada  Allah, “Ya tuhan  jangan 
engkau  biarkan  aku 
sendiri, sepi  rasanya  di  surga  ini 
tanpa  ada  yang 
menemaniku.
            Lalu 
Tuhan  menyeru, ”hai  Adam, jika 
kau  ingin merasakan  bahagia, dalam 
hidupmu  di  surga 
ini, kau  harus  mau 
membagi  agar  kau 
tercapai  kebahagiaan  yang 
kau  inginkan.”
            Sehingga  Nabi Adam 
rela  untuk  memberikan 
tulang  rusuknya, sehingga  terciptanya 
Hawa, sebagai  pendamping  kehidupanya 
di  alam sorga, yang  ia rasakan sangat  sunyi 
dan  sepi  itu.
            Ini 
wujud  dan  bentuk 
kebahagiaan, yang  sudah  jelas bahwa 
kebahagiaan  itu  adalah wujud 
atau  perkembagan  dari 
membagi, lalu  membagi  itu 
sangat  butuh  pengorbanan. Ini kembali  pada 
keinginan  dari suatu  kebahagiaan 
tersebut.
            Artinya  bahagia 
itu  akan  berjalan 
dengan  baik, dengan  kita 
mau  membaginya  pada 
orang  lain. Tidak  berguna 
uang  banyak  bila 
kita  hanya  berada 
di  atas  gurun yang beribu-ribu  kilo meter 
jaraknya. Tapi  kita  butuh 
air  yang meskipun  hanya dalam setetes  air 
yang  kita  butuhkan 
itu.
            Tak berguna  harta 
yang  berlimpah  jika 
kita  tinggal di sebuah  pulau yang di 
penuhi  dengan  emas, tapi 
kita  hanya  hidup 
sendiri  tiada  orang 
lain  di  tempat 
itu. Bukankah  orang  itu 
di  sebut  kaya 
karena  ada  orang 
miskin di  sekitarnya. Dan  sebaliknya ia 
di  sebut  miskin 
karena  ada  orang 
yang lebih  berharta  dari 
dirinya.
            Jadi bahagia  itu 
ada  karena  ada 
orang  lain yang  tak 
pernah  merasakan  bahagia, yaitu  dalam 
bentuk  wujud  materi. Meskipun tetap  tidak 
kita  bantah, bahwa  wujud 
bahagia  juga  ada 
dalam  bentuk  tersembunyi. Yaitu  aman, tenang 
dan tentram.
            Kesuksesan  itu 
perlu  di  penuhi 
dengan usaha  yang  keras, dengan doa  dan ikhtiar 
yang  yakin  akan 
tercapai. Karena  tidak  sukses 
yang  hanya  di tunggu 
dengan  cita-cita yang  tanpa di 
dasari  dengan  usaha. Tetapi 
tidak  ada  usaha 
yang  akan  tenang 
jika usaha  itu  tanpa 
di  dasari  dengan 
doa-doa.
            Kalau  berusaha 
maka  dengan  tanpa 
doa-doa, akan di khawatirkan, terjadinya 
kekecewaan  jika  usaha 
yang  di  inginkan 
itu  gagal, untuk  mencapai  suatu 
usaha  adalah  sangat 
di  butuhkan  orang 
lain  hadir  bersama 
kita.
            Kehadiran  orang 
lain  adalah, dengan berbagai  bentuk 
ragamnya, mulai  ikut  dalam usaha, ia  ikut 
berdoa, atau  bahkan  ikut 
kerja keras  memberikan  modal 
dalam  usaha  kita, tapi 
kita  juga  harus 
di bekali  siap  menerima 
apa  yang  akan 
terjadi.
            Kalau sudah  tercapai 
apa yang  telah  di 
rencanakan  selama  ini, maka itu wujud bahagia  pantas 
di  bagikan  pada 
orang  lain. Dengan  atau 
aturan  yang  sudah 
berlaku  dalam pekerjaan,
atau  dalam sedekah.
            Maka 
juga  perlu  selalu 
di  ingat, bahwa  tidak 
semua  usaha  itu 
akan  tercapai, sesuai  apa 
yang  kita  harapakan 
sebelumnya. Jika  gagal  maka 
dari  itu  kita 
berikhtiar, mulai  mengkoreksi  diri, apa yang 
sesungguhnya  telah  terjadi. Jangan  sampai 
kegagalan  itu  akan 
menuduh  orang  lain 
yang  berbuat. Tetapi  pelajari 
kembali,  lalu  ambilah langkah-langkah  baru 
yang  lebih  baik 
untuk  dapat  kita 
jalani.
            Sebaliknya  kalau 
itu  berhasil, bawa  serta 
keluarga, sahabat  atau  karyawan dengan mengungakap  rasa 
terima  kasih  kita. Maka 
itu  wujud  membagi 
akan  terasa  oleh 
kita, juga  ikut  di 
rasakan  oleh  orang 
lain.
            Bila 
rasa  syukur  sudah 
kita  ungkapkan  pada  sesama 
sahabat  dan  keluarga 
serat  kepada  Tuhan, Maka 
wujud  bahagia  pada 
kita  akan  bertambah. Itu  terus 
bertambah  sehingga  akan 
memberikan  energi  baru 
kita  untuk  melangkah 
selanjutnya.
            Bila 
kita  mau  membagi, maka 
orang  tunduk  kepadamu, ia 
menghormatimu, ia akan 
selalu  mengenangmu  dengan penuh 
hormat. Maka akan timbul 
kasih  dan  sayang 
kepadamu.
            Kesuksesan  yang 
dibagi  akan  membentuk 
kekuatan  dan  keamanan, ketentraman serta  kedamaian, baik  dalam 
kelurga, serta  bangsa.
Negara  yang  mau 
memperhatikan  pada  rakyat, mau 
membagi  hartanya  pada 
rakyatnya  dengan  cara 
kasih  dan  sayang, maka 
bangsa  itu  akan 
damai  dan  aman.
            Terwujudlah  kasih 
sayang  antar  keluarga, sehingga  akan 
memberikan kemampuan  yang  kita 
untuk  akan  selalu 
memberi, dengan  harta, akal
pikiran, saran, serta  perbuatan,
ini  yang 
perlu  dan  sangat 
di  harapakan  oleh 
masyarakat  bangsa.
            Jika 
demikian  adalah, sukses  itu 
adalah bagian  dari sikap yang  mau 
memberi, karena  dari sikap  mau 
membagi  itu  akan 
mengahapus permusuhan  antar  keluarga, antara  tetangga, antara  kampung 
dengan  kampung  lainnya, antara  suku dengan 
suku  lainnya, antara  bangsa 
dengan  bangsa  lainnya.
Disamping  itu  juga 
manusia  harus  mampu 
menerima, tapi  juga  harus 
menolaknya. Karena  tak
merasa  bahagia  jika 
kita hanya  mampu  menerima 
tapi  tidak  mampu 
untuk  menolaknya. Karena  kalau 
kita  tak  mampu 
menolak, maka  banyak  hak 
orang  lain yang  di 
gunakan  bukan  pada 
tempatnya. 
            Jika ini yang  terjadi, maka 
wujud  bahagia  tidak 
akan  tercapai, rumah  tangga akan 
saling  curigai, akan  saling 
iri, sehingga  selalu  berniat 
akan mencelakai  orang  lain. Itu 
karena  untuk  kepentingan 
dirinya  saja, yang  tak 
memperdulikan  kalau  itu 
hak  orang  lain. Bangsa 
akan  terjadi  aksi-aksi, karena  telah 
mengambil  hak  orang 
lain  dengan  cara 
paksa, terjadi  korupsi  di 
mana-mana, penindasan 
terjadi  di  segala 
usaha, penguasaan  hanya  oleh 
satu  orang  saja.  
            Jika kita    sudah 
membiasakan  untuk  memberi, maka 
kelurga akan ikut sipat ituyang juga suka memberi, misalnya, kepada  masyarakat, 
pada  bangsa  sehingga kerukunan  bangsa 
akan terlaksana  dengan  baik, aturan 
akan  jalan, keadilan  akan 
di tegakan.
            Jika 
kita  senang  membagi, maka harta  yang 
kita  miliki  akan terjaga, kesuksesan  yang 
telah  kita  capai 
akan menjadi  berkah. Akan  memberikan 
nikmat  yang  benar-benar 
dapat  kita  rasakan, oleh 
diri  pribadi  atau 
juga  oleh  orang 
lain.
            Diberikan  padanya 
energi  baru, yang  akan 
selalu  memberikan kekuatan,
pemikiran  untuk  selalu 
membangun  kembali  bahagia 
yang  baru, untuk  dirinya 
dan  juga  orang 
lain. Bahkan  orang  lain 
akan  ikut  berjuang 
bersamanya, untuk  dapat  mensukseskan 
apa  yang di  cita-citakanya.
            Tidakah  kita 
tahu bahwa, untuk  sebuah  perusahaan 
itu  di dukung  oleh 
banyak  orang. Karena  orang 
lain  juga  ikut 
untuk  merasakan  kesuksesan 
itu, tapi  kita  harus 
adil  dalam  membagi 
yang  sesuai  dengan 
aturan  dalam usaha  tersebut.
            Suksesnya  suatu 
Negara  karena  para 
menterinya  sangat   mendukung 
presidennya, gubernurnya 
mejalankan  aturan  pembangunan 
yang  sudah terencana  sesuai 
dengan  program  yang  benar.
Tidak  ada  pelanggaran 
hukum yang  membuat  rakyat 
rasa  di  tipu, tidak 
terjadi  korupsi  dalam 
negera  itu.
            Pemerintahan  yang 
selalu  memperhatikan  pembangunan 
yang  untuk lebih  memakmurkan 
bangsanya, untuk  kepentingan  rakyatnya, tidak  bertindak semena-mena  pada 
rakyatnya.
            Membagi  itu 
banyak  hal, bisa  saja 
dalam  bentuk  harta, dalam 
bentuk  ilmu, dalam  bentuk 
nasehat,  dalam  bentuk tenaga. Bantuan  dalam 
bentuk  harta  dari 
pribadi  sudah  di 
wujudkan  dalam  agama, dengan 
kekayaan  harta dua  setengah 
persen, dengan bentuk uang, sedekah 
hewan   juga  ada 
aturanya. Yang  sudah  di tetapkan 
jika  kita  mau 
mengikutinya.
            Mereka  yang 
di tunjuk  oleh  Negara 
untuk  memberikan  ilmu, itu 
secara  sah  adalah  sering disebut sebagai  seorang 
guru  yang  baik, 
sebagai  seorang  dosen 
yang  baik, atau  sebagai 
ulama  yang  baik. Semua 
itu  adalah  wujud 
pembagian  yang  sudah 
di  jalan  oleh 
pemerintah. 
            Dalam  bentuk 
lain  di  Indonesia 
ada  wujud  membagi 
ini  kita  perhatiakan 
dengan baik-baik. Itu  mulai  dari 
sekolah  gratis  dari 
tingkat  sekolah  dasar 
hingga  Sekolah  menengah 
atas, ada  juga  beasiswa 
untuk  murid  sekolah, 
mulai  dari sekolah  dasar 
hingga  sekolak  menengah 
atas, bahkan  beasiswa juga  di 
berikan  di  tingkat 
universitas.
            Lalu 
pemerintah  sudah  memiliki 
program  khsusus  untuk,  
 memberikan nasehat  kepada 
rakyatnya,  yaitu  melalui 
ulama, dimana-mana  ulama  di tugaskan, baik  secara 
pribadi  atau  tugas  Negara.
Kalau  para  ulama 
tak  ada  maka 
akan  rusak  negeri 
ini, karena  tidak  tahu 
lagi  aturan moral, tingkah laku
dalam keluarga atau juga dalam lingkungan masyarakat di sekitanya.
            Melalui  tenaga pemerintah  memberikan, para  pegawai 
Negara,  mulai  dari 
mentri  hingga  sampai 
dengan  RTnya, yang  siap 
melayani  rakyatnya dengan  segala 
upaya  dan  program 
yang sudah  di  tentukan 
oleh  Negara.
            Jadi 
wujud  dari  membagi itu 
adalah memberikan  kelapangan  dadanya, maka lebih  baik  memberi  daripada 
kita  menerima,  karena 
mulia kita  bila memberi. Maka
kehormatan akan datang dari Allah.
            Memberi  ilmu 
bukan  hanya tugas  pemerintah, tapi  juga 
kewajiban bagi  sebagai  umat 
manusia. Wujud  membagi  akan terbentuk  tindakan 
yang  akan  selalu 
bermanfaat  bagi  dirinya 
juga  bagi  orang 
lain.
            Seorang ahli hikmah berkata,
barangsiapa sedekah, namun ia telah meremehkan dengan sedekahnya itu, maka
batal pahalanya, nanti akan dilempar kewajahnya 
sedekahnya itu. Itu dapat kita maknai bahwa  sedekah 
itu harus ihklas, membagi itu harus 
ihklas, dengan harapan akan 
mendapat pahala dari Allah, jangan meremehkan orang  yang menerima sedekah  itu, tapi hormatilah  mereka, jangan menyinggung  perasaanya.
            Suatu contoh, bahwa  sedekah itu 
dapat  juga  kita 
makan dari  sedekah kita  sendiri, misalnya, kita  membawa air minum ke  dalam masjid, tetapi  kita 
juga ikut  minum, karena kita  juga 
merasa haus. Sedekah itu, atau membagi 
itu bukan di  nilai banyak atau
sedikit, tapi  ihklas. Karena  sedekah yang ihklas  meskipun sedikit Allah pasti akan  membalasnya.
            Membagi atau memberi, atau sedekah,
berbagi pendapat, ada yang mengatakan memberi itu lebih baik  tidak terlihat, ada pula  memberi itu lebih baik Nampak, agar ada orang
lain yang  juga  mau 
memberi, dengan melihat  kita  telah 
memberi maka harapan ada orang lain juga 
ikut  suka memberi. Untuk membuka
kesadaran  pada manusia  lainnya agar terbuka hatinya perduli  dengan orang 
lain. Terpenting adalah mau memberi dengan ihklas.  
Sikap  yang  selalu 
mau  memberi  akan 
memberikan  ketenangan  bagi 
dirnya, juga  akan  selalu 
tenang  di  mana 
saja  kita  berada, akan 
terjaga oleh  keadaan  yang 
karena banyak  orang senang  dengan 
kita, karena  kita  senang 
memberi  kepada  orang 
lain. Kita  akan  terjaga 
dimana  saja  kita 
berada.
            Sungguh  indah 
jika kesuksesan  dalam  keadaan 
tenang,  aman dan  damai, sehingga  terpancar 
dalam  keluarga  yang 
bahagia, kampung  yang  aman 
dan  damai, suatu  kerukunan 
tetangga  akan tercipta. Jika  tergabung 
dalam  keluarga  yang 
bahagia tersebut, di  dalam  lingkungan kita. 
Sumber Tulisan:
 -    Kitab Ahya Ulumudin di tulis oleh Imam Al Gazali
-       Kitab Shaihul Ibad di tulis oleh Ibnu
Hajar Asqalani
-       Al Quran
-       Al Hadist
-       Kompas, 2014(21-6) Sabtu.
-       Ilmu Gaib Ditulis oleh Prof. Dr Muhammad
 Mutawalli  Sharowi 
-       Pendidikan  Agama  Islam
–Drs. A.Toto  Suryana Mpd
-       Dari Meja Tanri Abeng, Gagasan,
Wawasan, Terapan, dan Renungan (Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1997)   
-       Pendidikan  Pribadi-karya  Dr Fritz Kunkel  dan Ruth Kunkel (Balai Pustaka) 
-      
Motivasi  Daya  Penggerak  Tingkah  Laku - Martin Handoko 
 Sekilas Riwayat Penulis
Nama                           :
M Kamil
Nama orangtua Pria    :
Sidik
Nama orangtua wanita: Nurholilah
Tempat tanggal lahir   :
Palembang, 21 November 1965.
Almat                          : Jl.Kha.Wahid Hasyim
7 ulu rt.13 Lr.Terusan II. No. 510 Palembang. 30253
Telepon                       : 0819-7888802
Pendidikan.
-Sekolah dasar Negeri di Palembang tamat tahun 1979
-Sekolah Menengah Pertama di Palembang tamat tahun 1983
-Sekolah Menengah Atas di Palembang tamat tahun 1986
-Sekolah Jurnalistik di Jakarta tamat tahun 1987
-Sekolah di Universtas Terbuka tahun 1998 tidak tamat di
Palembang
-Sekolah di Universitas Taman Siswa dua tahun Fakultas hukum
tidak tamat tahun 2010 di Palembang
Pengalaman pekerjaan.
-di tahun 1986 pemenang satu menulis di LIPI
-di tahun 1987 Tenaga Kerja Sukarela Butsi di Belitung
-di tahun 1988-1996 penulis lepas di media local Palembang.
-Wartawan Media Guru tahun 1997 di Palembang
-Wartawan Gema Pancasila tahun 1998 di Palembang
-Wartawan Majalah Fakta tahun 1999 di Palembang
-Wartawan Media Sumatera tahun 2000 di Palembang
-Menerbitkan buku Novel local di Palembang, tahun 2001
-Wartawan Patroli tahun 2001-2012 di Palembang
-Menulis buku Biografi ”Ramli Sutanegara” tahun 2010
-Menulis buku cerita Rakyat Sumatera Selatan tahun 2013
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan
sebenar-benarnya. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment