Sunday, 2 October 2011

Sumatera Selatan Dalam Kemiskinan

Ditulis oleh M kamil
Kalau ingin berkata bahwwa Palembang di golongkan negara kaya adalah sangat naip. kenapa demikian  ya itu memang sudah jadi kenyataan yang ada di kota Palembang saja, belum lagi kita akan melihat yang ada di Sumatera Selatan secara keseluruhan.

mari kita lihat kenyataan saja, tidak usah kita melihat jauh-jauh , kalau sedang ada beras miskin, maka hampir semua warga yang ada di kampung itu akan mengambil beras itu, itu nyata yang sudah tidak dapat kita ingkari.

kita dapat meliaht pula bagaimana dengan warga yang ada disekitar kita saja, kalau mereka lagi masa-masa akan menjelang suatu pemilihan, misalnya pemilihan yang baru saja di laksanakan di  musi Banyu asin yang lalu, masarakat ada saja yang masih banyak menerima uang untuk memilih sesorang calon bupati.

kalau negara ini sudah kaya, kalau negara ini makmur tidak akan terjadi demikian, kalau Sumatera Selatan ini kaya tidak seperti sekarang ini, kita lihat setiap hari pasti ada pengemis yang berada di jalan lampu merah rumah sakit Charitas, atau juga yang berada di jalan lingkar seberang Ulu.

ini kenyataan lho, lalau kita bertanya, dimanan sish para pejabat itu, dimanan sish para anggota DPRD yang dulu sangat menggebu-gebu untuk memilih dan mohon agar di pilih, janji -janji akan memakmurkan rakyat itu, dimana sekarang mereka.

Apakah mereka kini tengah bersembunyi di bawah koling meja DPRD, atau mereka bersembunyi di ketiak pelacur, atau mereka lagi mabuk bersama anggota yang lainya, atau merka lagi Happy yang tak pernah henti, yaitu mumpung lagi jadi anggota DPRD.

lalu kemana para pejabat dinas Sosial yang selalu menggebukan program mengatasi kemiskinan, lalau kemana para pejabat yang berada di BKKBN yang maunya ada program untuk kemiskinan itu.

apakah asisten dibidang kesejahateraan rakyat itu hanya menunggu surat-surat, atau hanya maunya tiunggu tanda tangan proyek yang datang di mejanya saja.

'Inilah Indonesia, Sumater Selatan masih dalam wacana kemiskinan, banyak dikampung-kampung yang kalau diberuikan pinjaman uang lima piluh ribu mau menerima, atau diberikan pinjaman uang seratus ribu mereka mau juga, atau sekali-kali diajak demo juga mereka mau, itu demi uang.

jika warga kita sudah demikian , akan datang masanya kehancuran, mulai dimaskui dari sudut moral , dari susdut agama, dari sudut pandangan adat.

para ulama yang di giring untuk selalu ikuti iklan di TV, atau justru para ulama yang mulai senang dengan promosi, atau para ulama yang bangga dengan kepandaiannya, atau para ulama yang tak perduli dengan lingkungannya.

kini kemana rakyat akan memberikan ungkapan htinya yang yang murni itu, hanya uanga diharapkan, kalau sudah dekat masa pemilihan calon walikota maka walikota akan memberikan berbagai program yang berbentuk beraneka ragam cara agar masarakat cinta akan para pemimpinya.

padahal yang harus melayaini itu adalah para pemimpin bukan pejabatnya, tetapi untuk menjadi  seorang pejabat itu harus cepat tanggap, dengan kondisis  rakyatnya, berikan solusis rakta agar rakyat ini menuju pada kekayaan yang mlia.

Bukan seorang pejabat itu hanya menumpuk harta, anak dipaksa  dijadikan pejabat pula, anak dipaksa untuk iku pola orang tuanya, tidak anak maka keluaraga yang dijaak dalam keluarga, sepertinta keluara jadi bupati, anak jadi bendahara, lalau siapa lagi yang akan menerima akan jabatan itu, nantikan kutukan segera akan datang.(kamil)

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...