Saturday, 9 July 2011

CERITA BERSAMBUNG "BAGIAN KEDUA"

PERJUANGAN  DAN CINTA
Karya : M Kamil

Dalam ruangan komandan terlihat seorang yang menjabat sebagai panglima, pada pasukan Rajawali yang akan menerima  tugas di Jawa.
dalam ruang ini memang  tidak terlihat poto-poto dari tentara atau gambar orang-orang latihan perang lainya, bahkan mungkin  jika saja ada gantungan senjata  didindingnya tetapi  ini tidak, namun ia bukanlah seorang yang konservatip.
Komandan itu sedang melihat sebuah peta yang terletak diatas mejanya, sambil memegang tongkat kecil di tangannya.
Dari arah luar seorang prajurit berpangkat kopral menuju keruang komandan membawa sebuah kertas diatanganya, langkah tegap dan cepat mendekat ruang dan terus masuk di ruang  dengan seblumnya ia mengetuk pintu.
Setelah mengetuk pintu kopral masuk sambil berkata :lapor ada surat dari Bandung  melalui telek yang telah kami terima ini."
Komandan bekacak pinggang sambil berkata," terima kasih, akan saya  surat ini lebih dahulu."

Pada Panglima 
di
Palembang.
Merdeka!!!!
kabar dari Bandung tetap stabil meskipun keadaan perang kecil tetap berjalan, untuk sekarang dan secepatnya kami dari wilayah Bandung ,mengharapkan kedatangan pasukan Rajawali dari Palembang dengan Segera!!!.
Komandan Besar
Sugandi.
"Bagaimana sekarang komandan ?"
"Begini kita akan segera dan secepatnya untuk memberangkatkan Rajawali satu, dua dan tiga, dengan demikian kita akan  berlatih secara kontinu, tiga komanadan akan segera berangkat , kabarkan mereka untuk datang menghadap, kemari laksanakan !"
"Laksanakan  !" kata kopral yang memberikan tanda hormat  dengan segera berlalu dari ruang menuju pada tempat istirahat tentara.
Kopral melangkah cepat dan tegap menuju ruang istirahat ,satu dan dua langkah berjalan. 
dalam ruang istirahat nampak ketiga pimpinan pasukan itu tengah bercengkrama dan bencana riang nampaknya.
"Saidi Arsan apa kau tidak ingin lekas kawin nanti bila kita berhasil di Bandung ," Kata darmo.
sambil duduk di atas falbetnya Saidi Arsan berkata ,"Kalau ada kesempatan dan berhasil akan segera kawin sebab harus menanti lagi."
"Kita sedang perang masak mau cepat kawin ?" kata sersan Fahrul.
"Perang tetap perang tetapi cinta kita tetap berjalan meskipun kita perlu kualifikasi yang searah bukankah begitu," kata Saidi Arsan.
"Ya kau benar juga perang tetap jalan dan cinta jalan terus, ini baru namanya kesempatan meskipun didalam waktu kesempitan ,"kata Darmo sesuatu yang kontras tetapi menrik.
"Kita harus berhasil semua , cinta dan cita-cita asal wajar dan tidak merugikan orang lain," kata Saisi Arsan.
"ya ,"Darmo.
"Harus  ?" kata Saidi Arsan." dan menarik"
"Lho kok jadi nafsu," kata Fahrul."bukankah ini suatu kompetisi yang searasi."
Sunyi sejenak.
Langkah kaki kopral berada di hadapan  ketiga orang itu sambil berkata yang sebelumnya, memberikan tanda hormat selayaknya  sebagai ketentaraan, mengahadap tentara yang lainya. Dengan  tegap berkata :" lapor."
Saya mengkhabarkan  bahwa sersan Darmo, Saidi Arsan dan Fahrul di panggil panglima sekarang  juga, laporan selesai !"
Dengan tegap dan seperti sipat tentara lainya bila dihadapan sama-sama mereka  saling berhadapan, dengan tegap dan gagahnya.
"Terima kasih dan kami akan segera menuju ke tempat,"Saidi Arsan.
"baik!? kata kopral yang seger pulang membaik tubuhnya menuju arah semula yaitu keluar dari ruangan itu.
Kopral telah pergi.
"Saidi Arsan tentang apa menurutmu ini ?" tanya Fahrul. 
"Maksukmu tugas kita ke Jawa itu  ?" tanya darmo.
"Ya."
"Menegenai apa ya ?" tanya Darmo.
Ketiga tentara itu telah siap menuju  ke ruang panglima dengan langkah yang mantap.
langkah bersma yang dijalan oleh ketiga sersan itu sekaan menggoyangkan lantang tempat mereka berpijak, bila saja angin yang akan menerpa, mereka tidak goyah maju, menerjang, menerpa, menendang dan menghalau semua yang mereka hadapi.
Saat tiba di muka pintu komandan dan tepat di pintu , ketiga orang itu telah mengetuk pintu terlebih  dahulu. Setelah diberi izin masuk oleh komandan.
"ya silahakan masuk." teriak komandan dari dalam ruiang.
Para pejuang itu masuk secara bersama dan langsung pula memberikan penghormatan.
"Lapor ! kami siap menerima tugas,"kata ketiga pejuang itu yang menjawab bersama.
"Baik , dan silahkan  duduk,"kata komandan yang sebelumnya juga memberikan tanda hormatnya.
Ketiga sersan itu lalu mengganggukkan kepala yang kemudian  duduk bersama pada kursi yang telah tersedia dimuka mereka masing-masing.
"Bagaimana Pak ?" tanya Saidi Arsan.
Komandan yang tetap berdiri tegak  di muka  mereka lalu dengan tegasnya bicara:" beberapa menit yang lalu kita telah menerima telek dari Bandung dan menyatakan bahwa mohon segera bantuan pasukan."
"Kalau begitu ?" tanya Darmo.
"Ya kalau begitu tugas kita ke Jawa harus dipercayai dari konsep semula," kata komanda yang dengan tangan kanan tetap  memegang tongkat yang kecil.
"apakah yang harus kita lakukan  dengan dipercepat pemberangkatan ini,? tanya Saidi Arsan.
"Sekarang menurut saya adalah kita segera melatih lebih gesit dan terampil serta disiplin yang utuh pada bawahan kalian. saya rasa sekarang juga segera mengadakan latihan dan ini merupakan latihan yang terakhir,"kata komandan yang sambil matanya tajam memandang kehadapan para anak buahnya ada.
"Jadi sekarang kita mulai komandan?" tanya Fahrul.
Komandan sedikit mendekat meja yang tangan menekan meja lalu berkata," ya, sekarang kita mulai yaitu persiapakan semua pasukan untuk segera dilatih kembali."
Ketiga tentara pilihan itu berdiri bersama dan dengan mantapnya berkata ," Siap menerima perintah!"
"Laksanakan .!" perintah komandan.
"Siap laksanakan!" jawab ketiga tentara itu.
Para tentara setelah memberikan tanda hormatnya yang utnuk segera pula melatih anak buahnya.Derap langkah  yang mantap dan sudut-sudut wajah mereka yang tenang  itu menjadikan sekeras besi baja yang akan memperkokoh perjuangan mereka.
Sersan Darmo, Sersan Saidi Arsan dan Sersan Fahrul mereka satu dalam tugasnya nanti.
Langkah mantap mereka berjalan.
"Apakah di Jawa sedang gawat ?" tanya Darmo.
"saya rasa demekian,"kata Saidi Arsan.
"saya optimis akan berhasil dengan baik tugas kita ini sahabat,"kata Fahrul."tugas yang konfidensial harus sukses."
"Kau yakin sahabat?' tanya darmo.
"Mengapa tidak ,"kata Saidi Arsan ,"kau belum percaya ?'
Langkah yang mengiringi pembicaraan mereka
"Saidi Arsan benar kita akan selalu berdoa pada Tuhan yang selalu bersama kita dalam susah dan bahagia,"kata Fahrul.
"Tetapi tentu saja jika kita juga ingat padanya, bukankah begitu?" kata Darmo.
"ya begitulah ," kata Saidi Arsan." Drama kehidupan bagian dari perumpaan.
"kali ini aku bertekat akan berjuangan mati-matian karena aku sudah sangat muak dengan tentara Inggris, aku tidak akan memberikan ampun padanya, meredka atau mati!"
"Aku kagum juga padamu sahabat," kata Saidi Arsan.
"Terima kasih sahabat,"tanya Saidi Arsan.
Mereka bertiga telah berdiri dilapangan sementara bell berbunyi nyaring sekali, dari sudut ruangan para tentara para tentara nampak sekali sibuk beregrak, kesana k, berlari menuju kearah lapangan, satu persatu prajurit  berlari kencang dengan segera menuju kearah lapangan.
Jika para prajurit yang telah sampai cepat menyuruh yang telah sampai cepat meyusun barisnya di lapangan menurut aturan peleton mereka masing-masing yang ada. Prajurit-prajurit itu nampak gagah sekali Semangat mereka tegar yang terlihat dari wajah mereka.
Barisan mulai nampak tersusun rapi.
Hening Suasana.

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...