Thursday 28 January 2016

Di Hina Tetap Jalan

Meskipun di  Hina  tetap  Jalan
Untuk  memberdayakan  masyarakat  adalah  bukan  suatu 
pekerjaan  yang  gampang,  tetapi  terkadang  lebih  banyak 
yang  menghina  daripada  yang  menghargai  usaha  yang
  kita  lakukan  itu.
Mulanya  demikian,  di  sekitar  kampungku,
  banyak  anak-anak  yang  tidak  sekolah,
  bahkan mereka  umur  di  bawah  lima  tahun  itu
  tidak  sekolah,  nah  atas  dasar  ini  aku  berniat 
mengumpulkan  mereka  sehingga  biar  hanya sepatah 
atau  dua  kata  yang  kita  sampaikan  yang  penting  mereka
  memiliki  perubahan  menuju  kepada  kemajuan.
Di  tahun 2001  aku  dirikan  Lembaga  swadaya  Masyarakat
dengan  nama  TERAS,  lembaga  ini  aku  kumpulkan 
anak-anak  untuk  belajar  yang  paling  sederhana, 
yaitu  belajar  membaca.
Sejak itu  kumpulah  mereka di  tempatklu, 
mulai  dari  membaca  hingga  di ajarkan 
cara  dan  etika  terhadap  orang tuanya. 
Mereka  kadang di sebut  dengan  anak  jalanan, 
karena  memang  mereka  lebih  senang  tinggal di  jalanan.
Aku  hanya ingin  mereka dapat  berdaya  sendiri, 
sehingga  dapat  berkarya  sendiri, 
sehingga  mereka  dapat  hidup  mandiri,
aku  mereka  dapat  memberikan  hidup 
bagi  mereka  sendiri, dengan  cara  yang  baik,
  tidak  melanggar  hukum  dirinya, 
tidak  melanggar  hukum  Negara.
Tiap  hari  mereka  datang  ke tempat  tinggalku, 
sehingga  hari  demi  hari  mereka  mulai  ada perubahan, 
sebelumnya mereka  sangat  senang  menghisap  aibon
(lem untuk  karet)  itu  sering  mereka hisap.
Namun  setelah  mereka di berikan  bimbingan 
pada akhirnya, mereka  mulai  berubah,  mereka  
tidak  mau  menghisap  aibon  tersebut.  Bahkan 
mereka  mau  merubah  hidup  mereka  dengan  mau berkerja.
Mereka  ada  yang  bberkerja  di  rumah  makan, 
mereka  ada  yang  berkerja  di took-toko, bahkan 
mereka  ada  yang  mau  melanjutkan sekolahnya.
Karena  mereka  sudah  mulai  merubah  hidup  mereka  sendiri,
 pada akhirnya  di  tempatku, berubah  pula  pemberdayaan 
yang  kita  lakukan,  yaitu  dengan  menerima  anak-anak
  di  bawah umur  lima tahun,  untuk  belajar  di  tempat  kita.
Mereka mulai  dari  umur  tiga  tahun  hingga  umur  lima  tahun, 
belajar  anak usia dini, atau yang  lebih  sering 
di sebut  dengan  pendidikan  anak  usia dini.
Belajar  di  tempat  ini  mereka  tidak  di  paksa, 
tapi  mereka  menerima dan  memberi  dengan
  sukarela  mereka,  yaitu  sebatas   daya
  kemampuan  mereka  untuk  belajar.
Meskipun  tempat  belajar  mereka  yang  sangat  sederhana,
  oleh  karena  tempat  yang  sangat  sederhana  itulah  selalu
  di  hina  oleh  orang-orang  yang  tidak  senang  dengan  hal  ini.
Mereka  kadang  di  ejek  dengan  di  katakana,
”itu  hanyalah  tempat  bermain,  tapi  bukan  tempat  belajar,
kata-kata itulah  yang  sangat  sering  muncul, 
tapi  hinaan  seperti  bukan  jadi  hambatan, 
pelaksanaan  pendidikan  ini  tetap  jalan  hingga  dengan  sekarang.
Yang  jadi  persoalannya sekarang  adalah,
 bukan  susah  untuk  yang  mau  belajar di  tempat  ini,
tapi  yang  menjadi  kendala  adalah  lokasi  mereka  belajar,
 tempat  mereka  belajar,  ruang  mereka  belajar, 
gedung  untuk  mereka  belajar,  sudah  sesuai  lagi. 
Yaitu  butuh  dana yang  besar  untuk  membangun  gedungnya.
Hingga  kini  inilah  yang  menjadi  hambatan  bagi  Pendidikan 
di  lembaga  TERAS  ini,  untuk  butuh  dana  membangun  gedung  ini,
mereka  butuh  bantuan  agar  gedung  untuk  anak-anak 
sekolah  ini  yang  sesuai  jangan  rumah  tempat  tinggal
  di  jadikan untuk  anak-anak  belajar.  Ketika  siang  
untuk  anak  -anak  belajar  tapi  ketika  malam  menjadi  tempat  tinggal.
Sungguh  menyedihkan  tapi  demi  untuk
  memberdayakan  masyarakat,  demi  untuk  kemajuan 
masyarakat  hal  ini  bukan  menjadi  rintangan, 
meskipun  tidak  ada keuntungan  yang  di peroleh
  dari  ini, meskipun  tidak  dapat  memperkaya  diri, 
tapi  program  ini  sudah  14  tahun  berjalan.
Bagaimana  dengan  pemerintah?  Inilah  yang  menjadi
  pertanyaan  yang tak terjawabkan,  sudah  berulang-ulang
  di  laporkan  pada  pemerintah  , pada departemen  terkait,
  tapi  apa yang  mereka  upayakan, tidak  ada,  hanya
propaganda  di  media  saja  yang  mereka  sampaikan, 
hingga  detik ini  program  pendidikan  untuk  membantu 
pemerintah  ini, tidak  juga  jadi  perhatian, di  biarkan 
hidup  merangkak  seperti  kura-kura  yang  merayap.
Tapi  inilah  yang  disebut  perjuangan  di  zaman  kini,
  meskipun  kita  tak  juga  di  bantu  oleh  pemerintah, 
meskipun  hanya  sekedar  perhatian saja,  sungguh  hal
  ini  bukan  cara  yang  pantas  di  lakukan  oleh  pemerintah.
Empat  belas  tahun  perjuangan  untuk  pendidikan  ini, 
bukan  waktu  yang  singkat, tapi  biarpun  pemerintah 
Indonesia  yang  tidak  ada  perhatian,  tapi 
Allah  akan  memberikan  bantuan  pada  kita  di  aherat  kelak.
Sudah  berbagai  permohonan  yang  kami  ajukan,
 kepada  Gubernur  tapi  tak  juga  di  bantu, ke berbagai 
Departemen  milik  pemerintah, seperti  Pertamina, PUSRI,
 Pabrik Semen Baturaja, dan  Bank Indonesia,
 atau  bank Mandiri atau  berbagai  departemen  lain,
tak  juga  ada  yang  mau  membantu kita.
Padahal  14  tahun  berjuang  untuk  pendidikan  ini 
bukan  waktu  yang  singkat, tak  juga  di bantu. Hingga  
berbagai  pertayaan  yang  kami  sampaikan  dalam  diri  kita, 
yang  bagaimana  yang  mau  dibantu  oleh  pemerintah  Indonesia, 
baik oleh  gubernur atau  oleh walikota.
Mereka  semua  tak  perduli  dengan  ini,  mungkin 
yang  mereka  perduli  dan  yang  mau  mereka  bantu  itu, 
karena  mau  menjilat  pantat  Gubernur, atau  mereka 
yang  mau  meangungkan  gubernurnya  baru  dibantu.
Harapan  kami  semoga  pemimpin  negeri  ini  mau 
perduli  dengan  pendidikan, dimana program yang di 
dengungkan  untuk  pendidikan  itu , biarlah  pemerintah 
tak mau  perduli  tapi  kami  tetap  menjalankan  program 
pendidikan ini, biarlah  pemerintah  tak mau  membantu 
tapi  tetap  akan  jalankan  program ini, harapan 
kita adalah  jangan  sampai  perjuangan  kami 
ini  akan  melemah  hanya  karena  tidak  di perhatikan
 oleh  pemerintah, atau  tidak  di  bantu  oleh  pemerintah.(mil)


No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...