Pada suatu hari di kerajaan Sriwijaya terjadilah peperangan melawan musuh.
Kerajaan makin terdesak sehingga para prajurit dan penggawa kerajaan kacau balau.
Prajurit dan lainta mereka masing-masing menyelamatkan diri
dari kejaran musuh saat itu.
Tiga orang prajurit itu, terus saja berlari menelusuri hutan dan rimba dengan tujuan
selamat dari musuh.
di saat itu mereka pada suatu tempat yaitu yang sangat lebatnya, mereka tak perduli
dengan keadaan sekitar `
Di sebabkan mereka merasa telah letih, sehingga telah mumutuskan
untuk tinggal di tempat ini tertidurlah mereka di bawah sebuah
pohon, mereka dengan tanpa sadar bahwa mereka telah tertidur beberapa hari
di tempat ini.
"Ujang apa pendapatmu?" tanya kemas pada sahabatnya itu di saat bangun tidrnya,
melihat keadaan sekitanrnya Masaagus mengatakan,' dalam apa yang telah
di katakan sahabatnya`
Ujang yang baru saja membakar dahan dan ranting kering, sambil ia berkata,"
apa yang harus kita lakukaN DI TEMPAT INI?
Masagus lalu berpikir, dan memikir apa yang di sampaikan oleh
sahabatnya itu, ia lalu berkata," kita baik nya berpisah atau kita
buka desa baru saja.
Tampaknya mereka saling pandang, karena sepertinya pendapat itu adalah benar
dan itu sangat baik pikirnya.
Terjadilah perundingan itu, tiga orang itu lalu mupakat, untuk berpisah sementara
agar dapat membuka lahan baru, ada yang menuju kearah barat,
ada yang menuju ke arah timur, dan ada yang mau ke arah timur.
"kawan aku menuju kearah utara saja, di sana aku akan membuka desa baru,"
kata Ujang.
sesaat mereka saling pandang, namun ini adalah awal perpisahan
yang berharap akan bertemu kembali, Mari membangaun desa"
lalu berpisahlah mereka di tempat itu, masing-masing menuju tempat yang
mereka inginkan.
ternyata Ujang menuju ke arah Barat. ia pokus ke depan, yang lainya juga
melangkah dengan tegar menuju tujuan mereka.
mereka lalu membuat perahu rakit, yaitu perahu yang terbuat dari bambu yang di rangkainya
dengan rapi, sehingga yaki dapat di jalankan di sungai.
meskupun banyak rintangan yang menghalangi, hutan dan rimba yang mereka lalui
namun itu tak gentar baginya, meskipun adanya gangguang yang menghalang
meskioun ada penyamun ia hadapi itu.
mereka tetap melanjutkan perjalanan, mereka lawan rintangan itu.
Siapa mahluk itu,"tanya sahabatnya denga rasa tak percaya.
itu mahluk jejadian dan juga perampok jalanan di hutan ini,katanya"tetapi sudahlah mereka
sudah lari dan kita selamat."
Ketika mereka tiba di sebuah hutan, dan pohonya yang besar-besar itu.
lalu mereka menghentikan rakitnya di tempat itu, tampaknya ikanya yang banyak.
mereka beremu di tempat itu, mereka salimg pandang satu sama lainya.
"bagaimana kalu kita berbagi, satu yang tinggal di rakit satu tinggal
di daratan."
mereka lalu mupakat ada yang tinggal di rakit dan ada yang tinggal atau buat
rumah di daratan.
yang tinggal d sungai lebih mengutamakan tinggal di sungai, dengan banyak mencari ikan
saja kerjaanya, hasil di samping untuk makan juga untuk di jual keluar.
disaat ia keluar daerah menjual ikan, ia lalu bertemu seotang gadis, dan ia kembangkan
daerah itu di di sekitarnya.
disaat senggang wakjtu mereka yang di darat juga sudah menikah, penduduk di sini makin berkembang, lalu mereka ingin bermusawarah.
di saat itu Ujang mengatakan, bagaimana tampaknya penduduk makin bertambah, baiknya ini daerah kita berikan namanya."
'Jadi apa usulmu ?" tanya oleh Masagus pada sahabatnya.
Uajng tampak diam, ia paandangi banyaknya pohon damar yang ada di hadapnya, ia pandangi
dengan seksama sekali, sambil ia jawab < bagaimana kalau desa ini kita berikan nama
Pedamaran saja."
Tampaknya mereka sangat senang, dan mupakatlah bahwa desa itu di berikan nama
Pedamaran.
Hingga dengan sekarang maka desa ini di berikanlah nama Pedamaran, yang bearda di darat hingga kini mereka giat berdagang, dahulu memang banyak yang mencari kayu di hutan, di dengan di sebut
bekayu.
Kerajaan makin terdesak sehingga para prajurit dan penggawa kerajaan kacau balau.
Prajurit dan lainta mereka masing-masing menyelamatkan diri
dari kejaran musuh saat itu.
Tiga orang prajurit itu, terus saja berlari menelusuri hutan dan rimba dengan tujuan
selamat dari musuh.
di saat itu mereka pada suatu tempat yaitu yang sangat lebatnya, mereka tak perduli
dengan keadaan sekitar `
Di sebabkan mereka merasa telah letih, sehingga telah mumutuskan
untuk tinggal di tempat ini tertidurlah mereka di bawah sebuah
pohon, mereka dengan tanpa sadar bahwa mereka telah tertidur beberapa hari
di tempat ini.
"Ujang apa pendapatmu?" tanya kemas pada sahabatnya itu di saat bangun tidrnya,
melihat keadaan sekitanrnya Masaagus mengatakan,' dalam apa yang telah
di katakan sahabatnya`
Ujang yang baru saja membakar dahan dan ranting kering, sambil ia berkata,"
apa yang harus kita lakukaN DI TEMPAT INI?
Masagus lalu berpikir, dan memikir apa yang di sampaikan oleh
sahabatnya itu, ia lalu berkata," kita baik nya berpisah atau kita
buka desa baru saja.
Tampaknya mereka saling pandang, karena sepertinya pendapat itu adalah benar
dan itu sangat baik pikirnya.
Terjadilah perundingan itu, tiga orang itu lalu mupakat, untuk berpisah sementara
agar dapat membuka lahan baru, ada yang menuju kearah barat,
ada yang menuju ke arah timur, dan ada yang mau ke arah timur.
"kawan aku menuju kearah utara saja, di sana aku akan membuka desa baru,"
kata Ujang.
sesaat mereka saling pandang, namun ini adalah awal perpisahan
yang berharap akan bertemu kembali, Mari membangaun desa"
lalu berpisahlah mereka di tempat itu, masing-masing menuju tempat yang
mereka inginkan.
ternyata Ujang menuju ke arah Barat. ia pokus ke depan, yang lainya juga
melangkah dengan tegar menuju tujuan mereka.
mereka lalu membuat perahu rakit, yaitu perahu yang terbuat dari bambu yang di rangkainya
dengan rapi, sehingga yaki dapat di jalankan di sungai.
meskupun banyak rintangan yang menghalangi, hutan dan rimba yang mereka lalui
namun itu tak gentar baginya, meskipun adanya gangguang yang menghalang
meskioun ada penyamun ia hadapi itu.
mereka tetap melanjutkan perjalanan, mereka lawan rintangan itu.
Siapa mahluk itu,"tanya sahabatnya denga rasa tak percaya.
itu mahluk jejadian dan juga perampok jalanan di hutan ini,katanya"tetapi sudahlah mereka
sudah lari dan kita selamat."
Ketika mereka tiba di sebuah hutan, dan pohonya yang besar-besar itu.
lalu mereka menghentikan rakitnya di tempat itu, tampaknya ikanya yang banyak.
mereka beremu di tempat itu, mereka salimg pandang satu sama lainya.
"bagaimana kalu kita berbagi, satu yang tinggal di rakit satu tinggal
di daratan."
mereka lalu mupakat ada yang tinggal di rakit dan ada yang tinggal atau buat
rumah di daratan.
yang tinggal d sungai lebih mengutamakan tinggal di sungai, dengan banyak mencari ikan
saja kerjaanya, hasil di samping untuk makan juga untuk di jual keluar.
disaat ia keluar daerah menjual ikan, ia lalu bertemu seotang gadis, dan ia kembangkan
daerah itu di di sekitarnya.
disaat senggang wakjtu mereka yang di darat juga sudah menikah, penduduk di sini makin berkembang, lalu mereka ingin bermusawarah.
di saat itu Ujang mengatakan, bagaimana tampaknya penduduk makin bertambah, baiknya ini daerah kita berikan namanya."
'Jadi apa usulmu ?" tanya oleh Masagus pada sahabatnya.
Uajng tampak diam, ia paandangi banyaknya pohon damar yang ada di hadapnya, ia pandangi
dengan seksama sekali, sambil ia jawab < bagaimana kalau desa ini kita berikan nama
Pedamaran saja."
Tampaknya mereka sangat senang, dan mupakatlah bahwa desa itu di berikan nama
Pedamaran.
Hingga dengan sekarang maka desa ini di berikanlah nama Pedamaran, yang bearda di darat hingga kini mereka giat berdagang, dahulu memang banyak yang mencari kayu di hutan, di dengan di sebut
bekayu.
No comments:
Post a Comment