Monday 3 October 2011

Hantu Seorang Pemuda Panggil-Panggil Tukang Kue


Selagi masih muda apa saja dilakukan, sehingga tak pernah mengenal apa-apa. Untuk seorang pemuda apa saja akan dilakukan, sehigga apa yang ia ingin kan tercapai. Itulah tingkah kehidupan yang dilakukan oleh Awan, ia akan lakukan apa saja yang dikehendakinya.
Kadangkala adapun perbuatan yang tak pernah ia kerjakan, yaitu ibadah seperti shalat. Sewaktu ia dipanggil yang maha kuasa, kematiannya banyak  jadi pertanyaan warga sekitar. Waktu itu juga Awan menginginkan kendaraan beroda dua, namun hal itu tak dapat dipenuhi oleh kedua orang tua Awan.
Bukan itu saja, Awan juga ditimpah banyak masalah lainnya, sehingga bertambah banyak masalah yang ia hadapi, “kak...sejak kau jangan lagi berhubungan dengan ku lagi, karena mulai saat ini kita tidak punya hubungan apa-apa lagi, ” itulah salah satu isi surat Awan yang ia terima dari kekasihnya.
Sejak menerima surat cinta Awan sering menyendiri, kadangkala duduk sendiri diberanda rumahnya. Bahkan tak lagi masuk kantor, selama ini rajin masuk kantor, terakhir bicara dengan dirinya sendiri. Tingkah lakunya makin aneh, diperhatikan kerabat keluarga dan para kawan kerjanya.
“Awan pergilah kau kerja. Mungkin dengan bekerja, kau akan mendapatkan hikmah, sehingga akan mendapatkan anugerah-Nya” tegas seorang sahabatnya yang sangat dekat sehingga ia selalu perhatikan gerak-geriknya.
Nasihat dan perhatian itu, tak begitu diperhatikan Awan, sehingga mau berbuat apa saja yang ia inginkan. Makin aneh perbuatan Awan ini, sehingga makin diperhatikan orang-orang sekitar. Awan makin juga menjauhkan dirinya. Tak begitu perduli apa-apa yang telah disampaikan temannya itu. Pada hari itu, terlihat hujan makin deras, namun sepertinya tak terlihat apa-apayang ada dibenaknya kini.
Dikala itu, ada seorang laki-laki berjalan menelusuli lapangan hatta, menuju ke sebuah tempat. Hanya berjalan kaki, melalui jalan itu, tetapi saat sedang berjalan itu melihat seorang laki-laki muda yang lagi santai berada diteras rumahnya.
Pagi itu, laki-laki itu santai saja, melihat seorang keluarga yang ada di rumah itu, lalu bertanya, “Karman semalam aku dipanggil Awan, ia bilang pagi ini aku disuruhnya kerumah ”.
“Benar saja, apa kau tidak tahu bahwa ia sudah meninggal?”
“sungguh aku tidak tahu, bahwa aku baru saja pulang dari jawa, sehingga aku dipanggilnya, lalu ia bilang aku segera datang besok.”
Bukan kepalang terkejutnya laki-laki itu, sepertinya tak percaya, bahwa semalam baru saja berbicara dengan Awan.  Hanya saja pembicaraan itu berada di halaman rumah, sedangkan berada di teras rumah.
Keadaan itu seperti tak pernah saja terjadi, berlalu begitu saja. Namun tetap menjadi kenangan yang tak terlupakan. Seperti biasa, ia menjalankan pekerjaan sebagai pedagang kue.
Dipagi itu berjalan, sedikit gelap melangkahkan kakinya. Baru saja melangkah, dipanggil oleh seorang laki-laki muda, “kuekue,” teriak suara itu. Tukang kue itu menoleh, “beli kue nak?” “ya... saya mau beli kue, sebentar tunggu saja dibawah saya akan turun nanti,” ujar Awan yang berada di teras rumah.
Sehingga tukang kue itu,berdiri didepang pagar rumah itu, sudah beberapa jam ia berdiri saja menunggu laki-laki muda itu akan turun. Sungguh malam makin berlalu, pagi telah muncul, sehingga laki-laki tua keluar  dari rumah, ia berkata “bu ada apa kamu menunggu?”
“Anu tadi ada anak muda yang mau beli kue, dari itu saya menunggu katanya ia akan beli kue, karena itu ia saya tunggu” ujar tukang kue. “sungguh orang yang kau sebut itu, sudah tidak ada lagi, ia sudah meninggal,”kata seorang yang muncul dirumah itu.sehingga ia tak apa yang dijelaskan oleh pedagang kue itu,meskipun tukang kue itu segera lari,ia meninggalkan tempat itu.
Seorang laki-laki setengah tua, segera saja ia datang pada pihak rumahnya, selain itu juga ia mulai mendatangi kantornya, untuk berbicara.
“Kak...apa masih ada kenang-kenangan yang ditinggalkan di kantor ini?”
“Masih, ini masihada photonya”jawab pengganti tugas Awan yang berada di meja Awan. Untuk itu ia berkata “Kak baiknya buang saja photo itu, bahkan semuanya akan kita singkirkan, sehingga dikantor ini tak ada lagi kenang-kenangan”.
Sejak itu, setelah mencapai masa satu minggu ternyata tak lagi muncul laki-laki muda itu, sejak itu pula sudah kabarnya. (M.kamil)

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...