Preman Insap
Di Panggil Mat Nabi
Ada sebuah puisi
yang di sampaikan oleh Khalil Gibran,” anakmu adalah tanggungjawabmu, tapi
anakmu bukan milkmu, biarkan ia tumbuh…..
Disana di sebuah
desa pada Kabupaten Muaraenim, yang di sebut dengan desa Benakat. Tinggalah
seorang bersama ibunya yang sudah janda.
Setiap hari ia
membnatu ibunya, agar dapat melanjutkan kehidupanya hari-hari, dengan menakok
karet, setiap harinya. Juga kadangkala juga kerja mengambil daun sirih yang
berada di pohon kapuk, tentu saja tubuh akan menjadi luka-luka karena duri
pohon kapuk tersebut. Kehidupan ini di jalani apa adanya.
Akibatnyanya sekolah
menjadi terganggu, karena tentu saja capek jadinya, pagi subuh sudah kerja
hingga menjelang siang, lalu di lanjutkan untuk sekolah. Karena itu Syaripudin
berkeputusan lebih baik berhenti saja sekolah. Tentu saja pertumbuhan badan tak
dapat di cegah dan di tahan menjelang dewasa.
Disaat itulah
pergaulan jadi kurang, karena senetara anak lain sekolah, lalu Syaripudin giat
kerja, oleh karena itu berhenti dari sekolah. Di kala itu mulai terbawa pada
perbuatan jahat, dio tawari untuk merampok.
Sejak itu di kenalah
sebagai penjahat di desanya, pergaulan bertambah jauh dari orang banyak, karena
jangan mau berteman dekat saja orang tak mau.
Pada akhirnya,
terjadilah masalah keluarga yang di hina, habis-habisan oleh orang lain.tentu
saja hal ini tak dapat di biarkan bagi Syaripudin. Melihat keluarga di hina dan
di caci maki, bahkan sampai di aniaya dengan kasar dan kekerasan, saat itu
Syaripudin bertindak melawan kejahatan itu dengan kejahatan pula. Sehingga
tewaslah orang yang telah menganiaya keluarganya tersebut.
Sehingga ada seorang
aparat kepolisian yang berbaik hati, ia mengatakan bahwa sessungguhnya orang
yang telah di bunuh oleh Syaripudin itu adalah memang buron, tetapi sekarang
Syaripudin juga menjadi buron. Di sarankan oleh polisi itu, lebih baik
Syaripudin meninggalkan desa saja, pergi entah kemana saja, asal jangan tinggal
di desa ini.
Keinghinana polisi
itu di ikuti oleh Syaripudin, ia datang pada suadaranya yang ada di Palembang, namun saudaranya juga
tak mau menampunmg seorang buron. Maka di sarankan ia agar lebih baik tinggal
di masjid Kyai Merogan. Sampai empat puluh satu hari ia berdiam di masjid itu,
di didik dan di ajar oleh kyai Meroganm setiap malamnya.
Ternyata sejak ia
pulang dari masjid itu ia memilki kelebihan yang dapat memberikan kehidupan,
sapa saja yang datang untuk berobat maka ia akan sembuh, hanya dengan sekali
hembusan, sejak itu pula ia di panggil Mat Nabi.
Di tahun 1983,
terjadi pristiwa mistyerius, di depan mata sahabatnya di tangkap oleh aparat,
ia menjadi gentar, lalu Mat Nabi berkeputusan untuk meninggalkan Palembang,.
Bergurulah ia pada sebuah pondok pesanteren yang mengjarakan ilmu-ilmu agama,
yaitu di Surabaya. Di sana selamas tuiga tahun ia menimba ilmu agama. Bertambah
yakin dia bahwa Allah sangat menyanginya, oleh karena itu ia di berikan
kesempatan untuk hidup menjadi lebih baik.
Sepulang dari
pendidikan agama tiga tahun lebih itu, ia langsung pulan ke desanya, dengan
memulai hidup baru, ia tunjukan bahwa dirinya mampu untuk merubnah dirinya dari
seddorang bandit menjadi seorang yang paham agama dan mampu menjadi orang yang
mendapat mujizat dari Allah, yaitu di berikan Allah kelebihan, dengan dapat
membantu orang yang terkilir, atau tulang yang patah jika denganya dapat di
sembiuhkan, sungguh Allah maha segaka-galanya hingga dapat merubah umatnya yang
jahat menjadi baik dan sangat tekun dalam ibadahnya, sejak itu ia di gelari
dengan Mat Nabi. Ia tinggal di Jalan Abui Kusno kertapati, dekat irigasi atau
di lorong Satria kecamatan Kertapti keluarahan Kemang Agung, jika ada yang mau
minta bantua pengobatan masalah penyakit silahkan datang kepadanya.(mil)
No comments:
Post a Comment