Bagi masyarakat disekitar 15 ulu, keramat tuan kentang tidak asing lagi, karena hal inisudah menjadi pembicaraan bagi warga tentang kelebihannya. Dizaman ratusan tahun yang silam, dikenal seorang pendatang yang melanglang busana mencari ilmu, namun pada akhirnya ia bermukum disekitar seberang ulu.
Ia seorang kiai atau ulama yang hidupnya untuk mengabdi pada masyarakat, sehingga ilmu dan jasa-jasa itu sangat dikenal masyarakatyang ada disekitarnya waktu itu.
Diakhir hayatnya ia mohon untuk dikebumikan di sekitar wilayah yang saat ini berada di daerah 15 ulu Palembang.
Cerita ini di ungkap kembali oleh seorang keturunan ki Muara Ogan yaitu, Kms H Matcik, kini beliau berumur 80 tahun lebih, ia berdiam disebuah rumah panggung yang panjang 50 meter lebar 25 meter di pinggiran jalan H Pakih Usman 15 ulu Palembang.
Waktu itu saudaranya bernama Patimah telah bermimpi, bahwa ia telah dijumpai oleh seorang tua yang berparas seorang ulama,ia datang memberi semacam wasiat.
Patimah waktu itu diserang demam, tetapi dalam pesannya itu mengatakan, bahwa ia telah menerima semacam wasiat yang harus ia terima.
Mendengar wasiat, “Wahai saudari, aku minta kau terimakan sejumlah wasiat ini, aku harap kau dapa memanfaatkannya”. Patimah masih dalam keadaan tidur berkata, baik aku terima wasiat itu.
Pada saat itu juga ia merasakan sebuah wasiat telah ia dapatkan. Selanjutnya wasiat itu telah ia dapatkan sepunjen uang logam emas yang berada disamping tempat tidurnya. Selanjutnya uang itu ia manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, sedikit demi sedikit kehidupannya jadi berkembang.
Makam buyut Tuan Kentang, yang berada dibelakang rumah Kms H Matcik begitu pihak mistik datang sudah penuh yumbuhan rumput, sehingga saat demikian dimanfaatkan untuk ikut membersihkan makam ini.
Makam buyut Tuan Kentang yang panjangnya mencapai 4 meter dan lebar 1 meter ini, sangat dikenal dengan berbagai kelebihannya. Jangan kira apabila bertepatan burung terbang diatas kuburan akan jatuh, itu salah satu dari kelebihan yang ia miliki.
Meskipun demikian makam yang sudah hampir tak diurus ini, tapi jangan coba-coba untuk berbuat sembarangan pada kuburan ini, sudah ada contoh warga masyarakat yang datang dan hanya mengnggap enteng, bahkan ia menendang-nendang saja.
Dua hari ketika ia sudah berada dirumah kakinya menjadi bengkak hingga sekarang bekas bengkaknya itu tak dapat disembuhkan juga.
Zaman dulu makam ini sangat banyak dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai kalangan, kini saja yang mulai sudah berkurang, entah mengapa demikian ujar Matcik.
Dirumah yang besar dan luas itu, rumah khas Palembang, Matcik adalah seorang pertama yang tinggal didekat kuburan keramat itu. Tentu saja barang siapa yang akan mengunjungi keramat itu , mereka minta izin pada Matcik.
Begitulah siapa saja yang akan berkunjung tak pernah akan dipersulit, apalagi mereka berniat untuk berziarah pada buyut tuan Kentang itu. Kuburan yang sudah sangat tua ini, memang nisannya sudah tidak sempurna lagi, tetapi jelas ia adalah orang yang pertama yang membuka daerah ini.
Buyut tuan kentang ini patut kita hargai, kata matcik, jadi maka dari itu masih kami berikan izin bagi siapa yang berziarah kemari.
Tentu saja alangkah baiknya jika ada orang yang akan menggali kembali orang-orang pendiri yang berjasa pada negeri ini. Jadi harapan saya mereka itu adalah penemu tempat ini, tentu saja yang lebih dulu tinggal didaerah ini, karena setelah kamitiba ia sudah berada disini.
Keramat ini sangat dihargai oleh masyarakat disekitar sini, kadangkala masyarakat masih saja ada yang datang untuk membersihkan makam ini.
Mereka datang untuk berziarah, dan mereka bersihkan kuburan itu, sehingga tampak selalu bersih. (m.Kamil)
No comments:
Post a Comment