Thursday, 7 July 2011

CERITA BERSAMBUNG

                                                    PERJUANGAN  DAN CINTA 
                                                             Karya : M Kamil    
(Bagian Pertama)
         
Cita-cita menghendaki perjuangan, perjuangan menghendaki pengorbanan, pengorbanan menghedaki ketabahan hati, ketabahan hati itu menghendaki Cita.

1948 merupakan tahun yang sedang bergejolaknya di bumi pertiwi, dalam perang revolusi, Tidak saja disatu daerah dalam satu propinsi, tetapi di seluruh wilayah Indonesia. Di Sumatera , Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian bersatu dari Sabang sampai Merouke.
Perang merebut kemerdekaan memang sudah usai, namun melepas kan sisa-sisa perang masih membekas, masuknya kembali Inggris yang bermaksud untuk mengambil alih dari penyerahan Jepang.
Di Palembang juga terjadi adanya revolusi yang menghapus segala sisa-sisa perang, disini  keberadaan komplek ketentaraan, dihuni khusus para tentara yang dilatih untuk persiapan pelatihan perang, untuk persiapan melawan Inggris.
Kesibukan yang ada di komplek ini betul-betul menyolok sekali dari sudut halaman nampak sedang dilatih  tiga pleton tentara.
Pada bagian kanan pasukan seorang komandan memberikan pengarahan, Komandan yang nampak dari dada pakian tertulis nama Saidi Arsan. Berdiri tegap dihadapan para tentara,Saidi Arsan yang benar-benar mengagumkan.
Saidi Arsan berbicara ,"Saudara sekalian kita akan menuju ke Jawa, mungkin sedikit hari lagi."
Para tentara dengan khikmatnya mendengarkan pengarahan itu, satu dua pleton dengan tekun melakukan pelatihan, semua akan berangkat ke Jawa, untuk melawan Agresi Inggris.
Setelah hening sejenak,Saidi Arsan berbicara,"kali ini kita akan menghadapi agresi Inggris, yang tiada lagi mereka akan menanamkan jajahannya di negeri ini, kita tidak akan menyerah dengan masalah ini, kita harus berjuang sekuat tenaga."
Mata tajam dari  setiap tentara yang sedang berbaris dihadapan Saidi Arsan, menyambut semangat yang diberikan oleh seorang komandan, yang menyerukan itu.
Saidi Arsan berbicara "Merdeka!!!!"
Seruan yang menjadikan  gegap gepita yang diserukan itu, disambut dengan nyaraingnya, yang memecahkan bahana alam, jangankan tel;inga mahluk yang ikut bergetar, langit yang ikut bergetar, seperti ikut meluruskan perjalanan itu, hewan dan tumbuhan ikut mendukung.
Kecerian yang terlihat dari wajah komandan itu dengan lebih bersemangat, yang kekar setegar batu karang, disaat itu Saidi Arsan berteriak,"Meredekaaa!!!!"
Sedangkan kaki Saidi Arsan, maju kemuka, dengan para tentara keteguhan , dengan tubuh yang kuat kekar, dari pleton itu mempersiapkan  untuk berperang melawan tentara yang akan datang di Jawa nanti, Saidi Arsan sebagai komandan.
Langkah kaki dan derap-derap injakan  tentara membangunkan semua yang ada didalam bumi, untuk bangun, berdiri, berdiri berjalan, untuk menumpas penjajahan, tubuh kekar, dengan langkah yang tegap dan teguh. 
Saling silih berganti suara teriakan latihan Tentara yang ada itu,"Lapor, semua tugas telah dilaksanakan dan siap menerima  tugas baru."
"Cukup dan terima kasih, untuk itu silahkan duduk,"kata komandan yang duduk..
"Baik" seru Saidi Arsan.
"bagaimana menurut anda Saidi Arsan?"
"Maksudnya?"
"Maksud saya, adalah menegnal tugas anda kali ini, yaitut yang berat serta penentuan bagi kita semua untuk merebut dan menyelamatkan, mereka akan menjajah kita."ungkap nya.
"Saya kagum pada anda yang tetap berjuang empat lima, jiwamu akan kau taruhkan saudaraku, semangatku diharapkan untuk memegang dan menjalankan tugas."
"akan saya pertahankan jiwa raga, saya untuk kemerdekaan yang kita cita-citakan, hidup atau mati, apa lagi yang akan kita berikan pada negeri ini,"seru Saidi Arsan.
"Semangatmu itu yang kokoh."
"Hidupku untuk tanah air."
"Jiwa ketentaraan itu harus melekat di dalam hatimu.!"
"Demikianlah,"seru Saidi Arsan."saya mohon permisi."
Smbil berdiri dengan tenang dan tegaryang memberikan, tanda hormat pada komandanya, setelah itu ia menjabat tangannya.
Saidi Arsan dengan langkah yang tegap, meninggalkan ruang komandanya, dari ruang komadan ia melangkah keluar, ia menuju keruangan istirahat.
Langkah yang Tegap.
Saidi Arsan rasa bangga dan penuh semangat menuju tempat istirahatnya, ia belintasan dengan tentara lainya,"saidi !!!",  teriak seorang temanya.
Saidi Arsan menoleh kesamping sambil bicara,"oh sersan Darmo, apa kabar."
"Tentu dan bagaima anda sendiri ?"
"saya rasa kita sama dalam hal ini, bukan satau dalam tugas suci menurutku kita akan berangkat sebanyak tiga pleton, itu anda yang akan memimpin, nantinya."kata sersan Saidi Arsan.
"Benar itu sahabat.!"
"ya."
Kedua pejuang bangsa itu dengan tegap melangkah, sambil berbicara dengan santainya.
Saidi Arsan berjalan pada sebelah kanan.
"Ngomomg-ngomong kita adalah sama dalam banyak hal, kita sama-sama masih bujangan dan juga sama bintang kita, ada juga teman kita yang sudah berkelurga," kata Sersan darmo.
"Benar itu."
"Ya."
"tetapi bisa sajabanyak teman kita yang sudah berkeluarga,"kata Saidi Arsan.
"namun kita demikian, bukan?"
Langkah kaki kedua sahabat itu telah sampai ditempat tujuan.
laki-laki shabat Saidi Arsan itu sambil melangkah berkata,"sekarang kita akan mengahadapi penjajahan dari Inggris, kita rebut itu sekuat tenaga."
"kita tidak perang hanya diwilayah ini tetapi diseluruh tanah air, Padang, Medan, Jawa, Sumatera Slatan. Kita harus bertahan kita harus melawan, inimelawan perang kemerdekaan,"kata Saidi  Arsan.
"ya ."jawab Sersan Darmo.
"Begitulah perang,"kata Saidi Arsan."Perang lagi,perjuangan lagi."
"Semuanya ada akhirnya, semua mahluk dimuka bumi akan ikut merasakanya, hanya Allah yang kekal itu, kita berharap setelah ini perang dan perjuangan akan segera berakhir."
"Sebaiknya demikian."
"Kita berdia semuanya akan berakhir."
"ya berusaha atas niat suci ini, pada Allah untuk erang dan perjuangan ini, perjuanagn untuk kemerdekaan,tetapi cinta adalah segalanya."kata Saidi Arsan.
"Siapapun mengharapkan love is love,tidak terkecuali siapa dia, mulai dari rakyat jelata, hingga pada rakya manapun butuh cinta, dengan cinta nanti akan sangat bersemangat,"kata darmo.
Seorang laki-laki datangmendekat, semabri lari kecil,"Merdeka!!!"
Dua orang laki-laki itu berlari kecil, semabri ia menoleh dan berkata ,"Merdekaan!!!!"
"Mau kemana sahabat,?" tanya seorang laki-laki yang saat berdampingan  berjalan, sehingga bicara saling berhadapan.
"kami menuju kearah istirahat,"seru Darmo.

"Oh...ya, bukankah kita bertiga yang akan memiliki beban yang berat ini," kata Sersan Fahrul. 
"Benar sekali, kita bertiga akan bertugas kejawa dan beberapa hari, semoga saja kita selamat dalam tugas ini,"kata Saidi Arsan.
"Tentu saja itulah yang kita harapkan  ," balas serentak oleh tiga orang itu.
"dan marilah kita beristirahat dulu hari  ini agar esok hari tubuh kita segar," kata Darmo.
Sambil melangkah kan kakinya ia Saidi Arsan berkata," ya baiklah."
BERSAMBUNG pada BAGIAN KEDUA.........

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...