Friday 7 June 2019

Preman Insap


Preman Insap
Di Panggil Mat Nabi
Ada sebuah puisi yang di sampaikan oleh Khalil Gibran,” anakmu adalah tanggungjawabmu, tapi anakmu bukan milkmu, biarkan ia tumbuh…..
Disana di sebuah desa pada Kabupaten Muaraenim, yang di sebut dengan desa Benakat. Tinggalah seorang bersama ibunya yang sudah janda.
Setiap hari ia membnatu ibunya, agar dapat melanjutkan kehidupanya hari-hari, dengan menakok karet, setiap harinya. Juga kadangkala juga kerja mengambil daun sirih yang berada di pohon kapuk, tentu saja tubuh akan menjadi luka-luka karena duri pohon kapuk tersebut. Kehidupan ini di jalani apa adanya.
Akibatnyanya sekolah menjadi terganggu, karena tentu saja capek jadinya, pagi subuh sudah kerja hingga menjelang siang, lalu di lanjutkan untuk sekolah. Karena itu Syaripudin berkeputusan lebih baik berhenti saja sekolah. Tentu saja pertumbuhan badan tak dapat di cegah dan di tahan menjelang dewasa.
Disaat itulah pergaulan jadi kurang, karena senetara anak lain sekolah, lalu Syaripudin giat kerja, oleh karena itu berhenti dari sekolah. Di kala itu mulai terbawa pada perbuatan jahat, dio tawari untuk merampok.
Sejak itu di kenalah sebagai penjahat di desanya, pergaulan bertambah jauh dari orang banyak, karena jangan mau berteman dekat saja orang tak mau.
Pada akhirnya, terjadilah masalah keluarga yang di hina, habis-habisan oleh orang lain.tentu saja hal ini tak dapat di biarkan bagi Syaripudin. Melihat keluarga di hina dan di caci maki, bahkan sampai di aniaya dengan kasar dan kekerasan, saat itu Syaripudin bertindak melawan kejahatan itu dengan kejahatan pula. Sehingga tewaslah orang yang telah menganiaya keluarganya tersebut.
Sehingga ada seorang aparat kepolisian yang berbaik hati, ia mengatakan bahwa sessungguhnya orang yang telah di bunuh oleh Syaripudin itu adalah memang buron, tetapi sekarang Syaripudin juga menjadi buron. Di sarankan oleh polisi itu, lebih baik Syaripudin meninggalkan desa saja, pergi entah kemana saja, asal jangan tinggal di desa ini.
Keinghinana polisi itu di ikuti oleh Syaripudin, ia datang pada suadaranya  yang ada di Palembang, namun saudaranya juga tak mau menampunmg seorang buron. Maka di sarankan ia agar lebih baik tinggal di masjid Kyai Merogan. Sampai empat puluh satu hari ia berdiam di masjid itu, di didik dan di ajar oleh kyai Meroganm setiap malamnya.
Ternyata sejak ia pulang dari masjid itu ia memilki kelebihan yang dapat memberikan kehidupan, sapa saja yang datang untuk berobat maka ia akan sembuh, hanya dengan sekali hembusan, sejak itu pula ia di panggil Mat Nabi.
Di tahun 1983, terjadi pristiwa mistyerius, di depan mata sahabatnya di tangkap oleh aparat, ia menjadi gentar, lalu Mat Nabi berkeputusan untuk meninggalkan Palembang,. Bergurulah ia pada sebuah pondok pesanteren yang mengjarakan ilmu-ilmu agama, yaitu di Surabaya. Di sana selamas tuiga tahun ia menimba ilmu agama. Bertambah yakin dia bahwa Allah sangat menyanginya, oleh karena itu ia di berikan kesempatan untuk hidup menjadi lebih baik.
Sepulang dari pendidikan agama tiga tahun lebih itu, ia langsung pulan ke desanya, dengan memulai hidup baru, ia tunjukan bahwa dirinya mampu untuk merubnah dirinya dari seddorang bandit menjadi seorang yang paham agama dan mampu menjadi orang yang mendapat mujizat dari Allah, yaitu di berikan Allah kelebihan, dengan dapat membantu orang yang terkilir, atau tulang yang patah jika denganya dapat di sembiuhkan, sungguh Allah maha segaka-galanya hingga dapat merubah umatnya yang jahat menjadi baik dan sangat tekun dalam ibadahnya, sejak itu ia di gelari dengan Mat Nabi. Ia tinggal di Jalan Abui Kusno kertapati, dekat irigasi atau di lorong Satria kecamatan Kertapti keluarahan Kemang Agung, jika ada yang mau minta bantua pengobatan masalah penyakit silahkan datang kepadanya.(mil)

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...