Palembang bagi sekelompok warga Tiongha bukanlah tempat
yang baru, karena daerah ini sudah di kenal sejak kerajaan
Sriwijaya, bahkan sebelum kerajaan Sriwijaya berkembang.
Pedagang Tiongha yang sudah biasa mengunjungi Palembang
jauh sebelum abad ke 15 masehi.
Menurut peta Tiongha Mau Kun (1422) di Jelaskan, untuk
masuk ke Palembang dengan melalui 3 terusan, yaitu terusan bagian timur
terusan bagian barat, terusan bagian tengah.
Terusan bagian barat adalah perairan bagian banyuasin, sekarang
ini, terusan bagian timur adalah sungai Upang, sedangkan bagian tengah
atau bagian lama itu, adalah Sungai Musi Sekarang
yang melalui Muara Sungsang.
Palembang merupakan pemukiman perantau Tiongha yang terbesar
sejak abad ke 15 masehi, sebagian besar mereka adalah
para pedagang yang datng dari Tiongha, pada awalnya pedagang
ini tidak bermaksud untuk menetap, di sebabakan peraturan
baru di kerajaan Cina Semasa Dinasti Ming, yang menyatakan
di larang pedagang untuk perjalaan luar negeri
yang sudah pergi takut pulang.
Di saat itu orang-orang Tiongha di Palembang sudah banyak yang
menetap, sehingga memilih sendiri atau mengangkat
ketua mereka, di saat itu terpilihlah Liau Tang Ming.
Ia adalah dari nan hai, kemudian Liang Tau Ming
mengangkat seorang pembantu yaitu Shio Chi Cing, untuk itu
pada tahun Yung Lo ke 3 (1405) Cina segera mengirim
utusan ke Palembang.
Kaisar mengorim utusan pada komando pertahaanan yang
bernama Sun Huan dan Sung Yueh untuk menuju ke Palembang
merekalalu bertemu dengan anak dari Liang Tau Ming yang
laki- laki dari itu mereka mendapatkan informasi.
mendengar kabar itu kaisar sangat senang, langkah selanjutnya
kaisar mengirim satu rombongan yang khusus untuk menuju
ke Palembang di bawah pimpinan Sheng Sho tahun 20 Februari 1405.
Setelah utusan itu telah tiba di Palembang, lalau mereka kembali
ke negeri asalnya, lalu kaisar kembali memngirim utusan
yang di pimpin oleh Shneg Sho 20 Fe bruari 1405 dan juga pada
13 Desember 1405 juga menuju ke Palembang.
utusan dari kaisar itu ingin membawa Liang Tau Ming untuk
menghadap kaisar, liang Tau Ming di Tiongha di sambut baik
sehingga raja membertikan penghargaan kepadanya sebagai
pegwai tinggi di kerajaan Cina, Palembang memilki tempat khusus
di mata kaisar.
sehingga kaisar akan melkukan hubungan yang lebih pada kerajaan
Sriwijaya raja in gin agar palembang di lindungi dari pengaruh
luar yang ingin menguasai Kerajaan Sriwijaya di masa itu.
Kaisar segera mengirim pasukan besar menuju Kerajaan Sriwijaya
di bawah pimpinan Laksamana Chngho, ia adalah bernama aslinya
Mahe yang hidup di bagoian Kiu yang terletak di bagian barat
danau Tien Cien di propinsi Yun Nan keluarga Ma ia juga
seorang muslim.
Cheng Ho di lahirkan tahun 1371-1433, dari keluarga enam bersaudara
di masa pertumbuhanya ia memiliki perilaku seorang yang pemberani
Ia masuk dalam keranti putra mahkota Yen. ia juga pandai dalam
perang dan gagah berani di Chengluba dekat Beijing, ia ganti
nama setelah mendapat perhatian khusus dari kerajaan, dari Ma menjadi Cheng
ia di angkat menjadi laksaman besar di kerajaan.
Selanjutnya kaisar Cheng Zhu atau Kaisar Yung Lo menunjukanya
untuk berangkat menuju ke palembang di tahu 14 05.
pemberangkatan di mulai dari Najing merupakan pelayaran pertama
bagi Chengo dengan armada 317, semua kapal di cat dengan warna
yang menyala terdiri dari 27.800 pasukan. Chengho memimpin pasukan
selama 28 tahun di Asia Tenggara.
Panglima Chengho mulai singga di Palembang pada tahun 1417-1419
kapal Cengho merupakan kapal dagang yang di persenjatai
kapa yang bertiang tunggal itu panjang 20 meter, juga ada kapal
yang panjang dengan 60 meter lebar 22 meter, juga ada kapal yang panjang
100 meter dan lebar 50 meter, kapal yang terbesar itu adalah ukuran
140 meter dengan lebar 62 meter yang bertiang sembilan , isi penumpang 500
orang.
tercatat bahwa Chengho ke Kerajaan Sriwijaya adalah 4 kali, tugas
pertama adalah Chen Zyu atas perinmtah Kaisar. Awal mula datang ke palembng
menjajaki terlebih dahulu utnuk mengetahu kekuatan lawan.
setelah di anggapa tenang dan dapat menyatu dengan keadaan kerajaan
Sriwijaya, utusan menemui perwakilan kerajaan, pada waktu itu
Shi Jing Ing untuk dapat mrnghadirkan Chen Zyui.
Di saat itu tak mengalami kesulitan karena Cheng Zyui menemui sendiri
Laksamana Chengo, ternyata itu hanya tipu daya dari Chen Zyui saja.
Namun demikian Cengho berusaha dengan cara yang diplomatik dahulu,
tidak dengan cara kekerasan, ia juga tahu bahwa Chen Zyui adalah buruan kerajaan
maka pengkapan cara dialog tetap di usahakan.
Sikap Chen sebagai seorang gembong sudah di ketahui, ia pura-pura bersahabat
namun masih juga akan menjebak Chneg Ho, ia juga telah mengatur untuk
mrnjrebak Cengho,
Rencana itu sudah di ketahui oleh laksaman Chengho, belum sempat ia akan
melakukan jebakan ia telah lebih dahulu di tangkap oeh pasukan Cheng ho,
laksamana Cheng ho lalu membawa tawanan itu ke Cina, yang akan di adili di sana.
Di tahun 1424 laksamana Cheng ho kembali menuju ke Palembang, yang akan
menyelsaikan pertikaan masalah kepemimpinan di Di kerajaan Srwijaya di
masa itu.
Sejak itu misi laksamana Chengo di nyatakan berhasil, sehingga keamanan
di kerajaan Sriwijaya ini juga di bantu oleh Cina, terutama yang bermukim di
seberang ulu itu di sebut itu keturunan Chen yang di sebut pemukiman
Tjoa Kie Tjuan.
sehingga perwakilan Cina itu di beri gelar oleh kaisar adalah Sultan, hingga samapai
kerajaan kesultanan terjalin dengan baik, hubungan baik itu terjalin dan di buktikan
dengan pembangunan kuil Tao di daerah Kanton selesai di bangun tahun 1079
di masa Kaisar Sen Chung.(Mil)
yang baru, karena daerah ini sudah di kenal sejak kerajaan
Sriwijaya, bahkan sebelum kerajaan Sriwijaya berkembang.
Pedagang Tiongha yang sudah biasa mengunjungi Palembang
jauh sebelum abad ke 15 masehi.
Menurut peta Tiongha Mau Kun (1422) di Jelaskan, untuk
masuk ke Palembang dengan melalui 3 terusan, yaitu terusan bagian timur
terusan bagian barat, terusan bagian tengah.
Terusan bagian barat adalah perairan bagian banyuasin, sekarang
ini, terusan bagian timur adalah sungai Upang, sedangkan bagian tengah
atau bagian lama itu, adalah Sungai Musi Sekarang
yang melalui Muara Sungsang.
Palembang merupakan pemukiman perantau Tiongha yang terbesar
sejak abad ke 15 masehi, sebagian besar mereka adalah
para pedagang yang datng dari Tiongha, pada awalnya pedagang
ini tidak bermaksud untuk menetap, di sebabakan peraturan
baru di kerajaan Cina Semasa Dinasti Ming, yang menyatakan
di larang pedagang untuk perjalaan luar negeri
yang sudah pergi takut pulang.
Di saat itu orang-orang Tiongha di Palembang sudah banyak yang
menetap, sehingga memilih sendiri atau mengangkat
ketua mereka, di saat itu terpilihlah Liau Tang Ming.
Ia adalah dari nan hai, kemudian Liang Tau Ming
mengangkat seorang pembantu yaitu Shio Chi Cing, untuk itu
pada tahun Yung Lo ke 3 (1405) Cina segera mengirim
utusan ke Palembang.
Kaisar mengorim utusan pada komando pertahaanan yang
bernama Sun Huan dan Sung Yueh untuk menuju ke Palembang
merekalalu bertemu dengan anak dari Liang Tau Ming yang
laki- laki dari itu mereka mendapatkan informasi.
mendengar kabar itu kaisar sangat senang, langkah selanjutnya
kaisar mengirim satu rombongan yang khusus untuk menuju
ke Palembang di bawah pimpinan Sheng Sho tahun 20 Februari 1405.
Setelah utusan itu telah tiba di Palembang, lalau mereka kembali
ke negeri asalnya, lalu kaisar kembali memngirim utusan
yang di pimpin oleh Shneg Sho 20 Fe bruari 1405 dan juga pada
13 Desember 1405 juga menuju ke Palembang.
utusan dari kaisar itu ingin membawa Liang Tau Ming untuk
menghadap kaisar, liang Tau Ming di Tiongha di sambut baik
sehingga raja membertikan penghargaan kepadanya sebagai
pegwai tinggi di kerajaan Cina, Palembang memilki tempat khusus
di mata kaisar.
sehingga kaisar akan melkukan hubungan yang lebih pada kerajaan
Sriwijaya raja in gin agar palembang di lindungi dari pengaruh
luar yang ingin menguasai Kerajaan Sriwijaya di masa itu.
Kaisar segera mengirim pasukan besar menuju Kerajaan Sriwijaya
di bawah pimpinan Laksamana Chngho, ia adalah bernama aslinya
Mahe yang hidup di bagoian Kiu yang terletak di bagian barat
danau Tien Cien di propinsi Yun Nan keluarga Ma ia juga
seorang muslim.
Cheng Ho di lahirkan tahun 1371-1433, dari keluarga enam bersaudara
di masa pertumbuhanya ia memiliki perilaku seorang yang pemberani
Ia masuk dalam keranti putra mahkota Yen. ia juga pandai dalam
perang dan gagah berani di Chengluba dekat Beijing, ia ganti
nama setelah mendapat perhatian khusus dari kerajaan, dari Ma menjadi Cheng
ia di angkat menjadi laksaman besar di kerajaan.
Selanjutnya kaisar Cheng Zhu atau Kaisar Yung Lo menunjukanya
untuk berangkat menuju ke palembang di tahu 14 05.
pemberangkatan di mulai dari Najing merupakan pelayaran pertama
bagi Chengo dengan armada 317, semua kapal di cat dengan warna
yang menyala terdiri dari 27.800 pasukan. Chengho memimpin pasukan
selama 28 tahun di Asia Tenggara.
Panglima Chengho mulai singga di Palembang pada tahun 1417-1419
kapal Cengho merupakan kapal dagang yang di persenjatai
kapa yang bertiang tunggal itu panjang 20 meter, juga ada kapal
yang panjang dengan 60 meter lebar 22 meter, juga ada kapal yang panjang
100 meter dan lebar 50 meter, kapal yang terbesar itu adalah ukuran
140 meter dengan lebar 62 meter yang bertiang sembilan , isi penumpang 500
orang.
tercatat bahwa Chengho ke Kerajaan Sriwijaya adalah 4 kali, tugas
pertama adalah Chen Zyu atas perinmtah Kaisar. Awal mula datang ke palembng
menjajaki terlebih dahulu utnuk mengetahu kekuatan lawan.
setelah di anggapa tenang dan dapat menyatu dengan keadaan kerajaan
Sriwijaya, utusan menemui perwakilan kerajaan, pada waktu itu
Shi Jing Ing untuk dapat mrnghadirkan Chen Zyui.
Di saat itu tak mengalami kesulitan karena Cheng Zyui menemui sendiri
Laksamana Chengo, ternyata itu hanya tipu daya dari Chen Zyui saja.
Namun demikian Cengho berusaha dengan cara yang diplomatik dahulu,
tidak dengan cara kekerasan, ia juga tahu bahwa Chen Zyui adalah buruan kerajaan
maka pengkapan cara dialog tetap di usahakan.
Sikap Chen sebagai seorang gembong sudah di ketahui, ia pura-pura bersahabat
namun masih juga akan menjebak Chneg Ho, ia juga telah mengatur untuk
mrnjrebak Cengho,
Rencana itu sudah di ketahui oleh laksaman Chengho, belum sempat ia akan
melakukan jebakan ia telah lebih dahulu di tangkap oeh pasukan Cheng ho,
laksamana Cheng ho lalu membawa tawanan itu ke Cina, yang akan di adili di sana.
Di tahun 1424 laksamana Cheng ho kembali menuju ke Palembang, yang akan
menyelsaikan pertikaan masalah kepemimpinan di Di kerajaan Srwijaya di
masa itu.
Sejak itu misi laksamana Chengo di nyatakan berhasil, sehingga keamanan
di kerajaan Sriwijaya ini juga di bantu oleh Cina, terutama yang bermukim di
seberang ulu itu di sebut itu keturunan Chen yang di sebut pemukiman
Tjoa Kie Tjuan.
sehingga perwakilan Cina itu di beri gelar oleh kaisar adalah Sultan, hingga samapai
kerajaan kesultanan terjalin dengan baik, hubungan baik itu terjalin dan di buktikan
dengan pembangunan kuil Tao di daerah Kanton selesai di bangun tahun 1079
di masa Kaisar Sen Chung.(Mil)
No comments:
Post a Comment