Monday, 26 September 2011

Jin Menjelma Jadi Seorang Pengemis

Di kaki pegunungan Ogan Komering Ulu (OKU) terdapat desa danau Ranau yang masih dihiasi dengan hutan belantara dan bukit-bukit yang terjal. Ada dua keluarga sedang dilanda kesedihan. Bernama Aman dan Sam. Kesedihannya sangat menusuk perasaan sehingga tak dapat ia atasi lagi. Mereka berinisiatip berhajat ke sebuah mesjid yang berada di kota Palembang.
Dan mereka memanjatkan niatnya. Masing-masing menyimpan rahasia. Setelah selesai menyampaikan keinginan, lalu pergi meninggalkan masjid. Mereka pulang kampung ke halaman.
Pekerjaan Aman sehari-harinya hanya sebagai Petani biasa. Saat menjalankan profesinya bertemu dengan Sam. "Man,.. bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Sam.
"Inilah pekerjaanku .. Sam... tetap sebagai petani," jawab Aman.
Lalu Aman mampir diwarung serba ada milik Sam, setelah hilang penat barrulah pulang. Dengan santai Aman meninggalkan toko Sam.
Kini Sam menjadi Orang yang Sangat kaya raya di desanya. Kesibukannya melupakan ibadah. Semua orang desa tahu kekayaan Sam, ia sangat dihormati dan mengakui bahwa ia seorang yang kaya raya dikampungnya saat ini.
Tahun berjalan kekayaan itu makin bertambah pada dirinya Sam, sehingga makin sibuklah kehidupannya.
Suatu hari ada lelaki tua rentah berjalan santai menelusuri desa, langkahnya terseok-seok. Tibalah pada sebuah warung yang isinya sangat lengkap. Lelaki itupun berkata "Pak tolonglah saya, saya haus sekali, berilah saya minum." Tampaknya pemilik warung itu tak peduli. Sibuk melayani pembeli saja. Sekali lagi lelaki tua itu berujar, "Tolonglah saya, sangat haus sekali?"
Keluhan tak digubris sedikitpun, sehingga orang tua yang renta itu pergi meninggalkan warung itu. Ternyata pemilik warung juga tak perduli dengan apa-apa yang telah terjadi. Ia anggap itu sebuah kejadian yang biasa-biasa saja.
Sore pun berlalu, ia tak menyadari apa yang telah terjadi hari ini. Disisi lain, Setelah mendatangi Rumah Sam, Orangtua yang berpakaian sangat buruk itu serta compang-comping, berjalan gontai mampirlah pada sebuah rumah yang tidak jauh dengan Rumah Sam.
Lelaki itu berhenti, lalu perlahan-lahan melangkah mendekati rumah itu. Ternyata Rumah aman. Disaat akan memasuki  halaman rumah Aman, Aman sudah melihatnya dari kejauhan, secara cepat ia mendekati orang tersebut.
"Pak...ada apa!" teriak Aman yang bersaudara dengan Sam. "Tolonglah saya pak, Saya sangat haus, jika boleh sayamohon izin solat zuhur" ujar orang tua yang Compang camping itu kepada Aman.
Darimana? tanya Aman. "Tampaknya kamu dari perjalanan yang sangat jauh, Ayolah mari kerumah saya."
Lalu orang tua itu mengikuti aman dari belakang, diminta aman agar mandi dahulu, dan ganti pakaian yang lebih baik.
Setelah mandi disungai tubuh orang tua itu sangat bersih. "pak silakan shalat dahulu lalu kita berbincang-bincang lagi"ucap Aman tenang sambil mengamati tamunya itu dengan penuh keheranan.
Aman yakin orang tua ini ada keanehan dari gerak-geriknya. ia tampak orang yang istimewa, ketika bicara suaranya lantang dan bergema, tubuhnya sehabis mandi bercahaya, rambutnya tebal terurai.
Kemidian mereka makan bersama, setela makan bersama, orang tua itu berdiri. "terima kasih nak...saya mohon pamit, semoga kau dapat lindungan dari Allah SWT, " ucap tamu itu dengan nada sejuk.
"Mengapa begitu cepat ingin pergi, apakah pelayanan saya tidak menyenangkan ?" tanya Aman."tidak saya sangat terkesan dengan apa yang telah kau lakukan,tetapi saya harus pergi lagi karena masih jauh perjalanan saya."semoga aman dalam perjalanan anda, jika nanti ada waktu datanglah kemari" pinta aman pada tamunya.
"Siapakah tetanggamu sebelah itu "tanya tamunya penuh perhatian sekali."kenapa pak?"
"Katakan padanya semoga ia dapat menjaga hartanya, dan ingat allah"ujar lelaki tua itu. tanpa banyak bicara lagi orang tua itu meninggalkan Aman yang masih bermaksud untuk mamanggil istrinya dahulu.untuk membawakan oleh-oleh kepada orang tua itu, agar diperjalanan nya ia ada bekal makanan.
Tapi sayang sekali, ketika aman kembali keruang tamu, orang tua itu sudah tidak ada lagi, padahal ia sudah minta supaya beliau menunggu. Aman pun penasaran lalu ia keluar rumah untuk melihat orang tersebut. Aman teringat akan pesan orang tua itu sebelum ia pergi. segera saja Aman mendatangi saudaranya, ketika itu Sam sedang sibuk melyani para pembeli. "Dik Sam benarkah kemarin ada tamu yang datang padamu?" "benar kak tapi, aku tak sempat melayaninya,"katanya yang berdiri dihadapan Sam saudaranya itu.
"Dik pesannya pada ku...agar kau dapat menjaga hartamu..serta banyak-banyak ingat kepada allah, "pesan Aman kepada saudaranya itu. mendengar hal itu sam tampaknya tak perduli, ia hanya senyum-senyum saja, walau pun terlihat gelisah.
"Ia bukan manusia biasa, melainkan jin yang telah berubah menjadi pengemis, senab ketika ia meninggalkan rumah, dan saat itu juga ia menghilang."
Waktu terus berlalu, dan tiba-tiba Sam
 menderita sakit keras. penyakitnya ini banyak mengeluarkan biaya, tak lama kemudian tanpa sebab rumah Sam  terbakar,sehingga tak tersisa sedikitpun harta yang ia miliki.
Dalam waktu yang sangat singkat Sam tak lagi memiliki apa-apa. Sam pun bercerai, istrinya sakit terus sehingga tak mampu memberikan kehidupan kepada anak-anaknya.
akibat anak istrinya tak karuan lagi keberadaannya, lalu Sam pun pindah ke Palembang dan tinggal di pinggiran.
Sehari-hari Sam berjualan dipasar dengan berjualan ikan dengan menggunakan sepeda untuk kepasar kertapati.sebelum subuh sudah meninggalkan rumah, hingga sekarang hidupnya tetap melarat. di usia tuanya masih sebatang kara. berjualan ikan mengitari kampung setiap hari.(M.Kamil)

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...