Tuesday 16 February 2016

Bus Berdarah

Bus Berdarah
Hai, perkenalkan namaku suci indah sari biasa dipanggil
indah tapi terserah mau dipanggil apa saja
karena itu gak penting. Di kiriman aku yang ke-6 ini aku akan
 menceritakan kisah imajinasiku.
Aku sedang dalam perjalanan ke rumah dengan bis malam.
Kulihat seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku
 pada penumpang. "bukunya nak? Ada
macam macam nih silat, agama, cinta-cinta pokoknya banyak
dek" ujar si kakek. Aku yang sedang
tak bisa tidur pun tertarik. "ada buku horor gak kek?" tanyaku.
 "oh suka cerita horor ya? Kebetulan
sisa satu, pas lagi ceritanya tentang bis yang ditinggali banyak
 arwah penasaran judulnya "penunggu
berdarah" seram pokoknya" ujarnya.
"boleh juga tuh, berapa harganya?" tanyaku. "Rp 95.000,
nak" katanya. "wow, mahal banget kek"
kataku kaget. "ya namanya juga buku best seller. Semua yang
 baca buku ini kabarnya syok loh
waktu baca endingnya" si kakek promosi ala salesman.
 Aku pun mengalah, entah kenapa pada saat
aku serahkan uang tersebut ke kakek, tiba tiba petir menggelegar.
Angin mulai bertiup kencang. Si kakek turun dari bis,
namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan
wajahnya pelan pelan ke aku. "nak" ujarnya lirih "apapun yang
 terjadi harap jangan buka halaman
terakhir. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak
mau bertanggung jawab" peringatnya.
Jantungku berdegup kencang, saking takutnya aku sampai tidak
 mampu menganggukan kepala
hingga si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan.
Pada saat tengah malam aku selesai membaca seluruh buku tersebut,
 kecuali halaman terakhir.
Memang benar seperti yang dikatakan si kakek buku itu benar-benar
 menegangkan menyeramkan.
Bis melaju kencang, kilat menyambar bergantian, dan terdengar
suara guruh menggelegar. Aku
melihat sekeliling ternyata semua penumpang sudah terlelap.
Bulu kuduk ku merinding. "baca halaman terakhir gak ya?" pikirku
bimbang. Antara penasaran dan
takut berbaur jadi satu. Di luar malam tampak makin gelap.
 "ah sudahlah, sekalian saja nanggung"
dengan tangan gemetar aku pun membuka halaman terakhir buku
 tersebut secara perlahan. Setelah
terbuka semuanya terdapat sebuah tulisan darah "bangkitlah semua
jiwa-jiwa yang ada disini" hanya
kata itu yang tertulis.
Tiba-tiba hawa menjadi dingin dan mencekam. Terdengar suara
 geraman di seluruh bangku bus
kecuali aku. Kulirik, semua penumpang berwajah pucat dan
menatap marah padaku. Mereka
menghampiriku. Secara bersamaan tangan-tangan dingin itu
 mencekik. Seketika semuanya gelap.
Aku merasakan jiwaku sangat ringan. Aku melihat tubuhku

 terbaring kaku di kursi. Di buku itu
terdapat tulisan baru "kini kamu telah menjadi bagian dari jiwa-jiwa di bis ini".
Cerita dikirim oleh : Suci Indah Sari

No comments:

Post a Comment

Aku

 Melihat mahluk  adalah sama Bersyukurlah jika tuhan jadikan  manusia Karena bukan di jadikan rumput Aku Melihat manusia hanya penuh kekuran...