Saturday 10 September 2011

Ratu Senuhun Sabo Ing Kingking

Palembang - Sejarah Kota Palembang memang penuh misteri, disamping ceritanya tidak sinkron juga datanya kurang akurat, disebabkan "sumber data atau sumber sejarahnya' sangat sedikit bahkan bisa dibilang tidak ada samasekali. Apakah penyebabnya, kurang diketahui, mungkin saja watak orang Palembang yang dikenal sebagai "kota dagang" ini menyebakan mereka kurang tertarik terhadap "penelitian yang bersifat sosial", mungkin juga watak praktis dan taktisnya wong Palembang.yang tidak mau beripikir njelimet alias mumet. Jadi bisa disimpulkan sangat sedikit mereka yang menaruh perhatian sejarah dan penelitian sejarah. Sebut saja Universitas mentereng semacam Unsri sammpai saat ini belum ada namanya fakultas sejarah atau pun hal lainnya, yang ada memang ada dari Fakultas Keguruan dan Pendidikan tetapi itulah yang jadi alumninya paling banter jadi guru sejarah, padahal diketahui bahwa Kota Palembang adalah salah satu kota tertua di Indonesia, bahkan bisa dibilang se-Asia Tenggara. Belum lagi cerita kontrovesialnya tentang Kerajaan Sriwijaya, walau banyak bukti dari sudut arkeologi tetapi ini belum "menjamin" Kota Palembang sebagai pusat dari Kerajaan Sriwijaya, mungkin setelah ada surat atau naskah otentik yang menyebutkan secara jelas, bahwa Kota Palembang memang benar "Sriwijaya yang berpusat di Kota Palembang" jadi selagi belum ditemukan bukti validitasi sejarah Sriwijaya, maka Kota Palembang, masih 75 persen, belum 100 persen benar sebagai kota Sriwijaya. Untuk itulah dalam kesempatan ini, kita mengajak dan mengimbau kiranya generasi muda Palembang atau Sumsel tertarik untuk melakukan penelitian sejarah, mudah-mudahan Unsri dan perguruan tinggi lainnya akan ada fakultas sejarah dan kebudayaan berikut guru besarnya setidaknya bertitel S3 atau Profesor Ahli.
        Begitupun dengan sejarah lainnya semacam Ratu Senuhun Sabo Ing Kingking (Sabokingking, Lemabang 3 Ilir Palembang) disini diebutkan ada makam kuno (pemakaman kuno Raja-raja Palembang) yang diyakini adalah makam Islam peninggalan dari masa sebelum Palembang resmi berbentuk Kesultanan (kerajaan Islam yang Kaffah, yang seutuhnya) dibawah naungan (protektorat,perlindungan Kerajaan Jawa Mataram, rajanya yang di Palembang hanya disebut sebagai "Pangeran atau Ratu Jamalluddin Mangkuraj" namun biasanya setelah wafat hanya disebut "Pangeran Sido Ing", diantaranya raja-raja ini ada yang bernama atau bergelar Ratu Senuhun Sabo Ing Kingking, (Sabo : tempat - Kingking : bersedih) apakah ia adalah seorang wanita yang kemungkinan  adalah istri dari raja yang berkuasa (Mataram hanya menyebutnya sebagai  adipati, setingkat gubernur) yaitu Pangeran Seda Ing Kenayan.(memerintah antara 1639-1650). Pengertian "Ratu" dalam kamus jawa kuno adalah seorang raja atau pemimpin jadi belum tentu seorang wanita seperti pengertian masa kini. Seperti Raja Majapahit kadang disebut "Ratu Senuhun" (Senuhun berarti yang dimulyakan) begitu pula dengan riwayat Ratu Bagus Sekuning kadang disebut sebagai makam seorang wanita tetapi banyak pula yang menyebutkannya sebagai seorang laki-laki yang berasal dari Kesultanan Banten, Jawa Barat, yaitu bernama asli Tubagus Kuning. Mudah-mudahan dengan penelitian yang dalam dan detail maka didapatlah "kejelasan dari segala sejarah Kota Palembang" juga sangat diharapkan ada perhatian dari pihak luar semacam Demak, Giri, Banten, Ceribon, Solo dan kaum akademisinya berkenan meneliti secara jelas sejarah Kota Palembang.
Kiriman  :  M.Jufri  , warga Kota Palembang yang penggemar sejarah dan cinta dengan ilmu pengetahuan, tinggal di Talang Banten, Plaju Sumsel, Email : Jufrialpalembani@yahoo.com

No comments:

Post a Comment

Sorga atau neraka

 Sorga itu sudah ada di dunia Hanya sedikit yang mau Banyak manusia lebih memilih dunia Jika dalam gembira kau gelisah Jika dalam susah kau ...