Friday, 8 July 2011

Warga Miskin Kota Palembang

PALEMBANG,-Kadangkala  apa yang dilihat di manapun itu, tidak apa yang sebenarnya, mengapa demikian, hal ini terbukti jika kita masuk dalam lorong-lorong, delapan puluh persen warga dalam lorong -lorong itu adalah penduduk miskin.
Jika hanya berpatokan apa yang disampaikan oleh badan statistik kadangkala, itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Untuk dapat membuktikan bahwa ternyata kemiskinan itu sangat mempengaruhi, mulai dari masalah kerukunan tetangga, kerukunan  beragama, juga masalah etika.
Kini dapat dilihat apa yang terjadi sesungguhnya dalam lingkungan kota Palembang pada saat ini, di lorong-lorong terutama di seberang Ulu misalnya, itu terlihat sangat padat, rumah yang saling berdekatan, tidak ada aturan susunan dalam tatakota.
Jika masarakat ini diberikan uang kridit, atau uang pinjaman, untuk membayar tiga ribu rupiah dalam satu hari saja itu sangat berat mereka untuk membayarnya, kehidupan mereka hanya untuk makan hari ini, adalah hasil dadri pencarian pada hari ini juga.
Pernahkah pihak yang berwenang untuk mengetahui warga miskin ini, untuk dapat mengetahui langsung, bahwa sebenarnya peduduk kota ini adalah delapan puluh persen itu warga miskin.
Yang tampak jelas adalah pada tiap-tiap rt atau tiap-tiap rukun tetangga itu, ada penjualan beras untuk warga miskin, maka beras itu akan selalu  habis tak tersisa.
Kalau saja tenaga  pemerintah yang khusus untuk bertugas megetahui penduduk miskin ini, betul-betul untuk meneliti, maka hasilnya jelas miskin kota delapan puluh persen.
Hanya saja laporan selama ini, itu cuma laporan atas kertas, bukan suatu penelitian yang dalam jangka panjang, hanya berdasarkan catatan belaka.
Banyak  pinjaman yang diberikan, yang  hanya dengan memvayar tiga ribu rupiah saja dalam perahrinya, itu sudah banyak yang tak dapat lagi untuk membayarnya , susahnya bukan kepalang mereka untuk membayar uang sebesar  tiga ribu rupiah itu.
lalu apa upaya yang dijalankan oleh pemerintah pada saat ini, hanya mengupayakan beras subsidi
tersebut, ini sedikit membantu penduduk miskin, tetapi hendaknya, jangan membuat laporan yang asal bapak senang, tapi laporan itu hendaknya yang sebenarnya.
Bukan penyebaran siaran lewat media , lewat koran, lewat televisi, bahwa  penduduk miskin kota atau penduduk miskin propinsi saat ini telah berkurang, itu kamuplase sama sekali, hendaknya ini jadi perhatian khusus sehingga masarakat itu benar-benar terbantu.
mari lihat kenyataan yang sesunguhnya bahwa penduduk kota ini adalah lebih banyak yang miskin itu hampir sembilan puluh persen  dan itu yang perlu di perhatikan.
Sangat  perlu untuk di carikan solusinya, agar penduduk miskin memiliki tenaga kerja, ia tidak menganggur, tidak menunggu rumah-rumah yang kumuh yang sangat tidak layah untuk dikatakn itu sebuah rumah.
Bukan memberikan bicara saja, tetapiberikan perlindungan hukum, berikan lowongan kerja yang memadai, kurangi perbuatan yang hanya memikirkan untuk kepentingan dirinya saja, tetapi tidak ada perhatian untuk kepentingan rakyatnya.
Jangan dibiarkan kemiskinan ini makin bertambah di tanah air ini, karena kalau ini dibiarkan maka ini akan menjadi penyakit, akan menjadi suatu bencana yang akan dan pasti datang, jika segera di atasi untuk meberikan agar warga miskin itni dapat hidup dengan layaknya.
Anggaran yang sudah di tentukan untuk warga miskin itu, harusnya diberikan dengan benar, jangan programnya sudah ada untuk warga miskin tetapi tidak ada sedikitpun itu berguna, bagi warga miskin, hanya orang yang megelola dana untuk orang miskin itu yang mendapat hasilnya, hanya pengelolanya yang menikamti hasilnya itu.

Ingat sang maha pencipta adalah yang akan menjadi hakim yang tak dapat di sogok, hukum akan pasti berlaku, itu jika perbuatan yang dilakukan tidak untuk kepentingan rakyat padahal itu uang untuk rakyat yang miskin.(kamil)

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...