Tuesday, 12 January 2016

Kemakmuran Indonesia Dibayangi Golkar.

Kemakmuran Indonesia Dibayang-Bayangi Golkar Di saat pecah
 reformasi di Indonesia, presiden RI di masa itu adalah Suharto,
jatuhnya Suharto tidak dengan iklas, tapi ia menitipkan dendam
 kepada pewaris Partai Golkar. Pada saat itu Suharto berkata,
 apa setlah saya tidak lagi menjadi presiden Indonesia akan aman,
 itulah pertanyaan yang dia lontarkan kepada semua rakyat Indonesia.
 Dari makna itu sudah jelas bahwa ia mengatakan, Golkar jangan
 menyerah rebut kembali negeri ini atas nama Golkar, apapun yang
 terjadi pertahankan. Kalau tidak berhasil buat tidak tenang negeri ini,
 dengan segala cara, itu inti dari amanat Suharto sesungguhnya.
 Bagaimana   setelah itu ? benar pada saat pemilihan Golkar kalah,
 tapi yang menang  adalah PDIP yang di pimpin oleh Megawati
 Sukarno Putri, namun   orang –orang di dewan perwakilan rakyat,
tidak mau menerima   kemenangan yang di menangkan oleh partai
 PDIP tersebut. Mengapa   demikian, sehingga pihak-pihak yang
 tadinya berkoar-kora untuk reformasi,
 ternyata merebutkan kekuasaan, sehingga di bentuk poros tengah, maka
 yang di pilih di masa itu adalah Gus Dur. Kekecewaan yang di buat oleh
 orang-orang dewan perwakilan rakyat terhadap rakyat Indonesia, makin
 bertambah kekeceawaan masyarakat terhadap para p[emimpin di negeri
 ini. Indonesia di bawah pimpinan presiden Gusdur, hanya bertahan selama
 dua tahun enam bulan, Gusdur jatuh, selanjutnya yang menjadi Presiden
 adalah wakilnya. Yaitu Megawati Sukarno Putri, ia menjalani kedudukan
 selama dua tahun enam bulan lamanya. Sejak itu masyarakat mulai di buat
 resah oleh antek-anteknya Golkar, di tanamkan bahwa lebih enak di zaman
 Suharto, itu adalah propokasi yang di sampaikan oleh orang-orang Golkar,
 mereka ingin agar Golkar berkuasa kembali ternyata keinginan itu juga kandas.
Pada tahun pemilihan presiden selanjutnya Golkar juga kandas, calon presiden
 dari partai Golkar juga tidak terpilih, tapi yang terpilih adalah Susilo
 Bambang Yudoyono, dua kali presiden SBY menjabat sebagai presiden
 republic Indonesia, sekali Golkar kandas. Meskipun demikian propaganda
 dari Golkar tidak pernah berhenti, selalu di dengungkan bahwa di Zaman
 Suharto itu lebih baik. Dimana zaman Suharto itu baik, hanya orang-orang
 bodoh yang mengatakan Suharto itu baik. Masyarakat di batasi, di larang
 untuk mengeluarkan pendapat, di larang protes pemerintah, dilarang kritik
 pembangunan nyang salah. Di sini Golkar mulai merasakan bahwa Golkar
 akan terus jatuh kedudukannya di Indonesia ini. Sejak Suharto jatuh Golkar
 mulai terus merosot, namun ambisi masih merka dengungkan, tapi gerakan
 untuk kepentingan rakyat mereka telah lalai. Orang-orang yang mengerti
 dengan undang-undang dan peraturan menyadari bahwa Golkar akan selalu
 membayangi kedudukan Indonesia, siapa yang memimpin kalau bukan Golkar
 akan selalu di buat tidak tentram. Tapi justru sebaliknya, orang-orang Golkar
 yang berpikiran maju, justru keluar dari Golkar, karena mereka sadar kalau
 tetap bersama Golkar maka ia akan jatuh. Pada akhirnya mereka buat paratai
 baru, itu terbukti dengan Surya Paloh yang buat partai sendiri, ia berhasil
 dapat duduk di DPR orang-orang Surya Paloh tersebut. Golkar terus buat
 propagandanya, ia kerjasama dengan Australia, ingin menggoyang kedudukan
 presiden Susilo Bambang Yudoyono, tapi hala itu ternyata tak juga berhasil,
 harapan itu kembali kandas. Meskipun masih banyak orang-orang Golkar
 yang duduk di DPR, tapi mereka terus merosot jatuh kebawah, bertambah
 hancurnya Golkar lagi di saat pemilihan presiden tahun 2014 yang lalu
Golkar justru untuk mencalonkan orangnya saja tidak cxcukup. Bahkan
 Golkar dianggap partai yang tidak ada yang mau menerima mereka untuk 
bergabung. Dimana-mana orang-orang Golkar mebuat propaganda yang tidak
 baik, dengan cara yang tidak baik, ia menuduh Jokowi orang yang tidak
 beragama, di tuduh jokowi adalah orang-orang n yang anteknya Amerika
 serikat. Di daerah Golkar mencapai kemenangan dengan cara yang sangat
 tidak jujur, menebar pitnah, tetapi justru kembali ia di kalahkan oleh Jokowi
 yang menggunakan partai PDIP yang di pimpin oleh Megawati Sukarno Putri.
 Tidak sampai di situ, Golkar kembali melakukan manufer yang berambisi
 selalu ingin berkuasa, tapi keinginan itu selalu kandas. Orang-orang Golkar
 meyusun siasat merebut Di DPR, sehingga Golkar berhasil menjadi ketua
 DPR RI adalah orang Golkar. Disini rakyat yang memeilki wawasan politik
 yang luhur, mereka tahu bahwa Golkar akan segera terejerumus dalam
 lumpur yang paling dalam. Setelah Golkar menduduki sebagai keteua
 DPR RI, ia bukan sadar akan kedudukan itu. Golkar makin besar kepala,
 ia semaunya membatasi kedudukan Jokowi, setiap usulan yang di
 sampaikan oleh presiden oleh Golkar dan kelompoknya selalu menolak itu.
 Sehingga selalu mentok apa yang di ususlkan oleh presiden tersebut.
 Mulai dari kasus Kapolri, kasus KPK, dan lainya, sehingga negeri ini
 selalu di bayang-bayangi Golkar, agar jangan sampai negeri aman jika
 di pimpin bukan orang Golkar. Tidak cukup sampai di situ kembali
 Golkar membuat manufer yang sangat kontropersi, ketua Golkar itu
 yaitu Stya Novanto dengan beraninya bertemu calon presiden dari
 Amerika Donal trup, ia bangga sekali, bahwa Golkar itu lebih hebat.
Beralasan itu di undang secara pribadi. Sekali itu keangkuhan orang Golkar.
Sudah jelas Golkar bukan inghin negeri aman jika di pimpin bukan
 orang Golkar, dia buat dengan segala cara, agar Golkar ini kembali
 berkuasa. Ingin menduduki sebagai pemimpin negeri ini. Karena itu
 Golkar berambisi dengan sebagai ketua DPR RI negeri ini masih dalam
 bayang-bayang Golkar. Keadaan itu seolah-olah Golkar itu bersih,
 Golkar itu masih di cintai rakyat, dimana hanya orang-orang tidak jujur
 dan orang-orang berhati busuk saja yang masih cinta Golkar itu. Karena
 kalau Golkar masih bagus, tidak mungkin ditahun itu tidak mampu untuk
 dapat mencalonkan presiden dari partai Golkar. Golkar itu akan segera terkubur,
 sesungguhnya mereka tahu, tapi merasa itu tidak mungkin. Ternyata itu
 betul-betul jadi kebangaan yang di miliki oleh orang-orang Golkar yang
 ada di DPR RI, kembali Stya Novanto membuat ulah, ia disebut
 sebagai”Papa minta Saham” bukan main ia merasa bangga bahkan
 ia mengatakan itu tidak benar sekali. Setelah di lakukan desakan,
yang sangat bertubi-tubi, lalu setelah berbagai elemen masyarakat
 mendesak DPR RI, maka pada akhirnya Stya Novanto itu, di berikan
 sangsi berat, yaitu hanya di berikan sangsi untuk tidak lagi menjadi ketua
 DPR RI, tapi masih tetap menjadi anggota DPR RI. Yang lebih meyedihkan
 lagi adalah, partai Golkar tetap menunjuk Stya Novanto adalah sebagai ketua
 Fraksi Golkar di DPR RI tersebut, sungguh Indonesia ini, di pimpin oleh
 orang-orang berwajah seribu, sudah jelas sebagai penipu, tapi masih tetap
 untuk di jadikan orang yang di percaya. Kedepan bangsa ini berharap,
Indonesia jangan lagi di pimpin oleh orang-orang yang penuh dengan
 kepalsuan, yang yang tak bertanggungjawab dengan kesalahanya.(mil)

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...