Sunday, 29 September 2019

Ujian Revormasi

hukum sudah menyatakan bahwa bila bangsa itu
menjalanakan undang-undang demokrasi
maka rakyat yang akan  memiliki suara yang bebas.

namun jika bangsa ini terpemimpin maka
rakyat  yang akaan selalu tunduk pada
presiden atau pemerintah.

sekarang pelaksanaan demokrasi sedang berjalan
revormasi sedang di uji.

kemarin banyak yang takut bicara
karena takut di hukum

lalu kini banyak bicara, aksi dan protes
tetapi sudah keterlaluan
bicara asal bisal, dan demo asal demo
yang pentin protes.

tak ada tujuan yang jelas
apa yang mana yang di perjuangkan mereka,
atas nama rakyat, namun rakyatyang mana,
atas nama agam dan lainya.

sehingga tampak kacau balau aksi sekarang
tampaknya sembaraangan saja protesnya. 

Monday, 23 September 2019

Narkoba Dan Mabuk Mabukan Lihat-Lihat saja


NARKOBA DAN MABUK-
MABUKAN   LIHAT-LIHAT SAJA
Bukan sesuatu yang asing kalau sampai marak narkoba di Indonesia pada saat ini, karena dalam waktu yang singkat permasalahan narkoba, sangat mengkhawatirkan kita semua. Data yang di ketahui dari hasil BNN, juga hasil peningkatan partisipasi masyarakat maupun hasil kerjasama para ahli dari Universitas Indoensia, hasil data BPS. Bahwa kasus narkoba ini meningkat dari tahun ketahun, hampir rata-rata 28,9% pertahun. Pengguna tindak kejahatan narkoba meningkat rata-rata hingga 28,6% pertahun, di mulai dari bahan Ganja, heroin, morpin, kokain, ekstasi bentuk tablet, lalu sabu-sabu.
Para pengguna dari data yang di peroleh, dari BNN menyatakan bahwa pengguna itu adalah mulai dari kelompok sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas dan mahasiswa. Pengguna jenis lainya ini  juga terus meningkat. Sekarang jadi pertanyaan adalah apakah untuk mengatasi ini hanya badan pemerintah saja, jawabnya tentu saja sangat tidak mungkin  teratasi kalau hanya pemerintah yang berusaha keras namun masyarakat  tanpa ikut serta untuk mengatasi dan mencegahnya.
Menjadi persoalan lagi adalah yang muncul, keluarga banyak yang menutupi akan masalah ini, sesungguhnya ini adalah masalah social bangsa.  Pada umumnya mereka yang telah terkena racun narkoba, akan menjadi perilaku, atau sipat yang sangat tercela, menyimpang dari aturan agama dan juga hukum Negara. Kalau begitu mereka ini membutuhkan pertolongan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu juga masalah ini harus di tangani oleh orang-orang yang sangat ahli dalam bidang ini.
Sekilas kita mengenal apa itu Narkoba, menurut batasan WHO (1969), yang dimaksud obat adalah zat yang apabila masuk ke dalam organisme hidup mengadakan perubahan pada satu atau lebih fungsi-fungsi organ tubuh, Narkoba adalah narkotika dan obat-obatan berbahaya, ialah zat kimia yang mampu mengubah pikiran, perasaan, fungsi mental dan prilaku atau sipat seseorang.
Bila berbagai jenis obat narkotika, alcohol serta zat lainya yang memabukan ini di salah gunakan untuk tujuan di luar pengobatan, akan merubah syaraf otak, sehingga sikap dan prilaku pengguna akan berpikir, berprilaku atau bersikap tidak normal.
Sebagai zat adiktif atau zat  yang biasa  menimbulkan efek kecanduan. Pemakainya sulit untuk di control, setelah ketagihan, sehingga pada tingkat ketergantungan, berbagai bentuk.
 Di hirup, narkoba yang di bakar seperti rokok, yang langsung menuju paru-paru, ke hati dank e otak. Narkoba yang di gunakan sejenis ini putaw, sabu, ganja, cocaine, lem dan sebagainya.
Di hisap, yaitu menghirup narkoba langsung dalam bentuk melalui hidung, kemudian di seraf  oleh syaraf-syaraf  dalam hidung, berjalan melalui aliran darah menuju paru, hati dan otak. Contohnya cocain, lem, thiner.
Injeksi intravena yaitu memasukan narkoba dalam bentuk cair atau di cairkan melalui jarum suntik ke dalam darah, masuk ke paru-paru, hati dan kemudian ke otak. Contohnya adalah, putaw, sabu, amphetamine.
Di letakan  dalam luka, yaitu dengan cara menaburkan narkoba berbentuk tepung pada bagian tubuh yang di buat luka terlebih dahulu dengan benda tajam, memasuki aliran darah, kemudian ke paru-paru hati dan otak. Misalnya adalah LSD.
Inersial anal, yaitu memasuklan narkoba yang berbentuk pada melalui lubang dubur.
Jadi di tanah air ini dari hasil data yang di peroleh berbagai sumber adalah bahwa, beberapa jenis yang beredar di tanah air saat ini, yang di gunkan sekaligus  atau secara bergantian. Menurut sumber kesehatan pengguna yang seperti ini sangat berbahaya.
Pengguna narkoba ternyata tergantung dari berbagai jenis sosial. Misalnya yang sangat murah adalah lem aibon, sedikit harganya,   naik sedikit  adalah ganja. Bila merasa sedikit mampu maka mereka membeli exstasi juga sabu-sabu.
Menurut sumber dari  berbagai sumber di peroleh menyatakan bahwa, ada tiga faktor orang yang terpengaruh dengan penyalahgunaan narkoba ini, faktor induvidu, faktor lingkungan. Faktor zat yang ada dalam narkoba itu sendiri.
Faktor induvidu, dari hasil penelitian berbagai ahli bahwa, penyebab penyalahgunaan itu antara lain, keinginan tahu yang sangat besar ingin mencoba, dengan tanpa sadar atau berpikir panjang tentang akibatnya di kemudian hari. Keinginan untuk mencoba-coba, keinginan untuk bersenang-senang. Keinginan untuk mengikuti tren atau gaya hidup. Keinginan untuk dapat di terima dalam satu kelompok, lari dari masalah, kebosanan dari kegetiran hidup, pengertian yang salah tentang narkoba, bahwa mencoba tak menimbulkan masalah, tak berani melawan tekanan pada lingkungan atau kelompok pergaulan narkoba dan juga minuman keras lainya. Tak mampu mengatakan tidak.

Faktor  lingkungan, yang tak mampu mencegah atau mengurangi penyalahgunaan narkoba, bahkan membuka kesempatan pemakaian narkoba. Tersedianya pengguna untuk menggunakan narkoba. Di waktu luang, di tempat rekreasi atau tempat hiburan, pesta, atau diskotik. Pada masyarakat yang tak mampu menghalangi atau mencegah beredarnya di
Faktor zat, yang ada di dalam narkoba itu sendiri, karena orang yang sudah terbiasa dengan menggunakan narkoba, sehingga merasa tak nyaman kalau ia tak menggunakan zat tersebut. Sehingga ia  tak lagi akan  merasakan tenang jika zat pada narkoba itu  tiada  pada tubuhnya. Sehingga ia merasakan nikmat jika telah ada zat-zat  itu pada tubuhnhya, sehingga mempengaruhi pikiran dan perasaanya.
Secara induvidu, misalnya kita perhatikan dalam keluarga, bila kakak tertua yang senang dengan minuman keras. Maka  secara langsung bahwa ia telah mengajar pada saudaranya bahwa boleh itu menghisap ganja, atau juga minuman   keras yang  lainya. Di dalam persahabatanya ia sering kali minum-minuman keras atau juga mengihisap gaja.
Faktor orang tua, yang jadi kenyataan adalah, adakah orang tuanya, yang melarang jika ada jual minuman keras pada saat pesta rakyat, pesta perkawinan yang hingga sampai larut malam. Di sana tak  ada larangan dari orang tua mereka. Di jual dengan bebas minuman keras, di sana ada pesta hingga malam maka akan ada jual beli minuman keras di tempat itu. Juga ikut jual ganja exstasi. Ini terjadi di depan mata para orang tua yang ada di sekitar tempat pesta. Tidak ada larangan bagi mereka. Tidak orang tua yang mau turun melarang penjualan minuman keras itu hingga sampai mengusir atau mencegah. Orang tua  hanya lihat-lihat saja, cuek bebek, seakan-akan tak mereka lihat saja kejadian itu di depan mata mereka.
Tak terhitung lagi banyaknya para generasi bangsa yang telah di rasuki oleh narkoba dan juga minuman keras ini. Perhatikanlah yang ada di sekeliling kita. Jika anak yang telah kecanduan akan minuman keras, maka ia akan menjadi linglung, seakan tak punya lagi tujuan hidup. Ia  hanya akan  menjadi beban bagi orang tua mereka. Karena ia tak mau berkerja, tetapi makanya kuat, hidup nya  hanya untuk makan, minum dan tidur serta bersenang-senang maunya hanya uang dan makan istilah mereka adalah hapy-hapy saja.
Jika itu ganja, exstasi atau sabu telah meracuni dirinya, ia tak dapat lagi di berikan nasehat apapun itu bentuknya. Ia meresahkan masyarakat yang ada di sekitarnya. Karena kalau ia berada di kampung-kampung, orang tuanya juga seakan tak mau mengakui kalau anaknya itu telah meresahkan masyarakat yang di sekitar mereka. Orang tuanya juga seakan tak mau tahu kalau anaknya sudah meresahkan masyarakat yang ada di sekitar mereka.
Yang menjadi sangat parah adalah, pengaruh teman dekat mereka, bukan anak-anak saja yang senang dengan minuman keras ini, tetapi juga orang tua yang sangat senang dengan ini, senang dengan minuman keras tersebut. Justru para orang tua juga ikut minum di majelis minuman keras itu. Mereka hanya lihat-lihat saja tak  ada upaya yang di lakukan untuk  pencegahan dari mereka.
Jadi sungguh pada acara pesta itu, mereka nikmati acara pesta itu dengan tenang-tenang saja. Tidak ada rasa risau mereka pesta perkawinan itu di hiasi dengan minuman keras. Mereka justru akan berkata,’tak pede rasanya  untuk tampil joget jika tak  minum-minuman  keras’. Apakah itu ada yang akan dengan berani mengusir mereka, tidak ada sama sekali. Padahal sudah sangat jelas bahwa itu adalah sangat di larang sekali dalam agama juga ada larangan dalam hukum Negara. Bahkan tuntuntanya sangat tidak tanggung-tanggung. Dengan hukumnya dua puluh tahu penjara atau hingga dengan seumur hidup, atau bahkan sampai dengan hukuman mati.
Nyatanya tindakan hukum itu masih setengah-setengah dilaksanakan. Masih terdapat pilih-pilih.
Pada saat   berlangsungnya pesta perkawinan itu di suatu tempat, yang di laksanakan hingga larut malam itu. Bukan hanya di ikuti oleh golongan muda saja. Namun bapak-bapak juga ikut dalam arena pesta narkoba itu. Menjadi pertanyaan sekarang mengapa tak sanggup untuk menghentikan mereka yang melakukan pesta narkoba itu. Padahal sudah sangat jelas di muka umum, di lingkungan kampung  masyarakatnya yang tekun ibadah.
Lalu jadi pertanyaan lagi kemana para ulama yang ada di tempat itu, tak mampu mereka melarangnya. Yang hanya mampu berkata dalam hati, bahwa itu sangat merusak moral dan etika anak-anak. Namun tidak ada tindakan yang akan mereka lakukan untuk berupaya mencegah apa yang mereka lakukan itu. Yaitu minum-minuman keras di tengah masyarakat umum, tampaknya boleh saja.
Itulah selemah-lemahnya iman, artinya banyak bangsa ini manusia yang sudah sangat lemah imanya. Ada sebuah hadist yang  disampaikan dan di tulis oleh Bakri bin Abdurahman, yang dinyatakanya bahwa. Orang mukmin itu, sekali-sekali tidak akan berzina, tak akan minum minuman keras dan tak akan mencuri.
Sangat jelas sekali bahwa setiap orang-orang yang telah dan minum-minuman keras, maka ia akan menjadi tidak  stabil, tidak yakin sepenuhnya  dalam mencapai cita-citanya, ia kandas di perjalanan nantinya. Walaupun ia berhasil dalam kerjanya namun ia hanyalah sebagai pesuruh dan pegawai asal-asalan disaat  kerjanya. Yang ia lakukan hanya menurut perintah saja, tak  ada pikiran yang kreatif. Tak ada inisiatif dalam jiwa dan pikiran hatinya untuk berbuat kebajikan bagi dirinya, apalagi untuk bangsa sangat jauh sekali, ia ibarat kata sebuah pepatah adalah, jauh  panggang dari api.

Jika ia berada di masyarakat lalu ia tak ada pekerjaan, maka  ia akan selalu meresahkan orang tuanya, juga akan meresahkan masayarakat yang di sekitar mereka. Ia tak akan dapat lagi di nasehati oleh orang tua mereka, bahkan mereka bila di nasehati orang tuanya, orang tua mereka akan di lawanya. Tidak jarang mereka bahkan sampai membunuh orang tuanya. Jika itu tak mampu, orang tua mereka untuk menasehati mereka. Atau mampu memenuhi keinginanya.

Ia  akan selalu membuat resah orang tuanya, apa yang dia lakukan jika ia seorang anak yang sudah kecanduan itu narkoba, maka ia akan selalu ingin membeli barang itu. Karena ia tak mampu untuk membeli, karena ia masih sekolah maka ia akan mencuri apa yang saja yang dapat dia jual yang ada di rumahnya. Bagi mereka asal dapat di jadikan barang yang mereka inginkan. Atau ia akan mencuri apa saja asal dapat untuk membeli keinginanya itu.

Sehingga pada setiap acara, atau sedang kumpul anak-anak muda, atau tengah asik mereka bermalam minggu dengan kumpul bersama. Biasanya minuman keras akan hadir di
Dari hasil penelitian  penulis bahwa, para peminum yang sudah sangat kecanduan itu, hampir lebih banyak yang asal hidup saja di muka bumi ini, kalau ia hidup pekerjaan yang di lakukan asal saja, yang penting makan, tidak ada bersih atau kotor, meskipun  telah dan  banyak upaya dari sanak keluarga, sahabatnya, serta teman dekatnya. Juga karena kesadaran dirinya. Harapan keluarga agar ia kembali sadar. Maka ia akan menjadi sadar, sehingga ia masih mampu untuk menjadi hidup yang menjadi lebih baik. Ia akan masih perlahan-lahan hidupnya dengan pola berdagang, atau juga hidup normal seperti orang-orang lainya. Kembali pada diri sendiri, itulah yang dapat mencegah sikap tercela ini
.Minuman keras ini bukan hanya di kota-kota saja,  tetapi juga telah  tumbuh dan berkembang di  masyarakat pedesaan,   minuman keras ini. Apabila  di desa-desa sedang  ada suatu pesta perkawinan  yang  sedang di langsungkan,  hingga larut malam maka acara minuman keras akan menjadi paling dominan yang banyak pengemarnya. Inilah gambaran rakyat Indonesia. Acara minum-minuman keras  ini tak pernah akan ada hentinya.
Menjadi pertanyaan adalah mengapa ini tak segan-segan mereka melakukanya ? itu karena tak  ada tindakan tegas dari para aparat, tidak mereka di penjarakan atau di hukum. Mereka   hanya di lihat-lihat saja. Terkecuali sudah sangat mendesak.

Memang pola minum-minuman keras berjalan sesuai dengan tingkat dan pola ekonomi rakyat sendiri. Kalau masyarakat ekonomi yang tergolong miskin adalah dengan beli minuman dengan  CK, lalu mereka dengan dua atau tiga botol, mereka minum-minuman  bersama-sama hingga larut malam, sambil menikmati  pesta perkawinan di desa-desa. Di balik- balik pohon yang gelap, itu ada di desa-desa.
Nah bagaimana kalau orang tua mereka yang   senang dengan minuman keras ini mereka mendidik anak-anak mereka. Maka anak mereka akan sangat jauh dari moral dan etika yang sesuai dengan tuntunan agama. Tidak ada mereka akan sopan pada siapa saja yang akan mereka temui, kecuali orang kaya. Apakah itu orang lebih tua dari mereka, apakah itu paman bagi mereka, apakah itu wak bagi mereka. Tak ada sopan santun yang ada pada anak-anak mereka. Tidak ada etika dan moral yang ada pada mereka. Sangat jauh sopan dan santun dari anak mereka. Mengapa ini terjadi? Karena orang tua mereka saja senang dengan minuman keras.
Orang-orang yang senang dengan minuman keras, jika ia sudah menjelang umur empat puluh tahun atau sampai pada usia lima puluh tahunan,  maka akan sangat menderita mereka, ini apa yang dapat di pandang di masyarakat, yaitu mereka akan mudah di serang oleh penyakit, terutama penyakit kuning, leper ini yang terjadi dari pengamatan penulis selama ini, terhadap mereka yang senang dengan minuman keras. Pada umunya sangat mudah di serang penyakit.
Dimana saja, apakah itu di kota atau itu juga di desa adalah sama saja. Minuman keras atau narkoba beredar dengan aman. Mengapa ini sampai terjadi ? itulah yang sangat sulit untuk di nyatakan, karena memang dari orang tua mereka tidak mampu untuk menghalangi mereka, apalagi mau melaporkan anak mereka pada polisi. Itu sangat tidak mungkin.
 Jarang sekali orang tua yang mau datang ke polisi untuk melaporkan anaknya yang minum-minuman keras. Lalu siapa yang paling bertanggungjawab dalam hal ini untuk mencegah anaknya agar jangan minuman keras ini ? jawabnya adalah seorang ibu, dalam sebuah rumah tangga ibu adalah paling bertanggungjawab, karena ia yang harusnya mampu untuk memberikan bimbingan pada anaknya, namun  jika anaknya hanya di bimbing dengan apa saja keinginan anak lalu di ikuti, apakah itu perbuatan baik atau buruk tidak di cegah jika ia melakukan perbuatan buruk. Misalnya anakknya minum-minuman keras hendaknya di cegah dengan lemah lembut. Jangan bertindak keras, namun berikan pengertian, ajak ia berbicara dengan baik-baik, jangan dengan amarah dan selalu tindakan kasar. Karena kalau setiap bicara adalah kemarahan, baginya tidak tempat yang baik untuk diam di rumah.  Tidak ada yang dapat ia sampaikan apa yang sedang di alaminya, karena menurut mereka adalah  orang juga  tak dapat di harapkan memberikan ketenangan bagi mereka, hanya amarah saja yang mereka terima maka itu di luar.
Maka seorang anak akan membuat kelompok mereka sendiri di luar rumahnya. Mereka yang sama-sama senang dengan mereka. Karena minuman keras dan narkoba adalah jalan terbaik mereka untuk bicara. Untuk menghilangkan rasa kekesalan mereka terhadap orang tuanya. Seharusnya seorang ibu, jika menemui anak yang mulai masuk pada gejala yang senang dengan minuman  keras hendaknya bersabar, berikan ia pengertian. Dengan di iringi selalu memberikan pembicaraan yang lemah lembut. Bukan kebencian dan kemarahan yang selalu di sampaikan pada mereka, tapi dialog dua hati antara ibu dan anak. Jangan pernah bahwa seorang ibu itu harus selalu lebih kuasa dari anaknya, lebih pintar dari anaknya. Tetapi pengertian yang tulus dan iklas, disampaikan dengan penuh kasih dan sayang. Saling keterbukaan.

Seorang sahabat, juga di gelar oleh orang-orang di kampungnya,  ia dengan sebutan Mat Nabi, itu karena ia selalu saja tiap bertemu dengan orang, atau orang dengan sengaja datang kepadanya, untuk di pijat urut ala akupuntur, hal itu ia sangat pandai sekali. Suatu hari saya Tanya, itu ketika saya datang ke rumahnya, dengan sengaja saya tanya kepadanya. Yaitu apakah ada pengobatan secara tradisionil yang  ampuh, terutama untuk menghilangkan racun bekas narkotika dan sejenis lainya.

Saat itu ia dengan lantangnya menjawab, katanya’ anda cukup ambil pucuk nanas, lalu setelah di buang akan  ada tampuk sisanya, nah tampuk sisa  nanas yang sudah  habis di buang itu, kemudian di potong kecil-kecil dengan sangat  tipis dalam bentuk memanjang, setelah itu di jemur hingga kering. Setelah itu kemudian, dapat di rebus air satu hingga mencapai setengah gelas, yaitu air rebusan pucuk nanas tersebut. Nah itu di minum oleh pecandu narkoba tersebut. Maka akan segera hilang bekas-bekas racun narkoba itu.

Inilah yang terjadi di masyarakat, bahwa minuman keras dan narkoba itu sangat memasyarakat di negara ini. Setiap  pesta kampung itu sudah pasti ada minuman keras dan narkoba yang beredar di tempat itu. Semua orang akan lihat-lihat saja. Apakah demikian kita adalah umat muslim yang rajin dengan sholatnya. Yang membiarkan kejadian ini terjadi di depan mata. Bagaiaman generasi kita akan sukses kalau sikap tercela sudah menjadi kebiasaan mereka. Hanya orang-orang yang menghidar dari yang akan dapat meraih sukses di dunia dan juga akan sukses di akhirat nanti.
Sebuah kisah, Di Sumatera Selatan, juga terdapat nama organisasi masyarakat, yaitu bagian suara  pemerintah, organisasi masyarakat itu dinamakan, komite nasional pemuda Indonesia. Mereka study banding ke Propinsi Bangka Belitung. Mereka di terima dengan baik oleh Gubernur Bangka Belitung. Lalu mereka juga di terima makan bersama di rumah walikota Pangkal Pinang. Sungguh sangat di hormati sekali mereka datang berkunjung ke tempat itu.
Ketika malam menjelang rombongan komite nasional pemuda Indonesia ini, yang tergolong orang-orang sarjana dan berpendidikan itu, malam menerima makan dari para pengusaha yang ada di Pangkal Pinang, mereka di terima makan malam di tepi pantai, di daerah Tanjung Pesona, sangat mempesona sekali.
Hingga dengan bebasnya minum-minuman keras di tempat itu, semaunya mereka makan dan minum yang di sertai dengan minuman keras itu. Rasa tak ada beban bagi mereka, disana ada wartawan, guru agama, dosen, serta para pegawai pemerintah. Enteng saja mereka menikmati itu semuanya. Sambil mereka bercanda ria  di tempat itu. Ini golongan orang-orang berpendidikan dan berilmu.
Mereka semua adalah orang-orang yang sangat  mengerti dengan aturan agama, mereka sangat mengerti dengan aturan yang berlaku di tanah air. Aturan hukum mereka juga sangat tahu karena mereka juga  adalah para pelakksana hukum. Mereka adalah termasuk di antaranya para penegak hukum. Lalau bagaimana akan di cegah minuman keras dan narkoba di negeri ini jika demikian. Jawabnya adalah tergantung pada kita semua.
Memang yang  paling banyak beredar itu adalah di masyarakat kelas rendah. Akan selalu beredar dengan tanpa harus di paksa-paksa, karena  dengan penuh kesadaran mereka akan membeli minuman keras dengan sumbangan di antara mereka sehingga cukup uang mereka untuk  membeli satu botol atau lebih. Bahkan kadangkala mereka juga di belikan oleh tokoh masyarakat di kampung itu, dengan di berikanya sejumlah uang kepada mereka.
Masyarakat yang sangat lemah untuk melarang beredarnya minuman keras di kampung-kampung, atau di desa-desa. Hanya mampu mereka melihat-lihat saja  jika ada minuman keras yang sedang di nikmati oleh seorang anak muda yang ada di kampungnya. Tak juga mampu mereka akan melaporkan itu pada polisi.
Jadi bukanlah sesuatu yang aneh, bahwa miuman keras ini terkadang aparat kepolsiian juga ikut minum-minuman keras. Walapun mereka minum dua atau satu gelas saja. Namun itu sudah cukup sebagai bukti bahwa aparat oknum dari kepolisian juga ikut melestarikan minuman keras di masyarakat.
Ini adalah salah satu bagian  politik dari luar negeri bangsa luar, yang secara perlahan-lahan akan menghacurkan generasi bangsa Ini. Agar sepuluh tahun atau dua puluh tahun yang akan datang akan menjadi lemah. Lemah otaknya, lemah mentalnya. Sungguh malang negeri ini, maka itu perlahan atau dengan tegas segera lawan mereka yang memberikan narkoba atau minuman keras. Apakah secara pribadi atau jika perlu buat kelompok yang khusus untuk melawan orang-orang atau kelompok pecandu narkoba di lawan dengan kekerasan. Lawan mereka dengan  bersama-sama, hancurkan mereka di mana saja. Masyarakat harus berani para pemabuk itu di hukum secara masal.
Jika di sana ada pesta narkoba, maka tangkap dan hukum mereka secara masa, anggap mereka sebagai maling masa depan bangsa, mereka telah merusak bangsa, mereka jangan pernah di beri ampun barang sedikitpun. Siksa mereka hingga lumpuh, hukum  mereka dengan hukuman masyarakat yaitu secara massal, jangan di penjara atau di rehabilitasi. Tapi hukum mati mereka dengan masyarakat, agar ada epek jera.
Hukum yang diterapkan di Indonesia sesungguhnya sangat berat yaitu hukuman mati, seumur hidup atau serendahnya dua puluh tahun penajara. Namun kenyataan di masyarakat di sekitar kita. Narkotika itu beredar dengan bebas di masyarakat. Minuman keras dengan mudah di dapat diperoleh mereka yang butuh minuman keras itu.
Masyarakat banyak yang bilang, atau bukan sesuatu yang baru, kalau aparat kepolisian aparat penegak hukum lainya. Mudah dan gampang di ajak damai dengan uang. Mulai dari sepuluh juta, hingga lima puluh juta rupiah. Kembali kita saling bertanya, siapakah yang salah dalam hal  ini semuanya. Apakah pertanda malapetaka akan datang, atau Indonesia akan hancur.
Tidak juga kita pungkiri bahwa itu hanya oknum aparat kepolisian yang berani berbuat tangkap dan lepas. Tetapi kejadian itu sering terjadi di masyarakat. Sudah menjadi kebiasaan kalau damai di tempat. Atau kadangkala ada seorang pengacara yang menjadi juru damai dalam hal ini. Misalnya, seorang pelaku narkoba, ia lalu ditangkap oleh kepolisian kemudian mereka yang jadi tersangka belum sama sekali di tanya atau di penjara, maka pengacara akan datang menemui alias mendatangi keluarga pelaku narkoba, dengan cara meminta sejumlah uang  senilai lima puluh juta rupiah pada keluarga korban. Ternyata itu benar setelah di berikan uang tersebut tersangka narkoba akan bebas.

Rendahnya sipat dan perilaku, tercelanya sipat ini oleh oknum kepolisian, maka warga merasa sangat yakin bahwa kepolisian itu semuanya sama saja. Terutama sekali di polsek, masyarakat untuk melaporkan saja apa yang terjadi terhadap dirinya, yaitu tentang kasus yang dialaminya. Lebih sering mereka justru melaporkanya ke Polresta kota, mereka tak mau melapor di wilayah setempat tempat kejadian. Apakah ini bukan suatu tanda masyarakat kurang percaya terhadap kepolisian yang ada di wilayahnya  sendiri.

Di kampung-kampung akan ada saja para pemuda yang dengan rajinya bersama meminum-minuman keras ini. Seorang anak yang telah kecanduan minuman keras, maka dimana saja ia akan selalu nikmati ini. Itulah yang menjadi kendala di masyarakat adalah tidak ada warga yang mau melaporkan kepada kepolisian, bahwa ada orang-orang yang sedang pesta narkoba. Akan sangat jarang sekali terjadi itu.
Nah kalau kita sudah termakan atau  terminum akan narkoba, sungguh negeri ini sudah dalam keadaan terancam jatuh. Itulah politik orang luar yang akan menjatuhkan bangsa ini lewat minuman keras dan narkoba. Dengan dan segala cara, mulai dari narkoba dan juga minuman keras. Tidak secara mahal ada yang secara murah. Yang paling penting masyarakat terjangkau, di sesuaikan dengan kelas kehidupan atau tingkat kemampuan beli warga itu sendiri.
Bagaimana mau membangun bangsa dengan orang-orang yang telah keracunan narkotika. Apakah bangsa ini akan di wariskan kepada mereka. Jawabnya sungguh sangat tidak mungkin. Karena pada saat ini banyak pejabat yang hanya berpikir untuk kekayaan dirinya saja. Tidak sama sekali mereka berpikir bagaimana untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Tidak sadarkah mereka bahwa itu di dalamnya  adalah  termasuk anak-anaknya juga. Tidak jarang anak pejabat Negara yang terlibat narkoba. Bahkan seorang pejabat Negara yang terlibat narkoba misalnya bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Kalau sampai bangsa ini sudah di penuhi oleh, orang-orang yang sudah mabuk oleh narkotika. Sangat gampang sekali untuk menjatuhkan bangsa ini. Artinya mulai dari sekarang sudah harus melawanya dengan segera, mulai dari orang tuanya, masyarakat, juga pemerintah harus dengan tegas dan berani. Lawan mereka dengan tindakan kekerasan, nyatakan perang dengan narkoba.
Dikampung saja pada saat ini, jika sudah jelas melihat anak-anak muda yang sedang pesta narkoba, kadangkala hanya melihat saja. Tidak ada reaksi yang dilakukan oleh orang tuanya, atau oleh masyarakatnya. Ini yang terjadi pada  bangsa ini. Bangsa ini adalah penganut agama islam yang terbanyak. Namun justru di kampung-kampung penganut agama islam itulah yang banyak terdapat  anak-anak muda yang selalu ramai dengan minuman keras ini.
Karena bukan hal yang aneh jika ada pesta hingga larut, maka sudah di pastikan akan beredarnya narkoba di tempat itu.  Acara yang di mulai dari  pukul delapan malam  hingga dengan selesai. Itu terjadi di kampung orang-orang yang beragama islam. Bagaimana hai orang-orang islam, apakah tindakan yang kamu lakukan ? tidak ada sama sekali yang di lakukan oleh warga, apakah itu di  kota atau di pesta desa jawabnbya adalah sama saja. Bahkan tidak sedikit membawa korban  kematian akibat adanya minuman keras ini.
Lihat-lihat saja itu adalah yang sering terjadi di masyarakat, tidak ada tindakan, apa lagi pencegahan, karena lebih banyak membiarkan apa yang mereka lihat, ketika anak-anak muda minum-minuman keras. Tidak  ada orang tua yang akan marah atau memberikan nasehat atau tindakan keras terhadap anaknya yang melakukan atau menikmati  minuman keras tersebut.
Jika kondisi ini terus berlangsung tak juga henti, keadilan tak di jalankan oleh aparat negera, namun hukum hanya di jalan pada orang-orang miskin saja. Ketika pelanggaran di lakukan oleh orang-orang kaya maka hukum akan menjadi lemah. Banyak para pecandu narkoba yang dapat dengan bebasnya, dengan berbagai alasan. Misalnya alasan di rehabilitasi. Itu karena ia orang kaya. Ini yang terjadi di negeri ini. Maka alamat  kehancuran Indonesia akan datang.
Karena kenyataan  yang terjadi adalah mereka para peminum dan pemakai narkoba semakin hari bertambah terus. Bukan berkurang, kalau hukum dan rakyat tak juga melakukan perlawanan maka generasi akan hancur secara perlahan-lahan. Jangan  lengah dengan ocehan para pejabat, yang selalu berbicara saja namun tindakan keadilan tak juga jalan. Rakyat sudah di buat dengan berbagai rayuan yang menina bobokan saja.
Tampaknya rakyat sudah sangat berkurang terhadap para penegak hukum, karena kenyataan yang terjadi di masyarakat pada saat ini. Banyak para preman di kampung–kampung yang doyan minuman keras dan juga narkoba itu bebas berkeliaran di kampung-kampung. Aparat kadangkala berteman baik dengan para preman kampung. Anggota kepolisian yang juga ikut serta minum-minuman keras. Bahkan kadang kala ia sendiri yang juga beli minuman keras itu.
Sebuah hasil penelitian penulis, seorang anak yang sudah puluhan tahun menikmati minuman keras. Itu ia lakukan minuman keras sejak masih sekolah tingkat atas. Setelah ia selesai sekolah tingkat atas, ia tak  ada pemikiran untuk berbuat kebajikan, apakah ia berpikir untuk masa depan, itu tidak sama sedkali. Ia hanya makan dan minum saja. Tak ada yang dapat di lakukanya. Kalau keinginanya tak di penuhi maka ia akan marah, bahkan tidak jarang ia akan bertindak sangat kasar terhadap orang tuanya.
Ada juga awalnya anak-anak itu menjadi korban karena terlalu manja akibat perbuatan orang tuanya itu. Tak tahu apakah yang di lakukan oleh anaknya itu ia ikut saja. Apa yang di minta anaknya ia kabulkan saja. Tak di nasehati anak ketika anak melakukan perbuatan yang melanggar etika dan moral. Tidak ada displin dalam rumah tangganya, ia seorang pelajar namun orang tuanya tak  ada nasehat, atau bertindak tegas pada perbuatan anaknya yang tanpa mengikuti aturan dalam rumah tangganya. Karena anaknya di biarkan saja untuk pulang malam dengan tanpa alasan, bergadang hingga larut malam, sering berkumpul bersama teman dengan minuman keras. Tidak di larang dari orang tuanya. Ini menjadi kebiasaan baginya untuk hidup yang tidak memilki aturan dalam rumah tangganya.

Orang tuanya juga tak mau menyerahkan anaknya  ini kepada panti yang  mengurus anak anak nakal misalnya. Atau menyerahkan anak pada   pemerintah yang khusus mengurus anak-anak nakal itu. Mereka bahkan menutpi keburukan anak dengan melawan orang yang hendak menghalangi keinginan anaknya itu. Akibatnya anaknya  menjadi beban di masyarakat. Ia tak di terima di rumah orang tuanya. Lalu ia akan  sembarang tidur di mana saja di teras-teras rumah penduduk yang  ada di sekitar kampung itu. Bila hal ini di sampaikan pada orang tuanya, maka dengan gampang orang tuanya akan berkata,’usir saja kalau ia tidur di teras rumah kalian’. Hal ini terjadi bertahun-tahun, sehingga masyarakat menjadi resah sekali, apa saja barang warga yang dapat di jadikan uang maka ia jual barang itu, ia tak perduli milik orang lain.
Mengapa orang tuanya sudah tak mperpeduli lagi dengan anaknya yang sepereti ini? Padahal itu adalah hasil didikanya juga, akibat anak terlalu di manja. Sehingga tak mampu untuk berbuat secara mandiri, tak mampu untuk berpikir yang terang dan jernih. Yaitu untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Oleh karena itu jangan pernah menasehati anak dengan kata-kata  kasar, missal ‘ gila kau..’ bila setiap hari ini kita ucapkan pada anak kita, maka nanti ia akan benar-benar gila, karena ucapan ibu adalah doa. 
Jika ia lolos dari perjalanan hidup yang senang dengan narkoba juga senang dengan minuman keras ini. Ada sebuah kisah di masyarakat, ia di masa muda senang dengan ganja, narkotika dan minuman keras. Lalu ia lolos dari masyarakat, juga lolos dari tahanan kepolisian, ia hidup baik-baik di masyarkat, bahkan ia lulus menjadi seorang pegawai negeri sipil. Hingga ia berkeluarga, ia memilki anak. Laki-laki dan juga perempuan. Ia jadi pegawai negeri sama dengan para pegawai lainya. Namun ia lulus jadi pegawai negeri ini ternyata, ia di bantu oleh keluarga yang menjabat sebagai kepala dinas di dalam dinasnya. Namun ia di tugaskan di daerahnya, yaitu di kabupaten. Kita perhatikan pola kerjanya, di sini ia tak ada keistimewaan, kerjanya hanya menunggu kalau ada perintah dari atasan, kalau tidak perintah maka ia datang, kekantornya lalu duduk-duduk menunggu perintah atasan setelah sore ia pulang. Inilah rutinitas yang dia lakuan setiap harinya. Pada saat anaknya menjelang dewasa, anaknya juga kecanduan minuman keras, sehingga ia sendiri tak mampu untuk berbuat mencegahnya atau melarangnya, karena ia takut untuk berkata jauh menasehati anaknya itu. Karena di masa anaknya itu ia juga demikian parahnya. Hanya saja ia tak sampai di penjarakan, tetapi anaknya sampai di tangkap polisi, karena dia menjual juga memakainya. Ini kisah nyata yang terjadi di  masyarakat. Kisah ini terus berlanjut pada kisah-kisah keluarga lainya.
Ada hukuman yang lebih ganas untuk mereka para  pencandu itu, atau mereka penjual narkotika, atau para peminum minuman keras tersebut. Adalah hukum mereka dengan di muka umum, ikat mereka di muka umum. Di pasar misalnya, ikat mereka pada sebuah tempat, lalu siapa saja yang akan lewat di tempat itu silahkan untuk memukul mereka. Dengan syarat jangan menggunakan alat senjata tajam, atau senjata api, atau benda tumpul lainya.
Kalau tidak bentuk satuan khusus yang di rahasiakan, oleh pemerintah badan ini di beri kuasa untuk melakukan tindakan, yaitu hukum tembak di tempat secara diam-diam, dengan tanpa di lihat oleh siapa saja. Atau buat undang-undang yang mensyahkan masyarakat dimana saja bila terlihat ada orang yang menggunakan minuman keras untuk minum dan mabuk dimana ia berada, atau narkotika di mana ia berada. Di berikan wewenang bagi mereka yang terdekat satu orang atau lebih. Di berikan kuasa untuknya melakukan tindakan hukuman, dia  di hukum di tempat itu. Nah kalau ia lihat-lihat saja. Maka orang yang terdekat di tempat itu, berhak di ikutkan untuk di tangkap. Serta di penjarakan, hukuman nya sama dengan orang penjual, atau pengedar atau pemakai itu, mereka juga di hukum. Yaitu hukuman mati, seumur hidup atau setidak-tidaknya adalah dua puluh tahun penjara.
Sipat yang sangat tercela ini, akan sangat merusak anak bangsa. Generasi yang sudah teracuni narkoba. Akan sulit menjadi baik untuknyaa, walaupun ia telah menjadi seorang pegawai sekalipun. Karena tidak sedikit pegawai tertangkap karena narkoba, jadi karena itu peran agama sekali lagi sangat di butuhkan dalam hal ini. Peran ulama sangat penting sekali.
Tanpa agama masalah ini tak  akan pernah dapat  selesai, manusia yang tanpa agama akan bertindak beringas, tanpa ada pembatas  bagi tindakanya. Baginya adalah berhasil bukan larangan atas agama. Tidak ada larangan baginya, apakah ia peminum atau tidak, yang penting kerjanya akan lancer., yang penting kerja yang di bebankan kepadanya adalah dapat dia selsaikan dengan baik. Tak perduli apakah ia pecandu atau bukan. Itu prinsip mereka yang tidak beragama.
Hindari masyarakat yang akan terbentuk suatu tindakan dengan hukum yang berjalan di masyarakat. Karena kalau kejadian, kasus narkoba, serta para pemakai minuman keras itu, tanpa ada tindakan  hukum, namun  hanya di jadikan  mereka di buat sebagai ladang bagi aparat hukum untuk mendapatkan uang,  bagi aparat kepolisian atau lainya  adalah akan sangat berbahaya sekali. Karena masyarakat yang akan menghukum mereka, dengan cara masyarakat itu sendiri. Masyarakat juga akan dengan sendirinya  tak akan lagi percaya, untuk melaporkan pada polisi tetapi masyarakat akan bertindak secara masa. Karena hanya ini jalan terbaik untuk di lakukan. Pada akhirnya masyarakat akan hilang kepercayaan terhadap pemerintah, maka akan hancurlah Indonesia.
Hukum yang di jalankan oleh penegak hukum, polisi dan pengadilan, jaksa, serta hakim, adalah sangat tidak dapat di terima lagi oleh masyarakat. Jika demikian mana mungkin generasi akan menjadi generasi harapan keluarga, generasi harapan bangsa. Justru akan menjadi generasi yang akan merusak keluarga. Merusak bangsa, serta kalau ia menjadi pejabat tinggi negara, maka Negara ini akan dia jual asal ia akan mendapat harta kekayaan bagi dirinya. Banyak para pejabat yang berani melawan hukum karena ia tahu bangsa ini sudah rusak. Bangsa ini sudah hancur.
 Semua berawal dari sebuah keluarga yang kacau balau, misalnya, keluarga seorang penuh dengan  kesibukan, dalam rumah hanya di targetkan mencari uang saja. Seorang kepala dinas, atau seorang kepala biro dari seorang pejabat sebuah wilayah propinsi misalnya, dalam satu minggu kedepan ia harus dengan segera menyelsaikan sebuah laporan, di saat yang sama pula, sopir pribadi lagi mundurkan diri, lalu pembantu minta cuti, karena ada keperluan  keluarganya, rambut tampak perlu di pangkas, mobil sedang masuk bengkel, istri di rumah tampaknya menunut terus berpakaian mewah minggu ini. Anak terkait minuman keras dan narkoba.

Keadaan yang demikian membuat sangat kacau, sehingga menimbulkan frustasi, stress dan sangat berdampak pada suatu keberhasilan, pada suatu kesuksesan. Di butuhkan keadaan dan yang maksimal untuk tetap berhasil dalam keluarga. Sepertinya kita butuh wktu yang tepat dalam mengatur keadaan dan waktu untuk keluarga dan cita-cita kita.
Mengapa kita  kadangkala, menganggap enteng masalah keluarga, sehingga menemui masalah dalam keluarga. Sesungguhnya dari awal  anak kta itu sudah di rencanakan, agar anak kita menjadi sesuai dengan keinginan kita, namun kadang kala kita sering memberikan kebebasan tanpa memikirakn dampaknya yang akan terjadi.
Situasi dalam keluarga terkadang  tak dapat di bendung dengan baik, padahal semua masalah dalam keluarga itu dapat kita selsaikan dengan baik. Atur dan sesuaikan waktu yang tepat kepada keluarga, jangan hanya kepentingan mencari uang saja, namun kasih sayang pada keluarga  jangan sampai di lupankan.
Sesungguhnya atur waktu yang baik untuk keluarga, apakah di waktu pulang kerja, atau di ajak sholat bersama, atau selalu di ajak makan bersama. Atau juga dapat di atur rekreasi bersama di akhir pecan.  Selalu melakukan dialog keluarga, berikan kepercayaan semacam tugas kecil dalam rumah tangga. Selalu mendengarkan keluhan anak, apakah itu cerita yang dia sampaikan kepada kita. Tanggapi dengan serius. Jadikan apa yang di bicarakanya itu adalah penting.
Keluarga, sebagai orang tua kadangkala  menunda masalah yang ada dalam keluarga. Padahal masalah keluarga itu harus dengan segera di atasi, seringkali kita juga tak dapat berbuat dengan baik terhadap  anak-anak kita yang terkait minuman keras atau narkoba. Kita tak dapat berbicara dengan sopan dan bersabar. Yang ada hanyalah amarah yang di lakukan.
Kita harus bertanggungjawab penuh terhadap kerberhasilan anak kita, namun jika menemui masalah, itu tugas kita untuk menyelsaikanya dengan baik dan benar. Dengarkan apa keluhan anak, atur waktu yang baik agar selalu dapat berdialog denganya. Dengarkan dengan sabar apa keinginaya, bukan amarah yang di dahulukan.
Memberikan kepercayaan terhadap anak di mulai dari hal-hal kecil, perhatikan dengan sebutkan ,’ kau tampak cantik sekali menggunakan gaun itu,’ begitu juga kalau ia klaki-laki.
Memberikan perhatian pada anak walaupun itu nilainya kecil sangat kecil, namun bagi anak perhatian itu sangat tak ternilai baginya. Pehatian orang terhadap anak adalah sangat mahal. Misalnya anak kita sekali-sekali duduk bersamanya hanya berdua saja dengan, katakan kalau ia sudah mulai tumbuh remaja, bahwa akan bertambah umur karena itu ia perlu memiliki tanggungjawab pada dirinya sendiri, serta cita-cita yang akan datang, lalu katakan,bahwa cita-citanya adalah tanggungjawabnya.’
Tetapi jika masih juga menemui kendala, yaitu untuk mengatasi masalah anak, yang terkait dengan narkoba. Orang tua seringkali memaksakan dirinya, apa yang dipaksakanya itu justru bukan anak merubah menjadi baik, namun ia bertambah jadi saja perilakunya yang menyimpang itu. Orang tua terjebak karena ketidak mampuanya sendiri. Lalu mengapa tidak meminta bantuan para ulama, ahli psikologi. Siapa tahu mereka dapat membantu kita untuk menyelsaikan permasalahan yang sedang kita hadapi, mungkin ia akan mengarahkan pada jalan yang benar dan tepat. Karena ia mau mendengarkan keluhan yang telah kita sampaikan, lalu kita juga mau rendah hati belajar dari mereka. Masalah anak adalah sebab dan akibatnya dari kita juga sebagai orang tuanya, intropeksi diri orang tua.
Menghadapi anak, adalah buat dia kesamaan untuk berpikir, jangan hanya daya pikir kita saja yang dipaksakan. Buatlah dia merasa nyaman untuk menceritakan semua keluhan, dari anak-anak kita tersebut. Lalu balas pula dia dengan cerita yang memberikan semangat baginya, bukan penghinaan. Buat dia bertanggjawab dengan cita-citanya. Lalu jika anak berhasil suatu pekerjaan yang kecil patut katakan  kepadanya, ‘kau hebat’
Sedapat mungkin agar jangan terjadi pertengkaran yang selalu terjadi pada keluarga. Berikan ia berpendapat sesuai dengan pendapatnya. Jika itu bertentangan, buat jalan agar ia juga dapat menerima apa yang kita sampaikan. Bukan bertahan pada pendapat kita, yang justru kadangkala hanya paksakan pendapat kita saja yang benar itu.
Agama adalah jalan yang terbuka lebar untuk dapat menyelsaikan masalah-masalh di hadapi. Tentu saja dengan usaha dan doa. Agar kita merasa akan tenang, suatu kekuatan. Berharap ada rasa kepedulian social terhadap masyarakat di sekitar kita.
Di ketahui bahwa para pecandu narkoba, atau peacndu minuman keras pada umumnya, mereka di remehkan, sehingga mereka itu  menyatu dalam  kelompok. Bahkan mereka juga kadangkala memiliki ideology dengan cara mereka sendiri-sendiri. Meskipun kadangkala mereka akan saling  berbeda, antara satu kelompok dengan kelompok lainya. Dalam keadaan yang selalu terbawa rasa emosi, emosi yang negative, menilai orang secara negetif saja bagi mereka. Penilaianya selalu berdasarkan rasa emosional saja. Hanya kelompok mereka yang di anggap  adalah benar. Tidak percaya mereka pada orang lain. Termasuk orang tuanya di anggap asing bagi mereka.
Apa saja nasehat yang di sampaikan kepadanya adalah tak akan pernah dapat mereka terima, mereka saja yang benar, ia pandai sekali menilai orang lain, dengan dan pola berbagai macam pendapat yang di ucapkanya.

Kelompok para pecandu hampir ada di setiap kampung, mereka memilki rasa ketidak pedulian yang besar pada orang lain. Tokoh masyarakat, para ulama, aparat kepolisian. Sesungguhnya memiliki peranan penting dalam hal ini.

Buanglah sikap yang menyatakan saling salah dalam hal ini, sudah waktunya duduk bersama, pemerintah, dalam arti aparat kepolisian, para ulama, dan masyarakat. Bersama sama melakukan pencegahan di mana tempat berada meraka masing-masing. Jangan hanya menyerahkan tanggungjawab itu pada aparat saja. Tetapi mari kita tanggulangi bersama-sama.

Jangan sampai orang tua selalu merasa cemas terhadap diri kita sendiri, renungkan masa depan anak kita, ajari ia dengan baik dan benar terhadap ajaran agama, jangan sampai ia kaku. Akui bila kita memang lemah untuk mengatasi ini. Karena masih ada orang lain yang akan mampu dan akan bersedia membantumu.
Jangan hanya mengandalkan aparat kepolisian, atau menunggu para ulama yang akan dengan tegas untuk menasehati mereka agar berhenti menikmati narkoba, atau minuman keras itu. Tetapi masyarakat sudah saatnya bersama menyatu untuk melawan narkoba. Bila ada sedikit saja berada di kampung dimana saja kita berada, mari menyatukan diri bersama, tangkap mereka lalu bawa ke aparat kepolisian. Jika ia sampai di bebaskan maka adili ia secara masa.
Artinya aparat Negara, atau kepolisian itu harus dengan kompak menyatu bersama-sama, sehingga dengan berani untuk bertindak, melakukan perlawanan terhadap narkoba ini. Dimana saja itu berada, dengan tegas dan cepat. Bila perlu hukum mereka seperti menghukum seorang maling yang di hukum oleh masyarakat di muka umum.
Kalau hanya mengandalkan aparat kepolisian saja, maka sungguh sangat berat untuk dapat di berantas dengan cepat. Karena betapa banyaknya aparat yang tak hanya mengurus masalah narkoba saja. Tetapi banyak tugas lain yang akan mereka lakukan. Jangan bebani untuk memberantas narkoba hanya pada aparat saja. Tetapi rakyat sudah saatnya ikut melawan narkoba ini. Masyarakat harus berani menyatukan diri melawan narkoba.
Meskipun para pejabat Negara sudah tahu kalau penyebaran narkoba,  itu adalah cara lain dari asing atau musuh politik Negara yang akan melemahkan bangsa ini. Dari minuman keras akan melemahkan otak dan jaringan pemikiran menjadi lemah. Itu salah satu upaya yang di  lakukan Negara lain. Agar bangsa Indonesia menjadi lemah, tak dapat berpikir maju untuk generasi yang akan datang.
Mana mungkin akan berpikir benar bila jaringan otak yang sudah di campuri  dengan narkoba. Generasai akan muda tergelincir, berpikirnya singkat. Tak dapat ia memikirkan kemajuan bangsa dengan baik dan benar. Karena untuk dirinya saja ia sudah tak mampu, lalu bagaimana ia berpikir untuk kemajuan bangsa ini di masa yang akan datang.
Kebebasan yang terjadi di masyarakat adalah sangat mempengaruhi, lingkungan itu sangat besar dampak baik atau buruknya.
Lingkungan yang ada di sekitar kita akan selalu menjadi pertimbangan bagi kita untuk melawanya. Di sekitar kita ada kelompok yang sangat doyan dengan minuman keras, kita hindari tak akan mendapat teman, kita dekati akan menjadi korban bagi mereka.
Langkahnya adalah, temani mereka, namun jangan ikuti jika mereka sedang menikmati minuman keras dan juga narkoba. Sedikitpun jangan pernah ikut partisipasi untuk ikut minum walapun itu hanya segelas, apalagi ikut menyumbang dana.
Karena minum itu di mulai dari satu gelas, kekuatan dasar agama yang di miliki akan menjadi kekuatan bagi kita. Hanya dengan melakukan ibadah sholat saja yang akan menjadi pondasi bagi seorang manusia muslim. Karena sholat itu adalah mencegah perbuatan yang keji serta mungkar.
Dalam firman Allah yang di sampaikan melalui Alquran, surat Al-Ankabut, ayat 45, yang berbunyi,” kerjakan sholat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan  yang  keji, dan yang mungkar.”
Sesungguhnya mulai dari sejak kecil, seorang itu  anak sudah selayaknya untuk mengikuti ajaran agama. Apa yang di anjurkan dan juga apa yang di larang. Sehingga anak tahu akan aturan itu. Termasuk larang minuman keras dan lainya. Jangan selalu di ikuti keinginanya, apalagi melanggar agama.
Kalau sudah tertanam dalam diri anak dengan iman dan takwa, maka narkoba dan minuman keras. Jika ia terminum atau termakan akan narkoba. Ia akan segera bangkit dan sadar, karena batin dalam dirinya akan menyatakan dengan sendiri bahwa itu akan merusak tubuhmu. Maka dari itu sayangi tubuhmu dari kerusakan. Termasuk untuk merusak  diri sendiri. Karena dengan minum-minuman keras itu adalah merusak tubuh, juga merusak jiwa dan pikiran manusia.
Kalau sampai kita sudah  mampu dan  dengan rajin ibadah, lalu selalu bergaul dengan orang-orang yang beriman, maka akan juga ikut menjadi kuat melawan rayuan narkoba dan juga minuman keras  tersebut. Tak tergoda dengan minuman keras, juga dengan narkoba.
Berteman namun tak di ikuti pola dan acara pesta mereka, jika mereka sedang pesta narkoba. Perlahan  kita dengan segera  tinggalkan mereka, dengan dan cara alasan apapun. Buat alasan apapun untuk menghindar dari mereka.  Namun jangan kau putuskan persahabatan dengan mereka. Karena ada sebuah pepatah mengatakan, jika kita dekat dengan tukang las, maka akan terasa panasnya, namun kalau  kita  mendekati penjual obat minyak wangi maka kita  juga  akan terasa bau wanginya kepada kita.
Sehingga kita akan menjadi teman, namun tak ikut dalam pesta mereka. Karena sebuah persahabatan itu, bukan hanya selalu ikut bersama di mana berada, namun adalah persahabatan tetap terjalin dengan menjaga keinginan kita dengan teguh. Kalau sampai  kita terjatuh pada kelompok para pecandu narkoba serta peminum minuman keras. Keselamatan  kita  terbatas jiwa kita terancam, umur kita akan singkat, karena banyak penyakit yang sudah melekat pada tubuh kita.

Persahabatan bukan ikut selalu bersama, tetapi akrab namun bercita-cita yang beda.

Jadi persahabatan terkadang juga akan membawa remaja pada kelompok narkoba, sahabat sesama kampung, sahabat sekolah, sahabat kenalan melalui media social. Ini persahabatn yang lagi sangat marak, karena dapat bicara jarak jauh sekaligus dapat melihat wajahnya lawan bicara.

Paling utama untuk mencegah narkoba adalah aparat yang paling utama harus tidak menerima uang suap atau sogok. Jangan mau menerima uang damai apabila menemui kasus. Banyak terjadi di masyarakat adalah aparat kepolisian setelah melakukan penggerebekan lalu mau di ajak damai oleh tersangka ini yang sangat sering terjadi, tidak semua aparat polisi namun nyatanya ada. Buatlah rakyat yakin bahwa aparat itu dapat menyelsaikan masalah dengan jujur dan adil.
Masih banyak polisi yang baik, namun di kotori oleh aparat atau oknum polisi yang yang sering berbuat damai kalau ia setelah tangkap pelaku narkoba. Meskipun banyak yang benar-benar di adili namun masih ada saja polisi yang  nakal. Setelah kasus berada di kejaksaan lalu di maikan lagi di kejaksaan dengan motif yang sama, ketika kasus  di beri uang, sehingga tuntutan dapat di ringankan dari hukuman yang berat, tuntutan dua puluh tahun dapat menjadi lima tahun, atau bahkan kurang, ini yang sering terjadi di masyarakat pada saat ini.
Kalau ini yang terus terjadi maka mana mungkin, masayarakat akan mau berkerjasama dengan kepolisian, dengan aparat negera lainya. Karena masyarakat yang telah membantu ternyata tersangka bahkan di bebaskan. Dengan berbagai alasan  yang di sampaikan. Jika masih saja terjadi suap dan uang sogok mana mungkin kebenaran akan jalan, keadilan akan dapat di tegakan dengan seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku di negeri ini.
Artinya masyarakat serta para penegask hukum dapat berjanji dalam hatinya bahwa mampu untuk melaksanakan dengan jujur dan mampu menegekan hukum yang berlaku di negeri ini. Kalau hanya aparat yang berssungguh-sungguh untuk menegakan kebenaran dan keadilan, namun masyarakat tidak mendukung sama sekali, maka mana mungkin keadilan akan jalan.
Resiko akan terjadi adalah kekacauan, karena masyarakat akan hilang kepercayaannya terhadap pemerintah. Apakah mungkin ketidak  percayaan ini  memang sudah merupakan politik musuh pemerintah saat ini. Yang dengan sengaja bahwa generasi di buat resah, gelisah tanpa arah. Salah satu caranya adalah dengan di suguhkan minuman keras. Permainan politik anak bangsa  yang memang dengan segaja untuk merusak bangsa ini. Apakah juga ia berkerjasama dengan Negara luar. Pertanyaanya mengapa ia mau?
Tentu saja dengan diberi uang, atau di sogok dengan sejumlah uang yang banyak sehingga di beri tugas untuk merusak  generasi penerus bangsa ini. Mengapa kita katakan demikian ? karena narkoba dan minuman keras ini tak pernah habis. Bahkan terus bertambah, dari tahun ke tahunnya.
Masyarakat juga perlu jaminan yang kuat, agar pelapor yang melaporkan adanya minuman keras atau kelompok narkoba itu. Mereka di jamin akan di rahasiakan identitas mereka. Jangan sampai ada yang  tahu bahwa mereka telah memberikan informasi. Menjadi permasalahan adalah kadangkala tersangka menjadi tahu siapa yang telah menginformasikan tentang tersangka, maka akibatnya mereka menjadi takut.
Masyarakat jadi tak mau memberikan informasi tentang keberadaan anak-anak yang tengah melakukan pesta narkoba itu,  atau orang-orang yang selalu melakukan pesta narkoba atau minuman keras. Pada akhirnya masyarakat akan lihat-lihat  saja semua itu terjadi.
Apapun permasalahanya, pada akhirnya kembali lagi ke agama, menjadi salah satu pemecahan masalah yang paling benar. Sudah dari sejak terdahulu dalam sejarah, agama apa saja yang di anut yang akan senantiasa akan menyentuh pada masalah yang sedang di hadapi. Meskipun kadangkala agama tercampur baur oleh budaya masing-masing daerah. Mulai dari cara dan tata aturan yang berlaku. Tergantung agama yang di yakini. Karena utama adalah islam yang sangat melarang minuman keras tersebut.
Namun islam telah memilki lebih khusus mengenai larangan terhadap minuman keras, perbuatan yang di larang pada sejak dahulu hingga dengan sekarang. Bahwa minuman keras itu dilarang, dengan hukuman  dosa yang  besar.
Orang yang taat akan agama dan aturanya, akan terpancar dari tingkah laku pribadinya seseorang, pada kenyataan sehari-harinya, meskipun masih ada yang pandai menduakan tuhanya, itu sangat banyak sekali saat ini.
Terlihat juga dari prilakunya, namun biar begitu masih ada yang pandai berlaku bohong di hadapan manusia, namun ia tak akan mampu menipu sang maha penciptanya. Karena agama itu akan tertata dalam kehidupan, dari kenyataan social yang berlaku di masyarakat.

Sunday, 22 September 2019

ki Rambang Snuling Menghidupkan kucing mati

Tersebutlah kisah dari mulut ke mulut  di kabupaten OKI
kisah ini terjadi di sebuah desa yang di namakan desa Anyar
pada akecamatan Kayu Agung.

di masa itu  penduduk di landaa\ oleh masa paceklik yang sangat lama
sehingga masyarakat mengalami kelaparan dan kekuranbgan
bahan pokok.

untuk itu penduk di desa ini menyebar keluar untuk
mencari pertolongan, juga sesama keluarga, sahabat dan
termasuk minta bantuan dari orang luar.

salaha seorang penduduk yang bernama Junaidi lalu menemui
seorang ulama, ia lalu mengatakan pada Kyai ityu bahwa
penduduknya pada saat ini  sedang di landa kelaparan.

Dimana kau tinggal ," tanya oleh kyai itu kepada Junai yang
datang menemuianya itu.

"saya tidaak jkauh dari tempat ini, kami mohon agar desa
kamazi selamaat dari bencana ini," kata Junai yang
tengah memberikan keadaan desa pada ulama itu.

meskipun ia dalam keadaan berbicara namun ia tetap saja, berzikirnya
tak pernah putus, terus menerus ia mengingat allah.

"lalu apa yang dapat saya bantu agar desa itu dapat makmur," ungkap Kyai itu
dengan penuh seamagat yang membara sekali.

dengan melihat Kyai yang penuh dengan semangat itu, ia lalu
juga ikut semangat, lalu ia dengan lantang berkata," kami pada saat ini sangat butuh bahan pokok
terutama beras."

sekarang kata Kyaai Ki Rambang Snuling, kau bawa beras ini satu karung, lalu kau bagikan
dengan adil, mudah-mudahan akan mencukupi,"' kata  Kyai iyu dengan penuh semangat
ia mmeberikan beras itu.

dengan tanpa banyak bicara Junaidi  segera membawa beras itu, tetapi ketika
ia sampai di desa ia bertemu dengan sahabatnya suhdi.

Apa itu yang kau bawa tanya oleh Suhdi dengan memandagi Junaidi
yang sedang membawa beras itu.

Beras, jawab oleh Junai dengan lantang," ini akan ku berikan pada
warga karena ini pemberian Kyai Ki rambang Snuling.

sudahalah untuk apa kau bagikan beras itu,
baiknya kita bagikana saja untuk kita
kita bagikan  untuk apa.

mereka lalu tak perduli dengan keadaan yang terjadi,
amanat itu tak ia b erikan, tetapi ia nikmati sendiri.
setelah beberapa hari kemudian sahabatnya, itu lalu berkata 

 kau baik pergi lagi dan temui Kyai itu, lalu katakan
padanya warga butuh  kambing untuk modal ternak kambing
nanti di kembangkan.

sepertinya ia sedtuju sekali saran dari sahabatnya,
di haeri itu warga jadi alasan mereka untuk memperoleh
keuntungan.

Segera saja Junai pergi menemui Kyai rambang kembali
disaat ia datang Kyai tengah melakaukan sholat.

disaat itu Junai datang dengan sangat sedih sekali,
ia lalu berkata,: Kyai kami ingin mohon agar waraga dapat
berternak kambing.

Apa yang dapata akau bantu agar warga dapat memilki uasaha
warga desa,'kata Kyai pada Junai yang datang dengan
keluh kesah itu.

saya atas nama warga minta bantuan kamabing,
ini akan kami paruhkan secara bergilir pada
warhga kami.

ya ssudah, kau ambil kambing yang ada  di balik pohon itu,"
kata Kyai yang sambil ia tunjukan pada pohon yang
sedang tertaambat di sebuah pohon.

setelah itu ia lalu pergi, yaitu Junai segera mengambikl
kambing itu, ia segera saja menuju pulang.

setelah sampai di muara desa, ia di lihat oleh sahabatnya
Junaidi, lalu ia di hentikan langkahanya oleh Suhdi.

betapa ceria tampaknya Suhdi, ia segera mendekati
Junai yang sedang membawa seekor kambing itu.

Junai kita jual saja kambing iutu, uang kita babgi,"DEMIKIAN
UNGKAP OLEH Suhdi yang merayu sahabatnya agar segera saja menjual kambing
itu, sehingga uang dapat di bagi.

pada saat itu  datang ke  pasar mingguan di desa itu, Junai yang
juga datang ke pasar itu.

jadi ternyata Kyai juga datang ke pasar itu, ia lalu menyapa' hai Junai apa kabarmu,

baik kyai, nah kebetulan malam besok itu
ada selamatn di desa kami, yaitu di rumah kami. kiranya Kyai dapat datang.'

ya tertima kasih, mudah-mudahan datang, mereka lalu berpisah
dan pergi menuju ke rumah mereeka masing-masing.

di saat akan masuk desa Junai melihat Suhdi sahabatnya, lalu ia berkata,
" suh aku beremu kyai!"

disaat itu mereka sudah siap-siap akan mengdakan selamatan, lalu
Suhdi berkata," sudah saatnya kita akan uji kelebihan Kyai itu."

itulah maksud saya, kat aSuhdi, biar aku yang akan buat
hidangan khususnya untuknya, yaitu ia menghidangkan daging kucing.

ternyata  Kyai tahu kalau mereka telah berbuat yanag tidak baik
terhadapa mdirinya.

maka disaat itu ia lalu berdoa, ya allah, ku mohon tunjukan keagunganmu
dan berikan kekuasaanmu agar manusia sadar akan perbuatanya
yang  menghina dan mengejek orang itu.

warga yang hadir jadi terbelalak mata mereka
memandang heran pada Kyai itu.

di saat itu Kyai itu lalu berkata,' ya allah aku mohon, agar kau berikan kekuasaanmu
bahwa mahluk yang ada di dakam piring telah di aniaya, orang yanbg
zalim, karena keluarlah kau dari piring ini.

belum lagi selesai doa yang di sampaiakan oleh Kyai itu,
dengan tiba--tiba saja muncullah seekor kucing yang melompat dari piring itu
hidangan itu berubah jadi kucing.

betapa terbelalaknya semua orang yang adsa
di acara itu.
Kyai Ki Rambang dengan segera meninggalkan tempat itu.


      

Ingin Kaya jalan terus

siapa saja yanag adaa di mana saja
akan dsn ingin hidup enak di muka bumi ini.
tetapi mengapa ad ayang kaya dan ada yang miskin

pertama mmeang sudah jadi kodratnya manusia
bahwa ada yang miskin juga ada yang kaya.

sehingga tinggal teragnbtung pada manusia itu sendiri
apakah ia ingin hidup kaya atau ia ingin hidup miskin
itu semua tergantung pada manusianya.

artinya kalaau ingin kaya kita jalan pernah berhenti harus
jalan terus.
jangana pernah menyerah dengan keadaan yang ada
lawan setiap menemukan kegagalan.

jika satu kali gagal lakukana langkah berukutnya,
bahwa kegagalan yang pertama itu adalah baru awal
perjalanan menuju suatu kehidupan
yang lebih baik.

jika ingin kaya lawan terus
bukan kita berhenti hanya di situ
tetapi terus lanjutkan, dan terus melangkah
agar tercapai apa yang di inginkan itu.  

lawan kabut penghalang rezky lancar

di muka bumi tidak oraang yang tak mengalami penghalangan
misalnya kabut.

kita tahu kalau kabut itu ciptaan allah, jadi artinya kalau
kita memilki masalah sebuah kabut penghalang maka
kembalikan itu pada allah.

maka akan banayak kita temui jalan keluat penghalang itu,
kabut adalah hanya salah satu saja dar sekian banyak kabut
yang ada di muka bumi.

setiap manusia menemukan penghalan,
tentu saja penghalan itu bukan di biarakan
tetapi di lawan.

artinya jelas bahwa tidak ada suatu masalah yang tak ada penyelsaianya,
kembalikan persoalan itu pada allah,
mari bertanya pada ahlinya, ulama dan lainya.

jangan lupa kita kembalikan pada allah,
yaitu lakukan sholat malam, hajat atau tahaajut

sehingga nantinya persoalan itu akan dapat di selsaikan
dengan petun juka allah tentu saja
masalah ayng kita hadapi akan selesai,
tentu kita akan merasa tenang
untuk menjlani kehidupan,
kalau sudah tenang kita akan
lancar rezekynya.

Friday, 20 September 2019

Desa Terusan Menang

desa Terusan Menang terdapat di kecamatan JEJAWI OKI, desaanya sangaat tentram. namun menurut
pemuka masyarakat yang telah hoidup beberapa tahaun di desa ini sangat yakin
dengan namanya mitos.

karena desa ini telag di huni lebih dari 100 kepala keluarga, bila lebih dari seratus 100
kepala keluar maka akan meninggal.

kepercayaan ini, terus saja saja melekat terutama ajuga di desa Ulak serdang
itu nama desa yang lama.

namun di namai desa ini dengan desa Terusan Menang,

mulanya desa ini ulak serdang, namun kini di ganti dengan nama Terusan
Menang, awalnya beberapa penduduk tak setuju di ganti nama
namun dilakukanlah sayembara ganti nama, yang pada akhirnya
menang dengan nama Desa Terusan menang`

yang pada saat itu akaan selalu keluar dari desa itu, lalu
mupakat agar baik di ganti nama saja , dan disambung dengan membuka
desa yang baru saja.

pada waktu itu seorang yang bernama Krio Riman, ia punya prakarsa
agar kita bangun desa baru yang tak jauh dari desa lama, namun juga di
ganti nama.

Meskipun banyak aral yang melintang
namun ia tetaap semangat yang untuk menjadikan desa ini
maju dan berkembanag.

tak ingin ia penduduk akan selalu mati karena mitos itu,
dari hari kehari warga desa membuka desa baru itu,
setiap keluarga baru ia buka didesa itu.
setelah terasa cukup maka di tunjuk orang dengan sebutan
Krio yang lalu sebagai pimoinan desa itu.

Untuk pelkasanaan perkembangan desa itu, maka waraga mupakat
mengangkat seorang Krio yang bernama  Riman.

warga tahu kalau  riman seorang yang pantas
jadi pimpinan desa masa itu`

masyarakat sangat senang dengan di bentuknya desa yang baru itu
masyarakat selalu gotongroyong untuk membangun desa

waktu kewaktu warga membangun desa, satu persatu rumah bertambaha
dari awalnya hutan rimba itu kini telah menjadi desa

Stelah terasa ada desa baru itu, warga merasa mulai
ada yang pindah dan menghuni di di daerah itu,
sehingga warga yakin desa itu di namakan
desa Terusan Menang.

warga bertambah yakin bahwa desa itu akan cepat berkembang,
setiap hari ada saja warga yang pindah.

karena ada saja warga lain yang sengaja datang ingin tinggal
didesa yang baru di buka itu`

Dibawah pimpinan desa Krio Riman warga merasaa
sangat yakin dan gembira. bahwa desa ini akan terus berkembang.

Puluhan tahun warga mempercayakan desa ini di pimpin oleh kepala desa
Krio Riman, dan di lanjutkan oleh Ahmad, begitulah seterusnya hingga
dengan kini desa ini maju dan berkembang.

Thursday, 19 September 2019

Asal Mula Desa Pegayut

Hutan Siluman menjadi asaal muasal desa pegayut kecamatan Pemulutan
kabupaten Ogan ilir

pegayut kini sudah menjadi desa , dahulu kala merupakan hutan siluman
yang sangat menakutkan, bagi orang-orang yang mencari kehidupan yang
melalui sungai ini di kala itu, terutama yang akan melalui pemukutan daerah
pegayut.

waktu itu di daerah ini terkenal dengan daerah  yang berpenghu i siluman
yang bergayutan di rakit-rakit yang lewat di sungai ini.

Siapa saja yang lewat ia akan berhadapan dengan siluman,
terutama yang berdagang melalui sungai ini.

saat itu lewatlah tiga orang , nah.. bagi yang akan lewat ia akan
buang barang berharga ke sungai terutama makanan agar ia dapat
lewat dari tempat ini.

tiga orang yang lewat dengan rakit, jadi mereka akan selamat jika telah melempar
bawaan mereka ke sungai .

 " wahai penghuni dan sungai, para siluman kami berikan, barang bawaan ini
padmu, jangan ganggu kami!"

itulah teriakan yang sering di sampaikan oleh orang-orang yang jika
ia lewat di tempat ini, hanya ombak sungai saja yang menggelombang.

itulah yang kadang membuat orang yang llewat jadi bergetar, karena seakan-akan ada
jawaban dari mahluk siluman itu.

tetapi jika orang memberikan sedikit bawaan maka, seolah-olah
ada yang menggayut  di perahu mereka.

jadi tersebarlah kata bahwa bagi orang yang lewat sini akan
terasa ada yang bergauyut jika tak memberikan bawaanya.
sehingga hutan ini akana menjadi ancaman bagi mereka yanbg
hanya lewat saja di sungai ini.

kisah ini di kisahkan oleh seorang laki-laki yang menyatakan
bahwa hutan itu bersiluman, akan mengganggu jika tak mmeberikan bawaan
pada mereka.

"paman aku ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi
di daerah ini, kata Maderi kepada pamanaya

'MADERI MENGAPA KAU TERTARIK AKAN DAERAH INI,
karena derah ini sangat menakutkan!"  ungkap pamanya itu.

ia cuma diam dan memandang pamanya yang bertanya-tanya, lalu ia berkata
' aku ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi,
apa benar ada siluman."

mereka berasala dari desa betti tneunya merantau kedesa ini
,
hanya karena di katakan ini daerah siluman maka dari itu ia
ingin tahu akan hal itu.

perlahan-lahan ia mulai menelusuri jalan sungai itu
dengan perahu rakit, secara waspada  dengan  membawa barang daganya
seperti dagaanan biasanya.

di persimpangan sungaia, ia mendengar suara orang.

"toloooonggg.....," itulah suara yang terdengar itu.

tiba -tiba ia menoleh kearah sungai yang terdenganr suara minta tolong itu.
dipangainya orang-orang.

"wahai pak tua   apa yang terjadi?

disaat itu juga Mader mendekati orang itu, tentu ia ingin tahu apa yang terjadi
pada orang itu.

setelah dekat orang itu berkata,"boleh akut ikut denganmu?"

Maderi hanya senyum lalu ia pandangi itu.

"naiklah mari " di ajak oleh maderi.

orang tua itu sudah berada di perahu rakitnya, keadaan terus berjalan
rakit mulai menelusri sungai .

tibalah mereka pada sungai yan\g sangat rimbun akan hutan,

tak perduli ia dengan sekitarnya, Maderi terus saja
menjalankan perahu rakitnya.

terdengarlah suara yang memilukan hati dari hutan itu,

"inikah yang di namakan hutan siluman itu? demikian tanya oleh Mader
 dalam hatinya.

disaat itulah ia merasa sangat terkejut bahwa orang naik perahunya
itu sudah tidak ada  lagi.

tak sedikitpu Maderi merasa gentar akan hal itu, bahkan ia
menjadi ingin tahu yang di alaminya itu.

ku ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi, perlahan ia mendekati suara
yang aneh itu.

di saat ia telah mendekati suar itu ia berkata" wahai penghuni hutan
aku ingin bertemu dengan, jika berniat baik muncullah, jika berniat jahat
jauhkah kau.

Muncullah bayangan yang bergelantungan itu yang berada di hadapanya.
ia yaki tak akan di ganggunya.

beberapa saat kemudian, terasa hembusan angin yang sangat kencang
sekali, sehingga angin seolah mengelilingi tubuh Maderi,
namun itu hanya sesaat saja.

Mader tak juga gentar akan hal itu, setelah terasa aman tak lagi terdengar
apa-apa, saat itu juga ia nyatkan bahwa ini sudah aman.

menjelang sore ia duduk di pinggiran sungai, ia beristirahat krena merasa
leha baginya.

di saat itu ia meliaht raki yang di tumpangi oleh lima orang,

disaat itu Maderi yang melihat mereka yang ada di rakit seakan takut, lalu ia berkata
"hai orang yang berada di rakit jangan takut, aku ini manusia biasa bukan siluman."

"tampaknya ia baik saja, karena ia duduk santai di bumi, tak menginjak menerawang
itu, lihatlah !" kata orang yang berada di rakit itu.

"mampirlah, aku ingin tawarkan sesuatu pada kalian!" teriak kencang pada orang itu
oleh Maderi.

seperti orang yang berada di rakit itu, mereka mnerasa yakin bahwa itu tawaran baik
bagi mereka.

lalu mereka merapatkan rakit mereka, menjelang malam, tampaknya mereka
bergabung di tempat hingga menjelang pagi, dan terasa nyamanlah mereka.

saat pagi hari ada orang yang lewat di sungai , namun mereka merasa
sangat terkejut, karena ada beberapa rakit yang terikat di tepi sungai itu.

mereka di saat itu, muncullah Maderi, lalu ia berkata,"hei teman mampirlah
kami butuh akan pendapat kalian, aku manusia, lihatlah ada teman lainya."

mampirlah orang itu, lalu mereka bergabung, dan bermuswarah di tempat itu
di saat itu Maderi berkata,"bagaimana  kalau kita mmebentuk desa baru di
tempat ini!"

"setujuuuu!!!!!"
demikian mereka berteriak, tanda setuju.

"jika demikian saya usul desa ini di namakan desa Pegayut!"

"kami sangat setuju!"
demikianlah pada akhirnya mereeka mupakat ini di namakan
desa Pegayut.

cerita ini kami kutip hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
yang menjadi Kepala Desa, kelahiran Beti.

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...