Saturday, 12 November 2011

Cintaku Di Kampus Perjuangan

Bagian II
Karya : M Kamil

Sepertinya hujan turun tetapi untuk saja Insan sudah berada di kampus , hari Senen sebagai ketua  kelas tentu saja kita akan lebih sibuk, perama kali kita harus memngambil Absen di kantor Fakultas Hukum, ya seperti biasa kertas Absen itu sudah berad di atas meja tata usaha.

Diakui pada hari Senen  pelajaran Agama, sehingga datang terlamabat karena waktu tiba, guru Agama sudah memebrikan pelajarannya, tengtu saj mengikuti pelajaran secara langsung.

Pada pukul 18 30 kelas istirahat, sehingga dialnjukan untuk pelajaran kedua, disaat itu Insan seperti biasa untuk segera mengembalikan kertas absen yang biasa setelah peljaran usai di kembalikan kembali pada tata usaha yaitu Pak Tris.

"San , apa pelajaran selanjutnya ," tanya seorang yang berada disampingnya itu. ia seorang laki=laki yang sering berada didekat Insan.

"mungkin pelajaran Ilmu Negara,"jawab Insan dengan ringan, semabri ia memberikan kertas Absen keduanya pada  Beny.

Beberapa teman lain saling bercengkerama , disana  ada Laras, Chika,  juga Dina , juga ada Fana,"Oi usai belajar ini kita pergi Futsal, Insan ikut ya?"

"Trim,s mungkin saya tidak ikut."

elum lagi sempat lama bicara ternyata dosen Ilmu negara Sudah datang, segera saja para kawan-kawan bergabung datang untuk mengikuti peljatan yang di samaiakan oleh dose, biasa dosen Ilmu negara adalah Rully Armanto, mesksipun  hari terang kadangkala dosen ini tidak datang .

Meski hujanturun di luiar namun kawan-kawan tengah sibuk saja menhikuti pelajaran dengan rajin, walaupun  sepertinya kelas agak rucuh, soalnya kadang kala kelas ini gabung dengan kelas A, memang kadang kelas B hukum semester satu gabung dengan kelas A untuk mengikuti pelajaran yang sama, terutama sekali prelajaran Agama.

Sehingga pelajaran itu di ikuti hingga denagn selesai, kami tetap saja kelas agak ricuh, barulah usai sekolah kelas jadi tenang, tinggal menungguh waktu untuk keleur , namun kawan -kawan sibuk sudah dengan kegiatan mereka masing-masingl.

"San, belum pulang ?" tanya Eva yang tengah dududk tidak jauh dari sampingnya Insan, sembari ia duduk mendekat pada arah Insan.

"belum nih, aku lagi duduk menunggu teman yang ada di kelas Induk, di fakultas FkIP, jadi sementara menunggu di sini saja," jawab Insan yang dirtuk tidak jauh dari sahabatnya itu.

Mereka hanya diam terpaku, tak banyak yang dibicarakan, namun di balik itu hanya tersenyum berbagai pertanyaan yang ingin ditanyakan hanya saha ia masih merasa malu, apakah mau sahabatany ini mau di ajak bicara, tapi baru dalam benaknya Insan saja.

"Pulang dimana ?" tanya Insan dengan Serius sembari ia duduk  lebih dekat, hanya saja ia ingin sampaikan saja yang ada di benaknya .

"Di plaju.!!"

"Aduh kalau begitu kita sama ni.!

"Jadi insan juga pulang arah seberang Ulu ?'

"Ya."
Pembicaraan itu berjalan lancar, hanya saja masih bertanya dalam hatinya Insan semoag perrsahabatan ini akan menjadi kekala hingga nanti , pikirnya ini teman yang dapayt id ajak bicara untuk saat ini saja.

Ketiak waktu pulul delapan seperti biasa Insan berajanak dan pergi meninggalkan kelas Hukum, ia pulang bersama sahabat dekatnya yang juga kuliah di kampus perjuangan itu.

Seperi biasa ia pselalu pulang bersama, dengan kendaraan motor tuanya, sehingga keadaan itu berjalan dengan cepat, setlah menjelang pukul delapan mereka pulang masing-masing mengikuti  keinginan mereka masing-masing.

Bagi Insan sudah menjadi tugas dan kewajibanya, dipagi itu ia pergi untuk mencari naea sumbernya yang di ajak untuk bercerita tentang kedaan mereka yang akan di ajaknya bicara nanti.

Ternyata di hari tiu ia pergi ke arah sebuah pengadilan yang berada di Jalan kapten arivai, sebiuah tempat sidang yang aad di Kota Palembang, Di sini temoat sidang perkara yang di gelar. Kebentulan pada hari itu kamis, di lokasi temat pengadilan ternyata tengah berlangsung sidang tentang msalah tanah, sehingga dengan santai saja Insan mengikuti sidang itu.

Setelah mengikyi sidang seperti biasa ia segera untuk mebeuat berita itu pada media tempat ia kerja, itulah yang dilakukan oleh Insan untuk menynabung hidupnya setiap harinya.

Menjelang pukul empat bai Insan untuk segera menuju ke kampus Perjungaan yang berada di jalan Veteran atau juga di kelnal dengan jalan Taman Siswa. mereka yang berad di universitas seprti biasa tengah sibuk mnegikti menunggu waktu akan segera msuk.

Bagi Insan setelah ia datang kadang kala langsung saja masuk, karena datang sering terlambat juga untuk datang, tetapi kala ini dosenya belum juga datang.

"San apakah dosenay datang ?"

"kita tunggu saja apakah ia datang atau tidak, kalau datang oke, kalau tidak kita istirahat saja sambil menunggu waktu untuk belajar jama kedua," jawab insan yang tengah duduk dekat sahabatnya Amit.

Amit seorang sahabat dekatnya Insan, ia juga tengah duduk dekat Insan, ia sahabat dengannya umurnya tidak begitu beda, apalagi mnereka adalah seorang sahabat yang sudah lama ini , kadang kala mereka ingat masa lalu di kampung mereka bersama dulu.

"Mit kita belajar ilmu ekonomi barangkali/!
"Apakah doennya ada?"

"San itu dosen Ilmu ekonomi sudah datang !"

"kalau begitu kita segera saja cari lokal dulu,."ungkap Insan yang segera saja tanpa banyak bicara langsung ia beranjak dari duduk nya dan mencari lokal untuk segera mengikti pelajran mata kuliah Ilmu ekonomi.

Seorang wanita yang datang mendekati Insan, semabri ia mebisiskan sesuatu,"kita kuis ya ?"

"Seperti nya  begitu,soalnya pada minggu lalu ia bilang begitu," ungkap Insan yang yang tengah duduk didekat tidak jauh dari Amit.

Kontan saja sore itu  pelajaarn dengan santai mengikuti mata kuliah Ilmu Ekonomi, sehingga disore itu  pelajaaran itu di ikuiti dengan rilek.

"Eva, sendiriian nih.?"

"ya, bagaimana dengan mata kuliah tadi?"

"Sepertinya matakuliah itu dapat saya ikuti dengan baik, ya mudah-mudahan itu ada nilainya yang baik," ujar Insan yang dengan santai ia duduk bersama dengan Eva, yang juga baru saja duduk di dekatnya Insan.

"Ku perhatikan kamiu tidak mau ikut ceria-ceria sama kawan ?"

Eva vertanya Insan yang tidak mau ikut ketika, kawan-kawan pada ramai mau mengajak ikut an pergi untuk berkaraoke menuju kearaha yang biasa kawan-kawan seruing pergi, apakah itu pergi ke inul atau juga pada arah Seleberitits yang tidak jauh dari Kmapus Perjuangan, taua juga kadang kawan pergi menuju kearah permainan Putsal yang juga tidak jauh berada di kampus Perjunagan .

malam makin gelap, hujan tampak rintik-rintik kuliah kedua baru saja berpisah, untuk itu mereka hanya tertuju pada keinginan mereka msing-masing.

Ternyata walupun hujan turun bukan halangan bagi kawan-kawan untuk untuk segera , sehingga malam itu tentu saja akan mebawa kesan tersendiri bagi Insan, karena walaupun hanya sesaat ia dapat berbicang dengan eva tetapi baginya itu sudah cukup.

Hanay tinggal pertanyaan yang dalam yang masih membekas di lubuk hatinya, apakah ini yang namanya sebuah jalaianan persahabatan yang indah, hanya semoaga ini dapat dilanjutkan untuk esok harinya pikiranya dengan tenang.

Karaena meskpun demikian tentu saja, ia tak mungkin untuk dapat mengantarnya, karena kalau ia ingin mengantarnya tentu sahabata dekatanya akan selalu menunggu dengan setia, karean dia tahau sahabata dekatanya itu adalah lebih dekat dari segalanya.

Malam setelah pulang dari kuliah yang ada, ia segera saja duduk dengan tenang, ia menuliskan kembali pelajaran   kembali, tentu saja mamksudnya agar ia selalu ingat akan mata kuliah itu, sehingga tidak jadi lupa apa yang telah di jarakan padanya.

malam itu sebelum tidur masih saja ia merenungkn apa yang telah diikutinya pada hari ini, ia kadang merenungkan pa yang telah terjadi padanya pada hari ini, ia hanya berharap kejadian pada hari ini akan membawa suatu mmampaat dan sangat berguna baginya dan juga bagi keluarganya itu yang sellalu di harapakan baginya.

sebuah harapan yang juga sangat diharapakan oleh siapa saja yang adanya itu adalah seorang anak manusia, namun itukah yang namyana hidup, barangkali memang selalu mebutuhkan akan kehidupan anatar manusia dengan manusia yang lainya.

Tapi ini dalah lagkah yang harus dan dijalani, walaupun sesunghuhnya baginya adalah ini suatu perjuangan, karena baginya Insan ini dalah tuntutan untuk melalukan pendidikan denga mengikti dimana ilmu baginya adalah suatu tuntutan yang kelak itu akan berguna baginya juga akan berguna bagi orang lain kiranya demikian yang di harapakan oleh Insan dalam hatinya.

Maalam itu terang, namun baginya Insan ini dalah mertenuingkan apa yang telah terjadi, dengan sesaat ia kembali mengambil air wuduk ia menghadapa pada Tuhan yang maha esa, untuk melalprkan segala apa yang dia inginkan .

Sore itu Insan sepertinya datang terlambat, ia hanya tersentyum, ,"Dik sepertinya kita datang terlambay nih."

:ya , seperti begitu.!!"

Ternyata itu  benar bahwa kondisi  kelas dan kawan-kawan sudah tidak ada lagi yang di luar, mereka sudah pada masuk di ruang kelanya masing-masing, juga untuk kelas b fakultas Hukum sepertinya pelajaran Antropologi Budaya sudah mulai amsuk, dan terlihat sudah mulai mengikiuti mata pelajaranya.

hari itu sahabat dekat satu kuliah satu kelas yaitu Amit tidak amsuk, Insan langusng saja duduk di bagian depan sendiri , tidak lama setelah itu datang siswa lainya, ternyata Eva juga baru saja datang, ia juga datang terlamabat, karena tidak ada tempat duduk lain, kebetulan bangku didekat Insan sendiri Eva duduk didekat diInsan.

"baru datang nih?"

:Ya ," jawab Eva dengan senyum ceria.

Hore!!!, teriak kawan-kawan, sepertinya janjian nih, teraiakan kawan-kawan lainya, yang berceloteh di belakangnya Insan, Insan hanya menyabutnya itu dengan senyum saja, hanya terlihat Eva yang jadi malu dibuatnya karena ulah permaianan dari kawan-kawan itu.

Tanpa banyak bicara Insan cuek dengan keadaan itu ia hanya dengar denmgan telinganya, tapi apappun yang dibicarakan oleh sahabatanya itu tetap itu di simak dan di perhatikan oleh Insan, karena baginya itu adalah suatu penghargaan baginya bagi teman yang  masih mengargai dirinya itu.(kamil).....bersambung pada bagian Tiga.


No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...