Kadangkala, semua orang desa ingin hidup dikota, karena dinilai setiap orang desa kekota, ketika ia pulang selalu nampak mewah dan banyak yang membawa uang.
Atas dasar itu, kita panggil saja, ia Udin, menjelang sore, Udin berangkat menuju ke Palembang, ia ingin untuk merantau ke kota Palembang.
Waktu itu ia mau naik kereta saja menuju ke Palembang, karena kereta sudah penuh, maka Udin berdiri saja di kereta itu, sehingga ia terkejut karena datang pemeriksaan karcis kepada semua penumpang kereta api.
"karcis -karcisnya!"teriak petugas kereta apai saat itu, terkaget Udin mendengar itu.
Meskipun ia sudah ada karcis, tapi Udin masih saja takut, kalau ia akan di turunkan di kereta itu, sehingga ia berkata, ini saya beli karcis.
Mendengar itu seorang petugas itu berkata,"kau boleh saja duduk, tapi kau harus tambah uang lagi lima ratsu rupiah."
Mendengar seruan petugas itu Udin kaget, karena takut kalau ia akan di suruh turun dari kereta maka ia sanggupi untuk membayar sebesara lima ratsu rupiah sebagai uang tambahan, ia segera saja membayar uang tersebut kepada petuags itu.
Disaat itu kereta terus berjalan, ia hanya mengikuti saja, menjelang pukul 9 WIB kerta tiba di stasiun Kereta api yang disebut Stasiun Kertapati di Palembang.
Gembira bukan kepalang hatinya Udin, bahwa ia sudah tiba di kota Palembang, untuk menuju kearah keluarganya, ia harus naik kendaraan lagi.
Diluar Stasiun itu, ia melihat ada becak, ia panggil tukang becak itu,"Abang becak berapa ongkosnya,"semabri ia menyebutkan tempat tujuan Udin.
dalam perjalanan Udin tak mau juga duduk, ia hanya duduk posisi jongkok, karena ia dilihat oleh tukang becak, maka tukang becak itu berkata,"mang jangan duduk jonggkok,nanti jatuh."
Disaat itu juga dijawab oleh Udin,"Dikde aku nak Dudok...kalau dudok nanti nambah lagi lima ratus!"
Tertawa tukang becak itu, setelah mendengar penjelasan Udin pada saat itu ,sehingga ia biarkan saja Udin dalam posisi jongkok sampai pada tujuannya.(kamil)
No comments:
Post a Comment