Selagi masih muda apa saja
dilakukan, sehingga tak pernah mengenal apa-apa. Untuk seorang pemuda apa saja
akan dilakukan, sehigga apa yang ia ingin kan tercapai. Itulah tingkah kehidupan
yang dilakukan oleh Awan, ia akan lakukan apa saja yang dikehendakinya.
Kadangkala adapun perbuatan yang
tak pernah ia kerjakan, yaitu ibadah seperti shalat. Sewaktu ia dipanggil yang
maha kuasa, kematiannya banyak jadi
pertanyaan warga sekitar. Waktu itu juga Awan menginginkan kendaraan beroda
dua, namun hal itu tak dapat dipenuhi oleh kedua orang tua Awan.
Bukan itu saja, Awan juga
ditimpah banyak masalah lainnya, sehingga bertambah banyak masalah yang ia
hadapi, “kak...sejak kau jangan lagi berhubungan dengan ku lagi, karena mulai
saat ini kita tidak punya hubungan apa-apa lagi, ” itulah salah satu isi surat
Awan yang ia terima dari kekasihnya.
Sejak menerima surat cinta Awan
sering menyendiri, kadangkala duduk sendiri diberanda rumahnya. Bahkan tak lagi
masuk kantor, selama ini rajin masuk kantor, terakhir bicara dengan dirinya
sendiri. Tingkah lakunya makin aneh, diperhatikan kerabat keluarga dan para
kawan kerjanya.
“Awan pergilah kau kerja. Mungkin
dengan bekerja, kau akan mendapatkan hikmah, sehingga akan mendapatkan anugerah-Nya”
tegas seorang sahabatnya yang sangat dekat sehingga ia selalu perhatikan
gerak-geriknya.
Nasihat dan perhatian itu, tak
begitu diperhatikan Awan, sehingga mau berbuat apa saja yang ia inginkan. Makin
aneh perbuatan Awan ini, sehingga makin diperhatikan orang-orang sekitar. Awan makin
juga menjauhkan dirinya. Tak begitu perduli apa-apa yang telah disampaikan
temannya itu. Pada hari itu, terlihat hujan makin deras, namun sepertinya tak
terlihat apa-apayang ada dibenaknya kini.
Dikala itu, ada seorang laki-laki
berjalan menelusuli lapangan hatta, menuju ke sebuah tempat. Hanya berjalan
kaki, melalui jalan itu, tetapi saat sedang berjalan itu melihat seorang
laki-laki muda yang lagi santai berada diteras rumahnya.
Pagi itu, laki-laki itu santai
saja, melihat seorang keluarga yang ada di rumah itu, lalu bertanya, “Karman
semalam aku dipanggil Awan, ia bilang pagi ini aku disuruhnya kerumah ”.
“Benar saja, apa kau tidak tahu
bahwa ia sudah meninggal?”
“sungguh aku tidak tahu, bahwa
aku baru saja pulang dari jawa, sehingga aku dipanggilnya, lalu ia bilang aku
segera datang besok.”
Bukan kepalang terkejutnya
laki-laki itu, sepertinya tak percaya, bahwa semalam baru saja berbicara dengan
Awan. Hanya saja pembicaraan itu berada
di halaman rumah, sedangkan berada di teras rumah.
Keadaan itu seperti tak pernah
saja terjadi, berlalu begitu saja. Namun tetap menjadi kenangan yang tak
terlupakan. Seperti biasa, ia menjalankan pekerjaan sebagai pedagang kue.
Dipagi itu berjalan, sedikit
gelap melangkahkan kakinya. Baru saja melangkah, dipanggil oleh seorang
laki-laki muda, “kuekue,” teriak suara itu. Tukang kue itu menoleh, “beli kue
nak?” “ya... saya mau beli kue, sebentar tunggu saja dibawah saya akan turun
nanti,” ujar Awan yang berada di teras rumah.
Sehingga tukang kue itu,berdiri
didepang pagar rumah itu, sudah beberapa jam ia berdiri saja menunggu laki-laki
muda itu akan turun. Sungguh malam makin berlalu, pagi telah muncul, sehingga
laki-laki tua keluar dari rumah, ia
berkata “bu ada apa kamu menunggu?”
“Anu tadi ada anak muda yang mau
beli kue, dari itu saya menunggu katanya ia akan beli kue, karena itu ia saya tunggu”
ujar tukang kue. “sungguh orang yang kau sebut itu, sudah tidak ada lagi, ia
sudah meninggal,”kata seorang yang muncul dirumah itu.sehingga ia tak apa yang
dijelaskan oleh pedagang kue itu,meskipun tukang kue itu segera lari,ia
meninggalkan tempat itu.
Seorang laki-laki setengah tua,
segera saja ia datang pada pihak rumahnya, selain itu juga ia mulai mendatangi
kantornya, untuk berbicara.
“Kak...apa masih ada
kenang-kenangan yang ditinggalkan di kantor ini?”
“Masih, ini masihada photonya”jawab
pengganti tugas Awan yang berada di meja Awan. Untuk itu ia berkata “Kak
baiknya buang saja photo itu, bahkan semuanya akan kita singkirkan, sehingga
dikantor ini tak ada lagi kenang-kenangan”.
Sejak itu, setelah mencapai masa
satu minggu ternyata tak lagi muncul laki-laki muda itu, sejak itu pula sudah
kabarnya. (M.kamil)
No comments:
Post a Comment