Wednesday 14 September 2011

Belum Dikubur Sudah Menghantui Warga

Sebagai petani Ujang tak menerima kenyataan bahwa dirinya seorang petani. Seperti biasa setiap pagi ia sudah membajak sawahnya. Tapi disaat menjelang panen padi,ternyata hasil panen nya tak begitu memuaskan. "Kau ini terlalu sering melakukan pekerjaan yang tak menerima kenyataan." Itulah nasehat yang disampaikan oleh seorang laki-laki yang masih keluarga Ujang.
"Hdup jangan tak menerima kenyataan hidup, itu cobaan sebagai manusia" ternyata nasehat keluarganya itu tak menjadi pegangan Ujang. Terus saja, menggerutu apa yang ia kerjaan itu tak berhasil, seperti apa yang seggunya diharapkan.
Hari itu Ujang pagi sekali sudah berangkat menujuh sawahnya, harus menggunakan perahu. sehingga berperahu satu jam barulah ia sampai di tempat tujuannya, ia tak juga begitu peduli dengan keadaan itu.
menjelang sore hari, ia tak juga pulang, orang rumahnya mulai bertanya"Apa yang terjadi dikebun saat ini." sementara itu diperkabunan, seorang laki-laki yang juga melewati kebunnya itu, lalu melihat keanehan yang terjadi dikebun Ujang.
"Ada apa yang terjadi di kebun Ujang."ucap laki-laki itu dalam hatinya, ia kemudian berhenti sejenak dari perahunya, setela ia sampai disawah Ujang, ia berteriak memanggil Ujang, tetapi teriakan itu tak kunjung ada jawabannya, disaat ia berada disawahnya ia melihat ujang yang tertidur didalam pondok sawahnya, ia tergeletak begitu nyenyak didalam pondok itu.
Beberapa kali teriakan yang dipanggil itu tapi tak juga ada sahutan, kemudian ia goyang tubuhnya, iajuga tak bergerak. betapa terkejut laki-laki itu, karena disaat akan akan menggerakan tubuhnya, ternyata tubunya terasa dingin. bahwa Ujang meninggal dunia, ia sadar itu sudah menjadi mayat saat ini.
ia lari-lari menuju arah sungai, kemudian ia berteriak"imron.....Ujang telah meninggal dipondoknya." "benar saja.....,"jawab laki-laki itu yang menunggu diperahu.
"Sunggu ia sudah meninggal dunia," "Nah.. kalau begitu mari kita lihat" teriaknya hingga dengan berlari-lari mendekat temannya itu, secara bersamaan mereka melihat mayat itu sudah membeku, setelah mereka membuktikan kenyataan itu, benar bahwa orang yang dimaksud itu telah meninggal.
Disaat itu juga mereka merasa bingung  apa yang harus mereka lakukan, sehingga hanya saling bertanya diantaranya."Kalau begitu, baiknya kita meminta bantuan dari kawan-kawan lainya."tegas Imron. lalu secara bersamaan lagi mereka memanggil orang-orang yang agak dekat dengan sawah saat itu. Seorang lagi menujuh rumah Ujang, agar mereka memberitahu kematian Ujang tersebut kepada keluarganya. Maka terdapatlah empat orang yang memberanikan diri untuk mengangkat mayat ujang, mereka naik perahu, berlahan-lahan perahu itu berjalan. disaat itulah perjalanan dimulai dengan membawa mayat itu. didekat perbtasan menuju jalan rumah tempat tinggal pinggir sungai mereka membawa mayat. didekat perbatasan menuju tempat tinggal mereka.
Mereka yang berada di bagian belakang perahu, tampaknya mereka melihat keadaan adanya gerakan yang dilakukan oleh mayat yang mereka bawa. kontan saja,karena merasa takut mereka meminta agar perahu segera dibawa saja kepinggir. mereka dengan alasan buang hajat besar. tidak baik buang hajat didepan mayat, padahal alasan itu sama sekali tidak benar.
Tepat ketika berada disamping sungai ia langsung lari menuju daratan, ketika lari, orang lain melihat bahwa mayat itu sedang bergerak-gerak. melihat keadaan itu mereka langsung meniggalkan mayat, mereka memberitahukan. ternyata laki-laki itu sudah lebih dulu lari, dan telah melaporkan kepada keluarganya.
Sehingga  masyarakat lainnya ternyata sudah datang menemui mereka, beramai-ramai warga mengambil mayat itu, mayat masih berada didalam perahu itu, pada akhirnya dapat dibawa secara bersama-sama. mereka juga didampingi ulama desa.
Meskipun demikian setelah malam penguburan, ternyata kematian Ujang juga masih menghantui warga masyarakat setempat. Malam hari ketika warga remaja akan pulang, jelas-jalas mereka dihadang oleh bayang ujang yang menjelma didepan mereka, sehingga rombongan remaja itu berantakan.
Setelah habis masa empat puluh hari barulah warga merasa sedikit tenang, tetapi meskipun demikian rasa takut masih menghantui warga sekitar saat itu. (M. Kamil)

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...