Perkembangan
Inovasi KPR
Di tulis
oleh : M kamil
Pemerintah
selalu berusaha agar rakyat memiliki rumah, tentu rumah yang memiliki wawasan
lingkungan yang mengikuti aturan lingkungan. Sehingga memberikan kenyamanan dn
kesehatan bagi penghuninya.
Kini berkembangannya
pembangunan perumahan yang ada di Palembang Pada khususnya dan Sumatera Selatan
pada umumnya, salah satu pengusaha yang menangani pembangunan perumahan Ir Kesyar SE
di ruang kerjanya mengatakan, menyikapi dunia kontruksi sekarang,
kondisinya yang tidak menguntungkan bagi para pengusaha kontruksi baik secara
keuangan, maupun secara administrasi,
dan legal,tegasnya.
Masih
keterangan Keysar, dimana ada suatu kondisi penegakan hukum lebih di utamakan,
sehingga proses pengadaan itu menjadi tidak nyaman, sehingga beberapa pengusaha
mencoba beralih, untuk menghindari keadaan yang tidak nyaman tersebut.
Diakuinya,
sehingga hampir beberapa kontraktor yang
memiliki prospek yang bagus itu, mereka mulai berpikir untuk expansi kebidang
kontruksi yang tidak berkaitan langsung dengan pemerintah, sehingga mereka
banyak beralih kebidang property, perumahan RSS, atau juga pembangunan
ruko-ruko.ungkapnya.
Karena
bergerak di bidang perumahan itu jelas, dan dapat langsung dinikmati sendiri,
kemudian untungnya lebih terasa, kemudian lagi proses pembangunannya itu,
hasilnya tidak harus dipertanggungjawabkan pada beberapa departemen yang
terkait,tegasnya.
Kenyataanya
kata Keysar, prospek kedepan mengenai property ini , semangkin hari bertambah, karena manusia itu pasti butuh
rumah, semangkin hari penduduk itu makin bertambah, sehingga perluasan rumah
itu wajib kiranya, hanya saja persaingan di bidang property yang harus kita kuasa,tambanya.
Sebab
pembangunan tanpa pemasaran, jadi
pemasaran property itu harus di kuasai, itu akan terbengkalai dan itu akan bangkrut, jika tanpa adanya
suatu pemasaran, jadi yang utamanya di property itu adalah pemasaran.
Untuk
pengusaha muda di bidang property , dari hasil survei dengan masarakat
menyatakan butuh dengan rumah, tapi banyak
mereka butuh rumah yang murah dibawah seratus juta, tetapi untuk membuat
rumah itu tak dapat didalam kota sehingga kita pembangunan nya di pinggiran
kota,ungkapnya.
Hal ini
pengaruhnya karena harga tanah di dalam kota sudah sangat tinggi, kalau harga
tanah sudah tinggi pasti harga rumah juga tinggi, masarakat itu justru lebih
banyak berminat pada rumah murah.
Untuk bangun
rumah murah, maka di pinggiran kota
Palembang, itu secara positip perkembangan kota cepat, tetapi masalahnya adalah
pemasaran, konsumen itu berpikir untuk mengambil rumah dipinggiran kota
tersebut.
Masalah
kendalanya adalah untuk pembangunan dipinggiran kota akses jalan yang belum
ada, dukungan pemerintah untuk jalan menuju kelokasi, itu dalam lingkungan
rumah, sudah tanggungjawanya para pengembang,kata Keysar.
Selama ini
karena dengan perbankan, itu pengusaha yang pemula perbangkan tidak berani
mendukung, proses untuk menjadi mitra bagi perbangkan, itu harus memiliki
proses dan tahapan-tahapan, karena baru maka akan dianggap belum berpengalaman.
Mereka
hendaknya mau membiayai KPR nya, bila rumah sudah jadi, siap jual dan ada
pembelinya itu kerjasamanya dengan Bank, dan KPR nya, itu mebiayai KPR, itu
polanya adalah komsumen itu dibiayai oleh bank untuk , pembelian rumah yang
sudah jadi, sertipikatnya sudah di pecah dan IMBnya keluar dan rumahnya sudah
jadi, itu baru dapat diabiayai oleh bank untuk perusahaan devoloper pemula.
Hal itu katanya, kecuali itu sudah ada kerjasama
langsung dengan bank, itu dapat rumah yang belum jadi tetapi kaplinganya ada,
begitu adanya pembeli maka sipembeli di survei oleh bank dan memenuhi
persyaratanya, maka bank baru mengeluarkan dana untuk sebagaian pembangunan,
itu bisa tetapi harus berpengalaman dulu.
Saran kita
adalah, ini kendala masalah pemasarannya, masarakat yang mau beli perumahan
pada saat ini RSS, itu diharga bawah seratus juta, itu bukan kalangan pegawai,
bukan kalangan yang karyawan yang mempunyai hasil yang cukup tapi kebanyakan
adalah karyawan swasta, atau itu perorangan yang memiliki pendapatan tidak tetap dan memunyai pekerjaan yang tidak
tetap, dalam arti kata mereka itu tidak ada jaminan dari perusahaan, ini
kendalanya adalah sesungguhnya mereka adalah mampu untuk menyicil dalam
perbulanya, tetapi mereka tidak dapt di penuhi keinganannya oleh perbangkan,
tidak memiliki persayaratan, karena tidak meiliki slip gajinya,ungkapnya.
Juga karena
mereka tidak memiliki pekerjaan yang tetap, jadi walaupun mereka itu mampu
untuk menyicil, mereka juga tak memiliki rekening tabungan, atau mereka juga
tidak mampu baca.
Misalnya
para tukang, mereka sesungguhnya mampu untuk membayar, mereka kerja enam bulan,
artinya enam bulan kemudian mereka akan menganggur, tetapi dengan gajinya yang
mereka terima itu mereka itu mampu, tetapi perusahaan mana yang akan mau
menjamin untuk mereka.
Perusahaan
mana yang mau mengakui bahwa tukang itu adalah pegawai mereka, jika mereka
menyicil maka mereka adalah mampu, untuk Dpnya mereka itu punya, tapi
perbangkan mana yang mau menjaminya untuk KPR tidak ada, itu juga kendalanya.
Pada
akhirnya yang mengambil rumah itu adalah para pegawai, PNS sipil, Polri dan
juga TNI, meskipun sesungguhnya mereka itu bukan sesungguhnya untuk mereka
miliki rumah itu.
Jalan
keluarnya adalah, kata Keysar, harusnya ada suatu lembaga yang bisa memproses
perkriditan perumahan (KPR), kalau ada lembaga keuangan yang mampu untuk
memproses KPR itu adalah, masarakat mampu secara ekonomi tetapi tidak mampu
secara administrasi, misalnya tidak bisa baca.
Juga mereka
tak punya tabungan, mereka mampu untuk bayar, tapi mereka tidak punya tabungan,
kalau punya lembaga keuangan itu dapat dilakukan, itu dapat saja pemerintah,
sejenis KUR, itu dialihkan untuk kridit perumahan rakyat(KPR), yang dijamin
oleh pemerintah, itu sangat membantu,ungkap Kesyar.
Pormulanya adalah,
kridit lewat lembaga keuangan yang ada, itu bentuk BPR misalnya, itu nanti
dijamin oleh asuransi yang diminta oleh pemerintah, mulai dari Devoloper, lalu
konsumen, lalu lembaga keuanganya, lalu pemerintah, ada pemerintah yang
menunjuk pada asuransi, prosesnya adalah, Devoloper yang jual pada konsumen,
konsumen lewat lembaga keuangan, itu
Devoloper jual pada kosumen, lembaga keuangan bayar pada Devoloper, lembaga
keuangan itu dijamin oleh pemerintah melalui asuransi, kalau itu terjadi macet
maka konsumen itu dijamin oleh asuransi, asuransi ini penjaminannya melalui
pemerintah(misalnya itu Askrindo) yang sudah berpengalaman dalam bidang
perumahan.
Ini sudah
jelas karena kalau terjadi macet, ada anggunannya, rumah, KUR itu misalnya
dengan jaminan yang hanya lima puluh persen, itu jelas jaminanya adalah rumah ,
itu jaminannya adalah seratus persen, ini jaminan pemerintah pada lembaga
keuangan , itu yang dijamin bukan karena konsumen itu yang dijamin
administrasinya, maka dampaknya akan pesat pembangunan yang akan ada di
Palembang Pada khususnya nanti.
Salah satu
anggota DPRD kota Palembang pada komisi III dari partai PPP yang disampaikan
oleh Ir Syahril Edy Dahlan SH di ruang kerjanya mengatakan, masalah perumahan
ini adalah yang sangat dibutuhkan oleh masarakat, makanya kalau infrastruktur
ini, ini sangat dibuthkan,ungkapnya.
Program
walikota tegasnya, berharap masarakat dikota Palembang ini tidak ada lagi yang
tidak punya rumah, oleh karena para kontraktor tersebut, itu disarankan
pembangunan rumah sedehana, itu dianggarkan untuk pembangunan rumah sederhana
yang ada di daerah misalnya 3dan 4 ulu.
Jadi sangat
posistip sekali berkembangannya pembangunan rumah , karena masarakat miskin
sangat butuh dengan rumah, kita jangan sampai ada rumah yang diemperan kota.
Walikota
sangat berharap agar rumah murah ini digalakan pembangunannya, maka kita sarang
pada devloper untuk banyak pembangunan perumahan ini, juga dari pihak PU Cipta
Karya Sangat meresponnya dengan banyak pembangunan perumahan ini.
Sekaarng ini
yang perlu kita sosialisasikan pada masarakat adalah hal administrasi, itu
dimulai dari rt, lurah, camat, itu tergantung dengan camat, itu tinggal masarakat, artinya masalah administrasi ini
akan dapat di bantu oleh pemerintah nantinya.
Masalah
perumahan ini akan segera dibicarakan di DPRD lewat komisi, kami DPRD kota
Palembang sangat merespon dengan pembangunan ini, masalah surat itu, adalah
masah teknis, ini belum ada untuk penjamin,tegas Syaril.
Untuk saat
ini belum ada atau belum saatnya adanya badan penjamin, karena itu juga
tergantung pada anggaran daerah,jika itu dilakukan oleh pihak swasta mungkin
bisa.
Selama ini
sudah sesuai aturan untuk pembangunan perumahan, itu untuk perumahan warga
miskin, hendaknya masarakat juga hanya diam dengan adanya pembangunan rumah
murah ini, tetapi bertanya pada pihak kelurahan.
Jangan
sampai dipegang oleh badan itu khwatir perumahan ini justru bukan untuk warga
miskin, tetapi justru di miliki orang-orang yang sudah memiliki kemampuan rumah
mewah.Jadi program perumahan murah bagi warga miskin adalah sangat baik. (kamil)
No comments:
Post a Comment